1 ABSTRAK Gede Dangu Indrawangsa.NIM.1205105037. Judul Uji Daya Hambat Jamur Endofit Terhadap Phytopthora palmivora (Butler) Butler Penyebab Penyakit Busuk Buah Kakao Secara In Vitro. Pembimbing I : Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS dan Pembimbing II : I Dewa Putu Singarsa, SP., M.Si Tanaman kakao (Theobroma cacao L) adalah komoditi perkebunan unggulan di Indonesia. Kakao merupakan bahan baku industri pembuatan coklat. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia. Luas lahan dan iklim Indonesia sangat mendukung untuk pembudidayaanya sehingga berpotensi menjadikan kakao sebagai komoditas primadona. Pemanfaatan agensia hayati untuk mengendalikan busuk buah kakao yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora merupakan salah satu solusi pengendalian yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan efektifitas jamur endofit sebagai agensia hayati untuk mengendalikan penyakit busuk buah kakao yang di sebabkan oleh P. palmivora. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi : Isolasi patogen, Isolasi jamur endofit, Identifikasi jamur endofit, Uji antagonis. Berdasarkan hasil penelitian, P. palmivora sebagai patogen utama yang menyebabkan penyakit busuk buah kakao. Neurospora sp., Trichoderma sp., Aspergillus flavus., Aspergillus niger. dan Aspergillus spp. merupakan jenis jamur endofit yang mempunyai daya hambat terbaik diantara jenis jamur endofit lainya. Jamur endofit mampu mengendalikan patogen dengan cara antibiosis. Trichoderma sp. adalah jenis jamur yang mampu mengendalikan patogen secara antibiosis dengan mengeluarkan zat antibiotik yang berbahaya bagi patogen. Kata kunci : Kakao, Jamur endofit, Busuk buah kakao.
2 ABSTRACK Gede Dangu Indrawangsa. Student Id. Number 1205105037. In Vitro Inhibition Test of Endophytic Fungi Againts Phytopthora palmivora (Butler) Butler the cause of Black Pod Desease on Cocoa. Guided by : Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS and I Dewa Putu Singarsa, SP., M.Si Cocoa plant is an important industrial crops in Indonesia. Cocoa is the industrial raw materials manufacture of chocolate. Indonesia is one of the biggest cocoa producer in the world. The land area and the climate in Indonesia is really good for supporting its cultivation so that it has a good potential as an important commodity. The utilization of biological agents to control the black pod disease caused by Phytophthora palmivora is one of the solutions which is safe for the environtment. This study was aimed to determine the type and the effectivity of endophytic fungi as biological agents to control the black pod disease disease of cocoa caused by P. palmivora. This study included several steps which are : pathogen isolation, endhopytic fungi isolation, endhopytic fungi identification, and antagonistic test. The result showed that P. palmivora was found as the main pathogen which caused the black pod desease of cocoa. Neurospora sp., Trichoderma sp., Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Aspergilus spp. were types of endophytic fungi which had the best inhibition among the other endhophytic fungus. Endophytic fungi was able to control pathogen by antibiosis. Trichoderma sp. was the fungi which is able to control the pathogen by antibiosis by excreting antibiotical compound that is dangerous for pathogen. Key words : Cocoa, Endophytic fungi, Black Pod Desease.
3 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... 1 ABSTRACT... 2 DAFTAR ISI... 3 I. PENDAHULUAN... 5 1.1 Latar Belakang... 5 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat... 7 1.5 Hipotesis... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA... 8 2.1 Sejarah perkembangan tanaman kakao (Theobroma cacao L.)... 8 2.2 Sistematika Tanaman Kakao.)... 8 2.3 Busuk Buah Kakao 8 2.3.1 Gejala Penyakit Busuk Buah (Pod Rot)... 9 2.3.2 Penyebaran Penyakit... 11 2.3.3 Penyebab Penyakit... 12 2.3.3.1 P. palmivora Butl... 13 2.4 Pengertian Endofit... 15 III. METODE PENELITIAN... 17 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian... 17 3.2 Bahan dan Alat Penelitian... 17 3.3 Alur Penelitian... 17 3.3.1 Isolasi Patogen... 17 3.3.2 Isolasi Jamur Endofit... 18 3.3.3 Identifikasi Jamur Endofit... 19 3.3.4 Uji Antagonis... 19 3.3.5 Uji Antibiosis... 19 IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 21 4.1 Isolasi patogen penyebab busuk buah kakao... 23
4 4.2 Jamur Endofit... 23 4.2.1 Sifat dan Morfologi jamur Endofit yang ditemukan... 25 A. Apergillus sp... 25 B. Aspergillus niger... 28 C.Aspergillus flavus... 30 D.Trichoderma sp... 32 E.Neurospora sp.... 34 4.3 Hasil Antibiosis... 36 IV. SIMPULAN DAN SARAN... 36 5.1 Simpulan... 37 5.2 Saran... 37 DAFTAR PUSTAKA... 38 LAMPIRAN... 43
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) adalah komoditi perkebunan unggulan di Indonesia. Kakao merupakan bahan baku industri pembuatan coklat. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia. Indonesia juga mengekspor bubuk cokelat dengan atau tanpa gula, cokelat batangan, pasta, kulit cangkang kakao (Unwaru, 2006). Ekspor produk kakao menghasilkan devisa yang tidak sedikit bagi perekonomian Indonesia. Luas lahan dan iklim Indonesia sangat mendukung untuk pembudidayaanya sehingga berpotensi menjadikan kakao sebagai komoditas primadona (Sudarma, 2005). Sentra penanaman kakao di Indonesia di berbagai daerah antara lain : Sulawesi (60,18%), Sumatera (20,08%), Jawa (5,08%), NTT, NTB, dan Bali (4,39%), Kalimantan (3,36%), Maluku dan Papua (6,05%) (Anonim, 2016). Berdasarkan data tersebut, Sulawesi merupakan daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia saat ini. Provinsi Bali merupakan salah satu penghasil kakao nasional yang saat ini juga dikembangkan produktifitasnya. Berdasaran data statistik perkebunan kakao di Indonesia, Luas areal dan produksi perkebunan kakao di Bali pada tahun 2014 seluas 14.484 ha dengan total produksi sebesar 4.960 ton dan pada tahun 2015 mencapai luas 14.940 ha dengan total produksi 4.784 ton, meningkatnya luas areal tanaman kakao tidak diikuti dengan peningkatan produksi kakao. Produksi kakao menurun dari tahun sebelumnya kaena pengaruh dari anomaly iklim, hama penyakit, dan konversi lahan (Ditjenbun, 2014). Rata-rata usia tanaman kakao di Bali berumur di atas 20 tahun (Dinas Perkebunan Provinsi Bali, 2009). Usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman kakao bukanlah hal yang mudah. Banyak kendala yang dihadapi di
6 lapangan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas tanaman kakao itu sendiri. Salah satu faktor penyebab turunnya produksi kakao adalah adanya serangan dari organisme pengganggu tanaman. Sebagai Negara beriklim tropis dengan hujan dan kelembaban berlevel tinggi di kebanyakan area, beberapa penyakit yang disebabkan oleh organisme penganggu tanaman seperti Phytophthora palmivora menyebabkan kerusakan yang signifikan dan sulit di kendalikan ( Purwantara et al., 2004). Salah satu penyakit penting pada tanaman kakao adalah penyakit busuk buah yang disebabkan oleh P. palmovora. Gejala pertama busuk buah adalah berwarna cokelat atau hitam pada buah yang secara cepat tumbuh sampai menutupi seluruh buah (USDA, 2012). Menurut Semangun (1991) busuk buah dapat timbul pada berbagai umur buah, sejak buah masih kecil sampai menjelang masak. Pemanfaatan agensia hayati untuk mengendalikan busuk buah kakao yang disebabkan oleh P. palmivora merupakan salah satu solusi pengendalian yang ramah lingkungan. Salah satu agensia hayati yang berpotensi untuk mengendalikan busuk buah kakao adalah jamur endofit pada tanaman kakao. Jamur endofit merupakan mikroorganisme yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan. Jamur endofit dapat diisolasi dari jaringan akar, batang dan daun, dan yang paling umum ditemukan adalah dari jenis jamur. Jamur endofit selain memiliki peranan penting dalam dunia pengobatan, jamur endofit juga memiliki peranan penting dalam dunia pertanian (Strobel, 2003). Keunggulan jamur endofit dapat melindungi tumbuhan inang dari serangan patogen dengan senyawa yang dikeluarkan oleh jamur endofit. Senyawa yang dikeluarkan jamur endofit berupa senyawa metabolit sekunder yang merupakan senyawa bioaktif dan dapat berfungsi untuk membunuh patogen. Tumbuhan inang menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur endofit
7 untuk melengkapi siklus hidupnya (Strobel, 2003). Banyak kelompok jamur endofit yang mampu memproduksi senyawa antibiotik yang aktif melawan bakteri maupun jamur patogenik terhadap tumbuhan (Petrini et al., 1992). Oleh karena itu penelitian ini sangat penting, untuk mengetahui potensi jamur endofit untuk mengendalikan busuk buah yang disebabkan oleh P. palmivora. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana potensi jamur endofit sebagai agensia hayati untuk mengendalikan penyakit busuk buah kakao yang di sebabkan oleh P. palmivora? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan efektifitas jamur endofit sebagai agensia hayati untuk mengendalikan penyakit busuk buah kakao yang di sebabkan oleh P. palmivora. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Dapat mengetahui jenis jamur Endofit dan dapat mengetahui potensi jamur Endofit dalam menekan pertumbuhan penyakit busuk buah kakao yang di sebabkan oleh patogen P. palmivora secara in vitro. 2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat maupun petani dalam upaya mengendalikan penyakit busuk buah kakao dengan pemanfaatkan agen hayati berupa jamur Endofit pada tanaman kakao secara in vitro 1.5 Hipotesis Beberapa jamur endofit yang diisolasi dari tanaman kakao sehat efektif menghambat pertumbuhan jamur P. palmivora secara in vitro.