TINJAUAN PUSTAKA. wilayah, yang didukung oleh data hasil analisis laboratorium. Produk utama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA. butir-butir tanah halus yang seluruhnya diselubungi air. Padi dapat tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Survei memiliki arti yang bermacam-macam. Survei menurut Oxford

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

TINJAUAN PUSTAKA. baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAHAN DAN METODE. (Gambar 1. Wilayah Penelitian) penelitian dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tergenang lainnya adalah adanya lapisan oksidasi di bawah permukaan air akibat

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh dalam hal

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA. rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, baik secara terus-menerus sepanjang

TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah tergenang lainnya, yaitu adanya lapisan oksidasi di bawah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Kalium Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah 2.2. Fraksi-fraksi Kalium dalam Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

TUGAS DISKUSI SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE-5

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Sawah. cukup baik di daerah datar maupun perbukitan yang diteraskan. Umumnya tanah

TINJAUAN PUSTAKA. akibat reduksi besi-feri (Fe-III) menjadi besi-fero (Fe-II). Akan tetapi pada tanah

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

Pemetaan Tanah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

PEMBAHASAN UMUM. Gambar 52. Hubungan antara nisbah C/N dengan fluks CO 2. Fluks CO2. (mg CO2 kg tanah -1 harī 1 )

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

I. PENDAHULUAN. tanahnya memiliki sifat dakhil (internal) yang tidak menguntungkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

TUGAS SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE-5

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan

TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi hampir sepanjang tahun. Keadaan hidro-topografi berupa genangan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Ultisol dan Masalahnya. Menurut Harjowigeno (1993) bahwa tanah Ultisol biasanya di temukan di

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. yang rendah. Biasanya terdapat aluminium yang dapat dipertukarkan dalam

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi kepentingan manusia (Purnobasuki, 2005).

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

II. PEMBENTUKAN TANAH

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS KELOMPOK SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE 5

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N disajikan pada

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN BAHAN DISKUSI MINGGU KE-5 KELAS A AGROEKOTEKNOLOGI

TUGAS TERSTRUKTUR MINGGU KE-5 SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

TUGAS STELA MINGGU 5. Nama : Agung Wicaksono NIM : Kelas : B (Agroekoteknologi)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan 32% Papua 30% dan sebagian kecil ada di Sulawesi, Halmahera

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Survei dan pemetaan tanah (soil survey and mapping) adalah suatu kegiatan penelitian di lapangan untuk melakukan identifikasi, karakterisasi dan evaluasi sumberdaya tanah/lahan (termasuk keadaan terrain dan iklim) di suatu wilayah, yang didukung oleh data hasil analisis laboratorium. Produk utama survei dan pemetaan tanah adalah peta tanah (soil map) yang menyajikan informasi geospasial sifat-sifat tanah dan penyebarannya pada landscape di suatau wilayah (Hikmatullah et al, 2014). Survei dan pemetaan tanah dilakukan untuk mengetahui penyebaran jenisjenis tanah dan menentukan potensinya untuk bermacam-macam penggunaannya. Potensi tanah ditentukan dengan melakukan interpretasi kemampuan (kesesuaian) lahan dan keadaan lingkungannya. Satuan peta tanah merupakan satuan wilayah yang mempunyai jenis tanah dan faktor lingkungan yang sama (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Menurut Rayes (2007) bawah tujuan utama survei tanah adalah: 1. Membuat semua informasi spesifik yang penting tentang tiap-tiap macam tanah terhadap penggunaannya dan sifat-sifat lainnya sehingga dapat ditentukan pengelolaannya. 2. Menyajikan uraian satuan peta sedemikian rupa sehingga dapat diinterpretasikan oleh orang-orang yang memerlukan fakta-fakta mendasar tentang tanah. Interpretasi survei tanah ditujukan untuk:

5 1. Mengubah keterangan yang disajikan dalam peta tanah ke dalam istilah-istilah yang diperlukan dalam perencanaan tataguna lahan. 2. Menjelaskan jenis dan besarnya faktor-faktor penghambat untuk penggunaanpenggunaan lahan tertentu. Dengan demikian, maka dapat diberikan gambaran usaha-usaha apa yang perlu dilakukan agar tanah tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. 3. Menentukan potensi tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu. 4. Menentukan cara-cara pengelolaan dan usaha-usaha perbaikan yang diperlukan. 5. Menunjukkan kemungkinan respon dari tanah terhadap pengelolaan dan perlakuan-perlakuan tertentu. (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Hasil dari survei tanah adalah peta tanah beserta legenda peta dan laporan. Peta tanah menyajikan informasi tentang jenis (klasifikasi tanah), lokasi (sebaran) dan luasan masing-masing tanah yang terdapat pada masing-masing satuan peta. Uraian beberapa sifat tanah yang penting untuk tiap satuan peta disajikan pada legenda peta tanah. Dalam laporan hasil survei tanah, disajikan latar belakang dan tujuan dilakukannya survei, metode serta hasil interpretasi tanah yang terdapat di daerah tersebut. Hasil interpretasi tanah merupakan prediksi tentang perilaku tanah sebagai respons terhadap berbagai penggunaan dan berbagai jenis tanaman serta respon tanah terhadap pengelolaannya (Rayes, 2007). Peta status hara menggambarkan dan memberikan informasi tentang sebaran dan luasan status hara dalam suatu wilayah. Dari peta tersebut dapat diketahui berapa luas tanah-tanah yang mempunyai status hara rendah, sedang

6 dan tinggi dan di mana lokasinya. Peta status hara merupakan penyederhanaan (simplifikasi) dalam pemanfaatan hasil-hasil penelitian uji tanah (Sofyan et al, 2004). Penggunaan lahan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan karakteristik dan kualias lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Pada peta tanah atau peta sumber daya lahan, hal tersebut dinyatakan dalam satuan peta yang dibedakan berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya terdiri dari iklim, landform, tanah dan hidrologi. Pemisahan suatu lahan/tanah penting untuk keperluan analisis dan interpretasi potensi atau kesesuaian lahan bagi suatu tipe penggunaan lahan (Djaenudin et al, 2003) Berdasarkan pendekatan sintetik dan analitik, dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu metode grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), sistem fisiografi dengan bantuan interpretasi foto udara (menggunakan prinsip pendekatan analitik) dan grid bebas yang merupakan penerapan gabungan dari kedua pendekatan tersebut (Rayes, 2007). Metode grid bebas merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi detail, foto-foto udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di lapangan cukup sulit dilakukan. Pengamatan dilakukan seperti pada grid kaku tetapi jarak pengamatan tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, perlu pengamatan lebih rapat, sedangkan jika landform relatif seragam maka jarak pengamatan dapat dilakukan berjauhan (Rayes, 2007).

7 Tanah Sawah Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan sebagainya. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia. Kecuali itu padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu tidak mengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya (Hardjowigeno et al, 2004). Proses reduksi dan oksidasi merupakan proses-proses utama yang dapat mengakibatkan perubahan baik sifat mineral, kimia fisika dan biologi tanah sawah. Secara lebih rinci perubahan tersebut antara lain hancurnya suatu jenis mineral tanah oleh proses ferolysis (ferolisis), turunnya ph tanah secara drastis karena teroksidasinya lapisan tanah yang mengandung pirit, terjadinya iluviasi ataupun eluviasi bahan kimia ataupun partikel tanah dan perubahan sifat fisik dan biologi tanah sawah akibat proses pelumpuran dan perubahan drainase tanah (Prasetyo et al, 2004). Ciri khas tanah sawah, yang membedakannya dengan tanah tergenang lainnya, yaitu adanya lapisan oksidasi dibawah permukaan air akibat difusi O 2 setebal 0,8-1,0 cm, selanjutnya lapisan reduksi setebal 25-30 cm dan diikuti oleh lapisan tapak bajak yang kedap air. Selama pertumbuhan tanaman padi akan terjadi sekresi O 2 oleh akar tanaman padi yang menimbulkan kenampakan yang khas pada tanah di sekitar tanaman padi sawah (Mukhlis et al, 2001).

8 Penggenangan pada sistem usaha tani tanah sawah secara nyata akan mempengaruhi perilaku unsur hara esensial dan pertumbuhan serta hasil padi. Perubahan kimia yang disebabkan oleh penggenangan tersebut sangat mempengaruhi dinamika dan ketersediaan hara padi. Transformasi kimia yang terjadi berkaitan erat dengan kegiatan mikroba tanah yang menggunakan oksigen sebagai sumber energinya dalam proses respirasi (Prasetyo et al, 2004). Fosfor (P) Fosfor merupakan salah satu unsur hara yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman karena berperan dalam menyimpan dan mentransfer energi serta sebagai komponen protein dan asam nukleat. Oleh fungsi tersebut maka suplai P yang tinggi ditunjukkan oleh perkembangan akar, perkembangan dan buahan yang lebih cepat (Mukhlis, 2014). Sumber utama P larutan tanah, di samping dari pelapukan bebatuan/bahan induk juga berasal dari mineralisasi P-organik hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman yang mengimobilisasikan P dari larutan tanah dan hewan. Umumnya kadar P dalam bahan organik adalah 1%, yang berarti dari 1 ton bahan organik tanah bernisbah C/N = 10 (matang) dapat dibebaskan 10 kg P (setara 22 kg TSP). Jika tanah mengandung 1% bahan organik, berarti terdapat 200 kg P-organik/ha, yang dimineralisasikan secara perlahan tergantung aktivitas jasad perombak bahan organik tanah, yang tercermin dari penurunan niasbah C/Nnya (Hanafiah, 2005). Pada tanah sawah yang tergenang, fosfor tersedia lebih tinggi dibandingkan bila tanah dikeringkan. Peningkatan ini disebabkan oleh: a. Reduksi ferri-fosfat menjadi ferro fosfat yang lebih mudah larut

9 b. Tersedianya p-resudance soluble karena lapisan pembalut yang mengelilingi partikel fosfor menjadi larut. c. Hidrolisis beberapa Fe dan Al yang mengikat P di tanah masam, sehingga P yang terfiksasi menjadi tersedia pada ph yang lebih tinggi. d. Meningkatnya mineralisasi P organik di tanah masam, karena proses tersebut akan meningkat pada ph 6-7. e. Meningkatnya kelarutan mineral apatit di tanah berkapur karena ph turun menjadi 6-7. f. Semakin besarnya diffusi H 2 PO - 4 di dalam volume larutan tanah yang lebih besar. (Mukhlis et al, 2011). Tidak seperti nitrogen, pengelolaan P memerlukan strategi jangka panjang. Hal ini disebabkan terutama karena sifat P yang tidak mobil, sehingga P tidak mudah tersedia bagi tanaman dan tidak mudah hilang dari tanah. Dengan demikian cara pengelolaan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Perubahan ketersediaan hara P alami di tanah. Hal ini terkait dengan penentuan takaran pupuk P yang perlu ditambahkan untuk mencapai keseimbangan hara dalam tanah. 2. Pengaruh penimbunan hara P di tanah sebagai akibat dari pemberian pupuk P secara intensif dan terus menerus. 3. Pemeliharaan tingkat kesuburan dan status hara P tanah pada level optimal, sehingga mampu mencukupi kebutuhan dan tidak menimbulkan kahat hara lain seperti Zn dan N pada tanaman padi. (Abdulrachman dan Sembiring, 2006).

10 Fosfor berguna bagi tanaman padi untuk menumbuhkan anakan, perkembangan akar, awal pembungaan dan pematangan bulir. Hal ini khususnya penting dalam tahap pertumbuhan awal. Penambahan pupuk P diperlukan bila pada sistem tanaman padi akar belum sepenuhnya berkembang dan pemasukan P dari tanah kurang atau sedikit (Doberman dan Fairhurst, 2000). C-organik Bahan organik tanah adalah komponen tanah yang berasal dari makhluk hidup (tumbuhan dan hewan) yang telah mati. Organisme tanah yang masih hidup disebut sebagai biomassa. Walaupun demikian beberapa ahli menggabungkan organisme yang masih hidup (biomassa) dan yang telah mati sebagai bahan organik tanah juga, karena dalam analisis bahan organik tanah sukar dipisahkan antara organiesme yang hidup dan yang telah mati. Umumnya bahan organik di tanah mineral berkisar 0,5-5,0 % (Mukhlis et al, 2011). Bahan organik tanah biasanya menyusun sekitar 5% bobot total tanah, meskipun hanya sedikit tetapi memegang peran penting dalam menentukan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologi tanah. Sebagai komponen tanah yang berfungsi media tumbuh, maka bahan organik juga berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tetanaman dan mikroba tanah, yaitu sebagai sumber energi, hormon, vitamin dan senyawa perangsang tumbuh lainnya (Hanafiah, 2005). Komponen-komponen organik yang ada di dalam tanah inilah yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan, tingkat kesuburan dan kelembaban tanah. Oleh karena itu, bahan organik tanah yang merupakan kunci

11 kehidupan di dalam tanah sangat menentukan sifat fisik, kimia maupun biologi tanah tersebut (Nurlaeny, 2015). Karbon adalah komponen utama dari bahan organik. Pengukuran C organik secara tidak langsung dapat menentukan bahan organik melalui penggunaan faktor koreksi tertentu. Kadar C organik tanah cukup bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C organik antara 1% hingga 9 %, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 % sampai 50 % C organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir (Mukhlis, 2014). Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan Corganik suatu tanah. Kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45 sampai 60%. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkley and black ditentukan berdasarkan kandungan Corganik (Foth, 1984). Ketersediaan C organik merupakan faktor pembatas terhadap populasi dan keanekaragaman mikroba pada area rhizosfir. Akibatnya, eksudat akar dalam bentuk C organik yang dapat larut (karbohidrat, protein dan berbagai enzim) yang didistribusikan secara pasif di sepanjang gradient konsentrasi menyebabkan keanekaragaman mikroba pada area rhizosfir lebih tinggi daripada dalam zone tanah non-rhizosfir (Nurlaeny, 2015).