BAB I PENDAHULUAN. Merupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. pihak-pihak terkait seperti PT Austindo Aufwind New Energy, PT PLN (Persero)

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

Upaya Penghematan Konsumsi BBM Sektor Transportasi

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

50001, BAB I PENDAHULUAN

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMENUHAN SUMBER TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KETERSEDIAAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI NTT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Iva Prasetyo Kusumaning Ayu, FE UI, 2010.

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan energi listrik juga digunakan untuk kebutuhan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018?

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

Otonomi Energi. Tantangan Indonesia

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada)

Indonesia Water Learning Week

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Merupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, semakin berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. Namun pelaksanaan penyediaan energi listrik yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero), selaku lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola masalah kelistrikan di Indonesia, sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik secara keseluruhan. (Ramani,K.V,1992 : Hal 20) Pembangkit energi fosil sebagai sumber energi listrik utama tidak bersifat sustainable. Penggunaan bahan bakar fosil sampai dengan tahun 2012 menurut data statistik review of world energy (BPSW, 2012 Hal 30) sebesar 1.430 juta barel per hari bukan hanya digunakan untuk energi listrik. Melihat kebutuhan listrik saat ini, cadangan minyak bumi akan habis dalam 12 tahun ke depan. Saat ini Indonesia masih mengalami ketergantungan akan energi berbahan baku fosil. Sekitar 95% dari pemakaian energi didapatkan dari bahan baku fosil. Oleh karena keadaan bahan baku fosil yang terbatas jumlahnya dan kemungkinan habis sehingga membuat Indonesia harus melakukan impor dari negara lain, sehingga secepatnya harus dicarikan solusi. Pemanfaatan energi baru terbarukan harus segera direalisasi sebagai pengganti dari energi fosil. sistem konversi energi yang 1

2 memanfaatkan sumber daya energi terbarukan, seperti: matahari, angin, air, biomas dan lain sebagainya (Djojonegoro,1992. Hal 8) Salah satu masalah yang timbul akibat terbatasnya listrik di beberapa daerah yakni bahwa Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai perusahaan negara yang bertanggung jawab atas persediaan listrik di Indonesia bergantung kepada pasokan batubara dan pasokan bahan bakar minyak (BBM). Kondisi kelistrikan terutama kondisi kelistrikan di beberapa daerah di Indonesia dapat dikatakan cukup kritis. Beberapa daerah, terutama daerah di pedalaman belum mendapatkan aliran listrik sedangkan daerah lainnya sering mengalami pemadaman bergilir. Bahkan, pemadaman bergilir tidak hanya terjadi beberapa kali namun hampir setiap hari. Selain itu pemadaman bergilir juga tidak hanya terjadi di desa atau daerah pedalaman namun juga terjadi di kota-kota yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. (Sudarwati, 2014 : Hal. 3) Salah satu daerah dengan permasalahan listrik di Indonesia yakni Provinsi Bangka Belitung. Selain itu wilayah ini terkenal dengan hasil timahnya yang beberapa tahun belakangan harus terhenti karena sudah semakin habis. Provinsi ini juga terkenal dengan permasalahan terbatasnya pasokan listrik. Suplai listrik yang belum dirasakan oleh masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara merata, maka hal ini sedikit banyak berpengaruh kepada lambatnya pembangunan di Bangka Belitung. (www.energi today) Meskipun diiringi dengan berbagai masalah dalam hal kelistrikan dan adanya kebutuhan listrik yang terus menerus meningkat, namun peningkatan kapasitas pembangkit listrik belum dilakukan secara maksimal. Selanjutnya yang turut menjadi

3 masalah di dalam kondisi kelistrikan di Indonesia adalah bahwa Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai perusahaan negara yang bertanggung jawab atas persediaan listrik di Indonesia bergantung kepada pasokan batubara dan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM). Padahal, menurut data statistik Badan Pengelolaan Statistik (BPS) konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di kuartal pertama di tahun 2014 mencapai 1,8 juta kiloliter. Angka ini naik 100 ribu Kiloliter atau 5.8 persen dibanding dengan periode yang sama di tahun 2013, yakni sekitar 1.7 juta kiloliter. (http://www/tempo.co/read/news/2014/04/24/092572877/pasokan-gas-minim Konsumsi-BBM-PLN-Melonjak) Produksi minyak di Indonesia semakin menurun, padahal kebutuhan BBM di Indonesia saat ini sangatlah besar. Diperkirakan produksi minyak nasional di Indonesia pada tahun 2025 hanya sekitar 400.000 barel per hari dimana kebutuhan BBM di Indonesia hingga tahun 2014 ini saja mencapai 1.5 juta per barel. Padahal, kebutuhan akan energi meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan jumlah energi tersebut membutuhkan pasokan energi yang tidak sedikit. ( Sudarwati, 2014 : Hal.5) Pasokan energi di Indonesia digunakan oleh empat sektor utama yaitu sektor rumah tangga, komersial, industri, dan transportasi. Sektor Industri merupakan pengguna energi terbesar dengan pangsa 44,2 persen. Sektor berikutnya adalah sektor transportasi dengan pangsa 40,6 persen, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 11,4 persen dan sektor komersial sebesar 3,7 persen. Apabila ditelusuri, cadangan dan produksi energi di Indonesia meliputi minyak bumi dengan sumber daya 56,6 barel dan rasio cadangan/produksi 24 tahun.

4 Cadangan energi yang kedua adalah gas bumi dengan sumber daya 334,5 TSCF, cadangan 165 TSCF, produksi 2,79 TSCF dan rasio cadangan/produksi 59 tahun. Batubara dengan sumber daya +/- 161 miliar ton, cadangan +/- 28 miliar ton, dan produksi +/- 391 juta ton. Keempat, Indonesia memiliki cadangan Coal Bed Methane (CBM) dengan sumber daya 453 TSCF, tenaga air 75,67 GW, panas bumi 27 GW, mikrohido 0,45 GW, biomassa 48,81 GW, tenaga surya 4,8 kwh/m2/hari, tenaga angin 9,29 GW dan uranium 3 GW untuk 11 tahun. (Sudarwati, 2014 :4) Dengan melihat jumlah cadangan dan produksi energi yang masih dimiliki Indonesia, jelas terlihat bahwa Indonesia harus secara serius mengelola cadangan dan produksi energi tersebut sehingga bisa memberi manfaat bagi masyarakat luas. Namun ironisnya, dengan cadangan energi yang tidak banyak tersebut, Indonesia belum memikirkan untuk beralih kepada solusi energi terbarukan. Salah satu contoh energi terbarukan adalah panas bumi yang memiliki cadangan mencapai 40 persen dari cadangan dunia. Meskipun memiliki banyak potensi namun pengembangannya mengalami kesulitan karena membutuhkan biaya investasi yang cukup besar, resiko kegagalan yang investasi yang dihadapi langsung oleh pengembang, memiliki sifat site spesifik yang akhirnya menimbulkan permasalahan antara kementerian kehutanan dan kementerian ESDM, serta masih minumnya jumlah tenaga panas bumi. (Sudarwati, 2014 : Hal. 4) Sudah saatnya pemerintah Indonesia menerapkan manajemen energi yang benar guna memperbaiki sistem pengelolaan dan pengembangan energi yang sudah ada saat ini, dan berfokus kepada pemanfaatan energi terbarukan. Hal ini perlu menjadi pertimbangan yang serius karena dengan mengembangkan energi terbarukan akan

5 membantu Indonesia keluar dari ancaman krisis energi yang lebih parah lagi. Ditambah lagi, energi baru terbarukan sifatnya tidak pernah habis sehingga pemanfaatannya dapat berlangsung lama, hal ini merupakan solusi ketakutan pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap akan habisnya pasokan energi nasional. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki permasalahan listrik yang berkepanjangan hingga telah menjadi isu publik. Pemadaman bergilir terjadi hampir di semua kabupaten/kota salah satunya diakibatkan karena ketersediaan listrik yang defisit. Tentu saja permasalahan ini menjadi permasalahan krisis yang meresahkan masyarakat. Hampir setiap hari masyarakat harus mengalami mati listrik dan mengganggu aktifitas sehari-hari. Banyak masyarakat Bangka Belitung yang memilih untuk memiliki genset untuk menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari ketika listrik padam. Hal ini menjadi masalah tambahan karena genset membutuhkan bahan bakar minyak yang saat ini tidak murah, sehingga hanya masyarakat menengah ke atas yang dapat memiliki genset sebagai pengganti listrik, sedangkan masyarakat kurang mampu harus puas dengan menikmati listrik selama beberapa jam hampir setiap harinya. Salah satu potensi energi baru terbarukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dapat menjadi solusi kemandirian penyediaan tenaga listrik dan sekaligus menjadi alternatif bagi pembangunan energi baru dan terbarukan adalah potensi biogas limbah kelapa sawit. Adapun Bangka Belitung memiliki potensi sumber daya energi terbaru kelapa sawit dimana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki areal perkebunan kepala sawit kurang lebih 200 ribu hektar yang kepemilikannya

6 terdiri dari baik perusahaan swasta maupun tanah milik rakyat. Dari 200 ribu hektar perkebunan kelapa sawit tersebut tercatat bangka Belitung memiliki sekitar 40 pabrik perkebunan kelapa sawit dan 13 diantaranya sudah memiliki pembangkit listrik sendiri. Dengan luas tanah sebesar dapat dipastikan limbah yang dihasilkan oleh perkebunan sawit tersebut cukup banyak dan berpotensi digunakan untuk mengembangkan biogas. Namun meskipun memiliki potensi limbah kelapa sawit yang besar tersebut, hingga tahun 2015 ini pemanfaatan limbah kelapa sawit masih hanya sebesar 1,5 persen saja. (http://www.antarababel.com/berita/24638/pln-babelkembangkan-biogas-limbah-kelapa-sawit) Adapun pemanfaatan limbah kelapa sawit memberikan dampak positive langsung. Pertama, terdapat perbaikan dalam efisiensi energi yang besar dan hanya akan menjadi sampah apabila tidak dimanfaatkan. Kedua pemanfaatan limbah perkebunan sawit dapat menjadi lebih efisien dikarenakan penanganan limbah secara khusus. Seringkali lebih mahal biayanya dibandingkan pemanfaatannya. Ketiga.pemanfaatan limbah mengurangi penggunaan lahan khusus untuk penampungan limbah yang pada akhirnya akan menghemat biaya penanganan limbah dan menguntungkan perusahaan (http://www.sinarpaginews.com/fullpost/nasi onal/1425609589/pln-babel-seminar-investasi-biogas-dan-biomassa----.html ) Apabila limbah dari pabrik perkebunan sawit ini bisa dimanfaatkan, paling tidak hasil pemanfaatan limbah itu bisa menambah energi listrik sekitar 20 MW ( http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/pangkalpinang/24806/manfaatkan-limbahsawit-jadi-alternatif-energi-listrik.html). Di Bangka Belitung sendiri, potensi penambahan daya listrik terdapat sekitar 70 MegaWatt dimana diantaranya 20

7 MegaWatt biomassa dan 50 MegaWatt berasal dari biogas. Adapun daya tersebut hampir separuh dengan kebutuhan saat ini. (ibid, antara news) 1.2 Rumusan Permasalahan Melihat permasalahan di atas, peneliti mencoba untuk meneliti tentang peran pembangkit listrik tenaga biogas dalam mewujudkan Ketahanan Energi, Studi di Kecamatan Dendang, dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur, 2. Kendala apa yang dihadapi dalam pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur, 3. Bagaimana rekomendasi untuk strategi optimalisasi peran pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur. 1.3. Keaslian Penelitian Judul tesis yang diangkat oleh peneliti yakni Peran Pembangkit Listrik Tenaga Biogas melalui Limbah Kelapa Sawit dalam Mewujudkan Ketahanan Energi (Studi di Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur). Data penelitian mengenai pembangkit listrik tenaga biogas dalam mewujudkan ketahanan energi di Kecamatan Dendang, berasal dari wawacara secara langsung kepada para stake holder, terutama pihak-pihak yang berkepentingan di dalam program pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang ini, misalnya pihak PT Austindo Aufwind New Energy perusahaan yang mengelola pembangkit listrik tenaga biogas

8 di Kecamatan Dendang dan juga pihak PT PLN (Persero) yang bersinggungan langsung dengan pembangkit listrik tenaga biogas yang menjadi obyek penelitian. Penelitian tentang peran pembangkit listrik tenaga biogas dalam mewujudkan ketahanan energi (studi di Kecamatan Dendang Kabupaten Belitung Timur) belum pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain, dengan demikian keaslian tesis ini dapat dipertanggung jawabkan. Penelitian lain yang sejenis dengan penelitian ini antara lain : (1) Widyastuti, F.R, 2013, Potensi Biogas melalui pemanfaatan limbah padat pada peternakan sapi perah Bangka Botanical Garden Pangkalpinang, Semarang : Universitas Diponegoro (2) Rahayu, S, 2011, Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Sebagai Sumber Alternatif Ramah Lingkungan Beserta Aspek Rasio Kulturalnya, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta. (3) Aep Saepudin, A,2013, Energi Terbarukan (biogas) dari limbah kelapa sawit, Jakarta : LIPI, (4) Winrock International, 2015, Handbook POME to Biogas : Project Development in Indonesia Jakarta : Winrock International dan USAID, (5). United Nation Development Program, 2014, Malaysia Generating Renewable Energy from Palm Oil Waste Kuala Lumpur : UNDP. Kelima penelitian di atas adalah contoh penelitian mengenai potensi biogas dalam energi baru terbarukan. Namun, perbedaannya adalah seperti contoh penelitian pertama dan kedua, peneliti berfokus kepada limbah padat seperti kotoran ternak.penelitian ketiga dan keempat mengenai potensi pembangkit listrik tenaga biogas yang berasal dari limbah kelapa sawit namun penelitian dilakukan secara nasional. Di banyak penelitian lainnya, seperti penelitian kelima adalah penelitian yang dilakukan di luar negeri. Berdasarkan kelima contoh sample penelitian di atas

9 dapat dilihat bahwa belum pernah ada penelitian yang meneliti mengenai pembangkit listrik tenaga biogas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya di Kecamatan Dendang, kabupaten Belitung Timur. Penelitian yang dilakukan ini tentunya dapat lebih melengkapi penelitianpenelitian sebelumnya, karena dilakukan berdasarkan data primer dan sekunder terbaru yang dikaitkan dengan ketahanan energi yang setahu peneliti belum pernah dilakukan. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rangka mengkaji atau menganalisis mengenai peran pembangkit listrik tenaga biogas di wilayah Kecamatan Dendang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Adapun tujuan dari penelitian Tesis ini adalah : 1. Mengetahui kondisi pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang Kabupaten Belitung Timur, 2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam operasional pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang Kabupaten Belitung Timur, 3. Mengetahui strategi untuk memberikan rekomendasi bagi opetimalisasi peran pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang Kabupaten Belitung Timur. 1.5 Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

10 1. Manfaat teoristis bagi ilmu pengetahuan : manfaat teoritis yakni dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan dengan memperkaya kajian atau referensi bagi studi ketahanan energi dikaitkan dengan pengembangan energi terbarukan berupa energi biogas dalam rangka ketahanan energi nasional. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu menyumbangkan pemikiran bagi dunia akademik khususnya yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. manfaat praktis bagi masyarakat dan pemerintah : diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti bagi Pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan juga Pemerintah Nasional dalam hal ini adalah Kementerian ESDM dalam rangka optimalisasi peran pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur sebagai salah satu solusi krisis listrik yang terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jika ketahanan energi di daerah Kecamatan Dendang mengalami peningkatan secara signifikan maka dapat menyokong ketahanan nasional yang menyeluruh demi pembangunan bangsa dan negara. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian hasil studi ini dibagi menjadi delapan bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang jumlahnya tergantung pada besar dan pentingnya persoalan yang dibahas. Secara rinci, sistematika penelitian sebagai berikut : Bab pertama, akan dijelaskan secara garis besar mengenai isi dari penelitian ini, pembahasannya meliputi : latar belakang dari permasalahan yang diteliti,

11 rumusan permasalahan dari penelitian, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian. Bab kedua, diuraikan mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori. Dalam bab ini dijelaskan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, serta bersisi penjelasan berbagai teori yang membantu penelitian ini sekaligus teori yang bisa menjelaskan mengenai optimalisasi pembangkit listrik tenaga biogas dalam mewujudkan ketahanan energi. Bab ketiga, diuraikan secara khusus mengenai metode penelitian, yang di dalamnya berisi : waktu dan lokasi penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan dara, teknik analisis data, variabel penelitian dan jadwal penelitian. Bab keempat, dibahas mengenai kondisi umum Kecamatan Dendang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penjelasan mengenai kondisi umum ini terdiri dari : penjelasan mengenai kondisi geografis, kondisi kependudukan atau kondisi demografi, kondisi sosial budaya, kondisi ekonomi. Bab kelima, dibahas mengenai pembangkit listrik biogas yang terletak di Kecamatan Dendang Provinsi Bangka Belitung. Penjelasan ini terdiri dari : profil pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang, kondisi pembangkit listrik tenaga biogas tersebut saat ini serta dampak pengembangan Pembangkit listrik tenaga biogas dalam memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Bab keenam, akan dibahas mengenai Kendala yang dihadapi dalam proses optimalisasi pembangkit listrik tenaga biogas PT Austindo Aufwind New Energy. Bab Ketujuh akan dibahas mengenai strategi optimalisasi pembangkit listrik tenaga biogas,di Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur terhadap ketahanan

12 energi. Dalam bab ini dibahas mengenai Pembangkit listrik biogas yang dapat membantu mewujudkan ketahanan energi sehingga harus dioptimalkan. Bab ini juga menjelaskan strategi optimalisasi pembangkit listrik biogas dapat dilakukan sehingga dapat membantu tercapaikan ketahanan energi. Bab kedelapan, terdiri atas Kesimpulan hasil penelitian ini dan berisi saran bagi pemerintah daerah serta pihak-pihak terkat dalam mengoptimalisasi peran pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang Kabupaten Belitung Timur.