1.PENDAHULUAN. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Sumber : Bappenas (2013)

PELUANG NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

1 Peneliti ekonomi di BRE DKM, Bank Indonesia. Pandangan dalam paper ini merupakan pandangan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Prospek Pengembangan KEK di Sulawesi Selatan

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, 2 Agustus 2012 Kamis, 02 Agustus 2012

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian PENJELASAN TENTANG MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA BAB 1: PENDAHULUAN

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL DAN PROGRAM MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DISERTAI STANDART OPERASIONAL DAN PROSEDURE

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

JAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan yang memiliki batas wilayah

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LOGO. Pokok-Pokok Pikiran Kadin Sumatera Utara

PERSPEKTIF PEMBANGUNAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA. Lia Putriyana dan Arfie Ikhsan Firmansyah

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Bandara Internasional Kualanamu, tgl 27 Mar 2014, di Sumut Kamis, 27 Maret 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. saat menghadiri Rapimnas dan Rakernas (Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Nasional),

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA SETARA DENGAN ESELON I

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman, kependudukan, sarana dan prasarana serta transportasi. Adanya

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

Industri padat karya merupakan salah satu prioritas karena menyediakan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

I. PENDAHULUAN. dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi

Transkripsi:

1 1.PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu 6 persen pada tahun 2012. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, pertumbuhan industri konstruksi mengalami pertumbuhan. Pangsa pasar konstruksi nasional tumbuh 7.6 persen ditahun yang sama. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya semakin meningkatnya anggaran pembangunan infrastruktur nasional, baik dari APBN, APBD, BUMN maupun swasta seiring dengan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Menurut data Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), dari berbagai proyek infrastrukturyang dikembangkan terlihat bahwa alokasi paling besar terarah pada sektor transportasi baik itu darat, laut dan udara.selain itu, sektor energi berupa pembangunan pembangkit listrik juga menyumbang belanja kontruksi yang besar. Pembangunan proyek-proyek infrastuktur terus berlangsung menyelaraskan program-program pemerintah.salah satu program terbesar pemerintah yaitu pengembangan dan pembangunan daerah-daerah diseluruh Indonesia tahun 2010-2025 melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).Revitalisasi infrastruktur merupakan salah satu dari tujuh langkah perbaikan ekosistem inovasi dalam program inisiatif inovasi MP3EI dan Meningkatkan infrastruktur S & T Park berstandar Internasional merupakan salah satu dari tujuh sasaran visi inovasi 2025 dalam program inisiatif inovasi MP3EI. 2000 1500 1000 500 0 10025932 16183 197 13792 3 108 58 4213 463 352 150 2 7 32 1 41 Besi Baja Makanan Minuman Tekstil Peralatan Perkapalan Nikel Tembaga Bauksit Kelapa Sawit Karet Pertanian Pangan Pariwisata Telematika Batubara Migas Jabodetabek Area Selat Sunda Pertahanan Pertenakan Perkayuan Gambar 1 Investasi 22 Kegiatan Ekonomi Utama MP3EI (IDR Triliun) Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa, infrastrukturmemiliki indikasi investasi kegiatan ekonomi utama yang terbesar, yakni Rp 1.786 Triliun melalui MP3EI ini juga telah teridentifikasi indikasi investasi untuk pengembangan infrastruktur yang mendukung penguatan konektivitas nasional. Kakao Perikanan 1786 Infastruktur

2 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Infrastruktur Jalan Infrastruktur Pelabuhan Infrastruktur Power dan Infrastruktur Bandara Infrastruktur Rel Kereta Utilitas Air Telematika Infrastruktur Lainnya Total indikasi investasi Gambar 2 Breakdown Indikasi Investasi Infrastruktur dalam Mendukung MP3EI Pada Wilayah Jawa, tema pembangunan MP3EI adalah Pendorong Industri dan Jasa Nasional. Salah satu pengembangan wilayah di pulau jawa adalah area Jabodetabek yang mencakupi 3 provinsi (yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat) dan 12 kabupaten/kota. Jabodetabek Area merupakan wilayah perkotaan terbesar di wilayah Asia Tenggara. Terkait dengan konektivitas (infrastruktur), upaya pengembangan Jabodetabek antara lain, mengembangkan Bandar Udara Soekarno Hatta, mengembangkan Pelabuhan Tanjung Priok dan membangun Pelabuhan baru Cilamaya, mengembangkan jaringan transportasi masal kereta api dari kawasan pinggiran ke kawasan pusat metropolitan dan didalam kawasan pusat metropolitan, membangun MRT North-South, East-West untuk mengurangi pencemaran udara dan besaran subsidi nasional untuk BBM, membangun monorail dan circular line KA Manggarai-Bandar Udaraa Soekarno Hatta, meningkatkan jaringan jalan di jabodetabek Area, termasuk pembangunan fly over dan under pass. Investasi pembangunan Koridor Ekonomi Jawa teridentifikasi rencana investasi baru untuk kegiatan ekonomi utama Makanan-Minuman, Tekstil, Peralatan Transportasi, Jabodetabek Area, Perkapalan, Alutsista, serta infrastruktur pendukung dengan total anggaran 1.290triliun rupiah. Pada wilayah Sumatera, tema pembangunan MP3EI adalahsentraa produksi dan pengolahanhasil bumi dan lumbung energinasional.salah satu proyek infrastruktur terbesar di pulau ini adalah pembangunan jembatan selat sunda dengan nilai investasi 150 triliun rupiah.terkait dengan Pembangunan Koridor Ekonomi Sumatera teridentifikasi rencana investasi baru untuk kegiatanekonomi utama Batubara, Besi Baja, Karet, Kelapa Sawit, Perkapalan, Kawasan Strategis Jembatan Selat Sunda(JSS), serta infrastruktur pendukung sebesar sekitar IDR 714 Triliun, untuk bidang infrastruktur, investasi yang dikeluarkan 414 triliun rupiah.

3 No Kode Lokus Tabel 1 Indikasi Investasi Pembangunan Wilayah Sumatera 1 K1-(9)-1 Kawasan Sei Mangke 2 K1-(9)-2 Kawasan Industri Dumai 3 K1-(14)-3 Tanjung Api-api/ Tanjung Carat Kegiatan Ekonomi Utama Pelaku Infrastruktur Pendukung Kelapa Sawit BUMN Rel Kereta Api, Jalan, Kelapa Swasta Jalan, Pelabuhan, Sawit Batubara Swasta Rel Kereta Api, Jalan, Jumlah Investasi (IDR Triliun) 2,50 5,36 1,80 4 K1-(9,14)-4 Muara Enim Kelapa Sawit 5 K1-(17)-5 Kawasan Strategis JSS Nasional Selat Sunda Swasta Pemerintah, Swasta Rel Kereta Api, Jalan, 28 Jembatan Selat Sunda 150,00 Selain wilayah Jawa dan Sumatera pemerintah juga melakukan rencana pembangunan infrastruktur di wilayah-wilayah lain di seluruh Indonesia.Berikut merupakan tiga fase rencana pelaksanaan MP3EI. Tabel 2 Tahapan Pelaksanaan MP3EI 2011 2015 2020 2025 Fase 1 : Implementasiquick wins Fase 2 : Memperkuat basis Fase 3: Melaksanakan ekonomi & investasi pertumbuhan berkelanjutan 1. Pembentukan & operasionalisasi institusipelaksana MP3EI 2. Penyusunan rencana aksi untukdebottlenecking regulasi, perizinan, insentif, dan pembangunan dukunganinfrastruktur yang diperlukan, sertarealisasi komitmen investasi (quick-wins) 3. Penetapan internasional hub untukpelabuhan dan bandar udara 4. Penguatan lembaga litbang danpelaksanaan riset di masingmasingkoridor 5. Pengembangan kompetensi SDM sesuaikegiatan ekonomi utama koridor 1. Mempercepat pembangunan proyekinfrastruktur jangka panjang 2. Memperkuat kemampuan inovasiuntuk peningkatan daya saingkegiatan ekonomi utamamp3ei 3. Peningkatan tata kelola ekonomi diberbagai bidang 4. Perluasan pengembangan industry penciptaan nilai tambah 1. Pemantapan daya saing industri untukmemenangkan persaingan global 2. Penerapan teknologi tinggi untukpembangunan berkelanjutan Rencana pembangunan pemerintah tersebut membuat peluang besar bagi pengusaha yang bergerak dibidang infrastruktur konstruksi dalam mengembangkan bisnis mereka dan masuk dalam proyek-proyek yang menjadi rencana pembangunan pemerintah.selain pengusaha konstruksi, pembangunanpembangunan juga menjadi peluang bagi pengusaha readymix untuk turut membantu dalam pembangunan infratsruktur dalam penyediaan jasa readymix dan precast. Readymix merupakan istilah beton yang sudah siap untuk digunakan tanpa perlu lagi pengolahan dilapangan.

4 Dewasa ini, Pengusaha di bidang infrastrukturkonstruksi lebih memilih menggunakan jasa readymix karena kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan oleh readymix. Keuntungan yang ditawarkan readymix dan precast antara lain, tidak memerlukan lokasi yang luas, kualitas dapat terjamin dan volume pengecoran yang cukup besar dalam waktu yang cepat.perkembangan teknologi beton dimasa ini menuntut dilakukannya usaha untuk meningkatkan kinerja beton yang dihasilkan, hal ini tidak lepas dari tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur yang semakin maju.kebutuhan akan beton untuk pembangunan sarana dan prasarana menunjukkan kenaikan antara 15%-20% pada tahun 2004-2011. Permintaan akan produk beton yang semakin meningkat, telah menimbulkan tumbuhnya beberapa perusahaan yang bergerak di bidang readymix dan telah menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Akibat peningkatan daya saing ini, perusahaan-perusahaan readymix di tuntut untuk terus melakukan perubahan baik yang bersifat eksternal maupun internal perusahaan. Perubahan lingkungan eksternal meliputi tingkat persaingan yang jauh lebih ketat, fluktuasi harga, perubahan iklim usaha, kemajuan teknologi, perubahan permintaan pasar serta memanfaatkan berbagai macam peluang yang ada, sedangkan faktor internal dilihat dari empat perspektif (keuangan, pelanggan, proses pembelajaran dan pertumbuhan, serta proses internal).perusahaan yang tidak siap menghadapi gejolak persaingan bisnis yang semakin ketat tentunya tidak mampu merespon tingginya persaingan bisnis akibat perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal perusahaan.untuk menjaga eksistensi perusahaan dikancah binis nasional, perusahaan dtuntut memiliki perencanaan strategis yang unggul. Perusahan-perusahaan readymix mulai mengembangkan investasi mereka, antara lain membangunan batch plant baru dan juga penambahan truck mixer baru yang jumlahnya cukup banyak selain itu kualitas dari beton jadi tersebut juga ditingkatkan. PT. Beton Jaya Readymix merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi.readymix merupakan salah satu unit bisnis dari PT. Beton Jaya Readymix. Perusahaan yang sudah berdiri pada tahun 1986 dengan memfokuskan diri pada penyediaan produk beton. Untuk saat ini perusahaan menjual produk dan jasa readymix di Jabodetabek dan Bandung.Sejak awal berdiri, perusahaaan telah melakukan catetan baik.ini dibuktikan dengan pangsa pasar yang mencapai 30% untuk daerah Jabodetabek.Konsumen PT. Beton Jaya Readymix sebagian besar merupakan kontraktor BUMN maupun swasta, sisanya kontraktor retail.penjualan perusahaan meningkat seiring dengan perkembangan Industri readymix. Dengan melihat peluang pembangunan yang terus tumbuh di wilayah Indonesia perusahaan berkeiginan untuk mengembangkan usahanya guna meningkatkan penjualan.berdasarkan analisis kekuatan internal perusahaan dan memahami dan mengatasi kelemahan internal perusahaan dengan melihat peluang dan ancaman dari eksternal perusahaan. Maka dapat dilakukan perancangan strategis perusahaan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan.

5 Rumusan Masalah 1. Bagaimana strategi jangka pendek dan jangka panjang unit bisnis readymix PT. Beton Jaya Readymix yang dapat mengikuti pertumbuhan bisnis bersinambungan 2014-2018? 2. Apa susunan Tujuan dan Sasaran strategik unit bisnisreadymix PT. Beton Jaya Readymix dalam melaksanakan strategi jangka pendek dan panjang 2014-2018? 3. Bagaimana rekomendasi implikasimenajerial perusahaan tahun 2014-2018? Tujuan Penelitian Dari penjelasan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kondisi internal dan eksternal guna mengetahui kekuatan dan kelemahan seta ancaman dan peluang unit bisnisreadymix PT. Beton Jaya Readymix 2014-2018 2. Menentukan dan menyusun tujuan dan sasaran strategik readymix tahun 2014-2018 untuk mencapai strategi jangka panjang unit bisnisreadymix PT. Beton Jaya Readymix 2014-2018 3. Rekomendasi implikasi Manajerialunit bisnisreadymix PT. Beton Jaya Readymix 2014-2018 Manfaat Penelitian Hasil dan penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan pengembangan bagi perusahaan dalam upaya mengimplementasikan strategi yang direkomendasikan.selain itu hasil akhir dari penelitian ini di harapkan dapat diaplikasikan dalam pembuatan kebijakan perushaan yang dapat mengatur kondisi internal dan eksternal perusahaan.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB