PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING PADA SISWA KELAS V DEWI SRI 10210163 dewi sri 4@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi kurang antusiasnya peserta didik dalam pelajaran bahasa Indonesia, khususnya kegiatan menulis puisi dan penulis tertangtang untuk dapat menciptakan hasil belajar terhadap siswa agar tertarik menulis puisi. Maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Quantum Writing Pada Siswa Kelas V SD. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran menulis puisi yaitu: bagaimana proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Quantum Writing, adakah perbedaan kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum menggunakan metode Quantum Writing, bagaimana hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi setelah menggunakan metode Quantum Writing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen, sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SD sebanyak siswa. Metode Quantum Writing yang digunakan penulis ketika mengajar ternyata merangsang siswa untuk menulis puisi lebih cepat dan berani mengungkapkan isi hati ke dalam sebuah puisi. Dari hasil peneitian menunjukan rata-rata hasil pretes yaitu 66 sedangkan pada postes rata-rata 82 maka terdapat peningkatan antara nilai pretes dan postes hal ini, menunjukan siswa menyungkai pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Quantum Writing. Kata Kunci : Puisi, Eksperimen, Quantum Writing PENDAHULUAN Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan aspek penting yang perlu diajarkan kepada peserta didik di sekolah, terutama dalam keterampilan menulis dan membaca maka tak heran apabila mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan sejak masih SD, dengan harapan yang besar agar peserta didik mampu memahami keterampilan berbahasa. Tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari empat aspek yaitu, aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan aspek menulis, aspek tersebut berkaitan dan tidak dapat dipisahkan diantara aspek-aspek berbahasa tersebut. Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakan paling akhir bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting, karena kegiatan menulis tidak mudah. Keterampilan menulis merupakan kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, menulis suatu aktifitas dari seorang penulis untuk menyampaikan suatu pemikirannya ungkapan perasaan dan pengalamn secara tidak langsung kepada orang lain melalui tulisan kepada pembaca dengan menggunakan simbol yang disusun secara teratur yang dapat dimengerti oleh penulis dan pembaca, terutama dalam melatih menulis puisi Dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V SD, menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yang kompetensi dasar siswa diharapkan mempunyai keterampilan dalam menerapkan kemampuannya berupa karya tulis terutama puisi, dalam upaya yang sudah diterapkan dengan baik melalui latihan-latihan, pemberian motivasi kepada siswa, dalam menulis puisi siswa belum menunjukan kemajuan yang sangat berarti hal ini, karena kemauan siswa masih kurang termotivasi karena kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa, dan keterampilan yang dapat menunjang diantaranya, dengan dapat membaca, menonton film, dan mendengarkan berita. Faktor penghambat yang menyebabkan kreativitas siswa dalam menulis kurang menyadari betapa pentingnya menulis puisi bagi siswa, yang tercantum pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai menengah atas, kurangnya guru memberikan pelajaran menulis puisi dalam KBM di kelas.
Penulis beranggapan yang harus dilaksanakan adalah usaha meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan metode Quantum Writing, mempunyai arti tersendiri dan menitikberatkan pada interaksi Belajar Mengajar terutama dalam kegiatan menulis puisi yang dapat menumbuhkan kemampuan menulis puisi, yang ada dalam setiap individu. Permasalahan yang dapat kita temukan dalam upaya menyusun pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Quantum Writing sebagai berikut: 1) proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Quantum writing pada siswa kelas V, 2) perbedaan kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum menggunakan metode quantum writing pada siswa kelas V, 3) hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi setelah menggunakan metode Quantum writing pada siswa kelas V. Tujuan pelaksanan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui proses pembelajran menulis puisi dengan menggunakan metode quantum writing pada siswa kelas V, 2) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum menggunakan metode Quantum writing pada siswa kelas V, 3) untuk mengetahui hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi setelah menggunakan metode quantum writing pada siswa kelas V. Suatu penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memperoleh beberapa manfaat yang inggin dicapainya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua orang terutama bagi penulis, guru, siswa, dan seluruh dunia pendidikan Hipotesis adalah perumusan dalam penelitian untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Berdasarkan pernyataan di atas maka hipotesis penulis terhadap masalah yang diselidiki adalah: Metode Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Metode Quantum Writing Pada Siswa Kelas V. Hipotesis adalah perumusan dalam penelitian untuk mencapai jawaban yang sebenarnya. Berdasarkan pernyataan maka hipotesis penulis terhadap masalah yang diselidiki adalah Pembelajaran Menulis Puisi di kelas V SD akan berhasil dan berjalan dengan efektip. Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti yang meliputi seluruh elemen yang ada di wilayah peneliti Arikunto (1996:45), adapun dari populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hasil menulis puisi siswa kelas V, dengan jumlah siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 11 perempuan. KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN Indrawati (1999:2) mendefinisikan pembelajaran adalah suatu kondisi lingkungan sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Pembelajaran juga diartikan sebagai proses belajar mengajar, dengan demikian ada dua komponen utama dalam pembelajaran yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi Hamalik (04: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan. Arifin (Rahmat, 03:6) pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan beberapa pernyataan tentang pembelajaran maka penulis menyimpulkan pembelajaran sebagai sebuah proses kegiatan belajar yang direncanakan oleh seseorang / siswa dalam sebuah kesempatan atau sebuah proses belajar yang tidak bisa disengaja oleh seseorang sehingga ia bisa memperoleh pengetahuan dari hal tersebut. Menulis merupakan salah satu komponen dasar yang perlu dikuasai oleh siswa SD yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya perlu dilakukan berkesinambungan sejak duduk di SD. Hal tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa menulis sebagai bekal belajar di jenjang berikutnya. Resmini (07:117), siswa di SD harus memiliki kemampuan berbahasa, terutama keterampilan menulis sebagai bekal kemampuan dasar bagi pendidikan jenjang selanjutnya. Tarigan (08:4), kemampuan menulis siswa tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur melalui proses pembelajaran, menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan-latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa menulis merupakan kegitan mengkomunikasikan sesuatu baik ide, pikiran, gagasan ataupun perasaanya secara tidak
langsung kepada orang lain atau dirinya dalam bahasa tulis yang dipahami oleh pengguna bahasa dengan menggunakan lambang-lambang grafik yang berlaku dalam bahasa tulis. Puisi adalah karya sastra yang lahir dari pengalaman yang penting dari suatu kehidupan dan bukan pengalaman biasa. Pengalaman yang dihasilkan dari pengetahuan, perenungan kebahagian, puisi menstranformasikan pengalaman. BR. Situmorang (1977:12) Tujuan menulis puisi pada umumnya seorang penyair yang sudah terbiasa menulis puisi maupun seseorang yang baru belajar menulis puisi, tujuan menulis puisi pada umumnya adalah sebagai sarana untuk mengungkapkan suasana hati atau batin hasil perenungan dari suatu keadaan yang diamati, dihayati atau dialaminya melalui karya tulis. Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur- unsur pembangun bersifat fungsional dalam kesatuan, dan juga bersifat terhadap unsur lainya. Bahwa puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu struktur batin (tema, perasaan, nada, amanat, suasan ) dan struktur fisik puisi (diksi, pengimajian, kata konkret, majas, rima, ritma, dan metrum) (Herm an J.Waluyo, 1995:27-29). Kemampuan menulis puisi dalam proses penciptaan sebuah puisi terlebih dahulu yang harus kita pahami adalah mengenai hidup dan kehidupan social. Karena dari sebuah karya puisi yang baik di dalam tercermin bagian dalam bentuk serta proses hidup dan perikehidupan social dengan maksud menyampaikan segala inspirasi yang timbul. Hakikat penciptaan puisi adalah sebuah karya puisi yang merupakan pancaran kehidupan sosial, gejolak jiwa dan segala aspek yang ditimbulkan oleh adanya interaksi baik secara langsung mauapun tidak langsung, Metode quantum writing adalah cara cepat dan bermanfaat untuk merangsang munculnya potensi menulis, yaitu melalui teknik menulis yang disajikan secara individu dengan bantuan objek atau gambar untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Metode quantum writing mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merangsang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Quntum Writing pada dasarnya bertujuan membantu kita untuk dapat mengembangkan potensi diri dalam hal tulis menulis dengan cara yang mudah cepat dan menyenangkan atau dalam bahasa pembangkit potensi menulis didekati lewat sisi yang tidak lazim. Tujuan pembelajaran Quantum Writing yang ingin dicapai menurut ( Hernowo, 03) adalah sebagai berikut ini: cara cepat memunculkan sisi unik yang dimilikinya dan kemudian dapat dikenalinya sendiri secara utuh, merangsang munculnya keberanian untuk menulis, cara cepat untuk memperkaya mental seorang penulis. Manfaat quantum writing adalah: Meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan kemampuan menulis puisi, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran menulis. Langkahlangkah pembelajaran menulis puisi diantaranya. 1) kata kunci 2) draf kasar 3) berbagi 4) penyuntingan 5) penulisan 6) evaluasi. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk melihat keefektifan metode quantum writing dalam pemebelajaran menulis puisi. Dengan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes pada satu kelas eksperimen Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu 1) studi literatur melalui cara tersebut penulis mempelajarai buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, 2) mengumpulkan dokumentasi studi dokumentasi yang berarti pengumpulan dokumen-dokumen yang telah didapat oleh penulis dari sampel yang telah diteliti. Arikunto, 1998:138, 3) evaluasui disini penulis menyusun data yang diperoleh dari lapangan dan disusun dalam bentuk karya ilmiah. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis. Penelitian yang digunakan penelitian ini adalah tes awal (pretes), member perlakuan eksperimen kepada subjek, tes akhir (postes), observasi dan lembar tes menulis puisi. Aspek aspek penilaian puisi antara lain : rima, diksi, pengimajian, gaya bahasa, tema dan amanat.
Rima merupakan persamaan bunyi yang terdapat pada awal, tengah, dan akhir baris dalam puisi. Keindahan puisi tidak hanya terletak pada rimanya, tetapi juga pada pilihan katanya Diksi ialah pilihan kata yang tepat pilihan kata tidak berarti penyingkatan kalimat, tetapi harus jelas dalam penyampaian makna Pengimajian ialah penilaian yang digunakan adalah cara siswa menyusun kata-kata yang tepat sesuai dengan pengalaman sensori seperti penglihatan ( imaji visual), pendengaran ( imaj i audio), dan perasaan Tema apabila seorang penyair melihat sesuatu yang menarik sehingga menimbulkan perasaan,tertentu, perasaan penyair itu akan melahirkan rasa kecewa, sedih, gembira, puas, keberanian dan sebagainya. Gaya bahasa ialah penilaian yang digunakan dalam menggunakan gaya bahasa yang tepat sesuai dengan objek yang diperlihatkan. Penggunaan majas atau gaya bahasa ini bertujuan agar puisi terkesan hidup dengan menggunakan gaya bahasa seperti personofikasi, hiperbola, litotes dan lain-lain. Amanat adalah pesan yang disampaikan sesuai dengan tema dan mengacu pada objek yang diperlihatkan Dalam penelitian ini yang memjadi populasi dan sampel adalah siswa SDN 2 Sindangpanon purwakarta, yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini yaitu suatu kegiatan secara keseluruhan subyek yang akan diteliti. (Arikunto, 1998:157). Sumber data yang akan penulis gunakan yaitu sejumlah sampel yang diteliti sebanyak 2o siswa kelas V SDN 2 Sindangpanon, purwakarta Tahun Ajaran 11/12. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari observasi kegiatan untuk menganalisa kelayakan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode quantum writing dengan menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas V. Dalam penelitian ini hanya terbatas pada aspek tertentu yaitu, rima, diksi/pilihan kata, pengimajian, gaya bahasa, tema dan amanat. Hasil analisis itu disajikan berupa data-data yang berbentuk angka-angka disertai penjelasan yang mendukung data tersebut. Analisis perolehan pretes siswa nilai rata-ratanya masih kurang dari standar ketuntasan minimum, sedangkan analisis perolehan postes siswa nilai rata-ratanya lebih tinggi dari standar ketuntasan minimum. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini belum sempurna, namun telah membuktikan bahwa untuk menguji hipotesis hasil tersebut, dari hasil data menunjukan bahwa siswa setelah diberikan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode quantum writing dengan menggunakan metode eksperimen yaitu mampu menuliskan imajinasinya melalui puisi dengan kata-kata yang indah dan memperhatikan unsurunsur puisi dengan baik. Hasil Analisis nilai pretes menulis puisi Nilai rata-rata (X) = FX N =133 M =6,6 Hasil analisis nilai postes menulis puisi Nilai rata-rata (X) M = FX N =164,5 M= 8,2 Hasil analisis pretes dan postes dengan mencari jumlah kuadrat deviasi adalah X2d = d2- ( d)2 N = 164 (40)2 = 160-160 =160-80 =80 SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dengan Metode Quantum Writing dalam pembelajaran menulis puisi siswa dapat berhasil menulis puisi dengan suasana yang menyenangkan dan tidak monoton, sehingga keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Quantum Writing pada kelas V SDN 2 Sindangpanon meningkat dengan baik. Dari hasil pengamatan berlangsung selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Quantum Writing ada langkah-langkah
dan penerapan dalam metode Quantum Writing yaitu, untuk mengetahui proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Quantum Writing, untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan mengguankan metode Quantum Writing, untuk mengetahui hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan metode Quantum Writing. Dari hasil analisis nilai rata-rata pretes siswa sebelum menggunakan metode Quantum Writing adalah 6,6 %, sedangkan nilai rata-rata postes setelah menggunakan metode Quantum Writing adalah 8,2% dengan jumlah deviasi hasil pretes dan postes setelah digabungkan hasilnya adalah 80%. Hal ini menunjukan adanya perubahan yang signifikan yang artinya bahwa menulis puisi dengan menggunakan Metode Quantum Writing berhasil dengan sangat baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Akhadiat, S, dkk, 03. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Cahyani, I. 06, Pendidikan Bahasa Indonesia, Bandung: UPI Press Hernowo, 03. Quantum Writing, cara cepat dan bermanfaat untuk merangsang munculnya potensi menulis. Bandung: Kaifa Resmini. N, et. al. 07. Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajaranya. Bandung: UPI Press Tarigan, H.G.08. Menulis sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Waluyo, H. J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga