BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bankirnews, Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Bank merupakan lembaga keuangan dengan kegiatan operasional

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)


BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa bank mempunyai peranan yang penting dalam arus perekonomian suatu Negara. Dalam Memahami Bisnis Bank (2013:6) yang diterbitkan oleh Ikatan Bankir Indonesia menjelaskan bahwa bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak". Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan, sedangkan memberikan jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana yaitu mengumpulkan atau mencari dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, sertifikat

deposito, serta deposito berjangka di mana masing-masing jenis simpanan yang ada mempunyai keuntungan atau kelebihan tersendiri. Kegiatan menghimpun dana tersebut disebut dengan istilah funding. Dalam menghimpun dana masyarakat, bank memiliki strategi yaitu dengan cara memberikan balas jasa yang menarik minat masyarakat untuk menyimpan uangnya ke bank. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan, atau balas jasa lainnya. Untuk itu bank harus memberikan rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat tertarik atau berminat menanamkan dananya di bank. Setelah perbankan menerima dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, bank memutar kembali atau menjual kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) atau dikatakan dengan istilah lending. Dalam pemberian kredit, dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan administrasi. Sedangkan untuk bank yang berdasarkan prinsip syariah berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal. Jasa pendukung atau pelengkap kegiatan bank yaitu memberikan jasa bank lainnya yang berguna untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Jasa perbankan lainnya meliputi: a. Jasa Menerima Setoran, seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah b. Jasa Pembayaran, seperti pembayaran gaji, pensiun atau hadiah c. Jasa Pengiriman Uang (Transfer) d. Jasa Letter of Credit (L/C) e. Jasa Kliring (Clearing)

f. Jasa Penjualan Mata Uang Asing (Valas) g. Jasa Bank Garansi h. Jasa Penyimpanan Dokumen (Safe Deposit Box) i. Jasa Cek Wisata (Travellers Cheque) j. Jasa Bank Lainnya. 2.1.2 Pertumbuhan Laba Hamidu (2013) menyatakan, Laba adalah perbedaan antara pendapatan (revenue) yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Informasi laba yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting karena laba mengindikasikan sejauh mana perusahaan mampu secara efektif mengelola penerimaan dengan pengorbanan berbagai sumber daya (Sapariyah, 2010). Menurut Harahap (2008 : 263) Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang dinyatakan dalam presentase. Pertumbuhan laba dari tahun ke tahun dapat

dijadikan sebagai alat ukur efisiensi manajemen dan membantu meramalkan arah masa depan suatu perusahaan dan juga pembagian dividen di masa depan. Pertumbuhan laba dapat mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Untuk mengetahui bagaimana laba mengalami pertumbuhan diperlukan paling sedikit dua periode pada saat bank mengalami laba, karena dari situ dapat kita bandingkan antara laba pada tahun sekarang dengan laba tahun sebelumnya (Hamidu, 2013). Pertumbuhan laba yang baik mencerminkan kinerja operasional perusahaan yang baik pula, khususnya perbankan. Pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini dihitung dari selisih jumlah laba bersih tahun yang bersangkutan dengan jumlah laba bersih tahun sebelumnya dibagi dengan jumlah laba bersih tahun sebelumnya. 2.1.3 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank adalah bank yang dapat menjalankan fungsifungsinya dengan baik, yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakan, terutama kebijakan moneter (Rivai et al., 2013:465). Posisi dimana suatu bank dapat dikatakan sehat atau tidak dapat dilihat dari tingkat kesehatan suatu bank. Laporan keuangan suatu bank mencerminkan kondisi dan kinerja bank tersebut. Bank wajib menjaga tingkat kesehatannya sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem Penilaian Tingkat kesehatan Bank berbasis risiko dengan menggunakan analisis RGEC. Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 Pasal 3 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yaitu: 1. Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko baik secara individu maupun secara konsolidasi. 2. Penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko baik secara individu maupun secara konsolidasi dilakukan paling kurang setiap semester untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember. 3. Bank wajib melakukan pengkinian self assessment tingkat kesehatan bank sewaktu-waktu apabila diperlukan. 4. Hasil self assessment tingkat kesehatan bank yang dilakukan paling kurang setiap semester untuk posisi bulan Juni dan Desember dan pengkinian sewaktu-waktu apabila diperlukan yang telah mendapat persetujuan dari direksi wajib disampaikan kepada dewan komisaris. 5. Bank wajib menyampaikan hasil self assessment tingkat kesehatan bank yang telah disampaikan kepada dewan komisaris kepada Bank Indonesia sebagai berikut:

a. Untuk penilaian tingkat kesehatan bank secara individu, paling lambat tanggal 31 Juli untuk penilaian tingkat kesehatan bank posisi akhir bulan Juni dan tanggal 31 Januari untuk penilaian tingkat kesehatan bank posisi akhir bulan Desember, dan b. Untuk penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi paling lambat pada tanggal 15 Agustus untuk penilaian tingkat kesehatan bank posisi akhir bulan Juni dan tanggal 15 Februari untuk tingkat kesehatan bank posisi akhir bulan Desember. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating). Pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan penilaian terhadap faktor-faktor seperti yang telah dijelaskan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 Pasal 7 adalah sebagai berikut: 1. Risk Profile (Profil Risiko) Meliputi penilaian yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko antara lain: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. 2. Good Corporate Governance (GCG) Merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.

3. Earnings (Rentabilitas) Meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan substainability earnings bank. 4. Capital (Permodalan) Meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. 2.1.4 Risk Profile Risk Profile atau profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank. Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko merupakan penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang bertujuan mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko bank sesuai prinsip-prinsip yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko yang berkaitan dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan dengan delapan risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan

risiko reputasi. Dalam penelitian ini penulis hanya berfokus pada risiko kredit dan risiko likuiditas yang dijadikan variabel penelitian, karena keterbatasan akses data. 1. Risiko Kredit Risiko kredit merupakan risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Menurut Pratiwi (2015), risiko kredit adalah risiko kerugian yang ditanggung oleh bank karena tidak melunasi kembali kewajibannya kepada pihak bank. Analisis rasio yang sering digunakan bank dalam menilai risiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk melihat tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank atau dapat dikatakan sebagai tingkat kredit macet bank tersebut, semakin tinggi NPL maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan karena terjadi tingkat pengembalian kredit macet, namun sebaliknya apabila NPL semakin rendah maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan (Syahputra et al., 2014). Tingginya angka NPL dapat terjadi apabila suatu bank tidak mampu meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan. Umumnya, resiko ini akan semakin besar bagi bankbank yang sangat ekspansif menyalurkan kredit, sehingga mengabaikan kualitas kredit. 2. Risiko Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan tersebut secara tepat

waktu(syahyunan, 2015:104). Rasio likuiditas yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu bank adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dalam arti kata, seberapa jauh bank memberikan kredit kepada nasabah yang membutuhkan kredit dalam mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang sebelumnya telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Rivai et al., 2013:484). LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. 2.1.5 Earnings Earnings atau disebut dengan rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan rentabilitas, dan manajemen rentabilitas (Agustina, 2015). Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menciptakan laba atau untuk mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian faktor rentabilitas dapat diukur dengan menggunakan ROA (Return on Assets). Apabila semakin tinggi laba yang dihasilkan maka semakin tinggi pula ROA, hal ini mengindikasikan bahwa bank

semakin efektif dalam penggunaan aset untuk menghasilkan keuntungan(rivai et al., 2013:481). Rentabilitas dapat juga dinilai menggunakan NIM (Net Interest Margin). NIM memberikan gambaran tentang persentase pendapatan bunga bersih dibagi total aktiva. Menurut Anggreini (2015), untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing-masing sumber dana yang bersangkutan. Secara keseluruhan, biaya yang harus dikeluarkan oleh bank akan menentukan berapa persen bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan netto bank. 2.1.6 Capital Capital atau disebut dengan penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengikuti ketentuan Bank Indonesia yang mengatur Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi umum (Agustina, 2015). Penilaian pada aspek permodalan didasarkan kepada Capital Adequacy Ratio(CAR) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 menyatakan bahwa bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang. CAR adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut

dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lainlain. CAR digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian yang diderita bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko(rivai et al., 2013:473). Banyak atau sedikitnya modal yang dimiliki bank dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk memprediksi apakah bank tersebut akan mengalami kebangkrutan atau tidak dimasa yang akan datang. Apabila bank memiliki permodalan yang cukup maka bank tersebut dapat menjalankan operasinya secara efisien dan hal ini mengindikasikan bahwa kinerja bank tersebut dikatakan baik, sehingga potensi untuk mengalami kerugian dapat diminimalisir. 2.2 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba perbankan, antara lain: No Peneliti/ Tahun 1 Syahputra et al.(2014) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Variabel Teknik Penelitian Analisis PengaruhRasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Pembangunan Daerah di Indonesia dengan Pertumbuhan Kredit sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Bank- Bank Pembangunan Daerah di Sumatera) Dependen: Pertumbuhan Laba Independen: 1. CAR 2. LDR 3. NPL 4. ROA 5. NIM Data Analisis regresi linier berganda Hasil Penelitian 1. CAR, LDR, NPL berpengaruh positif dan pertumbuhan laba 2. ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba 3. NIM berpengaruh tidak pertumbuhan laba.

Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti/ Tahun Judul Penelitian 2 Savitri (2011) 3 Suteja dan Ichsan (2010) 4 Sapariyah (2010) Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa di Indonesia Tahun 2006-2010 Analisis Kinerja Bank Menggunakan Metode CAMELS untuk mengukur Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pengaruh Rasio Capital, Assets, Earning dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perbankan di Indonesia (Study Empiris Pada Perbankan di Indonesia) Variabel Penelitian Dependen: Perubahan Laba Independen: 1. NPL 2. NIM 3. LDR Dependen: Pertumbuhan Laba Independen: 1. CAR 2. KAP1 3. PM 4. ROA 5. BOPO 6. CR 7. KAP2 8. LDR Dependen: Pertumbuhan Laba Independen: 1. Capital 2. Assets 3. Liquidity 4. Earnings Teknik Analisis Data Analisis regresi linier berganda Data Panel Analisis regresi linier berganda Hasil Penelitian 1. NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba 2. NIM berpengaruh tidak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba 3. LDR berpengaruh tidak positif dan pertumbuhan laba. 1. CAR, KAP1, PM, ROA, BOPO, dan CR berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba 2. KAP2 dan LDR berpengaruh tidak pertumbuhan laba. 1. Variabel capital (CAR), Variabel assets (NPL) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba 2. Variabel liquidity (LDR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba 3. Variabel earnings (BO/PO) berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti/ Tahun Judul Penelitian 5 Hadiwidjaja (2016) 6 Jha dan Hui (2011) 7 Porawouw et al. (2011) 8 Arnan (2010) The Influence of the Bank s Performance Ratio to Profit Growth on Banking Companies in Indonesia A comparison of financial performance of commercial banks: A case study of Nepal Application of CAMEL Model on Banks Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2008-2010 The Influence of Financial Ratio Analysis to Predict Banking Companies Profit Variabel Penelitian Dependen: Profit Growth Independen: 1. Liquidity 2. Capital 3. Asset 4. Earnings Dependen: Profitability (ROA and ROE) Independen: 1. CAR 2. IETTL 3. NIM 4. CD 5. NPL Dependen: Profitability Independen: 1. CAR 2. AQ 3. OEOI 4. LDR Dependen: Profit Growth Independen: 1. Assets 2. Capital 3. Management 4. Earning 5. Liquidity Teknik Analisis Data Multiple linear regression methods Multiple Regression Analysis Multiple Regression Analysis Multiple Regression Analysis Hasil Penelitian 1. Liquidity berpengaruh pertumbuhan laba 2. Capital, Asset, dan Earnings berpengaruh tidak pertumbuhan laba. 1. CAR berpengaruh positif dan laba 2. IETTL dan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba 3. CD berpengaruh negatif dan tidak laba 4. NPL tidak berpengaruh laba. 1. CAR, AQ, OEOI, dan LDR berpengaruh signifikan secara simultan terhadap laba 2. CAR, AQ, OEOI, dan LDR berpengaruh signifikan secara parsial terhadap laba. 1. Assets berpengaruh pertumbuhan laba 2. Capital, Management, Earnings, Liquidity berpengaruh tidak pertumbuhan laba.

Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti/ Tahun Judul Penelitian 9 Brock dan Suarez (2000) Understanding The Behavior of Bank Spread in Latin Amerika Variabel Penelitian Dependen: NIM (Profitability) Independen: 1. CAR 2. LDR 3. NPL Teknik Analisis Data Multiple Regression Analysis Hasil Penelitian 1. CAR berpengaruh positif dan laba (Bolivia dan Columbia) 2. LDR berpengaruh positif dan laba (Bolivia, Columbia, Peru) 3. NPL berpengaruh negatif dan laba (Peru). 2.3 Kerangka Konseptual Peningkatan kinerja perusahaan perbankan mempunyai pengaruh terhadap laba yang dimiliki perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya kinerja perbankan maka perolehan laba yang dimiliki akan meningkat. Penggunaan variabel Risk Profile yang diukur dengan risiko kredit pada rasio Non Performing Loan (NPL) dan risiko Likuiditas pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), variabel Earnings yang diukur dengan rasio Return on Assets (ROA) dan Net Interest Margin (NIM), dan Capital diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai pengukur kinerja bank dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat pengaruh dari setiap rasio tersebut terhadap pertumbuhan laba. Adapun variabel independen dan variabel dependen pada penelitian ini yaitu Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan Pertumbuhan laba.

Risiko kredit Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit yang masuk ke dalam kualitas kurang lancar, dalam perhatian khusus, diragukan, atau macet berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (SE NO. 15/28/DPNP). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia menetapkan bahwa tingkat NPL maksimum suatu bank sebesar 5%. Apabila bank telah melebihi dari batas yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka bank tersebut dapat dikatakan tidak sehat. Hal ini mengindikasikan bahwa NPL yang tinggi berdampak negatif terhadap laba pada bank. Penelitian Brock dan Suarez (2000) menunjukkan bahwa rasio NPL secara negatif dan signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank, dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Tingkat LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/ 2013 yaitu pada tingkat 78% - 92%. MenurutRivai et al., (2013:484) LDR menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan penelitian terdahulu Sapariyah (2010),Anggraeni (2015)menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif pada pertumbuhan laba. Return on Assets (ROA)digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Rivai et al.,

2013:480). Dengan menggunakan rasio ini dapat diketahui seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Apabila semakin besar ROA yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan laba, hal ini mengindikasikan bahwa bank semakin efektif dalam penggunaan aset untuk menghasilkan keuntungan dan kinerja perusahaan juga meningkat. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Lestari et al. (2015), Irawan (2015) menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2013:179), Net Interest Margin (NIM) adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aset produktif. NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkankredit, pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredityang disalurkan. Pendapatan yang diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan, sehingga peningkatan ataupun penurunan NIM akan mempengaruhi kenaikan atau penurunan laba (Aini, 2013). Meningkatnya pendapatan bunga dapat memberikan kontribusi laba terhadap bank. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aini (2013), Jha dan Hui (2011), NIM berpengaruh signifikan positif terhadap laba. CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko. CAR merupakan indikator kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva yang berisiko dengan

kecukupan modal yang dimiliki bank, sehingga semakin kecil risiko maka semakin meningkat laba yang diperoleh. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 menyatakan bahwa bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang.semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik dan keuntungan bank akan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini (2013), Sapariyah (2012), Brock dan Suarez (2000) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Non Performing Loan (NPL) Loan to Deposit Ratio (LDR) Return on Assets (ROA) Pertumbuhan Laba Net Interest Margin (NIM) Capital Adequacy Ratio (CAR) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Risk Profile (Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio), Earnings (Return on Assets, Net Interest Margin) dan Capital (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.