Volume gas (Liter) COD (mg/l) Volume gas (Liter) COD (mg/l)

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

SNI Standar Nasional Indonesia

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Nitrogen Organik, N-NH 3, N-NO 3, Ortofosfat, TSS, Kerapatan Sel, COD.

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Oleh : Putri Paramita ( )

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Hasil Pertanian

1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). 2. Ammonia Holding Capacity (AHC) (Modifikasi Nurcahyani 2010).

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

LAMPIRAN A PERHITUNGAN BIOREAKTOR (ANAEROBIC BAFFLE REACTOR)

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

Peralatan : 1. Labu digesti, sebaiknya gunakan tabung kultur borosilikat dengan tutup (model TFE-lined screw)

LAMPIRAN I PROSEDUR ANALISA TSS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A NERACA MASSA PENGOLAHAN WAFER STICK. Tabel A.1. Formulasi Opak Wafer Stick Bahan % Tepung terigu. 100 Tapioka. 12 Air.

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

BAB 3 METODE PERCOBAAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Pupuk super fosfat tunggal

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. METODE PENELITIAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora stylosa sebagai Pewarna Batik dalam Skala Pilot Plan

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

METODE PENELITIAN. Sokaraja dengan kondisi lingkungan dominan pemukiman penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

LAMPIRAN A METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Pengolahan Limbah Cair Percetakan dengan Menggunakan Koagulan Aluminium Sulfat dan Besi (III) Klorida

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

Transkripsi:

LAMPIRAN A.1. DATA PERCOBAAN COD awal = 97 mg/l TSS awal = 1134 mg/l TDS awal = 70 mg/l A.1.1. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air = 1:0 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 340 410 1014 1,5 5,5 8 6 800 47 518,6 5,5 8 3 9 1730 1460 510 3,1 6 7 4 1 1675 1310 509 3,95 6,5 7,5 5 15 1690 130 5 4, 7 8 6 18 1975 1450 514 4, 7 6,5 7 1 750 1370 539 4, 7 6 A.1.. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air = 1:0,5 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 160 1560 554 0,9 7 7 6 155 1390 55 1 6 6 3 9 655 150 398 1,1 7 6,5 4 1 57 660 551, 7 7,5 5 15 706 580 550,7 7 6 6 18 640 3070 1873 3,0 7 6 7 1 1650 890 1846 3,0 7 6,5 A-1

A.1.3. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air = 1:0,5 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 833 150 1935 0,1 5 7,5 6 78 1350 187 0,8 5,5 5,5 3 9 36 1370 1907 1,1 6 6 4 1 50 1460 1885 1,5 6,5 7,5 5 15 1 1440 07 1,8 6,5 5 6 18 4 1540 1761 7 6 7 1 50 1550 1796 7 5 COD awal = 986 mg/l TSS awal = 181 mg/l TDS awal = 378 mg/l A.1.4. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses kogulasi (biji asam jawa) dengan air = 1:0 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 91 1560 544 1,7 6 8 6 98 630 16,0 6 8 3 9 84 3300 1640,9 7 7 4 1 88 3440 4007 3,1 7 9 5 15 167 930 303 3,1 7 7,5 6 18 40 1490 1450 3,1 7 8 7 1 130 1640 1450 3,1 7 8 A-

A.1.5. Perbamdingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air = 1:0,5 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 116 3410 1884 1,55 6 8 6 40 90 1809,5 6 7,5 3 9 104 630 1770,9 7 6,5 4 1 330 30 1493 3,1 7 6,5 5 15 6 17 138 3,1 7 7 6 18 415 186 1089 3,1 7 7 7 1 31 1940 978 3,1 7 7 A.1.6. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air = 1:0,5 TSS TDS COD Volume gas (Liter) ph Suhu ( 0 C) 1 3 3778 4510 1740 0,6 6 6 6 444 4510 1754 1,65 6 8 3 9 366 3570 1103 3,0 7 7 4 1 548 3580 91 3,1 7 7 5 15 4586 3580 998 3,1 7 8 6 18 3350 350 854 3,1 7 7 7 1 640 3410 90 3,1 7 7 A-3

LAMPIRAN A.. DATA VOLUME GAS PADA KEADAAN STANDAR Volume suatu gas sangat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. Untuk membandingkan volume dari gas-gas yang diukur, maka tekanan dan suhu diambil pada keadaan yang sama, yang dinyatakan sebagai keadaan pada suhu 0 C dan tekanan 1 atm. Bila T = (73 + t) dan T 1 = (73 + 0), maka: Sehingga diperoleh data volume gas pada keadaan standar. A..1. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air 1:0 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 1,49 6,57 3 9 3,08 4 1 3,87 5 15 4,16 6 18 4,17 7 1 4,17 A-4

A... Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air 1:0,5 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 0,89 6 0,99 3 9 1,09 4 1,18 5 15,69 6 18,98 7 1,98 A..3. Perbandingan limbah cair tahu murni dengan air 1:0,5 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 0,09 6 0,7 3 9 1,09 4 1 1,48 5 15 1,80 6 18 1,99 7 1,0 A-5

A..4. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air 1:0 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 1,68 6 1,98 3 9,88 4 1 3,05 5 15 3,07 6 18 3,06 7 1 3,06 A..5. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air 1:0,5 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 1,48 6,47 3 9,88 4 1 3,08 5 15 3,07 6 18 3,07 7 1 3,07 A-6

A..6. Perbandingan limbah cair tahu setelah proses koagulasi (biji asam jawa) dengan air 1:0,5 Volume gas pada suhu 0 C,1atm (Liter) 1 3 0,59 6 1,58 3 9,98 4 1 3,07 5 15 3,06 6 18 3,07 7 1 3,07 A-7

LAMPIRAN B FOTO FOTO ALAT Gamabar B.1. Alat Pengukur TDS (conductivitymeter) Gambar B.. Alat pengukur volume Biogas. Gambar B. 3. Alat penampung gas. B-1

Gambar B. 4. Alat secara keseluruhan. B-

LAMPIRAN C PROSEDUR ANALISA C. 1. Pengukuran COD 1. pembuatan larutan pereaksi (APHA 199). a. Larutan Standar Primer K Cr O 7 0,05 N Larutkan 0,619 gram K Cr O 7 anhidrat dalam labu ukur hingga 50 ml b. Larutan Standar Ferri Ammonium Sulfat (FAS) 0,05 N Larutkan 9,8035 gram FAS dan 10 ml H SO 4 pekat, tambahkan aquadest hingga 500 ml. Standardisasi dengan larutan primer K Cr O 7 0,05N dalam labu ukur hingga 50 ml. c. Larutan Indikator Ferroin Larutkan 0,745 gram 1,10-phenanthroline monohydrate dan 0,3475 gram FeSO 4.7H O dengan aquadest hingga 50 ml d. Larutan Katalis Tambahkan 5,0551 gram Ag SO 4 ke dalam 500 ml H SO 4 pekat, atau 1,375 gram Ag SO 4 ke dalam 0,5 kg H SO 4 pekat. Biarkan 1 sampai hari untuk melarutkan Ag SO 4. e. Larutan Digest Larutkan 5,1085 gram K Cr O 7 83,5 ml H SO 4 dan 4,165 gram HgSO 4 dengan aquadest sampai 500 ml. Standardisasi Larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) (APHA, 199) a. Pipet 10 ml larutan K Cr O 7 0,05, tempatkan dalam erlenmeyer lalu tambahkan 10 ml H SO 4 8N dan 3 tetes indikator ferroin C-1

b. Titrasi dengan larutan FAS 0,05N sampai terjadi perubahan warna dari biru hijau menjadi merah coklat c. Normalitas FAS hasil standardisasi dihitung berdasarkan rumus berikut ; N F (NH ) (SO ) = e 4 4 Vol.K Cr O 7 Vol. Fe(NH x N K Cr O 4 ) (SO 4 ) 7 3. Prosedur Analisa COD (APHA, 199) a. Pipet 5 ml sampel (atau pengenceran dengan volume akhir 5 ml), masukkan ke dalam culture tube. Lakukan hal yang sama untuk aquadest yang akan menjadi blanko. b. Tambahkan 3 ml larutan digest c. Tambahkan 7 ml larutan katalis d. Tutup dan kocok culture tube e. Masukkan culture tube kedalam oven 150 o C selama jam f. Dinginkan culture tube hingga mencapai temperatur ruangan g. Tuangkan sampel ke dalam erlenmeyer h. Tambahkan 3 tetes indikator ferroin i. Lalu titrasi dengan FAS sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi tepat merah j. Kandungan COD dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: C-

COD (mg/l O (A B) ) = x V N FAS sampel x 8000 Dimana : A = Volume FAS untuk titrasi blanko (ml) B = Volume FAS untuk titrasi sampel (ml) C.. Pengukuran ph Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan ph meter atau ph indikator. C. 3. Pengukuran Total Solid Suspended (TSS). TSS menunjukkan besarnya padatan tersuspensi di dalam limbah. Metode : Gravimetri 1. Cara uji Penimbangan berat residu di dalam contoh yang tertahan pada kertas saring 0,45 mikron dan keringkan pada temperatur 103 105 o C sampai diperoleh berat tetap.. Peralatan a. Cawan Goch atau alat penyaring lainnya yang dilengkapi penghisap b. Kertas saring 0,45 Mikron c. Oven untuk pengeringan d. Desikator e. Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg C-3

f. Penjepit cawan 3. Cara Kerja a. Penimbangan kertas saring kosong Taruh kertas saring ke dalam alat penyaring Bilas kertas saring dengan air suling sebanyak 0 ml dan operasikan alat penyaring Ulangi pembilasan hingga bersih dari partikel halus pada kertas saring Ambil kertas saring dan taruh di atas tempat khusus kertas saring Keringkan kertas saring tersebut di dalam oven pada temperatur 103-105 o C selama 1 jam Dinginkan dalam desikator selama 10 menit Timbang dengan neraca analitik Ulangi pengeringan hingga diperoleh berat tetap (kehilangan berat < 4%) Taruh kertas saring tersebut dalam desikator sampai akan digunakan b. Penyaringan contoh dan penimbangan residu tersuspensi Siapkan kertas saring yang telah diketahui beratnya pada alat penyaring Masukkan ke dalam alat penyaring (banyaknya contoh yang akan diambil) disesuaikan dengan kadar residu tersuspensi antara,5 mg sampai 00 mg) Saring contoh, kemudian residu tersuspensi dibilas dengan air suling sebanyak 10 ml dan dilakukan 3 kali pembilasan Ambil kertas saring dan letakkan di atas tempat khusus C-4

Keringkan di dalam alat pengering pada temperatur 103 105 o C selama 1 jam Dinginkan dalam desikator selama 15 menit Timbang dengan neraca analitik Ulangi pengeringan hingga diperoleh berat konstan (kehilangan berat < 4%) 4. Perhitungan mg/ lt padatan tersuspensi = (A -B) x 1000 ml contoh Keterangan : A = Berat kertas saring berisi residu tersuspensi (mg) B = Berat kertas saring kosong (mg) C. 4. Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS). Dianalisis menggunakan Metode Elektrometri dengan alat orion 3 star conductivitymeter. C. 5. Pengukuran Volume Biogas Yang Dihasilkan. Perhitungan jumlah gas yang dihasilkan dilakukan dengan cara mengamati ruang udara pada botol penampung yang diisi air (penurunan volume air). C-5