BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

BAHAN SEMINAR. PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN KADAR KANDUNGAN MINERAL Ca,Fe,P DAN Zn PADA DAUN MELINJO (Gnetum gnemon) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Bab III Metodologi Penelitian

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

Kentang (Solanum tuberosum L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

PEMERIKSAAN KANDUNGAN MINERAL PADA DAUN EKOR NAGA (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

3 Metodologi Penelitian

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

Pupuk super fosfat tunggal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Bab III Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

Gambar 2. Daun Tempuyung

BAB III METODE PENELITIAN

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODE PENELITIAN

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Transkripsi:

BAB II METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan satu keadaan secara sistematis yaitu untuk mengetahui kadar kandungan mineral Kalsium, Besi, Pospor dan Seng pada belinjo (Gnetum gnemon). Penelitian untuk uji kualitatif dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, sedangan uji kuantitatif dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi Majelis Ulama Indonesia (MUI). 2.1 Bahan-bahan Asam nitrat, titan yellow, ammonium molibdat, kalium heksasianoferat (II), asam sulfat, barium klorida, perak nitrat, ammonium tiosianat, meditren,kalium antimonil tartrat, asam askorbat, asam oksalat, kalium dihidrogen posfat,natrium hidroksida, dithizon, larutan standard Ca (1000 mcg /ml), larutan standard Fe (1000 mcg / ml), larutan standard P (1000 mcg /ml), larutan standard Zn (1000 mcg /ml) dan air suling. Semua bahan diatas adalah pro analis buatan E merck kecuali air suling (Lab.Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU). 2.2 Alat-alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Spektrofotometri Serapan Atom (Perkin Elmer 3100, Gemany), Spektrofotometri UV/Visible (Perkin Elmer Lambda 3 PE), alat alat gelas, oven, penangas air, mikroskop (Nikon Japan), neraca listrik (Santorius CP 423 SGermany), tanur (Philips Harris

Ltd.Shentone), Lampu Ca 10 ma (Perkin Elmer), Lampu Fe 25 ma (Perkin Elmer), lampu Zn 25 ma (Perkin Elmer). 2.3 Rancangan Penelitian 2.3.1 Sampel 2.3.1.1 Pengambilan sampel Sampel yang digunakan adalah daun melinjo yang muda. Yang dipilih secara purposif dan merupakan sample sesaat (Grab sampling) (Sudjana, 2002). 2.3.1.2 Penyiapan sampel Sampel segar dicuci dengan air mengalir, kemudian dikeringkan. Daun dihaluskan dan ditimbang masing-masing 10 g dalam krusibel porselen. 2.3.2 Pembuatan pereaksi 2.3.2.1 larutan asam nitrat 5 N Larutan HNO3 65% (b/v) sebanyak 340 ml diencerkan dengan air suling sebanyak 1000 ml (Ditjen POM, 1995). 2.3.2.2 larutan asam sulfat 5 N Larutkan H2SO4 96 % (b/v) sebanyak 70 ml diencerkan dalam air suling hingga 500 ml (Depkes, 1979). 2.3.2.3 Larutan asam askorbat 0,889 % (b/v) Asam askorbat sebanyak 0,889 gram dilarutkan dalam 50 ml air suling (Walinga, 1989). 2.3.2.4 larutan asam oksalat 6,3 % (b/v) Asam oksalat sebanyak 6,3 gram dilarutkan dengan air suling sebanyak 100 ml (Depkes, 1979).

2.3.2.5 Larutan kalium heksasianoferat (II) 5% (b/v) Kalium heksasianoferat (II) sebanyak 5 gram dilarutkan dalam 100 ml air suling (Depkes, 1979). 2.3.2.6 Larutan ammonium tiosianat 10 % (b/v) Ammonium tiosianat sebanyak 10 gram dilarutkan dalam 100 ml air suling (Depkes, 1979). 2.3.2.7 Larutan ammonium molibdat 4 %(b/v) Ammonium molibdat sebanyak 4 gram dilarutkan dalam 100 ml air suling (Vogel, 1985). 2.3.2.8 Larutan ammonium molibdat 10 % (b/v) Ammonium molibdat sebanyak 10 gram dilarutkan dalam 100 ml air suling (Depkes, 1979). 2.3.2.9 Larutan kalium antimonil tartrat 0,274% (b/v) Kalium antimonil tartrat sebanyak 0,274 gram dilarutkan dengan air suling sebanyak 100 ml (Walinga, 1989). 2.3.2.10 Larutan perak nitrat 5% (b/v) Perak nitrat sebanyak 5 gram dilarutkan dalam 100 ml air suling (Depkes, 1979). 2.3.2.11 Larutan dithizhon 0,005 % (b/v) Dithizon sebanyak 5mg dilarutkan dalam 100 ml kloroform (Vogel, 1985).

2.3.2.12 Larutan NaOH 1N Sebanyak 4 gram pelet NaOH dilarutkan dalam 100 ml air suling bebas CO2 (Depkes, 1979). 2.3.2.13 Larutan campuran (untuk fospor) Larutan ammonium molibdat 4 % sebanyak 15 ml dicampurkan dengan asam sulfat 5N sebanyak 50 ml, lalu ditambah dengan 30 ml larutan asam askorbat, diaduk kemudian dicampur dengan 50 ml larutan kalium antimonil tartrat dan diaduk (Walinga, 1989). 2.3.2.14 Larutan standard fospor Kalium dihidrogen fospat sebanyak 0,2195 gram dilarutkan dengan 500 ml H2SO4 0,36 N (Walinga, 1989). 2.3.3 Proses destruksi Daun melinjo yang telah ditimbang seksama lebih kurang 10 g dalam krusibel porselen didestruksi dengan api langsung hingga menjadi arang, lalu diabukan dalam tanur dengan suhu 500 C selama 5 jam dan didinginkan dalam desikator (Helrich, K., 1990). 2.3.4 Pembuatan larutan sample Abu dilarutkan dalam 20 ml HNO3 5N, lalu dituang ke dalam labu takar 100 ml, krusibel porselen dibilas sebanyak 3 kali dan encerkan dengan air suling hingga garis tanda (Helrich, K., 1990), dan disaring ke dalam erlenmeyer. Filtrat ini digunakan untuk analisis kuantitatif dan kualitatif. 2.3.5 Analisis kualitatif 2.3.5.1 Analisis Kualitatif kalsium

2.3.5.1.1 Uji kristal kalsium dengan asam oksalat Ke dalam tabung reaksi dimasukan 2 ml larutan sampel, lalu ditambahkan 1 ml larutan asam oksalat, dikocok dan didiamkan. Terbentuk endapan putih diamati dibawah mikroskop berupa kristal amplop (Vogel, 1985). 2.3.5.1.2 Uji dengan larutan meditren Ke dalam tabung reaksi dimasukan 2 ml larutan sampel lalu ditambahkan 1 ml larutan meditren. Terbentuk endapan jingga (Vogel, 1985). 2.3.5.2 Analisis Kualitatif besi 2.3.5.2.1 Uji dengan larutan kalium heksasianoferat (II) Ke dalam tabung reaksi dimasukan 2 ml larutan sampel, lalu ditambahkan 1 ml larutan kalium heksasianoferat (II), dikocok, didiamkan dan diamati. Terbentuk endapan biru tua (Vogel, 1985). 2.3.5.2.2 Uji dengan larutan ammonium tiosianat Ke dalam tabung reaksi dimasukan 2 ml sampel, lalu ditambahkan 1 ml larutan ammonium tiosianat, dikocok dan diamati. Terbentuk pewarnaan merah tua (Vogel, 1985). 2.3.5.3 Analisis Kualitatif Fospor 2.3.5.4.1 Uji dengan larutan ammonium molibdat Ke dalam tabung reaksi dimasukan 2 ml larutan sampel, lalu ditambahkan 1 ml larutan ammonium molibdat, dikocok dan diamati. Terbentuk endapan kuning kristalin (Vogel, 1985).

2.3.5.4.2 Uji dengan larutan AgNO3 Ke dalam tabung reaksi dimasukan 2 ml larutan sampel, lalu ditambahkan 1 ml larutan perak nitrat. Terbentuk endapan kuning kristalin (Vogel, 1985). 2.3.5.4 Analisis Kualitatif Seng 2.3.5.4.1 Uji dengan larutan dithizhon Ke dalam tabung reaksi dimasukan 2 ml larutan sampel, ditambahkan larutan NaOH1N, kemudian ditambahkan larutan dithizhon 0,005% dikocok. Terbentuk warna merah pada lapisan kloroform (Vogel, 1985). 2.3.6 Analisis Kuantitatif 2.3.6.1 Analisis kuantitatif Kalsium Prosedur analisis kuantitatif merujuk pada acuan normative SNI-19-2896- 1992. 2.3.6.1.1 Pembuatan kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium Larutan baku kalsium (1000 mcg /ml) dipipet sebanyak 10 ml,dan dimasukan ke dalam labu takar 100 ml. Kemudian ditambah 10 ml HNO3 5N dan dicukupkan volumenya sampai garis tanda dengan air suling (konsentrasi larutan baku 100 mcg /ml). Dari larutan baku dipipet 5, 10, 15, 20, 35, 55, 80 ml dimasukan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambah 10 ml HNO3 5N. Kemudian dicukupkan volumenya dengan air suling sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, 35, 55, 80 mcg/ ml, dimana konsentarsi ini adalah rentang linier (range linier) untuk kalsium. 2.3.6.1.2 Analisis Kalsium Dalam Sampel

Larutan sampel dipipet 25 ml lalu dimasukan dalam labu takar 100 ml dan dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang nilai kurva kalibrasi larutan baku sehingga konsentrasi kalsium dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresinya. 2.3.6.2 Analisis Kuantitatif Besi 2.3.6.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Baku Besi Larutan baku besi (1000 mcg /ml) dipipet sebanyak 10 ml,dan dimasukan ke dalam labu takar 100 ml. Kemudian ditambah 10 ml HNO3 5N dan dicukupkan volumenya sampai garis tanda dengan air suling (konsentrasi larutan baku 100 mcg /ml). Dari larutan baku dipipet 2, 5, 7, 8, 10 ml dimasukan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambah 10 ml HNO3 5N. Kemudian dicukupka volumenya dengan air suling sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 2, 5, 7, 8, 10 mcg/ ml, dimana konsentarsi ini adalah rentang linier (range linier) untuk besi. 2.3.6.2.2 Analisis Besi dalam Sampel Larutan sampel diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang nilai kurva kalibrasi larutan baku sehingga konsentrasi besi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresinya. 2.3.6.3 Analisis Kuantitatif Seng 2.3.6.3.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Baku Seng

Larutan baku magnesium (1000 mcg /ml) dipipet sebanyak 10 ml, dan dimasukan ke dalam labu takar 100 ml. Kemudian ditambah 10 ml HNO3 5N dan dicukupkan volumenya sampai garis tanda dengan air suling (konsentrasi larutan baku 100 mcg /ml). Dari larutan baku dipipet 1, 2, 3, 4, 6 ml dimasukan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambah 10 ml HNO3 5N. Kemudian dicukupkan volumenya dengan air suling sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, 6 mcg/ ml,dimana konsentarsi ini adalah rentang linier (range linier) untuk seng. 2.3.6.3.2 Analisis Seng dalam Sampel Larutan sampel diukur absorbansinya dengan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 213,9 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang nilai kurva kalibrasi larutan baku sehingga konsentrasi seng dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresinya. 2.3.6.4 Analisis Kuantitatif Fosfor 2.3.6.4.1 Penentuan panjang gelombang maksimum Larutan baku fosfor (1000 mcg /ml) dipipet sebanyak 10 ml, dan dimasukan kedalam labu takar 100 ml. Kemudian ditambah 10 ml HNO3 5N dan dicukupkan volumenya sampai garis tanda dengan air suling (konsentrasi larutan baku 100 mcg /ml). Dari larutan baku 100 mcg /ml dipipet sebanyak 6 ml, lalu dimasukan ke dalam labu takar 100 ml dan dicukupkan volumenya dengan air suling sampai garis tanda (konsentrasi larutan 6 mcg /ml). Dari larutan tersebut dipipet 1 ml dan ditambahkan dengan 5 ml air suling dan 1 ml larutan campuran,dikocok dan didiamkan selama 15 menit, lalu diukur serapannya secara

spektrofotometri Sinar Tampak pada panjang gelombang 625-720 nm sehingga diperoleh panjang gelombang maksimum. 2.3.6.4.2 Penentuan waktu Kerja Larutan baku fosfor (100 mcg /ml ) dipipet sebanyak 6 ml, lalu dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml dan dicukupkan volumenya dengan air suling sampai garis tanda (konsentrasi larutan 6 mcg /ml). Dari larutan tersebut dipipet 1 ml dan ditambahkan dengan 5 ml air suling dan 1 ml larutan campuran, dikocok dan didiamkan selama 15 menit, lalu diukur serapannya secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada panjang gelombang 700 nm. 2.3.6.4.3 Pembuatan kurva kalibrasi larutan baku Fosfor Larutan baku fosfor (100 mcg /ml) dipipet sebanyak 2, 4, 6, 8, 10 ml,lalu dimasukan ke dalam labu takar 100 ml dan dicukupkan volumenya dengan air suling sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8,10 mcg /ml. Dari larutan tersebut dipipet 1 ml dan ditambahkan 5 ml air suling dan 1 ml larutan campuran antara asam sulfat, ammonium molibdat, asam askorbat, dan kalium antimonil tartrat, dikocok dan didiamkan 15 menit. Kemudian warna biru yang terbentuk diukur secara spektrofotometri Visible pada panjang gelombang 700 nm dan dibuat kurva kalibrasinya. 2.3.6.4.4 Analisis Fosfor dalam sample Larutan sample dipipet 1 ml, dan diencerkan dengan air suling sampai 60 ml. Kemudian dari larutan tersebut dipipet 1 ml, lalu ditambah dengan 5 ml air suling dan 1 ml larutan campuran dikocok hingga homogen dan didiamkan selama 15 menit. Lalu diukur absorbansinya secara spektrofotometri Visible pada panjang

gelombang 700 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang nilai kurva kalibrasi larutan baku sehingga konsentrasi fosfor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresinya.