BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

LAPORAN PRAKTIKUM 2:

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin dalam sampel Mie basah. Hasil Uji (+/-)

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

LAMPIRAN. Data Hasil Penelitian dan Perhitungan

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pemeriksaan kadar Cystatin C pada penderita Diabetes

BAB III METODE PENELITIAN. observasi analitik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional atau

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

POSTER (Kode : H-06) ANALISIS KADAR PATI, LIGNIN DAN SELULOSA PADA BAMBU AMPEL (Bambusa vulgaris Schrad.) YANG DIRENDAM DALAM LUMPUR

ABSTRAK KESESUAIAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSURIA METODE KONVENSIONAL BENEDICT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

BAB III METODE PENELITIAN

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pengrajin gula merah kelapa di Desa Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN

TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

PENENTUAN KADAR GLUKOSA PADA KENTANG REBUS DAN TALAS REBUS SEBAGAI PENGGANTI NASI BAGI PENDERITA DIABETES DENGAN METODE LUFF SCHOORL KARYA ILMIAH

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut. : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

Praktik Biomedik 506 Ketrampilan Dasar Laboratorium. Laporan Praktikum ph Meter, Buffer dan Pengenceran

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Kulit Pisang Sumber: (

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di wilayah yang lebih dingin. Apel yang dibudidayakan memiliki nama ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum Sampel dalam penelitian ini adalah urin rutin penderita diabetes melitus yang merupakan pasien di Klinik Pratama Rahmat Medika. Diambil secara consecutive sampling dari 30 subjek penelitian yang memenuhi kriteria. Urin tersebut ditampung ke dalam wadah urin kemudian diperiksa dengan metode benedict dan metode luff Schoorl. Khusus untuk metode luff schoorl pemeriksaan sampel dilakukan secara duplo. 2. Sajian Analisis dan Deskriptif Hasil pemeriksaan kedua metode yaitu benedict dan luff schoorl dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Glukosuria Metode Benedict dan Luff Schoorl Metode Hasil +1 +2 +3 +4 Benedict 7 8 10 5 Luff Schoorl 5 8 14 3 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui hasil pemeriksaan glukosuria dari total 30 sampel urin responden yang terdiagnosa diabetes melitus menggunakan metode benedict sebanyak 7 sampel berada pada grade +1, 8 sampel pada grade +2, 10 sampel pada grade +3, dan 5 sampel pada grade +4. Sementara itu, untuk hasil pemeriksaan dengan 20

21 metode luff schoorl pada grade +1, +2, +3, dan +4 berturut-turut berjumlah 5 sampel, 8 sampel, 14 sampel dan 3 sampel. Dari tabel diatas dapat ketahui pula bahwa pemeriksaan sampel menggunakan kedua metode tersebut menunjukkan hasil yang paling banyak pada grade +3 dan yang paling sedikit adalah pada grade +4. Secara keseluruhan hasil pemeriksaan glukosuria menggunakan metode benedict dan metode luff schoorl yaitu seperti pada gambar grafik berikut. 4 3 2 1 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Benedict Luff Schoorl Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Glukosuria Metode Benedict dan Luff Schoorl. Berdasarkan Gambar 1, dari 30 sampel urin yang diperiksa sebanyak 24 sampel menunjukkan kesesuaian hasil pemeriksaan glukosuria antara metode benedict dan metode luff schoorl dengan persentase sebesar 80%. Hasil keenam sampel lainnya menunjukkan ketidaksesuaian yaitu pada sampel nomor 3, 10, 13, 15, 26, dan 30.

22 Uji statistik dilakukan untuk mengetahui tingkat kemaknaan (p), kekuatan (r) dan arah korelasi hasil pemeriksaan glukosuria menggunakan metode benedict dan metode luff schoorl. Uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji korelasi spearman, dengan hasil seperti pada tabel 3. Tabel 3. Uji Spearman Hasil Pemeriksaan glukosuria Metode Benedict dan Metode Luff Schoorl. Paired 1 benedict luff schoorl r r 2 Sig. (2-tailed) 0,910 0,83 0,000 Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang artinya nilai p<0,05, maka Ha diterima dan H 0 ditolak atau terdapat korelasi yang bermakna antara hasil pemeriksaan glukosuria metode benedict dengan luff schoorl. Selain itu didapatkan nilai r = 0,910 yang menunjukkan kekuatan hubungan sangat kuat dengan arah positif dan koefisien determinasi (r 2 ) sebesar 0,83. B. Pembahasan Pemeriksaan glukosa urin termasuk pemeriksaan penyaring. Adanya glukosa dalam urin dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain metode benedict dan metode luff schoorl. Kedua metode tersebut tidak spesifik karena pada prinsipnya menggunakan reaksi reduksi-oksidasi dari gugus aldehid dalam gula pereduksi terhadap senyawa cupri oksida yang terdapat dalam pereaksi benedict dan luff schoorl (Gandasoebrata, 2007).

23 Pemeriksaan glukosuria metode benedict bersifat semi kuantitatif. Glukosa akan mereduksi kupri oksida dalam reagen menjadi kupro oksida yang disertai dengan reaksi perubahan warna benedict sesuai dengan kadar glukosa yang terlarut dalam urin. Prinsip reaksi metode benedict sebagai berikut : O O R C + 2 CuO R C + Cu 2 O H OH Aldehid Reag. Benedict Karboksilat Merah Bata Berdasarkan reaksi tersebut, semakin banyak kadar glukosa urin maka akan semakin banyak kupri oksida yang direduksi menjadi kupro oksida, sehingga warna dari reagen benedict akan semakin merah. Hal ini menjadi dasar dalam interpretasi hasil pemeriksaan glukosuria metode benedict dimana setiap grade menunjukan perkiraan kadar glukosa urin. Pada prinsip pemeriksaan glukosuria metode luff schoorl kelebihan atau sisa dari kupri oksida yang tidak direduksi oleh glukosa akan bereaksi dengan KI sehingga dilepaskan I 2 yang kemudian dikuantifikasi oleh Na 2 S 2 O 3 melalui titrasi iodometri. Hasil pemeriksaan dengan metode luff schoorl bersifat kuantitatif. Prinsip reaksi metode luff schoorl sebagi berikut : (Winarno, 2007) CuO + H 2 SO 4 CuSO 4 + H 2 O CuSO 4 + KI CuI 2 + K 2 SO 4 2CuI 2 Cu 2 I 2 + I 2 I 2 + Na 2 S 2 O 3 NaI + Na 2 S 4 O 6

24 Pemeriksaan glukosuria dengan menggunakan metode luff schoorl lebih akurat karena dapat diketahui kadar glukosa urin secara kuantitatif. Pada metode benedict dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan hanya berdasarkan reaksi perubahan warna reagen (semi kuantitatif), sehingga dapat memungkinkan terjadinya kekeliruan saat pembacaan hasil. Penerapan metode luff schoorl untuk pemeriksaan glukosuria di laboratorium klinik dengan jumlah sampel yang banyak akan menjadi tidak efisien. Hal ini dikarenakan prosedurnya yang panjang yaitu standarisai Na 2 S 2 O 3, penimbangan dan pengenceran sampel, pemanasan sampel, sampai dengan proses titrasi, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk sekali pemeriksaan. Metode ini juga dapat mengakibatkan kadar glukosa urin menjadi turun apabila pada saat penambahan KI tidak segera di titrasi dikarenakan sifat I 2 yang mudah menguap. Oleh karena itu, semua prosedur harus diperhatikan dengan seksama agar hasil pemeriksaan dapat menggambarkan kadar glukosa urin yang sebenarnya. Untuk sebatas skrining, pemeriksaan reduksi urin cukup menggunakan metode benedict dikarenakan pemeriksaannya yang cepat, murah dan hasilnya mampu untuk memperkirakan kadar glukosa dengan cukup akurat. Berdasarkan hasil penelitian terbukti sebesar 80% dari sampel uji menunjukkan kesesuaian hasil pemeriksaan glukosuria. Hal ini diperkuat dengan hasil uji statistik, diperoleh nilai r = 0,910 yang berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara metode benedict dengan metode luff shoorl.