LAMPIRAN A.1. DATA PERCOBAAN COD awal = 97 mg/l TSS awal = 1134 mg/l TDS awal = 70 mg/l A.1.1. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air = 1:0 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 340 410 1014 1,5 5,5 8 6 800 47 518,6 5,5 8 3 9 1730 1460 510 3,1 6 7 4 1 1675 1310 509 3,95 6,5 7,5 5 15 1690 130 5 4, 7 8 6 18 1975 1450 514 4, 7 6,5 7 1 750 1370 539 4, 7 6 A.1.. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air = 1:0,5 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 160 1560 554 0,9 7 7 6 155 1390 55 1 6 6 3 9 655 150 398 1,1 7 6,5 4 1 57 660 551, 7 7,5 5 15 706 580 550,7 7 6 6 18 640 3070 1873 3,0 7 6 7 1 1650 890 1846 3,0 7 6,5 A-1
A.1.3. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air = 1:0,5 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 833 150 1935 0,1 5 7,5 6 78 1350 187 0,8 5,5 5,5 3 9 36 1370 1907 1,1 6 6 4 1 50 1460 1885 1,5 6,5 7,5 5 15 1 1440 07 1,8 6,5 5 6 18 4 1540 1761 7 6 7 1 50 1550 1796 7 5 COD awal = 986 mg/l TSS awal = 181 mg/l TDS awal = 378 mg/l A.1.4. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses kogulasi (biji asam jawa) dengan air = 1:0 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 91 1560 544 1,7 6 8 6 98 630 16,0 6 8 3 9 84 3300 1640,9 7 7 4 1 88 3440 4007 3,1 7 9 5 15 167 930 303 3,1 7 7,5 6 18 40 1490 1450 3,1 7 8 7 1 130 1640 1450 3,1 7 8 A-
A.1.5. Perbamdingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air = 1:0,5 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 116 3410 1884 1,55 6 8 6 40 90 1809,5 6 7,5 3 9 104 630 1770,9 7 6,5 4 1 330 30 1493 3,1 7 6,5 5 15 6 17 138 3,1 7 7 6 18 415 186 1089 3,1 7 7 7 1 31 1940 978 3,1 7 7 A.1.6. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air = 1:0,5 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 3778 4510 1740 0,6 6 6 6 444 4510 1754 1,65 6 8 3 9 366 3570 1103 3,0 7 7 4 1 548 3580 91 3,1 7 7 5 15 4586 3580 998 3,1 7 8 6 18 3350 350 854 3,1 7 7 7 1 640 3410 90 3,1 7 7 A-3
LAMPIRAN A.. DATA VOLUME GAS PADA KEADAAN STANDAR Volume suatu gas sangat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. Untuk membandingkan volume dari gas-gas yang diukur, maka tekanan dan suhu diambil pada keadaan yang sama, yang dinyatakan sebagai keadaan pada suhu 0 C dan tekanan 1 atm. Bila T = (73 + t) dan T 1 = (73 + 0), maka: Sehingga diperoleh data volume gas pada keadaan standar. A..1. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air 1:0 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 1,49 6,57 3 9 3,08 4 1 3,87 5 15 4,16 6 18 4,17 7 1 4,17 A-4
A... Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air 1:0,5 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 0,89 6 0,99 3 9 1,09 4 1,18 5 15,69 6 18,98 7 1,98 A..3. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air 1:0,5 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 0,09 6 0,7 3 9 1,09 4 1 1,48 5 15 1,80 6 18 1,99 7 1,0 A-5
A..4. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air 1:0 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 1,68 6 1,98 3 9,88 4 1 3,05 5 15 3,07 6 18 3,06 7 1 3,06 A..5. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air 1:0,5 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 1,48 6,47 3 9,88 4 1 3,08 5 15 3,07 6 18 3,07 7 1 3,07 A-6
A..6. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air 1:0,5 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 0,59 6 1,58 3 9,98 4 1 3,07 5 15 3,06 6 18 3,07 7 1 3,07 A-7
LAMPIRAN B FOTO FOTO ALAT Gamabar B.1. Alat Pengukur TDS (conductivitymeter) Gambar B.. Alat pengukur volume Biogas. Gambar B. 3. Alat penampung gas. B-1
Gambar B. 4. Alat secara keseluruhan. B-
LAMPIRAN C PROSEDUR ANALISA C. 1. Pengukuran COD 1. pembuatan larutan pereaksi (APHA 199). a. Larutan Standar Primer K Cr O 7 0,05 N Larutkan 0,619 gram K Cr O 7 anhidrat dalam labu ukur hingga 50 ml b. Larutan Standar Ferri Ammonium Sulfat (FAS) 0,05 N Larutkan 9,8035 gram FAS dan 10 ml H SO 4 pekat, tambahkan aquadest hingga 500 ml. Standardisasi dengan larutan primer K Cr O 7 0,05N dalam labu ukur hingga 50 ml. c. Larutan Indikator Ferroin Larutkan 0,745 gram 1,10-phenanthroline monohydrate dan 0,3475 gram FeSO 4.7H O dengan aquadest hingga 50 ml d. Larutan Katalis Tambahkan 5,0551 gram Ag SO 4 ke dalam 500 ml H SO 4 pekat, atau 1,375 gram Ag SO 4 ke dalam 0,5 kg H SO 4 pekat. Biarkan 1 sampai hari untuk melarutkan Ag SO 4. e. Larutan Digest Larutkan 5,1085 gram K Cr O 7 83,5 ml H SO 4 dan 4,165 gram HgSO 4 dengan aquadest sampai 500 ml. Standardisasi Larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) (APHA, 199) a. Pipet 10 ml larutan K Cr O 7 0,05, tempatkan dalam erlenmeyer lalu tambahkan 10 ml H SO 4 8N dan 3 tetes indikator ferroin C-1
b. Titrasi dengan larutan FAS 0,05N sampai terjadi perubahan warna dari biru hijau menjadi merah coklat c. Normalitas FAS hasil standardisasi dihitung berdasarkan rumus berikut ; N F (NH ) (SO ) = e 4 4 Vol.K Cr O 7 Vol. Fe(NH x N K Cr O 4 ) (SO 4 ) 7 3. Prosedur Analisa COD (APHA, 199) a. Pipet 5 ml sampel (atau pengenceran dengan volume akhir 5 ml), masukkan ke dalam culture tube. Lakukan hal yang sama untuk aquadest yang akan menjadi blanko. b. Tambahkan 3 ml larutan digest c. Tambahkan 7 ml larutan katalis d. Tutup dan kocok culture tube e. Masukkan culture tube kedalam oven 150 o C selama jam f. Dinginkan culture tube hingga mencapai temperatur ruangan g. Tuangkan sampel ke dalam erlenmeyer h. Tambahkan 3 tetes indikator ferroin i. Lalu titrasi dengan FAS sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi tepat merah j. Kandungan COD dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: C-
COD (mg/l O (A B) ) = x V N FAS sampel x 8000 Dimana : A = Volume FAS untuk titrasi blanko (ml) B = Volume FAS untuk titrasi sampel (ml) C.. Pengukuran ph Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan ph meter atau ph indikator. C. 3. Pengukuran Total Solid Suspended (TSS). TSS menunjukkan besarnya padatan tersuspensi di dalam limbah. Metode : Gravimetri 1. Cara uji Penimbangan berat residu di dalam contoh yang tertahan pada kertas saring 0,45 mikron dan keringkan pada temperatur 103 105 o C sampai diperoleh berat tetap.. Peralatan a. Cawan Goch atau alat penyaring lainnya yang dilengkapi penghisap b. Kertas saring 0,45 Mikron c. Oven untuk pengeringan d. Desikator e. Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg C-3
f. Penjepit cawan 3. Cara Kerja a. Penimbangan kertas saring kosong Taruh kertas saring ke dalam alat penyaring Bilas kertas saring dengan air suling sebanyak 0 ml dan operasikan alat penyaring Ulangi pembilasan hingga bersih dari partikel halus pada kertas saring Ambil kertas saring dan taruh di atas tempat khusus kertas saring Keringkan kertas saring tersebut di dalam oven pada temperatur 103-105 o C selama 1 jam Dinginkan dalam desikator selama 10 menit Timbang dengan neraca analitik Ulangi pengeringan hingga diperoleh berat tetap (kehilangan berat < 4%) Taruh kertas saring tersebut dalam desikator sampai akan digunakan b. Penyaringan contoh dan penimbangan residu tersuspensi Siapkan kertas saring yang telah diketahui beratnya pada alat penyaring Masukkan ke dalam alat penyaring (banyaknya contoh yang akan diambil) disesuaikan dengan kadar residu tersuspensi antara,5 mg sampai 00 mg) Saring contoh, kemudian residu tersuspensi dibilas dengan air suling sebanyak 10 ml dan dilakukan 3 kali pembilasan Ambil kertas saring dan letakkan di atas tempat khusus C-4
Keringkan di dalam alat pengering pada temperatur 103 105 o C selama 1 jam Dinginkan dalam desikator selama 15 menit Timbang dengan neraca analitik Ulangi pengeringan hingga diperoleh berat konstan (kehilangan berat < 4%) 4. Perhitungan mg/ lt padatan tersuspensi = (A -B) x 1000 ml contoh Keterangan : A = Berat kertas saring berisi residu tersuspensi (mg) B = Berat kertas saring kosong (mg) C. 4. Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS). Dianalisis menggunakan Metode Elektrometri dengan alat orion 3 star conductivitymeter. C. 5. Pengukuran Volume Biogas Yang Dihasilkan. Perhitungan jumlah gas yang dihasilkan dilakukan dengan cara mengamati ruang udara pada botol penampung yang diisi air (penurunan volume air). C-5