BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2008: 25). Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan (Kasmir, 2008,25-26). Pengertian bank yang terdapat dalam PSAK Nomor 31 dalam standart Akuntansi Keuangan (2000:1), yaitu : bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. 8
Dari uraian pengertian diatas dapat disimpilkan bahwa pertama, pengertian bank telah mengalami evolusi, sesuai dengan tahap perkembangan bank itu sendiri. Kedua, bank pada umumnya menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan kredit, baik yang bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya untuk menciptakan tenaga beli baru. Bank juga memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. 2.1.2 Fungsi Bank Bank memiliki tiga fungsi utama yaitu pertama, melakukan aktivitas dalam penghimpunan dana kepada masyarakat luas yang dikenal dengan istilah didunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas (Kasmir, 2008: 26). Kedua, aktivitas penyalur dana kepada pihak yang membutuhkan dana (lending). Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank sebagian besar dalam bentuk kredit/ pinjaman. Ketiga, aktivitas bank dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat (services). Pelayanan jasa bank merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh bank baik jasa bank dalam negeri maupun jasa bank luar negeri. Dari ketiga fungsi bank tersebut, bank dapat mengembangkan dalam berbagai macam produk bank, yaitu produk bank yang terkait dengan penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa (Ismail,2009: 12-14). 9
2.1.3 Jenis-jenis Bank Adapun jenis-jenis bank dapat ditinjau dari dari berbagai segi menurut Dahlan Siamat, (2005:47-48) antara lain: 1. Segi Fungsi Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari: a. Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat 2. Segi Kepemilikan Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya sebagai berikut. a. Bank Persero (Bank Pemerintah) b. Bank milik Swasta Nasional c. Bank milik Koperasi/ Daerah d. Bank Asing e. Bank Campuran 3. Segi Cara Menentukan Harga Dari segi cara menentukan harga baik harga jual dan beli bank dibagi dalam dua kelompok yaitu: a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah 4. Segi Status Dari segi status bank dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat baik jumlah produk, modal, maupun kualitas pelayanannya. Adapun bank yang termasuk didalamnya yaitu: a. Bank devisa (foreign exchange bank) b. Bank non devisa (non foreign exchange bank) 5. Segi Jenis Kantor Dari segi jenis kantornya bank dapat dilihat sebagai berikut. a. Kantor Pusat b. Kantor Cabang c. Kantor Cabang Pembantu d. Kantor Kas e. Kantor Perwakilan f. Kantor Wilayah 10
2.1.4 Kegiatan- kegiatan Bank Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang berarti aktivitas perbankan saling berkaitan dalam bidang keuangan. Kegiatan sederhana bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat umum (Kasmir,2008: 42). Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah sebagai berikut (Kasmir, 2008: 43-45). 1. Kegiatan-kegiatan Bank Umum a. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk: 1. Simpanan Giro 2. Simpanan Tabungan 3. Simpanan Deposit b. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk: 1. Transfer 2. Inkaso 3. Kliring 4. Safe Deposit Box 5. Bank Card 6. Bank Notes 7. Bank Garansi 8. Referensi Bank 9. Bank Draf 10. Letter of Credit 11. Cek Wisata 12. Jual-beli surat berharga 13. Menerima setoran-setoran 14. Melayani pembayaran-pembayaran 15. dan jasa-jasa lainnya. 2. Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat a. Menghimpun dana dalam bentuk: 1) Simpanan tabungan 2) Simpanan deposit b. Menyalurkan dana dalam bentuk: 1) Kredit investasi 2) Kredit Modal Kerja 3) Kredit Perdagangan c. Larangan-larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut: 1) Menerima Simpanan Giro 11
2) Mengikuti Kliring 3) Melakukan Kegiatan Valuta Asing 4) Melakukan Kegiatan Perasuransian 2.1.5 Sumber-sumber Dana Bank Yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang (Kasmir, 2008: 65). Dana untuk membiayai operasinya dapat diperileh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri apakah secara pinjaman (titipan)mdari masyarakat atau dari lembaga lainnya. Di samping itu, untuk membiayai operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal sendiri, dengan mengeluarkan atau menjual saham. Pereolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dari penggunaan dana tersebut. Adapun sumber-sumber dana bank tersebut menurut Kasmir (2008:66) adalah sebagai berikut. 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari, setoran modal dari pemegang saham, cadangan-cadangan bank, dan laba bank yang belum dibagi. Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain. 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas terdiri dari, simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposit. 12
3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya terdiri dari, kredit likuiditas dari Bank Indonesia, pinjaman antarbank (call money), pinjaman dari bank-bank luar negeri, dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). 2.1.6 Laporan Keuangan Bank Menurut Kasmir (2008:7) secara sederhana pengertian laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan. Dalam hal ini suatu kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode periode tertentu. Laporan keuangan lebih mengarah pada penggunaan untuk menganalisis maka pembuatan pencatatan keuangan harus benar-benar nyata apa adanya. Dalam buku analisis laporan keuangan (Kasmir, 2008:6) bahwa dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara semrampangan atau sembarangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini agar laporan keuangan bank dapat diabaca dan dimengerti. Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Komponen Laporan keuangan yang lengkap menurut (IAI, 2007) terdiri dari : 1. Neraca 2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi 3. Laporan Laba Rugi 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan atas Laporan Keuangan 13
2.1.7 Analisis Ratio Keuangan Analisis ratio keuangan bank merupakan penyedia pengukuran relatif terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit kepada sebuah bisnis perbankan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan mengunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan di dalam neraca publikasi biasanya meliputi rasio permodalan yaitu CAR, Aktiva Produktif yaitu Aktiva Produktif Bermasalah, NPL, PPAP terhadap Aktiva Produktif dan Pemenuhan PPAP; rasio rentabilitas yaitu ROA, Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional Termasuk Beban Bunga dan Beban PPAP serta Beban Penyisihan Aktiva Lain-lain Dibagi Pendapatan Operasional termasuk Pendapatan Bunga (BO/PO) ; rasio Likuiditas yaitu Cash Ratio dan LDR (Kasmir, 2008:49-53). Agar laporan ini dapat analisis, maka analis keuangan dapat melakukan pengukuran-pengukuran dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku berikut ini. 14
1. Ratio Likuiditas. Ratio ini berguna untuk mengetahui berapa kemampuan suatu manajemen bisnis perbankan dalam melunasi utang-utang jangka pendek yang dilakukan perusahaan itu dengan aktiva jangka pendek yang dimilikinya (Sastradipoera, 2004:175). Yang dianalisis dalam ratio ini adalah ratio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva dan ratio kredit terhadap dana yang diterima seperti KLBI, giro, tabungan, deposito, dan lain-lain (Kasmir, 2008: 51-52). 2. Ratio Rentabilitas. Ratio ini merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya, apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang diukur secara rentabilitas terus meningkat dengan melihat penilaian pada ratio laba terhadap Total Aset (ROA) dan perbandingan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (Kasmir, 2008:52). 3. Ratio Solvabilitas. Ratio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam mengukur sampai seberapa jauh aktiva bisnis perbankan dibiayai oleh utang-utannya (Sastradipoera, 2004:176). Yang dinilai dari ratio ini permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyedia modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan ratio tersebut adalah ratio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (AMTR) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8% (Kasmir, 2008: 50). 15
2.1.7.1 Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to deposit ratio merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak ke Tiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. Ketentuan Bank Indonesia tentang Loan to Deposit Ratio antara 80% hingga 110 %. Semakin tinggi LDR maka laba semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut dapat menyalurkan kreditnya dengan efektif) sehingga dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat (Bambang Sudiyanto, 2010: 127). Loan to Deposit Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. LDR = Total Kredit yang diberikan X 100% Dana Pihak Ketiga 2.1.7.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) Aspek terpenting yang perlu diperhatikan dalam kesehatan perbankan nasional adalah dengan melihat permodalan dari perbankan itu sendiri. Modal yang dimiliki oleh bank yang berasal dari penjualan saham serta selisih harga saham dengan nominal saham, cadangan-cadangan, dan hasil pemupukan laba sejak bank berdiri (Ismail, 2004: 16). Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah ratio yang memperhitungkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang 16
mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain). Dengan kata lain CAR merupakan ratio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan (Bambang Sudianto, 2010: 130). Sesuai ketentuan pemerintah CAR ditahun 1999 minimal haru 8% (Kasmir, 2008: 50). Modal CAR = X 100% ATRM 2.1.7.3 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Ratio BOPO adalah kelompok ratio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya (Dendawijaya, 2005: 199). Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52%, yang mana hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh bank Indonesia (Ramdany, 2012: 21). Biaya Operasional BOPO = X 100% Pendapatan Operasional 2.1.7.4 Return on Assets (ROA) ROA merupakan salah satu ratio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Ratio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam 17
memperoleh keuntungan/ laba secara keseluruhan, semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aktiva. Kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank yang memiliki ratio ROA (Return on Asset) minimal sebesar 1,5%. ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak / earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak.total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut. Laba Sebelum Pajak ROA = X 100% Total Aset 18
No 2.2 Peneliatian Terdahulu Berikut adalah penelitian terdahulu yang perbankan sebagai berikut. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti/ Tahun 1 Pratiwi Prima (2011) 2 Netty I Siregar (2010) 3 Riza Ayu Ramdany (2012) Judul Analisis Laporan Keuangan dengan menggunakan Ratio CAMELS sebagai Alat untuk Memprediksi Kondisi Finansial Distress Bank Umum yang Terdaftar di BEI. Pengaruh LDR, NPL, ROA, dan BOPO terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank yang Terdaftar di BEI. Analisi Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Operational Efficiency, dan Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Asset Pada Bank BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2008- Variabel Penelitian Independen: CAR, KAPI, Good Corporate Governance (GCG), NIM, BOPO, LDR Dependen: Gejala Financial Distress (GFD) Independen: LDR, NPL, ROA, BOPO Dependen: CAR Independen: CAR, BOPO, LDR Dependen: ROA Hasil Penelitian Dari pengujian Uji F secara simultan keenam variabel independen berpengaruh signifikan terhadap Gejala Financial Distress sebagai variabel dependennya. Dari pengujian Uji t menunjukkan bahwa CAR, KAPI, dan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap GFD. Sedangkan GCG, NIM, dan LDR berpengaruh signifikan terhadap GFD. Dari pengujian uji F menunjukkan secara simultan LDR, NPL, ROA, dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap CAR. Dari pengujian uji t yang dilakukan menunjukkan secara parsial LDR, NPL dan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR. Sedangkan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap CAR Dari pengujian Uji F menunjukkan secara simultan CAR, BOPO dan LDR berpengaruh terhadap ROA. Dari pengujian Uji t 19
4 Bambang Sudiyanto (2010) 2011 menunjukkan bahwa secara parsial CAR dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO berpengaruh signifikan Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2008. Sumber: diolah penulis Independen: DPK, BOPO, CAR, dan LDR Dependen: ROA. terhadap ROA. Dari pengujian Uji F menunjukkan bahwa secara simultan variabel DPK, BOPO, CAR dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dari pengujian Uji t menunjukkan secara parsial DPK, BOPO, dan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel LDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. 20
Loan to Deposit Ratio (LDR) (X1) Capital Adequacy Ratio (CAR) (X2) Biaya Operational terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (X3) Return on Asset (ROA) (Y) Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.1 Kerangka Konseptual LDR merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Ratio ini menggambarkan kemampuan membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas bank. Dengan dana kredit yang diberikan bank biasanya masyarakat menggunakannya sebagai modal dalam pengembangan usaha. Hal ini berhubungan dengan ratio kecukupan modal atau CAR yang juga sebagai indikator menilai kesehatan bank sehingga masyarakat percaya kepada perbankan untuk menghimpun dana pada bank tersebut. Dengan begitu kaitannya dengan biaya operational terhadap pendapatan operasional dapat mengukur efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan perbankan dalam kegiatan aktivitas pembiayaan dan perdapatan bank tersebut. 21
2.4 Hipotesis H 1 : LDR berpengaruh Signifikan terhadap ROA Bank BUMN periode tahun 2008-2011. H 2 : CAR berpengaruh Signifikan terhadap ROA Bank BUMN periode tahun 2008-2011. H 3: BOPO berpengaruh Signifikan terhadap ROA Bank BUMN periode tahun 2008-2011. H 4 : LDR, CAR, BOPO berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap ROA Bank BUMN periode tahun 2008-2011. 22