PERTUMBUHAN SETEK PUCUK ADENIUM (Adenium obesum) DENGAN PEMBERIAN IBA (Indole Butyric Acid) DAN CARA PENYAYATAN BATANG ESTERINA PRATIWI SILITONGA 060301045/BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
PERTUMBUHAN SETEK PUCUK ADENIUM (Adenium obesum) DENGAN PEMBERIAN IBA (Indole Butyric Acid) DAN CARA PENYAYATAN BATANG SKRIPSI Oleh: ESTERINA PRATIWI SILITONGA 060301045/BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
PERTUMBUHAN SETEK PUCUK ADENIUM (Adenium obesum) DENGAN PEMBERIAN IBA (Indole Butyric Acid) DAN CARA PENYAYATAN BATANG SKRIPSI Oleh: ESTERINA PRATIWI SILITONGA 060301045/AGRONOMI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
Judul Skripsi : Pertumbuhan Setek Pucuk Adenium (Adenium Obesum) Dengan Pemberian IBA (Indole Butyric Acid) dan Cara Penyayatan Batang Nama : Esterina Pratiwi Silitonga NIM : 060301045 Departemen : Budidaya Pertanian Program Studi : Agronomi Disetujui oleh Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. JA. Napitupulu, MSc Ketua Ir. Balonggu Siagian, MS Anggota Mengetahui, Prof. Edison Purba Ketua Departemen Budidaya Pertanian
ABSTRAK ESTERINA PRATIWI SILITONGA: Pertumbuhan Setek Pucuk Adenium (Adenium obesum) Dengan Pemberian IBA (Indole Butyric Acid) dan Cara Penyayatan Batang. Dibimbing oleh J.A Napitupulu dan Balonggu Siagian. Adenium adalah salah satu tanaman hias yang bernilai ekonomi relatif tinggi. Namun keberhasilan dari perbanyakan yang dilakukan dengan setek relatif rendah. Penyayatan batang dengan kedalaman yang berbeda selama 14 hari sebelum ditanam dan pemberian IBA (Indole Butyric Acid) diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan setek pucuk. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, pada bulan Januari sampai Mei 2010. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah penyayatan batang (P) yang terdiri atas: 0,25 diameter (P 1 ), 0,5 diameter (P 2 ), 0,75 diameter (P 3 ), 1 diameter (P 4 ). Faktor kedua adalah konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) yang terdiri atas: 0 ppm (K 0 ), 100 ppm (K 1 ), 200 ppm (K 2 ). Parameter yang diamati adalah persentase setek hidup, jumlah akar primer, panjang akar primer, pertambahan panjang tunas, pertambahan jumlah daun dan jumlah tunas adventif. Hasil yang diperoleh adalah penyayatan batang berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun umur 8, 10 dan 12 MST, pertambahan panjang tunas umur 8, 10 dan 12 MST, jumlah akar primer, panjang akar primer, persentase setek hidup dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas adventif. Penyayatan terbaik adalah 0,5-0,75 diameter. Pemberian IBA (Indole Butyric Acid) berpengaruh nyata terhadap jumlah akar primer, panjang akar primer dan berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan jumlah daun, pertambahan panjang tunas, persentase setek hidup, dan jumlah tunas adventif. Konsentrasi terbaik pada konsentrasi 133,68 ppm. Kata kunci: adenium, setek pucuk, IBA
ABSTRACT ESTERINA PRATIWI SILITONGA: The Shoot Cutting Growth of Adenium (Adenium obesum) With IBA (Indole Butyric Acid) Application and Stem Slicing. Under the supervision of J.A Napitupulu and Balonggu Siagian. Adenium is one of outdoor ornamental crops that have potential economic value. Success of cutting propagation is relativity low. Stem slicing with a different depth 14 days before planting and IBA (Indole Butyric Acid) Application, expected can increase shoot cutting propagation success. The research was conducted at the Sub-district Tanjung Gusta, District Medan Helvetia, from January to May 2010. The experiment was arranged in factorial Randomized Block Design (RBD) with two factors. The first factors were different stem slicing depth consist of: 0,25 diameter (P 1 ), 0,5 diameter (P 2 ), 0,75 diameter (P 3 ), 1 diameter (P 4 ). The second factors were concentration of IBA (Indole Butyric Acid) Application which consist of: 0 ppm (K 0 ), 100 ppm (K 1 ), 200 ppm (K 2 ). Observed parameter were percentage of growth cuttings, number of primary roots, primary roots length, increment number of leaves, increment of shoots length, number of adventive shoots. The result showed that stem slicing was significantly effect increment number of leaves at 8, 10 and 12 weeks after planted, increment of shoots length at 8, 10 and 12 week after planted, number of primary roots, primary roots length, percentage of growth cuttings, but not significantly effect the number of adventif shoots. The best stem slicing is 0,5-0,75 diameters. IBA (Indole Butyric Acid) application was significantly effect on tall primary roots length, number of primary roots, but not significantly effect on number of leaves, increment of shoots length, percentage of growth cutting and number of adventve shoots. The best concentration is 133,68 ppm. Keywords: adenium, shoot cutting, IBA
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Medan pada tanggal 22 Desember 1988. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Drs. S.P. Silitonga dan Ibunda S. Hutabarat. Pada tahun 2006 penulis lulus dari SMA Negeri 12 Medan dan pada tahun 2006 lulus seleksi masuk melalui Jalur SPMB dan memilih program studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan organisasi HIMADITA (Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian). Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN. III Kebun Bangun, Kabupaten Simalungun pada tahun 2009.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunianya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Setek Pucuk Adenium (Adenium obesum) Dengan Pemberian IBA (Indole Butyric Acid) dan Cara Penyayatan Batang. Penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua penulis, ayahanda Drs. S.P Silitonga dan ibunda S. Hutabarat yang telah memberi semangat dan dukungan moril maupun materil kepada penulis untuk terus berbuat lebih baik dalam hidup ini. Kepada keluarga besar penulis yang telah memberikan semangat kepada penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. J.A. Napitupulu MSc. dan Bapak Ir. Balonggu Siagian, MS. selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran mulai dari penentuan judul, penelitian, hingga skripsi ini selesai. Kepada Fenny, Hanna, Ira dan Dedy yang selalu membantu dan memberi semangat yang tiada henti kepada penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada staf pengajar dan pegawai di Departemen Budidaya Pertanian, serta rekan-rekan mahasiswa BDP stambuk 2006 yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu disini atas dukungan yang tidak ternilai kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... i RIWAYAT HIDUP... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 4 Hipotesis Penelitian... 4 Kegunaan Penelitian... 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Adenium... 5 Syarat Tumbuh... 6 Iklim... 6 Tanah... 7 Bahan Setek... 8 IBA (Indole Butyric Acid)... 10 Faktor Yang Mempengaruhi Setek Pucuk... 13 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian... 16 Bahan dan Alat... 16 Metode Penelitian... 16 Pelaksanaan Penelitian... 18 Penyiapan Lahan... 18 Penyiapan Media Tanam... 18 Penyiapan Bahan Tanaman... 19 Penyayatan Batang... 19 Aplikasi IBA (Indole Butyric Acid)... 19 Penanaman Setek... 19 Pemeliharaan... 20 Penyiraman... 20 Penyiangan... 20 Pengamatan Parameter... 20 Persentase setek hidup (%)... 20 Jumlah Akar Primer... 20 Panjang Akar Primer (cm)... 20
Pertambahan Panjang Tunas (mm)... 21 Pertambahan Jumlah Daun (helai)... 21 Jumlah Tunas Adventif (Samping)... 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil... 22 Pembahasan... 35 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 42 Saran... 42 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL No. Hal. 1. Persentase setek hidup (%) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 23 2. Jumlah akar primer umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 24 3. Panjang akar primer (cm) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 27 4. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 8 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid). 29 5. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 10 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid). 29 6. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid). 29 7. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 8 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid). 32 8. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 10 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid). 32 9. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid). 32 10. Jumlah tunas adventif umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 35
DAFTAR GAMBAR No. Hal. 1. Hubungan persentase setek hidup (%) dengan penyayatan batang... 23 2. Hubungan jumlah akar primer umur 12 MST dengan penyayatan batang... 25 3. Hubungan jumlah akar primer umur 12 MST dengan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 26 4. Hubungan panjang akar primer (cm) umur 12 MST dengan penyayatan batang... 27 5. Hubungan panjang akar primer (cm) umur 12 MST dengan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 28 6. Hubungan pertambahan panjang tunas umur 10 dan 12 MST dengan penyayatan batang... 31 7. Hubungan pertambahan jumlah daun (helai) umur 8, 10 dan 12 MST dengan penyayatan batang... 34
DAFTAR LAMPIRAN No. Hal. 1. Denah penelitian... 45 2. Persentase setek hidup umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 46 3. Sidik ragam persentase setek hidup umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 46 4. Jumlah akar primer umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 47 5. Sidik ragam jumlah akar primer umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 47 6. Panjang akar primer (cm) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 48 7. Sidik ragam panjang akar primer umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)... 48 8. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 4 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...49 9. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 4 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...49 10. Sidik ragam pertambahan panjang tunas umur 4 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...49 11. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 6 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...50 12. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 6 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...50 13. Sidik ragam pertambahan panjang tunas umur 6 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...50
14. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 8 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...51 15. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 8 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...51 16. Sidik ragam pertambahan panjang tunas umur 8 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...51 17. Pertambahan panajang tunas (mm) umur 10 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...52 18. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 10 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...52 19. Sidik ragam pertambahan panjang tunas umur 10 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...52 20. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...53 21. Pertambahan panjang tunas (mm) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...53 22. Sidik ragam pertambahan panjang tunas umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...53 23. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 4 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...54 24. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 4 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...54 25. Sidik ragam pertambahan jumlah daun umur 4 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...54 26. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 6 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...55 27. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 6 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...55
28. Sidik ragam pertambahan jumlah daun umur 6 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...55 29. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 8 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...56 30. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 8 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...56 31. Sidik ragam pertambahan jumlah daun umur 8 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...56 32. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 10 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...57 33. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 10 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...57 34. Sidik ragam pertambahan jumlah daun umur 10 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...57 35. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...58 36. Pertambahan jumlah daun (helai) umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...58 37. Sidik ragam pertambahan jumlah daun umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...58 38. Jumlah tunas adventif umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...59 39. Jumlah tunas adventif umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) (Transformasi (x+0,5))...59 40. Sidik ragam jumlah tunas adventif umur 12 MST pada kombinasi perlakuan penyayatan dan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)...59 41. Rangkuman data rataan selama pengamatan (MST)...60 42. Rangkuman sidik ragam (MST)...61 43. Foto akar sampel destruksi...62