BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. pihak-pihak terkait seperti PT Austindo Aufwind New Energy, PT PLN (Persero)

Transkripsi

1 103 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian lapangan, wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti PT Austindo Aufwind New Energy, PT PLN (Persero) wilayah kerja Tanjung Pandan yang membawahi kelistrikan wilayah Kecamatan Dendang, hingga wawancara dengan masyarakat Kecamatan Dendang, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : a. Pembangkit listrik tenaga biogas yang terletak di Kecamatan Dendang dimiliki oleh PT Austindo Aufwind New Energy. Adapun pembangkit listrik tenaga biogas milik PT Austindo Aufwind New Energy ini berasal dari limbah cair dari pabrik kelapa sawit. PT Austindo Aufwind New Energy memililiki dua generator pembangkit listrik di wilayah kecamatan Dendang. Generator pertama memiliki kapasitas sebesar 1,2 Mega Watt (MW) dan dapat mengaliri listrik kepada kurang lebih 2500 rumah tangga. Adapun generator yang pertama ini sudah mulai berjalan sejak Januari tahun 2014 dan keberadaannya diakui sudah membantu kondisi kelistrikan di Pulau Belitung. Menurut keterangan yang didapat dari wawancara dengan pihak PT PLN (Persero) wilayah kerja Tanjung Pandan keberadaan Pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang ini tidak hanya membantu dalam hal menambah daya listrik namun juga menambah kestabilan listrik berkat letak pembangkit listrik tenaga biogas yang letaknya

2 104 strategis sehingga membantu mengurangi resiko mati listrik yang seringkali disebabkan oleh gangguan distribusi listrik dikarenakan sistem distribusi yang dipakai di Pulau Belitung masih menggunakan kabel KiloVolt sejauh 90 km. Untuk generator kedua, memiliki kapasitas 600 Kilowatt dan baru mulai berjalan pada Januari 2016 ini. Dengan kapasitas tersebut, generator kedua ini dapat membantu mengaliri llistrik kepada 1200 rumah tangga. Dengan kapasitas 1.8 MegaWatt, keberadaan pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang ini memberikan tiga manfaat utama bagi masyarakat di Kecamatan Dendang, Pertama adalah membantu menambah daya listrik di Pulau Belitung. Kedua adalah manfaat lingkungan dimana berdasarkan wawancara dengan masyarakat dikatakan bahwa keberadaan pembangkit listrik tenaga biogas membantu mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan tidak bau. Lebih lanjut, karena pembangkit listrik tersebut berasal dari limbah cair kelapa sawit sehingga mendukung kelestarian yang berkesinambungan. Ketiga adalah transfer teknologi agar lebih banyak pihak yang berinvestasi membuat pembangkit listrik tenaga biogas dari limbah kelapa sawit karena pembangkit listrik jenis ini belum populer di Indonesia, meskipun Indonesia memiliki jumlah perkebunan kelapa sawit yang banyak. b. Dengan tiga manfaat yang sangat besar bagi masyarakat tersebut, seharusnya keberadaan pembangkit listrik tenaga biogas dapat optimal memberikan peran bagi terwujudnya ketahanan energi di Indonesia, terutama untuk mewujudkan sumber energi non-fosil atau energi baru terbarukan. Namun, dalam mengoptimalkan peran pembangkit listrik tenaga biogas milik PT Austindo

3 105 Aufwind new energy tersebut terdapat tiga kendala utama yang ditemukan. Pertama mengenai masalah sulitnya mendapatkan bahan baku karena seluruh komponen yang dipakai oleh PT Austindo Aufwind New Energy (PT AANE) seluruhnya diimpor dari Jerman. Kedua, adalah masalah ketidaksepakatan harga pembelian listrik oleh PT PLN (Persero) dimana listrik yang dibeli masih mengikuti Peraturan Menteri ESDM No. 4 tahun 2012 sedangkan saat ini sudah muncul peraturan baru Peraturan Menteri ESDM No. 27 tahun 2014 yang mengatur pembelian listrik dari pembangkit listrik tenaga energi baru dan terbarukan khususnya biogas dengan harga yang lebih tinggi. Ketiga, adalah masalah kurangnya dukungan dari pemerintah baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah. c. Dalam menjawab ketiga kendala yang telah disebutkan dalam poin di atas perlu dilakukan strategi optimalisasi peran pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang. Strategi optimalisasi peran yang dimaksud akan dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan kendala yang disebutkan atas. Bagian Pertama, strategi untuk kendala pengadaan bahan baku adalah : Pertama, PT Austindo Aufwind New Energy melakukan pengadaan peralatan dari pemasok yang dapat diandalkan. Kedua, pemerintah dapat berperan dalam memudahkan regulasi pengiriman bahan baku ke Indonesia seperti memudahkan peraturan import bahan baku untuk bahan-bahan keperluan energi seperti misalnya mengatur regulasi pengaturan bea masuk atas impor barang modal dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan umum. Ketiga, PT Austindo Aufwind New Energy dan pemerintah bersama-sama

4 106 melatih sumber daya manusia yang handal dan profesional sebagai penunjang bahan baku yang baik. Bagian kedua, Untuk mengatasi kendala mengenai permasalahan perbedaan harga yaitu : Strategi pertama adalah komunikasi antara dua pihak mengenai harga yang ditetapkan, baik pemerintah maupun PT Austindo Aufwind New Energy, Kedua, pemerintah harus mengatur dan meluruskan regulasi dan birokrasi agar tidak ada peraturan perundang-undangan yang saling tumpang tindih. Ketiga, pemerintah perlu untuk memperbaiki sistem insentif untuk menarik investasi di bidang pengembangan energi untuk menarik investor berinvestasi. Bagian ketiga, untuk kendala kurangnya dukungan dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, strategi optimalisasi peran pertama adalah pemerintah harus terjun langsung dalam memberikan dukungan terhadap pembangunan energi baru dan terbarukan misalnya dengan memperbesar kegiatan pelatihan dan pendidikan di bidang energi terutama energi baru dan terbarukan. Kedua, mengembangkan kemampuan untuk pembuatan kebijakan berdasarkan permasalahan yang ada di bidang pembangunan energi seperti kemampuan untuk menganalisis dampak ekonomi dari suatu pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas hingga menganalisa pengaruh pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas terhadap ketahanan energi. Ketiga, pemerintah diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan investasi di bidang pembangunan energi terutama pembangkit listrik tenaga biogas sehingga dapat bersama-sama dengan PT Austindo Aufwind New Energy mengembangkan potensi listrik melalui bahan bakar POME secara optimal.

5 Saran Berdasarkan dengan hasil kesimpulan di atas, terdapat tiga saran dalam rangka optimalisasi peran pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang dalam ragka ketahanan nasional. Adapun ketiga saran tersebut yaitu : a. Pemeritah dalam hal ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah memudahkan operator pembangkit listrik tenaga biogas atau pembangkit listrik tenaga terbarukan lainnya, baik di Kecamatan Dendang maupun di tempat lainnya di Indonesia dalam hal kemudahan memperoleh bahan baku. Mempermudah bahan baku dapat dilakukan dengan cara mulai mengembangkan produk-produk dalam negeri berstandar internasional hingga membantu dalam hal proses regulasi impor dan perizinan untuk barang-barang untuk keperluan pembangkit listrik tenaga biogas dan pembangkit listrik yang berasal dari energi baru terbarukan lainnya. b. Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) perlu meninjau kembali terkait praktik jual beli listrik yang berasal dari energi baru dan terbarukan, dalam penelitian ini adalah listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga biogas di Kecamatan Dendang dimana jangan sampai ada harga beli yang dirasa merugikan perusahaan pembangkit listrik c. Pemerintah, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu lebih banyak mendukung energi baru dan terbarukan melalui dukungan berupa menjaga iklim investasi, memudahkan investor, serta meluruskan berbagai kebijakan yang dirasa memberatkan. Hal ini dilakukan untuk menunjukan komitmen pemerintah dalam membangun energi baru terbarukan. d.