BAB IV KOSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KOSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV KOSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna Komunitas pengguna beauty case penata rias pengantin ini dirancang untuk penata rias pengantin profesional segmentasi umur tahun yang berada di wilayah jabotabek. Karena setiap penata rias pernikahan memiliki klien yang lokasinya berbeda-beda dan tidak menentu dan sehingga penata rias membutuhkan alat atau wadah untuk membantunya dalam membawa peralatan rias dan membantu proses meriasnya di lokasi penata rias pengantin merias. Penata rias pengantin juga membawa cukup banyak alat rias untuk merias seorang pengantin. Oleh karena itu, beberapa fungsi dirancang sesuai dengan kebutuhan penata rias pengantin yang telah diobservasi guna membantu penata rias pengantin dalam membawa alat rias yang dibutuhkan dan dapat membantunya dalam proses merias. Gambar IV.1. Penata rias pengantin Sumber : Tribunnews.com Dari hasil observasi yang perancangan dapat bahwa penata rias pengantin masih memiliki kesulitan atau permasalahan dalam membawa dan meriasnya terhadap beauty case yang digunakannya, 32

2 oleh karena itu perancang membuat beauty case yang disesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin yaitu dengan merancang beauty case yang memiliki kotak penyimpanan yang cukup untuk meletakan alat make-up yang dibutuhkan penata rias pengantin, perancang juga membuat peralatan hair-do khusus agar penata rias tidak perlu lagi membawa tas lainnya dan memudahkannnya dalam membawa semua alat rias yang dibutuhkannya, dan tempat hairdonya pun dapat dilepas pasang karena jika sedang tidak dibutuhkan dapat ditinggal dirumah. B. TATARAN SISTEM 1. Cara Penyebaran Produk a. Mengikuti pameran dan bazar produk Untuk mempromosikan produk beauty case ini yaitu dengan mengikuti pameran dan bazar produk yang ada di jabotabek. Dengan mengikuti pameran dan bazar maka saya dapat memperkenalkan dan memasarkan produk beauty case untuk penata rias pengantin ini pada masyarakat dan khususnya para penata rias pengantin professional yang berada di wilayah jabotabek. b. Membuat berbagai media promosi Beauty case ini juga akan dipromosikan dan dijual menggunakan media sosial dan media promosi lainnya. Media sosial sangat dapat berpengaruh dalam mempromosikan dan mejual produk beauty case ini. Media sosial yang digunakan dalam promosi beauty case ini yaitu facebook, twitter, dan instagram. Untuk media promosi lainnya akan menggunakan banner dan brosur produk yang disebar ke tempat-tempat ramai pengunjung 33

3 c. Memasarkan produk ke toko dan departement store Beauty case untuk penata rias pengantin ini akan dijual ke toko-toko kosmetik dan beberapa departement store, karena segmentasi pada beauty case ini yaitu penata rias pengantin profesional yang kalangan menenah atas. 2. Pemanfaatan Produk Pemanfaatan beauty case bagi pengguna, beauty case memiliki bentuk dan fungsi yang menyesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin. Fungsi beauty case juga menyesuaikan dengan kebutuhan alat rias yang dibawa penata rias pengantin, kebutuhan mobilitas, dan kebutuhan penata rias pengantin untuk merias, dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, objek rancangan beauty case akan efektif dalam pemanfaatan fungsi beauty case yang dikhususkan untuk penata rias pengantin ini, Pada produk beauty case ini terdapat beberapa komponen yang memiliki manfaat yang berbeda-beda. Berikut penjelasan mengenai manfaat masing-masing komponen produk: a. Beauty case untuk tempat Make-up Gambar IV.2. Beauty case untuk tempat Make-up 34

4 No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 lipstick No.7 : Cermin untuk membantu penata rias pengantin untuk melihat wajah saat merias : Lampu untuk membantu penata rias pengantin untuk penerangan pada wajah agar mendetail terlihat wajahnya : Tempat meletakan foundation, bedak, dan primer : Tempat meletakan concealer, blush on : Tempat meletakan eyeshadow, contour, dan peralatan make-up yang berupa palette : Tempat meletakan pensil alis, eyeliner, mascara, : Tempat khusus meletakan brush b. Beauty case untuk tempat Hair-do Gambar IV.3. Beauty case untuk tempat hair-do No.1 : Tempat untuk meletakan hair dryer No.2 : Skat untuk memperbesar spacer tempat hairdryer No.3 : Tempat meletakan sisir dan aksesoris rambut seperti konde, hairnet, dan lainnya No.4 : Tempat meletakan hairdryer dan catokan saat digunakan 35

5 No.5 : Tempat meletakan hair spray No.6 : Tempat meletakan catokan No.7 : Tempat untuk meletakan aksesoris rambut seperti jepitan, jarum pentul, dan lainnya 3. Cara Kerja Produk Table. VI.1. Cara kerja beauty case No Gambar Penjelasan 1 Kunci diantara beauty case 1 dan 2 dilepas untuk memisahkan keduanya Gambar IV.4. Beauty case saat dijadikan 1 2 Gambar IV.5. Beauty case laci tertutup Beauty case 1 direbahkan dan dibuka kunci dan tutupnya keatas sekitar 90 derajat 3 Tarik sliding pada beauty case 1 kekiri dan kekanan Gambar IV.6. Beauty case laci terbuka 36

6 Kotak penyimpanan tengan pada beauty 4 case 1 keluarkan agar dapat mengambil barang di kotak ke 3 Gambar IV.7. Tempat brush 5 Gambar IV.8. Tempat stopkontak dan saklar Buka tutup pada kiri dan kanan bagian cermin untuk menyalakan lampu dan stopkontak 6 Gambar IV.9. Tempat hair-do Beauty case 2 dibuka kunci dan tutupnya ketas sekitar 180 dan 270 derajat 7 Gambar IV.10. Tempat hair-do terbuka Tarik Laci pada bagian bawah beauty case 2 8 Skat pada beauty case ini dapat dilepas/pasang Gambar IV.11. Sekat lepas/pasang 37

7 4. Sistem Membawa Produk Table. VI.2. Sistem membawa beauty case No Gambar Penjelasan 1 Gambar IV.12. Dibawa dengan ditarik Beauty case ini dapat dibawa dengan cara ditarik yaitu dengan mendirikan beauty case 1 dan menumpuk beauty case 2 diatasnya kemudian dikunci serta menarik handle trollenya dan memiringkan beauty case sekitar 45 0 saat dibawa 2 Gambar IV.13. Dibawa dengan ditenteng Beauty case ini dapat dibawa dengan cara ditenteng juga yaitu dengan mendirikan beauty case 1 atau beauty case 2 serta mengankat beauty case menggunakan handle tenteng pada beauty case. Cara ditenteng ini dipakai jika hanya membawa 1 beauty case saja C. TATARAN PRODUK 1. Konsep Perancangan Dalam merancang beauty case penata rias pengantin tentu saja dibutuhkan suatu konsep desain guna agar beauty case dapat sesuai dengan fungsi yang dapat menyelesainkan masalah-masalah yang sudah diobservasi. Konsep desain dapat diartikan sebagai ide dasar 38

8 dari suatu pemikiran yang melandasi proses perancangan sebuah desain. Dalam merancang beauty case untuk penata rias pengantin ini tentunya perancang mempunyai konsep desain yang matang, konsep yang dirancang tidak sembarang dibuat oleh perancang namun konsep desain beauty case ini dipertimbangakan dari hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga perancangan beauty case ini sesuai dengan solusi dalam permasalahan serta tepat untuk segmentasi yang dipilih. Beauty case yang perancang desain ini yaitu beauty case yang disesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin dengan ukuran yang medium. Segmentasi beauty case ini yaitu penata rias pengantin profesional yang berumur 25-35tahun di wilayah jabotabek. Konsep beauty case ini dibuat karena penata rias pengantin membutuhkan beauty case yang dapat membantu dan memudahkannya dalam membawa semua alat make-up yang dibutuhkan dan memudahkannya saat merias. Beauty case ini disesuaikan untuk mobilitas dan digunakan dilokasi penata rias pengantin merias. Konsep dalam menyelesaikan masalah penata rias pengantin adalah sebagai berikut: a. Beauty case terdapat tempat alat make-up dan hair-do khusus Pada beauty case ini terdapat tempat hair-do khusus. Tempat hair-do ini dapat dilepas/pasang. Sehingga dapat ditinggal saat tidak digunakan. Tempat hair-do khusus ini dirancang agar penata rias tidak perlu lagi membawa tas lain lagi dan agar lebih simple dalam membawa semua alat rias yang dibutuhkan. 39

9 Gambar VI.14 Tempat hair-do b. Beauty case terdapat cermin dan lampu yang tidak perlu dilepas pasang Pada beauty case ini terdapat cermin yang berukuran 29x33cm dan lampu yang tidak perlu dilepas/pasang agar mempersimple penata rias pengantin dalam menggunakan lampu. Saat lampu rusak, untuk menggantinya hanya tinggal membuka sekrup yang ada disamping kiri dan kanan beauty case saja. Konsep tersebut dibuat untuk membudahkannya penata rias pengantin dalam mengganti lampu saat rusak. Gambar VI.15 Lampu pada beauty case 40

10 c. Beauty case yang skat nya dapat dilepas pasang Pada beauty case ini perancang membuat sistem skat dapat dilepas pasang. Skat-skat ini bertujuan untuk memisahkan antar make-up agar tidak jadi satu dan berantakan maka dibuat lah skat-skat pada kotak penyimpanan beauty case ini. Sistem lepas/pasang skat ini bertujuan agar saat penata rias pengantin membutuhkan ruang yang lebih besar maka skat dapat dilepas dan dapat memperluas ruang penyimpanan. Gambar VI.16 Skat yang dapat dilepas/pasang 2. Proses Perancangan a. Membuat Sketsa Desain Setelah menentukan konsep desain beauty case untuk penata rias pengantin ini, perancang membuat sebuah sketsa untuk menuangkan ide-ide yang sudah dipertimbangkan dalam konsep desain dan juga dapat mengeksplore desain seperti apa yang akan dibuat sesuai dengan konsep desain yang telah ditentukan. b. Digitalisasi Sketsa Desain Tahap selanjutnya dalam merancang beauty case ini yaitu membuat digitalisasi dari sketsa desain yang telah ditentukan. Membuat digitalisasi sketsa desain ini bertujuan agar desain yang dirancang menjadi lebih terlihat jelas, detail serta terlihat 41

11 warna-warna yang akan digunakan sudah dapat terlihat juga dan dapat dilipilih desain mana yang sesuai dengan konsep desain yang berdasarkan hasil observasi. Table. VI.3. Digitalisasi desain beauty case No. Desain Keterangan Gambar IV.17. Desain digital beauty case make-up 1 Gambar IV.18. Desain digital beauty case make-up 2 Gambar IV.19. Desain digital beauty case make-up 3 Gambar IV.20. Desain digital beauty case make-up 4 Desain ini memiliki sistem sliding pada kotak penyimpanannya. Pada bagian kanan terdapat slide yang dapat ditarik untuk meletakan alatalat make-up. Pada bagian depan terdapat tempat untuk meletakan brush dan dibawah ada laci untuk meletakan alat make-up pallete. Sistem beauty case ini digunakan dalam posisi beauty case berdiri Desain ini memiliki sistem buka pada bagian tengah dan kotak penyimpanan terdapat di sisi kanan dan kiri cermin. Pada kotak penyimpanan ada sliding yang dapat ditarik untuk meletakan alat makeup. Desain ini memiliki sistem buka kotak penyimpanan dari bagian tengah, kotak penyimpanan terdapat di sisi kanan dan kiri cermin dan terdapat skat-skat untuk meletakan make-up. Pada bagian atas tutup digunakan untuk tempat brush dan pada laci bawah digunakan untuk meletakan make-up pallete. Pada desain ini memiliki sitem buka tutup keatas 90 0 dan pada kotak penyimpanan paling atas terdapat sliding untuk membuka kotak penyimpanan yang terdapat dibawahnya. Kotak bagian tengah terdapat tempat brush yang dapat sistemnya dilepas, kotak paling bawah untuk meletakan make-up pallete. Skat pada beauty case ini dapat dilepas pasang dan lampu yang tidak perlu dilepas/pasang. Setelah dilakukan beberapa revisi desain maka dipilihlah satu desain yang paling sesuai dengan konsep desain yaitu 42

12 desain yang simple namun dapat memenuhi kebutuhan penata rias pengantin. Gambar VI.21. Digitalisasi beauty case make-up terpilih Table. VI.2. Digitalisasi desain tempat hair-do No Gambar Keterangan 1. Desain ini hanya tedapat satu tempat yang dibatasi dengan skatskat saja 2. Gambar IV.22. Desain digital beauty case hair-do 1 Gambar IV.23. Desain digital beauty case hair-do 2 Desain tempat hair-do ini terdapat 2 tingkat yaitu bagian atas untuk meletakan hairdryer dan bagian bawah berupa laci untuk meletakan catokan hairspray. aksesoris jepitan, dan lain-lain. 43

13 Desain tempat hair-do yang dipilih yaitu desain yang kedua. Gambar VI.24. Digitalisasi beauty case hair-do yang terpilih Desain ini dipilih karena bentuk nya lebih simple dan lebih efektif dalam menyimpan peralatan hair-do. Penggunaannya juga tidak sulit dan banyak ruang penyimpanan. c. Menentukan Ukuran pada Desain Rancangan Setelah desain bentuk beauty case dipilih 2 desain, kemudian perancang fokus untuk menentukan ukuran pada desain yang telah dipilih pada tahap sebelumnya. Ukuran pada suatu perancangan desain sangatlah penting karena ukuran pada rancangan mempengaruhi segi kesesuaian kebutuhan dari hasil observasi dan kenyamanan saat produk digunakan oleh penggunanya. Oleh karena itu, dalam menentukan sebuah ukuran pada desain beauty case ini makan perancang harus memperhatikan ukuran-ukuran make-up dan alat hair-do dari hasil observasi dan data standar ukuran beauty case medium yang kebanyakan digunakan oleh penata rias pengantin untuk dijadikan patokan dalam menentukan ukuran pada rancangan yang akan dibuat. Pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan dalam memutuskan ukuran yaitu: 44

14 1. Dapat memuat alat rias sesuai kebutuhan penata rias pengantin 2. Terdapat tempat hair-do yang khusus namun ukuran tetap standar untuk mudah dibawa 3. Pertimbangan produk untuk mobilisasi Setelah dilakukan beberapa revisi ukuran beauty case untuk penata rias pengantin ini maka didapatkan ukuran yang tidak terlalu besar, masih mudah untuk dibawa kemana saja, dan juga dapat memenuhi kebutuhan penata rias dalam membawa alat rias yang dibutuhkan. Ukuran yang digunakan pada beauty case 1 (tempat make-up) 42x35x20 cm dan ukuran pada beauty case 2 (tempat hair-do) 42x20x20 cm. Berikut ukutan lebih detailnya: Gambar VI.25. Ukuran beauty case 45

15 Gambar VI.26 Ukuran beauty case d. Gambar Teknik Setelah ukuran pada produk sudah ditentukan, selanjutnya perancang membuat gambar teknik guna untuk memperjelas detail bentuk dan ukuran per tampak beauty case sehingga memudahkan dalam proses produksi. Gambar kerja yang dibuat terdiri dari gambar teknik, gambar potongan, dan gambar isometri. 46

16 Gambar VI.27. Gambar teknik tas make-up tertutup 47

17 Gambar VI.28 Gambar teknik tas hair-do tertutup 48

18 Gambar VI.29 Gambar teknik tas make-up terbuka 49

19 Gambar VI.30 Gambar teknik tas hair-do terbuka 50

20 e. Gambar Potongan Gambar VI.31 Gambar potongan tas hair-do terbuka f. Gambar Isometri Gambar isometri ini bertujuan untuk mengetahui tampak prespektif pada produk rancangan dengan sudut 30 0 derajat. 1) Gambar Isometri Tas Make-up Gambar VI.32 Gambar Isometri Tas Make-up 2) Gambar Isometri Tas Hair-do Gambar VI.33 Gambar isometri tas hair-do 51

21 4. Proses Produksi No Gambar Pejelasan 1 Tahap pembuatan mal untuk cetakan Gambar IV.34. Mal beauty case 2 Gambar IV.35. Proses cetakan Tahap pencetakan masing-masing beauty case dan masing-masing komponen yang terdapat didalamnya 3 Gambar IV.36. Setelah cetakan dilepas Tahap pelepasan fiber yang sudah tercetak dari cetakan 4 Gambar IV.37. Proses perakitan beauty case dan lampu Tahap perakitan dan pemasangan lampu pada beauty case 1 5 Tahap pemasangan sliding pada beauty case Gambar IV.38. Proses perakitan sliding 52

22 6 Tahap pedempulan beauty case Gambar IV.39. Proses dempul 7 Tahap pengecatan bagian dalam beauty case dan pemasangan cermin Gambar IV.40. Proses pengecatan beauty case dan lampu 8 Tahap pemasangan kulit pada beauty case Gambar IV.41. Proses pemasangan kulit Pertimbangan-pertimbangan saat proses produksi : 1. Ukuran-ukuran fiber yang dicetak untuk beauty case dapat sama dan seimbang saat dirancang 2. Membuat model tempat skat yang dapat dilepas pasang 3. Sliding kotak penyimpanan agar tidak nge-lost saat di slide 4. Penempatan lampu, stopkontak, dan saklat pada beauty case agar sesuai dan cocok saat di aplikasikan 53

23 D. TATARAN ELEMEN Dalam perancangan dibutuhkan elemen-elemen penunjang untuk memperkuat segi estetika produk. Dengan dibuatnya elemen pendukung ini maka produk akan lebih sempurna dengan kelengkapan elemen estetika yang diaplikasikan pada produk. Elemen-elemen pendukung dalam perancangan yaitu warna, bentuk, visual estetika, dan tekstur. Dengan elemen-elemen ini maka produk akan menjadi utuh dan sempurna rancangannya. Pada rancangan beauty case untuk penata rias pengantin, komposisi pada material, warna, visual, dan tekstur mengikuti dengan konsep moodboard yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar VI.42 Moodboard konsep perancangan 54

24 1. Material Gambar VI.43 Material Fiberglass Pada perancangan beauty case ini perancang membuat beauty case dengan material fiber. Fiber yang dicetak dengan sistem luar dan dalam permukaannya halus jadi menggunakan sistem 2 kali cetak yaitu cetak bagian luar halus dan bagian dalam halus. Dengan material fiber ini maka akan memudahkan dalam produksi masal karena sistem pembuatannya yaitu menggunakan cetakan. Karakteristik fiber juga cocok sesuai kebutuhan dalam perancangan yaitu mudah dibentuk, kuat, awet, dan ringan. 2. Warna Unsur warna yang digunakan dalam perancangan beauty case ini yaitu warna-warna pastel dan warna coklat. Warna pastel yang digunakan adalah pink pastel, menggunakan warna pink pastel karena sesuai dengan konsep estetika yang ditentukan yaitu feminine. Warna pink termasuk warna yang mencerminkan kefeminiman seorang wanita. Warna pink pastel ini digunakan sebagai warna dasar bagian luar beauty case. Berikut warna pastel yang digunakan pada estetika bagian luar beauty case: 55

25 Gambar VI.44 Warna pink pastel Pada bagian dalam beauty case menggunakan warna coklat tua, karena warna coklat merupakan warna yang netral dan warna alat make-up kebanyakan berwarna coklat sehingga dapat menetralisir terlihat kotor saat make-up ada yang tumpah. Berikut warna coklat yang digunakan pada estetika pada bagian dalam beauty case ini: Gambar VI.45. Warna Coklat Sumber: color.adobe.com 3. Bentuk Bentuk yang digunakan pada beauty case ini yaitu bentuk persegi panjang. Bentuk persegi ini dipilih karena dapat lebih banyak ruang yang dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan dibandingkan bentuk lainnya seperti bulat, segitiga, persegi 5, dan lainnya. Bentuk persegi panjang ini lebih memudahkan dalam peletakan alat make-up. Gambar VI.46 Bentuk beauty case Sumber: Dokumentasi Pribadi 56

26 4. Visual Estetika Visual estetika pada beauty case ini yaitu menggunakan flower pattern. Sesuai dengan tema estetika yang sudah ditentukan pada konsep desain yaitu menggunakan tema feminine, flower pattern ini cocok untuk mencerminkan kefeminiman pengguna, dimana segmentasi pengguna yaitu wanita. Visual estetika ini bertujuan untuk mempercantik tampilan beauty case sehingga membuat pengguna lebih terlihat modis. Berikut visual estetika yang digunakan pada beauty case ini: 5. Tekstur Gambar VI.47 Bentuk beauty case Sumber: Dokumentasi Pribadi Tektur pada beauty case ini yaitu terdapat tekstur kulit pada bagian luar beauty case. Kulit ini digunakan untuk mempercantik beauty case dan terlihat lebih elegan. Kulit pada beauty case ini menggunakan kulit sintetis yang print gambar visual estetika yang sudah ditentukan pada konsep desain. Penggunaan material kulit ini juga agar beauty case lebih lunak saat dipegang dan tidak keras. 57

Mufidah Siti Nur Wahyuni

Mufidah Siti Nur Wahyuni TUGAS AKHIR BEAUTY CASE UNTUK PENATA RIAS KARAKTER PANGGUNG DENGAN KONSEP VINTAGE GEOMETRIC SHAPES PATTERN Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mengambil Mata Kuliah Tugas Akhir Oleh : Mufidah

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Beauty case adalah kotak untuk menyimpan dan membawa berbagai alat kosmetik. Beauty case ini tersedia dalam berbagai ukuran masing-masing terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL Berikut adalah gambar hasil rancangan produk yang telah dibuat, untuk keperluan publikasi maupun pameran. Hasil rancangan dikemas dengan teknik foto produk kemudian diedit

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna untuk meningkatkan kualitas tidur secara maksimal. Dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan atau Komunitas Perancangan tempat ganti popok bayi model lipat ini adalah produk yang berkaitan dengan kebutuhan orang tua untuk keperluan bayi. Karena produk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A.ORISINALITAS Sesuai dengan namanya, tas kosmetik merupakan wadah untuk menyimpan makeup. Tas kosmetik adalah salah satu barang yang tak akan terlupakan oleh wanita dan akan

Lebih terperinci

Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia Edisi Sariayu Trend Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara

Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia Edisi Sariayu Trend Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia Edisi Sariayu Trend Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara annisa febby chaurina 3408100148 Latar Belakang Maraknya perias / make up artist di

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Make up sehari-hari Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan aplikasi make up dasar d. Melakukan aplikasi make up

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna Kursi goyang berbahan kardus, dengan menggunakan material utamanya adalah kardus yang dipesan khusus agar kursi goyang ini

Lebih terperinci

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat : 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri Mahasiswa dapat : a. Melakukan diagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up decorative d. Melakukan pembuatan sanggul f.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Tempat tidur anak pada umumnya hanya sebagai tempat beristirahat atau tidur, dan kadang digunakan sebagai tempat belajar atau bermain bagi anak-anak, meskipun

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Puspa (2013), tata rias wajah atau yang biasa dikenal dengan sebutan makeup sekarang ini telah menjadi bagian dari rutinitas kehidupan masyarakat modern

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP MEMBENTUK ALIS MATA Alis adalah bagian penting dari tata rias wajah. Bentuk alis yang tepat akan membuat mata lebih indah dan segar. Fungsi Eyebrow Liner : 1.Mempertegas alis dan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan. Hal 1 dari 6 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan Mahasiswa dapat : Melakukan diagnosa wajah a. Melakukan aplikasi make up dasar b. Melakukan aplikasi make up decorative c. Melakukan pembuatan

Lebih terperinci

Mebel Multifungsi Portable untuk Makeup Artist

Mebel Multifungsi Portable untuk Makeup Artist JURNAL INTRA Vol. 5, No. 2, (2017) 970-979 970 Mebel Multifungsi Portable untuk Makeup Artist Onny Julian Wibowo Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif A. PENDAHULUAN Menikah merupakan momen khusus sebagai bentuk perayaan kasih sepasang manusia. Untuk itu berbagai persiapan direncanakan dengan seksama, tidak terkecuali rias pengantin. Setiap pengantin

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Pada perancangan buku cerita anak ini memiliki konsep yang Beragam yaitu adanya bermacam jenis bentuk, pola, warna, teks mencakup cara penggambaran karakter

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Meskipun perempuan tinggal di tempat tinggal yang kecil mereka membutuhkan furniture untuk segala perlengkapannya khususnya perlengkapan kecantikan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman modern sekarang, berpenampilan rapih dan menarik menjadi kebutuhan sehari-hari. Tata rias wajah atau yang biasa disebut make-up menjadi salah satu penunjang agar

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Badut. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Badut. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Mahasiswa dapat : a. Mendesign wajah badut b. Melakukan aplikasi make up badut 2.Sub Kompetensi a. Membuat design wajah badut: riang, pemalu, sedih b. Mengaplikasikan make up

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Perancangan pelindung sepatu Octora terhadap lingkungan sangat ramah lingkungan. Menggunakan bahan yang mudah dicari di toko bahan. Produk pelindung

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up sesuai tema panggung 2.Sub Kompetensi a. Membedakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Perancangan produk tas ini termasuk kedalam lingkungan non fisik, produk tas ini berkaitan dengan komunitas baik Tim sar maupun komunitas backpacker.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya teknologi media massa pada zaman modern ini semakin memudahkan masyarakat untuk mendapat informasi. Membuat masyarakat untuk dituntut serba cepat untuk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MATERIAL KALENG DAN KAYU DALAM DESAIN BANGKU MEJA

PENGOLAHAN MATERIAL KALENG DAN KAYU DALAM DESAIN BANGKU MEJA TUGAS AKHIR PENGOLAHAN MATERIAL KALENG DAN KAYU DALAM DESAIN BANGKU MEJA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Untung Prasetio Utomo NIM 41909010180

Lebih terperinci

BAB V PAMERAN A. Desain Final 1. Foto Produk Gambar 5.1 Tas Model 1 Gambar 5.2 Tas Model 2 Gambar 5.3 Detail Interior Tas 76 2. Foto Produk dengan Model Gambar 5.4 Foto Model 1 Gambar 5.5 Foto Model 2

Lebih terperinci

Tip's Makeup dg La Tulipe

Tip's Makeup dg La Tulipe Tip's Makeup dg La Tulipe Tip's Makeup Wajah dengan La Tulipe Tips makeup wajah berikut ini sangat sederhana namun mampu memberikan kecantikan alami yang mempesona bagi setiap wanita yang ingin selalu

Lebih terperinci

Rias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut

Rias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut Rias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut dan natural, dipadukan dengan gaun pengantin berwarna

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Buku informasi Pop Up 4.1.1 Media Pada media utama buku informasi pop up Mengenal Keunikan Lobster ini digunakan pada kertas ukuran A4. Pada bagian tengah buku informasi

Lebih terperinci

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain. II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori - teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa warna kulit wajah dan koreksi bentuk wajah b. Melakukan pengaplikasian warna kosmetik sesuai warna kulit c. Mengaplikasian riasan film sesuai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan seni berdampak pada kehidupan sehari-hari manusia. Untuk mengimbangi kemampuan teknologi tersebut manusia diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Mengenalkan dan mendetugas akhirkan tentang pemanfaatan bamboo sebagai partisi ruangan yang digunakan sebagai pembatas antara dua ruang agar memiliki

Lebih terperinci

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan 4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU Panduan Perencanaan 4 langkah untuk mewujudkan kitchen set baru Anda Brosur ini membantu Anda membuat pengukuran, perencanaan, pemesanan dan pemasangan kitchen set IKEA

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah BAHAN AJAR Tata Rias Korektif Wajah 1. Pengertian tata rias korektif wajah. Tata rias koreksi wajah adalah menonjolkan bagian wajah yang indah dan menutupi bagian wajah yang kurang sempurna. 2. Tujuan

Lebih terperinci

IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Komersil (Perusahaan) Sasaran Karya Perancangan Branding pada produk sayuran hidroponik dan organik merek AVA FARM. AVA FARM merupakan usaha penjualan sayur yang bergerak

Lebih terperinci

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 9. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 9. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul PRODUCT PHOTOGRAPHY Pertemuan ke 9 Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul Basic Lighting for Beauty Product 2 Foto beauty memiliki pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan Meja Tulis Minimalis dan Kursi Taman Minimalis ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu

Lebih terperinci

Biodata : Nama : Melody Cheria Setyo Utami. Tempat & Tanggal Lahir : Padang, 1 Mei 1991 NIM : Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Biodata : Nama : Melody Cheria Setyo Utami. Tempat & Tanggal Lahir : Padang, 1 Mei 1991 NIM : Program Studi : Desain Komunikasi Visual Biodata : Nama : Melody Cheria Setyo Utami Tempat & Tanggal Lahir : Padang, 1 Mei 1991 NIM : 209000262 Program Studi : Desain Komunikasi Visual 1 ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Desain Komunikasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar desain kemasan toko cemilan Abang None adalah dengan membuat packaging untuk produk makanan khas betawi cemilan Abang None yang terlanjur

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Meja dan kursi yang bertujuan untuk bermain belum pernah penulis temui. Kebanyakan untuk pembuatan meja dan kursi hanya mempertimbangkan biaya, sehingga fungsi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinilitas Topeng betawi adalah kedok yang di pakai dalam tari topong tunggal yang biasanya digunakan sebagai penggambaran tentang kehidupan masyarakat betawi melalui watak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Meja kerja multifungsi ini memiliki hal penting yang terdapat pada perancangan adalah keterkaitannya dengan tataran lingkungan yang mengutamakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Pengunaan bahan baby kanvas dan blacu sebagai bahan utama pengaplikasian teknik shibori pada produk tas ini di dasarkan pada hasil pengamatan di lapangan, sebagin

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Pada bagian ini dengan membawa audiensi ke lokasi acara tersebut dengan melihat desain panggung kemerdekaan yang memang sedikit terlihat mencolok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti BAB III METODE PENELITIAN Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan metode analisa semiotika. Analisa semiotika merupakan suatu teknik analisa yang menarik sebuah tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja.

Lebih terperinci

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL. Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 (Sumber: Dokumentasi pribadi)

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL. Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 (Sumber: Dokumentasi pribadi) BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 60 Gambar 66. Diecast display tema jalan Tol 61. Gambar 67. Diecast display tema jalan pegunungan 02 62 B. KONSEP PAMERAN

Lebih terperinci

TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK

TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK TIPS KOREKSI WAJAH TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK SEBELUM SESUDAH WAJAH KOTAK CIRI : Dahi Lebar Garis Rahang Kuat Dagu tidak terlalu lancip Langkah 1. Koreksi Wajah dengan Correcting Cream Medium, pada daerah

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan, yaitu pemilihan bahan baku bambu petung diolah menjadi bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat. BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Pengunaan bahan denim/jeans, sebagai bahan utama pembuatan produk tas frajeas ini didasari atas ketersediaan barang yang telah beredar banyak dimasyarakat.

Lebih terperinci

Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON. Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P

Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON. Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P Oleh: Henny M Sitorus 071201024 Tetty Sinaga 071201041 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Perancangan photobook ini bertemakan sosial, yang berjudul Ruang. Perancangan photobook ini menggunakan teknik

BAB V KONSEP. Perancangan photobook ini bertemakan sosial, yang berjudul Ruang. Perancangan photobook ini menggunakan teknik BAB V KONSEP 5.1 Konsep Kreatif Perancangan Perancangan photobook ini bertemakan sosial, yang berjudul Ruang Publik Ibukota Jakarta. 5.1.1 Tema Secara Global Human Interest Perancangan photobook ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik merupakan bahan yang digunakan pada tubuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik merupakan bahan yang digunakan pada tubuh manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik merupakan bahan yang digunakan pada tubuh manusia untuk mempercantik, merawat, mengubah penampilan, membersihkan, atau melindungi bagian-bagian tubuh yang

Lebih terperinci

No Aspek Penilaian Keterangan 1. Topik / tema sistem pakar yang akan dibangun

No Aspek Penilaian Keterangan 1. Topik / tema sistem pakar yang akan dibangun Nama Kelompok : Hachi Anggota : 1. Suci Ambarwati(1441177004032) 2. Ade Nurhayati(14411770043033) 3. Hanny Huzama S(1441177004042) 4. Rizal Zulfikar R(1441177004277) 5. Yulia Nafulani E P(1441177004317)

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Ide/Gagasan Desain 1. Ide Desain Seorang teman penulis memiliki usaha membuat dan menjual cupcake yang masih sangat sederhana. Karena masih berupa usaha rumahan,untuk pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga bagi setiap wanita. Tata rias wajah atau make-up sehari - hari merupakan suatu seni yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Struggle of the ants adalah sebuah permainan kartu yang dimana permainan ini di jadikan sebagai media interaksi sosial untuk anakanak maupun dewasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS Bentuk-bentuk yang didapat dari hasil eksperimen yang telah dilakukan kemudian dikonsepkan untuk dapat dijadikan suatu produk yang sesuai dengan karakter

Lebih terperinci

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. Tabel 7. Studi Sejenis komik

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. Tabel 7. Studi Sejenis komik III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN Tabel 7. Studi Sejenis komik No Jenis komik framing Storyboard 1 Komik buku Bebas dengan Berisikan cerita ukuran yang yang panjang yang berbeda atau dengan edisi beda yang

Lebih terperinci

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 8. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 8. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul PRODUCT PHOTOGRAPHY Pertemuan ke 8 Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul Basic Lighting for Beauty Product 1 Foto beauty memiliki pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain gerobak kopi keliling renceng sepeda ini, digunakan metode yang merujuk pada konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Perancangan tas wanita batok kelapa yang dibuat ini orisinalitas sendiri berdasarkan penggunaan bahan yang berasal dari limbah dan sistem yang digunakan pada tas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Dalam bab ini merupakan hasil berupa komunikasi visual dari konsep Survive yang telah dijabarkan di bab III. Implementasi karya meliputi pemilihan media iklan dan implementasi

Lebih terperinci

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4.1 Proses Perancangan Buku Informasi Proses pembuatan buku Informasi ini dimulai dari pengembangan Konsep isi berupa storyline yang mencakup informasi apa saja yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Negeri 1 Beringin merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang membina beberapa keahlian salah satunya yaitu program keahlian Tata Kecantikan. Pada program keahlian

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No.SIL/TBB/ KEC232 Revisi : 01 Tgl. 12 Februari 2013 Hal 1 dari 6 MATAKULIAH KODE MATAKULIAH SEMESTER PROGRAM STUDI DOSEN PENGAMPU : SANGGUL GALA DAN RIAS FANTASI : KEC 232 (2 SKS PRAKTEK) : GENAP : TATA

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan dompet kulit yang ingin penulis buat yaitu dompet kulit produksi Guten Inc. Dompet Guten Inc dibuat khusus untuk pria dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas 1. Lingkungan Fisik a. Penggunaan Tas Tas ini merupakan tas dalam kebutuhan sekunder, maksud dari tas dalam kebutuhan sekunder yakni tas ini merupakan

Lebih terperinci

PANDUAN PEMASANGAN KAMAR MANDI

PANDUAN PEMASANGAN KAMAR MANDI PANDUAN PEMASANGAN KAMAR MANDI Panduan tahap pemasangan kamar mandi baru Brosur ini adalah panduan bagi Anda saat menyiapkan dan memasang sendiri kamar mandi baru. Di dalamnya, Anda akan menemukan tips

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

menjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai

menjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Poster Counter Tas KoepuKupoe. Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam mengartikan kata-kata

Lebih terperinci

5. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas. 6. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik.

5. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas. 6. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik. BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 TATARAN LINGKUNGAN Pengunaan material plywood sebagai bahan utama pembuatan Rak display sepatu ini didasari dari kebanyakan furniture yang telah banyak beredar di masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Banyak cara dilakukan untuk menciptakan kesan interior yang indah pada ruangan. Terutama sudut ruangan yang sering menjadi titik fokus untuk memperindah

Lebih terperinci

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL Perancangan produk dari tampilan hasil jadi produk dari semua tampak mulai dari tampak depan, belakang dan samping kanan dan kiri. Produk sudah jadi dengan sesuai bentuk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Begitu banyak produk minuman dalam kemasan yang dijual ke pasaran saat ini. Hampir semuanya menyediakan varian produk yang hampir sama. Di tengah persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading 4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading yang dilakukan mengambil bagian atas kening dan daerah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Rancangan desain produk dari drum bekas ini memiliki keterhubungan dengan lingkungan. Karena desain dari tempat, tempat gunakan material bahan

Lebih terperinci

LAPORAN Pengabdian Masyarakat

LAPORAN Pengabdian Masyarakat LAPORAN Pengabdian Masyarakat PENDAMPINGAN USAHA SALON Oleh: Lela Hindasah, SE, M.Si MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017 BAB 1 PENDAHULUAN Usaha Salon BU YUNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap individu memimpikan untuk memiliki fisik yang sempurna, baik laki-laki maupun perempuan. Kesempurnaan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknis Buku 5.1.1 Ukuran buku Ukuran buku adalah 14.8cm x 21cm (A5) Dengan alasan dari segi efisiensi, buku ini dicetak dengan ukuran yang efisien, secara fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1 Konsep Tema Perancangan Pada perancangan Desain Label Kemasan Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Susu Kacang Kedelai Milky Soya akan dirancang

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut:

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut: 110 BAB III KONSEP RANCANGAN A. Rancangan Tata Rias Wajah Rias wajah yang ditampilkan harus dapat mendukung dan memunculkan sifat dari kurcaci Bashful. Kurcaci Bashful yang pemalu namun pemberani terlihat

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. OBJEK REFRENSI Gambar 5.1 : objek refrensi Objek refensi pada meja ruang tamu dan bangku santai dan funiture multifungsi yang berguna untuk tempat hidangan para tamu,

Lebih terperinci