BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Perkembangan musik di dunia, maju dengan sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar dan berarti terhadap masyarakat karena dianggap turut meringankan beban hidup sehari-hari. Dari sekian banyak cabang seni, yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah seni musik. Demikian juga di Indonesia khususnya di Medan. Bukti berkembangnya musik di kota Medan dapat dilihat dari banyaknya pecinta musik di kota Medan sekitarnya. Banyaknya ajang pencari bakat yang melaksanakan seleksinya di kota Medan seperti Indonesian Idol, AFI, KDI, serta banyaknya minat anak-anak usia dini untuk menekuni pelatihan musik di tempat-tempat pelatihan musik seperti Yamaha, Era Musika, Cantabile, Farabi, Medan Musik, dll. Berdasarkan data statistik dari Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Nilai Budaya dan Film, seni musik ada di peringkat pertama terbanyak dalam jenis kesenian yang paling sering dilakukan. Tabel 1. Presentase Jumlah Pecinta di Medan Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Umur Musik Tari Teater Pahat Lukis Wayang Lainnya Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-14 37.98 53.62 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 15-19 40.23 44.83 6.90 2.30 1.15 1.15 3.45 100% 20-24 53.62 33.33 5.80 0.00 0.00 0.00 7.25 100% 25-29 59.32 25.42 5.08 0.00 0.00 0.00 10.17 100% 30-64 60.12 17.34 6.36 0.00 0.58 6.94 8.67 100% 65+ 66.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 33.33 100% Jlh 51.96 31.30 5.22 0.43 0.43 3.04 7.31 100% Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF Dapat juga dilihat dari data statistik BPS, Susenas Modul 2006 mengenai proporsi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan pertunjukan kesenian selama tiga bulan terakhir menurut tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenis Pertunjukan, tahun 2006.
Tabel 2. Presentase Jumlah Pecinta di Medan Jenis Kesenian Tipe Daerah/ Jenis Kelamin Musik Tari Drama Patung Lukis kerajina Lainnya n Perkotaan Laki-laki 24.3 50.7 5.4 10.5 2.1 11.1 6.2 Perempuan Laki-laki + perempuan 36.4 30.3 39.3 45.0 6.1 5.7 8.3 9.4 2.1 2.1 9.5 10.3 7.6 6.9 Pedesaan Laki-laki 34.3 33.6 3.3 7.2 1.1 10.6 7.5 Perempuan Laki-laki + perempuan 35.7 35.0 31.3 31.3 2.9 2.9 7.0 7.1 0.7 0.9 12.1 11.3 7.0 7.2 Kota dan desa Laki-laki Perempuan Laki-laki + perempuan 29.6 36.0 32.8 41.6 35.1 38.4 4.2 4.4 4.3 8.8 7.6 8.2 1.6 1.3 1.4 10.8 10.9 10.8 6.9 7.3 7.1 Berdasarkan data statistik dari BPS, Susenas Modul 2006, proporsi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton pertunjukan kesenian selama tahun 2006 menurut provinsi dan jenis kesenian yang ditonton, seni musik yang paling banyak ditonton oleh penduduk di Indonesia. Tabel 3. Proporsi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton pertunjukan kesenian selama tahun 2006 menurut provinsi dan jenis kesenian yang ditonton. Provinsi Lainnya Tari/ Joget Musik/ Suara Drama/ Pedalangan Lukis Patung Kerajinan Nanggroe 59.88 69.58 21.98 2.40 1.15 7.58 6.81 Aceh Darusalam Sumatera 31.36 78.78 6.39 0.20 0.14 0.95 4.22 Utara Sumatera 36.56 85.55 17.63 1.45 0.58 1.88 14.45 Barat Riau 30.28 89.20 19.47 11.43 2.51 11.06 12.81 Jambi 57.73 96.77 19.80 3.03 0.61 2.22 -
Sumatera 42.23 86.41 14.93 8.45 6.49 6.73 9.30 Selatan Bengkulu 32.61 95.67 2.94 0.77 0.15 2.32 0.77 Lampung 73.73 88.14 10.04 0.0.47 0.47 0.61 1.28 Bangka 28.85 85.80 7.10 1.96 1.36 4.83 1.96 Belitung Kepulauan 83.12 61.04 3.90 - - 5.19 - Riau DKI - - - - - - - Jakarta Jawa Barat 55.30 80.44 20.53 1.47 0.30 1.42 2.84 Jawa 46.45 76.11 31.39 0.75 0.12 0.69 4.15 Tengah D.I. 49.19 52.76 50.38 1.63 0.33 2.17 1.41 Jogjakarta Jawa 60.22 70.73 18.91 1.43 0.10 2.00 3.77 Timur Banten 58.21 88.78 10.73 7.48 1.14 6.18 1.95 Bali 82.23 34.76 34.76 6.95 4.50 11.25 7.16 Nusa 43.01 62.11 30.61 0.89 0.89 1.97 8.07 Tenggara Barat Nusa 77.25 47.90 5.19-0.20 2.59 1.60 Tenggara Timur Kalimantan 54.14 82.58 11.96 6.92 5.47 8.11 11.87 Barat Kalimantan 57.57 91.28 2.52 2.06-2.29 2.29 Tengah Kalimantan 33.38 85.18 13.53 0.77 0.64 2.84 5.93 Selatan Kalimantan 62.12 64.62 19.22 1.39 0.84 4.74 2.23 Timur Sulawesi 66.25 85.48 1.61 1.61-6.45 1.61 Utara Sulawesi 47.76 88.83 13.25-0.26 2.34 4.94 Tengah Sulawesi 50.44 85.84 11.85 0.58-0.87 5.20
Selatan Sulawesi 86.85 45.93 12.32 1.67 0.21 3.55 7.93 Tenggara Gorontalo 66.25 91.69 13.60 0.50-0.76 3.02 Sulawesi 47.76 91.82 20.58 0.79 0.26 3.43 8.71 Barat Maluku 50.44 42.92 4.87 2.65 0.88 5.31 4.42 Maluku 92.86 7.14 - - - 1.90 0.48 Utara Irian Jaya 56.98 57.56 0.58 0.58-0.58 1.16 barat Papua 25.26 49.82 4.56 7.37 2.46 9.82 2.81 Indonesia 50.34 76.98 17.95 2.26 0.88 2.86 4.62 Berdasarkan data statistik dari Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Nilai Budaya dan Film, seni musik ada di peringkat pertama terbanyak dalam jumlah seniman dan organisasi kesenian. Tabel 4. Pengeluaran Penduduk Kota Medan untuk Kegiatan Gol. Rata-rata Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan pengeluaran rumah MUSIK TARI TEAT PAHAT LUKIS WAYA LAINNYA JUMLAH tangga/bln (Rp) ER NG <30.000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 30.000-39.999 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 40.000-49.999 25.00 50.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 50.000-74.999 33.33 19.44 11.11 0.00 0.00 16.67 19.44 100% 75.000-99.999 41.88 22.22 4.27 1.71 0.00 19.66 10.26 100% 100.000-149.999 45.24 21.55 6.02 0.19 0.00 16.70 10.29 100% 150.000-199.999 57.06 17.15 6.72 1.27 0.14 10.43 8.23 100% 200.000-299.999 63.39 16.95 4.80 0.40 0.08 7.03 7.35 100% 300.000-399.999 55.24 24.37 6.04 1.78 0.18 4.26 7.64 100% 400.000-499.999 53.39 21.53 7.96 0.88 0.59 4.72 10.91 100% >500.000 51.04 22.17 5.54 3.00 0.92 4.16 13.16 100% Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF
Meningkatnya minat masyarakat akan kesenian musik perlu ditunjang dengan sarana berupa gedung khusus untuk dan mengolah kesenian musik. Karena sampai saat ini di kota Medan belum ada wadah yang khusus direncanakan untuk pagelaran kesenian musik. Juga meningkatnya hubungan internasional dalam era globalisasi yang melibatkan seni musik sebagai salah satu materi dalam rangka misi pertukaran kesenian antar bangsa, sehingga perlu dilengkapi dengan sarana yang memadai. Kota Medan juga secara geografis dekat dengan Singapura dan Kuala Lumpur mulai dilirik produser-produser musik sebagai tempat konser. Hal ini karena kota Medan lebih dekat dengan Singapura dan Kuala Lumpur, serta kondisi keamanan di Kota Medan yang relatif lebih aman. Kondisi ini menunjukkan indikasi yang sangat positif di masa yang akan datang, dimana kota Medan akan menjadi salah satu kawasan yang penting dalam kegiatan seni pertunjukan terutama pertunjukan konser musik. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas gedung konser musik yang memenuhi syarat sebagai gedung konser musik. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 1.2.1 Maksud Perancangan Maksud dari perancangan gedung konser ini adalah: - Merancang fasilitas publik yang dapat mewadahi pertunjukan musik dan kegiatan apresiasi musik yang memiliki kualitas akustik ruang yang baik. - Menciptakan fasilitas yang saling mendukung sebagai pusat kegiatan musik, yaitu auditorium sebagai fasilitas utama, fasilitas komersial seperti studio latihan, ritel, serta fasilitas penunjang, dll. - Menciptakan suatu gubahan ruang yang tidak hanya mendukung optimalisasi fungsi-fungsi dalamnya, tetapi menarik juga dari segi estetis, serta mampu memenuhi persyaratan teknis akustik untuk pertunjukan musik. - Mampu menambah pemasukan daerah dengan diadakannya konser musik yang berasal dari luar daerah maupun mancanegara. 1.2.2 Tujuan Perancangan - Memberikan image baru bagi kota dengan aktivitas kegiatan musik. - Menjadikan kawasan tersebut sebagai suatu pusat komunitas dan rekreasi dimana masyarakat penggemar musik dapat saling bersosialisasi dan berinteraksi.
- Menciptakan suatu karya bangunan arsitek yang mampu menjawab tantangan perkembangan dan persaingan dengan negara lain dalam bidang musik. 1.3. MASALAH PERANCANGAN - Bagaimana pendekatan perancangan terhadap akustik ruang agar gedung yang direncanakan memenuhi persyaratan bagi pertunjukan musik. - Bagaimana agar citra bangunan gedung konser musik ini bentuk dan penampilannya dapat mencerminkan kegiatan di dalamnya. - Bagaimana merencanakan panggung dan area audience yang memenuhi standart. - Bagaimana memanfaatkan lahan yang ada untuk seluruh bangunan serta fasilitasfasilitas yang direncanakan. - Bagaimana agar keberadaan bangunan tersebut dapat memberikan sumbangan terhadap urban design. 1.4. PENDEKATAN Pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam proses pengembangan konsep dan perancangan antara lain : Studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan untuk mendapatkan informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan untuk memperkuat fakta secara ilmiah. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis yang mendukung proses perencanaan dan perancangan yang diperoleh dari buku, majalah, internet, ataupun survei lapangan. 1.5. LINGKUP/ BATASAN Lingkup kajian tugas akhir ini meliputi perencanaan sebuah gedung konser dengan lingkup batasan wilayah kotamadya Medan dengan fasilitas yang mendukung fungsi, arsitektural, dan potensi lingkungan tapak. Dalam tugas akhir ini lingkup yang akan dibahas seluruh aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan.
1.6. KERANGKA BERFIKIR LATAR BELAKANG Kebutuhan pusat rekreasi semakin meningkat Tidak ada sarana pertunjukan musik yang memadai Maksud & Tujuan - Merancang fasilitas publik yang dapat mewadahi pertunjukan musik dan kegiatan apresiasi musik yang memiliki kualitas akustik ruang yang baik. - Menjadikan kawasan tersebut sebagai suatu pusat komunitas dan rekreasi dimana masyarakat penggemar musik dapat saling bersosialisasi dan berinteraksi. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN - Perancangan terhadap akustik ruang agar memenuhi persyaratan bagi pertunjukan musik. - Citra bangunan gedung konser musik ini bentuk dan penampilannya dapat mencerminkan kegiatan di dalamnya. - panggung dan area audience yang memenuhi standart. - lahan yang ada untuk seluruh bangunan serta fasilitas-fasilitas yang direncanakan. - Keberadaan bangunan tersebut dapat memberikan sumbangan terhadap urban design. DESKRIPSI PROYEK : Kasus proyek Tema Keterkaitan tema dengan kasus proyek Status proyek Lokasi Luas lahan Luas bangunan TINJAUAN LITERATUR Tinjauan literature mengenai tema dan kasus proyek STUDI BANDING Studi banding proyek dan tema sejenis ANALISA TAPAK Lokasi Kondisi dan potensi lingkungan View Sirkulasi dan pencapaian OrientasiKarakteristik lingkungan binaan ANALISA BANGUNAN Organisasi ruang Pemakai dan aktivitas Bentuk massa bangunan Pemilihan system struktur Mekanikal / elektrikal Sirkulasi ruang dalam ANALISA SOSIAL, EKONOMI & BUDAYA Kepadatan penduduk Pemakai dan aktivitas Tingkat pendapatan & ketertarikan pengunjung KONSEP RUANG LUAR Zoning Pencapaian Sirkulasi / parker Gubahan massa Tata hijau View KONSEP RUANG DALAM Program ruang Zoning Sirkulasi Sistem struktur & bahan Utilitas Mekanikan / elektrikal Interior D E S A I N I N P U T P R O S E S O U T P U T
1.7.SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN BAB I PENDAHULUAN Berisi kajian tentang latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan sistematika laporan. BAB II DESKRIPSI PROYEK Berisi tinjauan terhadap kasus proyek secara umum berupa penjelasan mengenai judul proyek, pemilik, sumber, serta tinjauan literature yang berhubungan dengan proyek. Tentang kasus proyek secara spesifik, yaitu mengenai lokasi, luas lahan, peraturan KLB/ KDB, luas dan tinggi bangunan, tinjauan sosial, ekonomi dan kelengkapan fasilitas yang menghasilkan pemahamam untuk dasar konsep perencanaan dan perancangan seperti program kegiatan dan kebutuhan ruang serta studi banding proyek sejenis. BAB III ELABORASI DAN PENGERTIAN TEMA Berisi telaah dan kajian tentang pengertian/ elaborasi tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis. BAB IV ANALISA Berisi analisis fungsional mencakup organisasi ruang, pemintakatan, program ruang, persyaratan teknis. Analisis kondisi lingkungan mencakup lokasi, kondisi dan potensi lahan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain. Kemudian ditambahkan dengan kesimpulan. BAB V KONSEP PERANCANGAN Berisi konsep-kinsep dasar perancangan dan rencana tapak yang mencakup pemintakatan, tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir, utilitas, tata hijau serta mengenai bangunan yang direncanakan mencakup bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, pencegahan bahaya kebakaran, pentahapan bangunan, penyelesaian ruang luar, lansekap. BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi peta situasi, gambar-gambar perancangan dan foto maket.