BAB I PENDAHULUAN. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Umur. Jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BAB III METODE PERANCANGAN

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

infografis GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

2

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Bab I. Pendahuluan. Selatan, pemerintah telah membuat kebijakan dan program yang tertuang dalam

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

Universitas Sumatera Utara

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

Medan_Electronic_Mall

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 29/PRT/M/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

THE MUSIC BOX PEMATANG SIANTAR

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Perkembangan musik di dunia, maju dengan sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar dan berarti terhadap masyarakat karena dianggap turut meringankan beban hidup sehari-hari. Dari sekian banyak cabang seni, yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah seni musik. Demikian juga di Indonesia khususnya di Medan. Bukti berkembangnya musik di kota Medan dapat dilihat dari banyaknya pecinta musik di kota Medan sekitarnya. Banyaknya ajang pencari bakat yang melaksanakan seleksinya di kota Medan seperti Indonesian Idol, AFI, KDI, serta banyaknya minat anak-anak usia dini untuk menekuni pelatihan musik di tempat-tempat pelatihan musik seperti Yamaha, Era Musika, Cantabile, Farabi, Medan Musik, dll. Berdasarkan data statistik dari Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Nilai Budaya dan Film, seni musik ada di peringkat pertama terbanyak dalam jenis kesenian yang paling sering dilakukan. Tabel 1. Presentase Jumlah Pecinta di Medan Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Umur Musik Tari Teater Pahat Lukis Wayang Lainnya Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-14 37.98 53.62 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 15-19 40.23 44.83 6.90 2.30 1.15 1.15 3.45 100% 20-24 53.62 33.33 5.80 0.00 0.00 0.00 7.25 100% 25-29 59.32 25.42 5.08 0.00 0.00 0.00 10.17 100% 30-64 60.12 17.34 6.36 0.00 0.58 6.94 8.67 100% 65+ 66.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 33.33 100% Jlh 51.96 31.30 5.22 0.43 0.43 3.04 7.31 100% Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF Dapat juga dilihat dari data statistik BPS, Susenas Modul 2006 mengenai proporsi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan pertunjukan kesenian selama tiga bulan terakhir menurut tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenis Pertunjukan, tahun 2006.

Tabel 2. Presentase Jumlah Pecinta di Medan Jenis Kesenian Tipe Daerah/ Jenis Kelamin Musik Tari Drama Patung Lukis kerajina Lainnya n Perkotaan Laki-laki 24.3 50.7 5.4 10.5 2.1 11.1 6.2 Perempuan Laki-laki + perempuan 36.4 30.3 39.3 45.0 6.1 5.7 8.3 9.4 2.1 2.1 9.5 10.3 7.6 6.9 Pedesaan Laki-laki 34.3 33.6 3.3 7.2 1.1 10.6 7.5 Perempuan Laki-laki + perempuan 35.7 35.0 31.3 31.3 2.9 2.9 7.0 7.1 0.7 0.9 12.1 11.3 7.0 7.2 Kota dan desa Laki-laki Perempuan Laki-laki + perempuan 29.6 36.0 32.8 41.6 35.1 38.4 4.2 4.4 4.3 8.8 7.6 8.2 1.6 1.3 1.4 10.8 10.9 10.8 6.9 7.3 7.1 Berdasarkan data statistik dari BPS, Susenas Modul 2006, proporsi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton pertunjukan kesenian selama tahun 2006 menurut provinsi dan jenis kesenian yang ditonton, seni musik yang paling banyak ditonton oleh penduduk di Indonesia. Tabel 3. Proporsi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton pertunjukan kesenian selama tahun 2006 menurut provinsi dan jenis kesenian yang ditonton. Provinsi Lainnya Tari/ Joget Musik/ Suara Drama/ Pedalangan Lukis Patung Kerajinan Nanggroe 59.88 69.58 21.98 2.40 1.15 7.58 6.81 Aceh Darusalam Sumatera 31.36 78.78 6.39 0.20 0.14 0.95 4.22 Utara Sumatera 36.56 85.55 17.63 1.45 0.58 1.88 14.45 Barat Riau 30.28 89.20 19.47 11.43 2.51 11.06 12.81 Jambi 57.73 96.77 19.80 3.03 0.61 2.22 -

Sumatera 42.23 86.41 14.93 8.45 6.49 6.73 9.30 Selatan Bengkulu 32.61 95.67 2.94 0.77 0.15 2.32 0.77 Lampung 73.73 88.14 10.04 0.0.47 0.47 0.61 1.28 Bangka 28.85 85.80 7.10 1.96 1.36 4.83 1.96 Belitung Kepulauan 83.12 61.04 3.90 - - 5.19 - Riau DKI - - - - - - - Jakarta Jawa Barat 55.30 80.44 20.53 1.47 0.30 1.42 2.84 Jawa 46.45 76.11 31.39 0.75 0.12 0.69 4.15 Tengah D.I. 49.19 52.76 50.38 1.63 0.33 2.17 1.41 Jogjakarta Jawa 60.22 70.73 18.91 1.43 0.10 2.00 3.77 Timur Banten 58.21 88.78 10.73 7.48 1.14 6.18 1.95 Bali 82.23 34.76 34.76 6.95 4.50 11.25 7.16 Nusa 43.01 62.11 30.61 0.89 0.89 1.97 8.07 Tenggara Barat Nusa 77.25 47.90 5.19-0.20 2.59 1.60 Tenggara Timur Kalimantan 54.14 82.58 11.96 6.92 5.47 8.11 11.87 Barat Kalimantan 57.57 91.28 2.52 2.06-2.29 2.29 Tengah Kalimantan 33.38 85.18 13.53 0.77 0.64 2.84 5.93 Selatan Kalimantan 62.12 64.62 19.22 1.39 0.84 4.74 2.23 Timur Sulawesi 66.25 85.48 1.61 1.61-6.45 1.61 Utara Sulawesi 47.76 88.83 13.25-0.26 2.34 4.94 Tengah Sulawesi 50.44 85.84 11.85 0.58-0.87 5.20

Selatan Sulawesi 86.85 45.93 12.32 1.67 0.21 3.55 7.93 Tenggara Gorontalo 66.25 91.69 13.60 0.50-0.76 3.02 Sulawesi 47.76 91.82 20.58 0.79 0.26 3.43 8.71 Barat Maluku 50.44 42.92 4.87 2.65 0.88 5.31 4.42 Maluku 92.86 7.14 - - - 1.90 0.48 Utara Irian Jaya 56.98 57.56 0.58 0.58-0.58 1.16 barat Papua 25.26 49.82 4.56 7.37 2.46 9.82 2.81 Indonesia 50.34 76.98 17.95 2.26 0.88 2.86 4.62 Berdasarkan data statistik dari Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Nilai Budaya dan Film, seni musik ada di peringkat pertama terbanyak dalam jumlah seniman dan organisasi kesenian. Tabel 4. Pengeluaran Penduduk Kota Medan untuk Kegiatan Gol. Rata-rata Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan pengeluaran rumah MUSIK TARI TEAT PAHAT LUKIS WAYA LAINNYA JUMLAH tangga/bln (Rp) ER NG <30.000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 30.000-39.999 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 40.000-49.999 25.00 50.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 50.000-74.999 33.33 19.44 11.11 0.00 0.00 16.67 19.44 100% 75.000-99.999 41.88 22.22 4.27 1.71 0.00 19.66 10.26 100% 100.000-149.999 45.24 21.55 6.02 0.19 0.00 16.70 10.29 100% 150.000-199.999 57.06 17.15 6.72 1.27 0.14 10.43 8.23 100% 200.000-299.999 63.39 16.95 4.80 0.40 0.08 7.03 7.35 100% 300.000-399.999 55.24 24.37 6.04 1.78 0.18 4.26 7.64 100% 400.000-499.999 53.39 21.53 7.96 0.88 0.59 4.72 10.91 100% >500.000 51.04 22.17 5.54 3.00 0.92 4.16 13.16 100% Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF

Meningkatnya minat masyarakat akan kesenian musik perlu ditunjang dengan sarana berupa gedung khusus untuk dan mengolah kesenian musik. Karena sampai saat ini di kota Medan belum ada wadah yang khusus direncanakan untuk pagelaran kesenian musik. Juga meningkatnya hubungan internasional dalam era globalisasi yang melibatkan seni musik sebagai salah satu materi dalam rangka misi pertukaran kesenian antar bangsa, sehingga perlu dilengkapi dengan sarana yang memadai. Kota Medan juga secara geografis dekat dengan Singapura dan Kuala Lumpur mulai dilirik produser-produser musik sebagai tempat konser. Hal ini karena kota Medan lebih dekat dengan Singapura dan Kuala Lumpur, serta kondisi keamanan di Kota Medan yang relatif lebih aman. Kondisi ini menunjukkan indikasi yang sangat positif di masa yang akan datang, dimana kota Medan akan menjadi salah satu kawasan yang penting dalam kegiatan seni pertunjukan terutama pertunjukan konser musik. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas gedung konser musik yang memenuhi syarat sebagai gedung konser musik. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 1.2.1 Maksud Perancangan Maksud dari perancangan gedung konser ini adalah: - Merancang fasilitas publik yang dapat mewadahi pertunjukan musik dan kegiatan apresiasi musik yang memiliki kualitas akustik ruang yang baik. - Menciptakan fasilitas yang saling mendukung sebagai pusat kegiatan musik, yaitu auditorium sebagai fasilitas utama, fasilitas komersial seperti studio latihan, ritel, serta fasilitas penunjang, dll. - Menciptakan suatu gubahan ruang yang tidak hanya mendukung optimalisasi fungsi-fungsi dalamnya, tetapi menarik juga dari segi estetis, serta mampu memenuhi persyaratan teknis akustik untuk pertunjukan musik. - Mampu menambah pemasukan daerah dengan diadakannya konser musik yang berasal dari luar daerah maupun mancanegara. 1.2.2 Tujuan Perancangan - Memberikan image baru bagi kota dengan aktivitas kegiatan musik. - Menjadikan kawasan tersebut sebagai suatu pusat komunitas dan rekreasi dimana masyarakat penggemar musik dapat saling bersosialisasi dan berinteraksi.

- Menciptakan suatu karya bangunan arsitek yang mampu menjawab tantangan perkembangan dan persaingan dengan negara lain dalam bidang musik. 1.3. MASALAH PERANCANGAN - Bagaimana pendekatan perancangan terhadap akustik ruang agar gedung yang direncanakan memenuhi persyaratan bagi pertunjukan musik. - Bagaimana agar citra bangunan gedung konser musik ini bentuk dan penampilannya dapat mencerminkan kegiatan di dalamnya. - Bagaimana merencanakan panggung dan area audience yang memenuhi standart. - Bagaimana memanfaatkan lahan yang ada untuk seluruh bangunan serta fasilitasfasilitas yang direncanakan. - Bagaimana agar keberadaan bangunan tersebut dapat memberikan sumbangan terhadap urban design. 1.4. PENDEKATAN Pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam proses pengembangan konsep dan perancangan antara lain : Studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan untuk mendapatkan informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan untuk memperkuat fakta secara ilmiah. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis yang mendukung proses perencanaan dan perancangan yang diperoleh dari buku, majalah, internet, ataupun survei lapangan. 1.5. LINGKUP/ BATASAN Lingkup kajian tugas akhir ini meliputi perencanaan sebuah gedung konser dengan lingkup batasan wilayah kotamadya Medan dengan fasilitas yang mendukung fungsi, arsitektural, dan potensi lingkungan tapak. Dalam tugas akhir ini lingkup yang akan dibahas seluruh aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan.

1.6. KERANGKA BERFIKIR LATAR BELAKANG Kebutuhan pusat rekreasi semakin meningkat Tidak ada sarana pertunjukan musik yang memadai Maksud & Tujuan - Merancang fasilitas publik yang dapat mewadahi pertunjukan musik dan kegiatan apresiasi musik yang memiliki kualitas akustik ruang yang baik. - Menjadikan kawasan tersebut sebagai suatu pusat komunitas dan rekreasi dimana masyarakat penggemar musik dapat saling bersosialisasi dan berinteraksi. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN - Perancangan terhadap akustik ruang agar memenuhi persyaratan bagi pertunjukan musik. - Citra bangunan gedung konser musik ini bentuk dan penampilannya dapat mencerminkan kegiatan di dalamnya. - panggung dan area audience yang memenuhi standart. - lahan yang ada untuk seluruh bangunan serta fasilitas-fasilitas yang direncanakan. - Keberadaan bangunan tersebut dapat memberikan sumbangan terhadap urban design. DESKRIPSI PROYEK : Kasus proyek Tema Keterkaitan tema dengan kasus proyek Status proyek Lokasi Luas lahan Luas bangunan TINJAUAN LITERATUR Tinjauan literature mengenai tema dan kasus proyek STUDI BANDING Studi banding proyek dan tema sejenis ANALISA TAPAK Lokasi Kondisi dan potensi lingkungan View Sirkulasi dan pencapaian OrientasiKarakteristik lingkungan binaan ANALISA BANGUNAN Organisasi ruang Pemakai dan aktivitas Bentuk massa bangunan Pemilihan system struktur Mekanikal / elektrikal Sirkulasi ruang dalam ANALISA SOSIAL, EKONOMI & BUDAYA Kepadatan penduduk Pemakai dan aktivitas Tingkat pendapatan & ketertarikan pengunjung KONSEP RUANG LUAR Zoning Pencapaian Sirkulasi / parker Gubahan massa Tata hijau View KONSEP RUANG DALAM Program ruang Zoning Sirkulasi Sistem struktur & bahan Utilitas Mekanikan / elektrikal Interior D E S A I N I N P U T P R O S E S O U T P U T

1.7.SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN BAB I PENDAHULUAN Berisi kajian tentang latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan sistematika laporan. BAB II DESKRIPSI PROYEK Berisi tinjauan terhadap kasus proyek secara umum berupa penjelasan mengenai judul proyek, pemilik, sumber, serta tinjauan literature yang berhubungan dengan proyek. Tentang kasus proyek secara spesifik, yaitu mengenai lokasi, luas lahan, peraturan KLB/ KDB, luas dan tinggi bangunan, tinjauan sosial, ekonomi dan kelengkapan fasilitas yang menghasilkan pemahamam untuk dasar konsep perencanaan dan perancangan seperti program kegiatan dan kebutuhan ruang serta studi banding proyek sejenis. BAB III ELABORASI DAN PENGERTIAN TEMA Berisi telaah dan kajian tentang pengertian/ elaborasi tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis. BAB IV ANALISA Berisi analisis fungsional mencakup organisasi ruang, pemintakatan, program ruang, persyaratan teknis. Analisis kondisi lingkungan mencakup lokasi, kondisi dan potensi lahan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain. Kemudian ditambahkan dengan kesimpulan. BAB V KONSEP PERANCANGAN Berisi konsep-kinsep dasar perancangan dan rencana tapak yang mencakup pemintakatan, tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir, utilitas, tata hijau serta mengenai bangunan yang direncanakan mencakup bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, pencegahan bahaya kebakaran, pentahapan bangunan, penyelesaian ruang luar, lansekap. BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi peta situasi, gambar-gambar perancangan dan foto maket.