PENYELENGGARAAN PERGURUAN TINGGI. Dedi Mulyasana

dokumen-dokumen yang mirip
R. Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang telah disyahkan. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2 Agustus 2012

9/4/2016. RDP dengan Berbagai Kalangan. Semangat dari UU Pendidikan Tinggi. Ruang Lingkup UU Pendidikan Tinggi. Alasan Perlunya UU Pendidikan Tinggi

Nomor 12 Tahun Pendidikan Tinggi. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi di Indonesia

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

Undang-Undang No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

BEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

USULAN PEMERINTAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI (VERSI 4 APRIL 2012)

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Smart, Innovative, Professional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

Matrik RUU Pendidikan Tinggi Hasil Panja RUU DIKTI 22 Februari 2012 dan Masukan dari Uji Publik

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BOPTN dan BPPTNBH. Bahan Biro Perencanaan dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP. Solo, 28 Februari 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERUBAHAN LANDASAN KONSEP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT)

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

Mengapa Perguruan Tinggi Harus Otonom...5

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M

KEPMENKOWASBANGPAN NO. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 )

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

KEBIJAKAN DAN SISTEM PENDIDIKAN TINGGI. Kopertis VII Jawa Timur

Oleh: Pembantu Rektor II UB

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

Kopertis Wilayah VIII Tahun 2015

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG UU NO 16 TAHUN 2001 UU NO 28 TAHUN 2004 UU NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UU NO 14 TAHUN 2005

KEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI

AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 34/PJ/2017

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

Penyelenggaraan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia

Pendidikan sebagai Sistem

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Bandung, 26 Mei 2016

Pengembangan SDM Klinik untuk Mencetak Lulusan Dokter yang Dapat Bersaing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENYELENGGARAAN PERGURUAN TINGGI Dedi Mulyasana

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi.

Pendidikan Tinggi berfungsi a. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; b. mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan c. mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

Dalam hal penyelenggaraan pendidikan tinggi keagamaan, tanggung jawab, tugas, dan wewenang dilaksanakan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama.

KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN Kebebasan akademik merupakan kebebasan Sivitas Akademika dalam Pendidikan Tinggi untuk mendalami dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara bertanggung jawab melalui pelaksanaan Tridharma.

Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang profesor dan/atau Dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya. (3) Otonomi keilmuan merupakan otonomi Sivitas Akademika pada suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik

TUGAS DOSEN Dosen secara perseorangan atau berkelompok wajib menulis buku ajar atau buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika.

JENIS PENDIDIKAN Pendidikan akademik merupakan Pendidikan Tinggi program sarjana dan/atau program pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.

Pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus.

Permasalahan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Penyelenggaranya (Perg. Tinggi) Undang Undang Pendidikan Tinggi Belum adanya bentuk kelembagaan yang memadai untuk mendukung otonomi perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS 1 Aturan bentuk kelembagaan perg. tinggi dan prinsip penyelenggaraan pendidikan tinggi 1 Belum adanya kerangka tata kelola yang baik bagi semua perg. tinggi dalam mengelola sumberdaya (Keu.,SDM,Aset,..) 2 Aturan Tata Kelola Perguruan Tinggi beserta prinsip otonomi pengelolaan perguruan tinggi 2 Belum setaranya pendidikan yg mengutamakan pengetahuan (akademik) dan keterampilan (vokasi), serta profesi 3 Kesetaraan jenis dan jenjang pendidikan tinggi dan kesetaraan hak dosennya 3 Masih besarnya hambatan memperoleh pendidikan tinggi, baik dari segi ekonomi, geografi, maupun sosial. 4 Aturan penerimaan calon mahasiswa dan pemerataan pembangunan perg. tinggi 4 Belum adanya standar pend. tinggi yang mencakup pengembangan & pemanfaatan iptek dg nilai humaniora beserta penjaminan kepatuhannya Kurang dianggap pentingnya penelitian, komitmen pendanaan, dan penghargaan 5 6 Ketentuan tentang SNPT sebagai perluasan dari SNP dan sistem penjaminan mutu Aturan tentang dana penelitian dan penghargaan peneliti 5 6 10

S O S I A L I S A S I Undang Undang No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 11

PENDIDIKAN TINGGI meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan misi 5K (Integrasi) Proses Efisiensi &Efektivitas (Mengurangi Input, Meningkatkan Hasil) (Berbagi) Sumberdaya Kepemimpinan Yang kokoh (Sentuhan) TIK 12

Semangat dari UU Pendidikan Tinggi Perluasan dan Jaminan Akses Pengembangan Tridharma secara utuh Kesetaraan Penguatan Pendidikan Vokasi Keutuhan jenjang pendidikan Otonomi Sistem penjaminan mutu Memastikan tanggungjawab negara dan menghindari liberalisasi & komersialisasi PT 13

Ruang Lingkup UU Pendidikan Tinggi Ketentuan Umum Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Pendanaan dan Pembiayaan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Oleh Lembaga Negara Asing Peran Masyarakat Sanksi Administratif Ketentuan Pidana Ketentuan Lain-lain Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup 14

Alasan Perlunya UU Pendidikan Tinggi UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31 Tentang Pendidikan dan Kebudayaan Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. UU No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas) Pendidikan: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran... Pendidikan Tinggi adalah pendidikan sesudah pendidikan menengah... UU No. 20 Th. 2003 (Sisdiknas) Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya...? UU No. 14 Tahun 2005 (Guru & Dosen) Dosen...dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perlunya jaminan bahwa pemerintah memajukan iptek dengan memperhatikan dan menerapkan humaniora secara terintegrasi dalam Sisdiknas, sekaligus sbg wadah bagi dosen menjalankan tugas utamanya UU Pendidikan Tinggi 15

Standar Pendidikan Penelitian Pengabdian Kpd Masyarakat Peraturan Perundangan Konstruksi Pendidikan Tinggi Bangsa yang Berkehidupan Cerdas, Sejahtera, dan Berbudaya Berkembangnya SDM dan Iptek Pemeliharaan dan Penyebarluasan Sumber Daya (SDM, Keuangan, Aset, Data,...) Prinsip Otonomi Pengelolaan Perguruan Tinggi Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Azas Pendidikan Tinggi 16

Amar Putusan MK No: 11-14-12-126-136/PUU-VII/2009 (31 Maret 2010) Tentang UU Badan Hukum Pendidikan Tidak boleh terjadi penyeragaman bentuk lembaga pendidikan Pemerintah tidak boleh lepas tanggung jawab keuangan untuk penyelenggaraan pendidikan Tidak terjadi liberalisasi dan komersialisasi pendidikan Menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam penyusunan UU PT

Prinsip Pengelolaan PT Nirlaba Akuntabel Transparan Mutu Efektif dan Efisien 18

HAL PENTING BARU DALAM UU DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 19

PERPADUAN ANTARA PENDIDIKAN FORMAL, PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA DAN KARIR: Pencapaian Level pada KKNI Melalui Berbagai Jalur SMP SMA D1 D2 D3 S1 D4 P 9 8 7 6 5 L3 L2 L1 4 3 2 1

Universitas, Institut, Sekolah Tinggi Akademi Akademi Komunitas Politeknik Jenis & Jenjang Pendidikan Tinggi dan Bentuk Perguruan Tinggi (Ps 16-32) Program Profesi Program Doktor Program Magister Kementerian, Kementerian lain, LPNK, Profesi. Program Sarjana Program D-4 Program D-3 Program D-2 Program D-1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

S3 S2 S1 S3T SPESIALIS 2 S2T SPESIALIS 1 DIV/ S1T DIII DII PROFESI 9 8 7 6 5 4 AHLI TEKNISI/ ANALIS AHLI TEKNISI/ ANALIS SMU DI SMK 3 2 OPERATOR OPERATOR PROGRAM PROFESI 1

1. AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN 9 8 S3 S2 Spesialis S3(T) S2(T) 9 8 7 Profesi 7 6 S1 D IV 6 5 D III 5 4 D II 4 3 2 1 Sekolah Menengah Umum D I Sekolah Menengah Kejuruan 3 2 1

Hak Penyelenggaraan Program PT Bentuk PT Akademi Komunitas Akademi Sekolah Tinggi Institut Universitas Politeknik Jenis Program PT Akademik Vokasi Profesi/Spesialis S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 D1 D2 D1 D2 D3 D3 D4 MT D3 D4 MT D3 D4 MT D1 D2 D3 MT DR T DR T DR T D4 DR T PR PR PR PR SP SP SP SP D3 MT Pengaturan eksisting Pengaturan baru

Jenjang Karir Akademik Dosen DOSEN PADA PT Akademi Komunitas Akademi Sekolah Tinggi Institut Universitas Politeknik JABATAN AKADEMIK Asisten Ahli Lektor Lkt Kepala Profesor Pengaturan eksisting Pengaturan baru BUP PROFESOR: 70 TAHUN

Persyaratan Dosen DOSEN PADA PT Akademi Komunitas Akademi Sekolah Tinggi Institut Universitas Politeknik Kualifikasi pendidikan/pengakuan Tingkat Kompetensi KKNI D3+/5 S1/SST/6 S2/MST/8 S3/DRT/9 Pengaturan eksisting Pengaturan baru

Perijinan dan Akreditasi (Baru) Institusi Program Studi Ijin Terbit Terbit Akreditasi Minimum Minimum PT Pendirian Prodi baru harus telah memenuhi syarat minimum akreditasi, sehingga pada saat izin Prodi keluar, otomatis sudah terakreditasi minimum

Standar Nasional PT Jenjang Isi Proses Lulusan PTK Sarpras Kelola Biaya Penilaian Lingkup Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi Delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Delapan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Pendidikan Pendidikan Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Kpd Masy. Baru 28

Penjaminan Mutu Internal PT BAN LAM PRO LAM WIL INST PRODI Eksternal Bisa Bisa Bisa Catatan: + Semua standar mengacu pada SNP dari BSNP yang ditetapkan Menteri + Semua didasarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang dikelola Menteri + LAM PRO: Lembaga Akreditasi Mandiri + LAM WIL: Lembaga Akkreditasi Wilayah (BAN) + Bisa: Pengaturan baru

4. SISTEM PENJAMINAN MUTU BERBASIS KKNI PERGURUAN TINGGI Menyusun capaian pembelajaran Program Studi berbasis KKNI Implementasi kurikulum Tercapainya Kualifikasi lulusan sesuai deskriptor Sistem Penjaminan Mutu Internal BSNP menyusun Standar Nasional Pendidikan untuk tercapainya kualifikasi pada KKNI Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Sistem penjaminan mutu internal dan eksternal untuk mecapai kualifikasi capaian pembelajaran

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian Ketersediaan Universitas/Institut Negeri di setiap Provinsi Akademi Komunitas di Setiap Kabupaten/Kota Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus unt Jenjang Pendidikan Tinggi Pengembangan sumber belajar terbuka (open educational resources) Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi (INHERENT) 31

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian Keterjangkauan Penetapan standar biaya satuan oleh Menteri Pembatasan pungutan pada mahasiswa (tidak memberatkan) Jaminan akses non diskriminatif Jaminan pembiayaan bagi masyarakat miskin yang memenuhi syarat akademik Pengalokasian 20% kapasitas penerimaan untuk mahasiswa miskin dan prioritas untuk calon mhs dari daerah 3T 32

Perluasan Akses dan Jaminan Kepastian Jaminan Kepastian Larangan penggunaan penerimaan mahasiswa baru utk tujuan komersial Kepastian bagi yang memenuhi syarat akademik untuk dapat kuliah Jaminan bagi yang telah masuk untuk menyelesaikan kuliah dalam batas waktu yang ditentukan Dukungan beasiswa, bantuan biaya pendidikan, pembebasan SPP, pinjaman tanpa bunga bagi yang tidak mampu 33

Sistem Penjaminan Mutu Pemerintah BSNP Masyarakat (Wilayah) Lembaga Lembaga Layanan Penjamin Pend. Tinggi Mutu Pangkalan Data Pendidikan Tinggi BAN-PT Perguruan Tinggi Tinggi Ketentuan Baru Ketentuan Saat Ini Lembaga Lembaga Akreditasi Akreditasi Mandiri Mandiri Mandiri 34

Pendidikan Tinggi Keagamaan Pemerintah atau masyarakat dapat menyelenggarakan PT Keagamaan PT Keagamaan dapat berbentuk: Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Ma had Ali, Pasraman, Seminari, dan bentuk lain yang sejenis Ketentuan mengenai PT Keagamaan diatur dengan Peraturan Pemerintah 35

Tata Kelola & Otonomi (Baru) Aspek I II III Kelembagaan Satker Satker Badan hukum Organisasi & Tata kelola Pola Satker Pola Satker + Mandiri Aset Negara Negara Dipisahkan Alokasi APBN Mekanisme APBN melalui Kemdikbud langsung Mekanisme APBN melalui Kemdikbud langsung Penetapan tarif Kementerian & PTN Didelegasikan oleh Menkeu Ke Kementerian & PTN Mekanisme subsidi atas penyediaan pelayanan publik Organ PTN PNBP PNBP PNBP digunakan langsung Bukan PNBP Pelaporan LKPP LKPP Diintegrasi LKPP Kepegawaian PNS PNS Pegawai PTN + PNS diperbantukan Akuntabilitas Menteri Menteri + Menkeu Pemangku kepentingan

Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya Otonomi Perguruan Tinggi Negeri Otonomi Bidang Akademik Otonomi Penuh (sesuai perundangan) Otonomi Bidang Non- Akademik Satker PPK-Negara (Statuta dg Permen) Satker PPK-BLU (Statuta dg Permen) PPK : Pola Pengelolaan Keuangan Badan Hukum (Statuta dg PP) Dengan adanya tiga macam tatakelola tersebut, berarti tidak ada penyeragaman (amar putusan MK) 37

Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya Otonomi Perguruan Tinggi Swasta Otonomi Bidang Akademik Otonomi Penuh (sesuai perundangan) Otonomi Bidang Non- Akademik Ditentukan oleh Badan Penyelenggara PTS a.l. yayasan Bentuk tatakelola ditentukan oleh Badan Penyelenggara PTS (a.l. Yayasan) masing-masing, berarti tidak ada penyeragaman (amar putusan MK) 38

Penyelenggaraan Otonomi PTN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM BADAN HUKUM Sesuai dengan UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dan UU 20 Tahun 1997 tentang PNBP Telah diatur dalam PP 23/2005 Tentang BLU dan PP 66/2010. UU PT -Diatur dlm Statuta PP (usulan dari PTN-BH) - Sebagian diatur dengan PP (bentuk dan mekanisme pendaaan PTN-BH) 39

Pengelolaan Transisi Perguruan Tinggi BHMN STATUTA DENGAN PP PT BHMN & EX BHMN SELAMA MASA TRANSISI MAX 2 TAHUN MENGGUNAKAN PPK BLU PTN BH (SESUAI RUU DIKTI) SESUAI PP Bentuk dan Mekanisme Pendanaan PTN-BH 40

Praktik Pengelolaan Keuangan PT BHMN Kini 1. Pengelolaan Keuangan mirip dengan Pola Pengelolaan BLU: a. Mendapatkan alokasi APBN yang dikelola sesuai dengan mekanisme APBN. b. Mengelola PNBP secara otonom, dipertanggunjawabkan dan dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Aset tidak terpisah, kacuali IPB dan Unair. 3. Program dan Anggaran (khususnya komponen PNBP) dievaluasi dan ditetapkan oleh Majelis Wali Amanah. 4. Pengelolaan SDM PNS dan Non-PNS 41

Pendanaan dan Pembiayaan Perguruan Tinggi Pemerintah bertanggung jawab dalam pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan dalam APBN). Sebagian alokasi BOPTN untuk biaya penelitian. Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan dalam APBD). Alokasi untuk calon mahasiswa tidak mampu 42

Pemerintah memfasilitasi dunia usaha dan dunia industri dengan aktif memberikan bantuan dana kepada Perguruan Tinggi. Pemerintah memberikan insentif kepada dunia usaha/ industri atau masyarakat yang memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan tinggi. Pemerintah menetapkan standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi dan dipergunakan PTN untuk menetapkan biaya yang ditanggung oleh mahasiswa.

Dana Pendidikan berasal dari APBN diberikan kepada: PTN untuk investasi, operasi, dosen dan tenaga kependidikan, dan pengembangan PTS untuk tunjangan profesi dosen, tunjangan kehormatan profesorinvestasi dan pengembangan Mahasiswa sebagai dukungan biaya mengikuti pendidikan tinggi

Perguruan Tinggi Asing Perguruan Tinggi Asing (negara lain) yang sudah terakreditasi dan/atau diakui di negaranya, dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi di wilayah NKRI. Pemerintah menetapkan daerah, jenis, dan program studi yang dapat diselenggarakan Perguruan Tinggi Asing. 45

Penyelenggara pendidikan Asing wajib: melakukan kerja sama dengan Perguruan Tinggi Indonesia atas izin Pemerintah berprinsip nirlaba mengangkat dosen dan tenaga kependidikan warga negara Indonesia. mendukung kepentingan nasional. Ketentuan lebih lanjut mengenai Perguruan Tinggi Asing diatur dalam Peraturan Menteri.

Penyelenggaraan PT oleh KL Lain UUD 1945 Perubahan ke IV, Pasal 31 Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan SATU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdas-kan kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU UU Nomor 20/2003 (Sisdiknas) UU Pendidikan Tinggi MENGATUR PENGELOLAAN PT K/L LAIN BEKERJASAMA DG PT UNTUK PENDIDIKAN KEDINASAN/PROFESI Kemdikbud penanggung jawab bidang pendidikan PENGELOLAAN PT OLEH K/L LPNK DIATUR DENGAN PP UU Pendidikan Tinggi MENGATUR PENGELOLAAN PT

Manfaat UU PT Entitas Masyarakat Dunia Usaha Perguruan Tinggi Pemerintah Dosen Manfaat Memiliki banyak pilihan jenis pendidikan tinggi yang setara Jaminan dapat kuliah sesuai dengan kemampuan akademiknya Biaya kuliah yang dikendalikan sehingga lebih terjangkau Jaminan memperoleh layanan pendidikan bermutu Memanfaatkan penelitian di perguruan tinggi untuk inovasinya Memperoleh insentif bagi yang memberikan bantuan ke PT Dijamin otonomi akademiknya Memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan mutunya Memperoleh dukungan pendanaan dari pemerintah melalui bantuan operasional pendidikan tinggi Dapat mendorong perguruan tinggi untuk memajukan iptek melalui pelaksanaan tridharma secara komprehensif dan terpadu Dapat memberikan layanan pendidikan tinggi yang berkesetaraan Jaminan memperoleh dana penelitian Kesetaraan dalam jenjang karir akademik 48