1 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. SUMBER DATA Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari internet mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat. Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait. Survey pendapat audiens 2.2 MAKE UP 2.2.1 SEJARAH SINGKAT MAKE UP Kosmetik menggunakan itu disukai di banyak titik dalam sejarah Barat. Sebagai contoh, pada abad ke-19, make-up digunakan terutama oleh pelacur, dan Ratu Victoria menyatakan pada publik makeup tidak tepat, vulgar, dan dapat diterima hanya untuk digunakan oleh aktor. Adolf Hitler mengatakan kepada perempuan bahwa lukisan wajah hanya untuk badut dan bukan untuk para wanita dari ras induk. Perempuan di abad ke-19 suka dianggap sebagai wanita rapuh. Mereka membandingkan diri mereka untuk bunga halus dan menekankan kelezatan mereka dan feminitas. Mereka bertujuan selalu tampak pucat dan menarik. Kadang-kadang wanita diam-diam menggunakan sedikit pemerah di pipi, dan digunakan "belladonna" untuk
2 melebarkan mata mereka untuk membuat mata mereka lebih menonjol. Make-up disukai secara umum terutama selama tahun 1870-an ketika etiket sosial menjadi lebih kaku. Namun aktris diizinkan untuk menggunakan make up dan keindahan terkenal seperti Sarah Bernhardt dan Lillie Langtry. Sebagian besar produk kosmetik kimia yang tersedia masih meragukan, atau ditemukan pewarna makanan, buah berry dan akar bit. Pada pertengahan abad ke-20, kosmetik yang digunakan secara luas oleh wanita hampir semua masyarakat industri di seluruh dunia. Kosmetik telah digunakan selama ribuan tahun. Tidak adanya peraturan pembuatan dan penggunaan kosmetik telah menyebabkan efek samping negatif, cacat, kebutaan, dan bahkan kematian selama berabad-abad. Contoh ini adalah penggunaan lazim bedak (timah putih), untuk menutupi wajah selama Renaissance, dan kebutaan yang disebabkan oleh Lash maskara Lure pada awal abad 20. (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6770970). 2.2.2 FUNGSI MAKE UP FOUNDATION Foundation, digunakan untuk fondasi wajah / alas bedak dan menutupi bercak atau warna kulit yang tidak merata. Biasanya berbentuk cairan, krim, atau bubuk. Foundation primer dapat digunakan sebelum penggunaan bedak tabur. POWDER (BEDAK) Serbuk halus untuk mempercantik muka atau untuk obat wajah. Bentuknya hampir sama seperti foundation, tapi bedak biasanya berwujud tabur atau padat dan di
3 gunakan setelah penggunaan foundation. Fungsinya membuat kulit tidak terlihat berminyak dan sebagai penutup noda atau untuk mencerahkan warna kulit. BLUSH ON Blush on atau perona pipi digunakan untuk memberi kesan merah pada pipimembawa dan membuat tulang pipi tampak lebih jelas. Biasanya dalam bentuk bubuk, krim, atau cair. MASCARA Mascara digunakan untuk menggelapkan, memperpanjang, dan mengentalkan bulu mata. Ini tersedia dalam warna alam seperti coklat dan hitam, namun juga datang dalam warna-warna berani seperti biru, merah muda, atau ungu. Ada formula yang berbeda, termasuk tahan air bagi mereka yang rentan terhadap alergi atau air mata tiba-tiba. Sering digunakan setelah penjepit bulu mata dan maskara primer. LIPSTICK Lipstick digunakan sebagai pewarna untuk bibir, bentuknya ada yg padat, cair dan juga krim. Orang-orang menggunakan lipstick untuk acara-acara tertentu, ataupun untuk sehari-hari tersedia warna yang natural.
4 2.3. Target Audience Geografis Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar Indonesia. Demografis Jenis Kelamin : Wanita Usia : 14-22 tahun Kelas sosial : A-B Psikologi Pelajar, Mahasiswa, pekerja, ibu rumah tangga, pecinta Make up, Make- up artist, Artis/ talent, Penari, dan dunia hiburan lainnya. 2.10. Analisa SWOT Srength : Menggunakan visual ilustrasi sebagai elemen utama untuk menyampaikan informasi. Buku ini menyediakan pengetahuan tentang macam-macam jenis kosmetik. Masih jarangnya buku yang membahas tentang kosmetik secara menyeluruh.
5 Menggunakan bahasa Indonesia. Materi yang disampaikan mudah dimengerti bagi orang yang awam Weakness : Kurang minatnya membaca pada masyarakat Indonesia. Kurangnya buku Make-Up berbahasa Indonesia Kurangnya buku Make-Up dengan design yang menarik. Opportunities : Dunia hiburan di Indonesia merupakan membutuhkan kosmetik. Semua perempuan di Indonesia pasti merasa selalu ada yang kurang dalam penampilan nya Tidak semua orang mengerti cara berdandan dengan kosmetik dengan benar. Belum banyak buku di pasaran yang mengedukasi dan memberikan penjelasan tentang semua kosmetik dan tips-tips kecantikan. Threat : Trend belanja di luar negri karena ongkos penerbangan jauh lebih murah, dan barang-barang di luar negri juga menjadi lebih murah. Buku Make-Up import Tidak semua perempuan pandai berdandan dan mengerti detail tentang macammacam kosmetik.
6