ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG AIR MINUM SANITASI PERDESAAN Rapat Koordinasi Nasional Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, Semarang 22 25 Mei 2018 Disampaikan oleh: Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/BAPPENAS
AKSES UNIVERSAL AIR MINUM DAN SANITASI RPJPN 2005-2025 Nawacita Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya RPJMN 2015-2019 (Akses Universal) MDGs 2015 100 % Akses Air Minum RPJMN 2015-2019 100 0 100 0% Kawasan Kumuh SDGs 2030 100% Akses Sanitasi 1 2 Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi (Optimalisasi Bauran Air Domestik) 3 4 Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat Penyediaan infrastruktur produktif melalui penerapan manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan investasi serta pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur terbangun Peningkatan efektivitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi melalui sinergi dan koordinasi antar pelaku program dan kegiatan
TARGET SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tujuan 6 Menjamin ketersediaan dan manajemen air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua 6.1 AKSES AIR MINUM AMAN 6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua. AKSES SANITASI DAN OPEN DEFECATION FREE (ODF) Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan. 6.3 KUALITAS PENGOLAHAN LIMBAH Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman secara global.
Capaian Akses (%) CAPAIAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI 100% 80% 60% 40% 20% 0% 100.00% 86.02% 63.48% 65.05% 67.73% 68.36% 70.97% 71.14% 72.04% 48.31% 46.45% 47.71% 44.19% 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 TAHUN 100% 100.00% 88.53% 15.00% 12.09% 10.79% 11.55% 11.54% 9.17% 9.17% 58.77% 61.17% 64.51% 66.90% 66.64% 67.80% 71.70% 72.61% 73.68% 76.37% 77.06% 80% 60% 14.57% 12.61% 13.32% 11.36% 11.04% 10.45% 40% 85.00% 76.45% 67.20% 67.54% 44.20% 48.56% 51.19% 55.54% 55.60% 57.35% 60.91% 61.06% 62.14% 20% Akses Air Minum Layak Akses Sanitasi Dasar Akses Sanitasi Layak Total Akses Capaian Akses Tahun 2017 Air Minum Layak: 72,04% Sanitasi Layak: 67,54% Sanitasi Dasar: 9,17% Perlu peningkatan tren 10-15 kali lipat dari tren 2011-2017 untuk target 2019 0% 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 TAHUN Sumber: Susenas BPS, 2017
TANTANGAN DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN AIR MINUM DAN SANITASI Pengaturan tarif yang belum optimal Manajemen aset belum tertata dan terkelola dengan baik Kesadaran terhadap pentingnya air minum dan sanitasi masih sangat rendah, baik pemerintah daerah maupun masyarakat Koordinasi masih lemah TANTANGAN Pilihan teknologi yang terbatas Keberlanjutan akses layanan non-pdam (bukan jaringan perpipaan terlindungi dan jaringan perpipaan terlindungi) rendah Kapasitas dan manajemen layanan penyelenggara layanan (Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) belum optimal Krisis sumber air baku (masih banyak bergantung pada sumber air tanah) Masih ada rencana pembangunan daerah yang belum memasukkan indikator pembangunan air minum dan sanitasi Prioritas dalam kebijakan perencanaan dan penganggaran masih perlu ditingkatkan, terutama: APBN untuk pembangunan infrastruktur, APBD untuk operasional, pemeliharaan, dan perluasan. Upaya promotif dan preventif melalui STBM Optimalisasi Bauran Sumber Daya Air Domestik STRATEGI Jaga air (Prinsip 4K, pengelolaan sanitasi, peningkatan kesadaran masyarakat) Simpan air (Perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan, pengelolaan drainase Hemat air (Pengurangan kebocoran, pemanfaatan idle capacity, pengelolaan kebutuhan air) Daur ulang air (Water reclaiming, secondary water uses) Penyelenggaraan Sinergi Air Minum Dan Sanitasi Peningkatan kualitas rencana dan implementasi dokumen perencanaan (RAD AMPL dll) Integrasi peningkatan promosi hygiene dan sanitasi sebagai prasyarat penyediaan infrastruktur air minum dan sanitasi Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah Advokasi para pemangku kepentingan, baik eksekutif maupun legislatif serta media Penyediaan Infrastruktur Produktif Melalui Penerapan Manajemen Aset Optimalisasi infrastruktur eksisting, pembangunan infrastruktur, rehabilitasi infrastruktur Pengembangan inovasi teknologi Pembentukan dan penyehatan pengelola infrastruktur (kelembagaan) Penerapan tariff menuju full cost recovery Sinergi Dan Koordinasi Antar Pelaku Program Dan Kegiatan Sinergi dan koordinasi secara vertikal maupun horizontal Pelaksanaan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis regional Sinergi pendanaan Penguatan knowledge management dan informasi
PAMSIMAS SEBAGAI PLATOFORM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI PERDESAAN Perencanaan Mendorong perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi di tingkat masyarakat Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Mendorong PJM Proaksi, RAD AMPL, dan SSK Pemberdayaan Masyarakat Kelembagaan Peningkatan perilaku dan layanan hidup bersih dan sehat melalui STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BPSPAMS) Pokja AMPL Kabupaten/Kota. Unsur Pokja AMPL terdiri dari Panitia Kemitraan (Pakem) yang memiliki fungsi pemilihan desa, sinkronisasi program dan anggaran, dan evaluasi RKM Fasilitator untuk pendampingan dalam perencanaan dan pelaksanaan di desa. Pembangunan Infrastruktur Sistem Informasi dan Manajemen Data Pembangunan baru, yaitu pembangunan baru SPAM karena belum ada SPAM eksisting Perluasan, yaitu pengembangan SPAM (jaringan distribusi) untuk menambah jumlah layanan Peningkatan, yaitu pemulihan dan pengembangan kinerja SPAM (termasuk penggantian sebagian komponen atau perbaikan komponen utama) Update SIM untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pelaksanaan yang mudah diakses dan dapat digunakan oleh berbagai pihak, misalnya data desa ODF (Open Defecation Free), penggunaan jamban sehat, dsb.
PEMETAAN PERAN BERTINGKAT Target RPJMN 2015-2019 Kebijakan dan Strategi Pencapaian Target UA AMS 2019 Nasional Program Nasional Bidang Air Minum dan Sanitasi Pokja PPAS Nasional Fungsi Pokja PPAS Nasional: Menyusun kebijakan, strategi, dan program rangka pencapaian RPJMN dan SDGs Advokasi dan Kolaborasi program dan pendanaan Kerangka Koordinasi, pengendalian, dan pemantapan pelaksanaan Pengembangan dan Pengawasan pelaksanan terkait sumberdana DN dan LN Kerangka monev. Pemda: Pelaksana program bidang air minum dan sanitasi di tingkat kab/kota Provinsi Program AMS di Kab/Kota dalam koordinasi Provinsi Pokja AMPLProvinsi Fungsi Pokja AMPL Provinsi: Koordinasi program air minum, sanitasi dan kesehatan perdesaan. Advokasi pemerintah kab./kota Fasillitasi penyusunan dan pelaksanaan RAD AMPL Sinkronisasi program dan kegiatan. APBD Prov Masyar akat APBN APBD Kab/Kota Perencanaan strategis penanganan Bid.AMS Multi pihak/ multi sektor di tingkat Kab./Kota demand responsive Rencana Investasi dan Sumber Pendanaan. Pokja AMPL Kab/Kota Fungsi Pokja AMPL Kab/Kota Koordinasi program dan anggaran AMS perdesaan Penyusunan dan memantau pelaksanaan RAD AMPL Advokasi pemanfaatan APBDesa Pembinaan dan pemantauan Pakem dalam pemilihan desa; Fasllitasi program keberlanjutan oleh SKPD dan pembinaan Asosiasi dan KPSPAMS
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA DAN PELAKSANA PAMSIMAS TIM PENGARAH Bappenas, Kemen PUPR, Kemenkes, Kemendagri, Kemendesa SATKER PUSAT SATKER PROVINSI Asosiasi SPAMS mendorong BPSPAMS dengan: Pengembangan kapasitas anggota Perencanaan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi Fasilitasi pembiayaan kegiatan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi Rekomendasi standar kualitas pelayanan SPAM Pengembangan jejaring AMPL Konsultasi
KOLABORASI PENDANAAN AIR MINUM DAN SANITASI APBD Desa APBD Provinsi dan Kabupaten Hibah Air Minum Perdesaan Dana Alokasi Khusus Asosiasi SPAMS APBN CSR Alokasi Dana Desa Kredit Mikro Fasilitasi kegiatan peningkatan akses air minum dan sanitasi menuju 100%
TERIMA KASIH