BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Gambaran Umum SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang a. Sejarah berdirinya SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang Berdirinya SD Islam Taqwiyatul

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB V PENUTUP. anak pada keluarga akitivis islam di Kaliurang dapat ditarik kesimpulan. terhadap suatu kejadian yang menimpanya.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV HASIL PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. A. Persiapan Guru dalam Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada. Anak Usia Dini di RA AL-Wathoniyah Jabon Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA LABUAN PANIMBA

BAB V PENUTUP. 1. Perencanaan dari program S3 (Salam, Slaman, Sholat)

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam pendidikan sangat diutamakan dan ditekankan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

Sudah berkembang dengan baik Term 1. SC DIPERCAYA Mensyukuri nikmat Allah atas dirinya. Tahsin Al-Qur'an sesuai target

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. maka penelitian yang berjudul Peranan Kegiatan Morning Spiritual Gathering

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

BAB I PENDAHULUAN. Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), hlm Dadang Hawari, Al-Qur an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan

BAB IV ANALISIS DATA

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

Transkripsi:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pendidikan Akhlak Keluarga Siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon Pendidikan akhlak dalam keluarga sangat dibutuhkan untuk menciptakan generasi penerus yang memiliki moral yang baik. Tidak ada seorang anak yang dapat tumbuh dengan baik ketika dia tidak mendapatkan pengetahuan akhlak yang baik dalam keluarganya. 1 Lingkungan keluarga yang baik dapat memberikan pengaruh akhlak yang baik, sebaliknya lingkungan keluarga yang tidak baik pun akan membentuk akhlak yang buruk. Oleh sebab itu, anak harus dijaga dan dididik dengan perilaku yang baik agar fitrahnya tetap terjaga. Dan diajarkan nilai-nilai yang dapat menyuburkan fitrahnya agar tumbuh kokoh. Salah satunya adalah dengan upaya pendidikan akhlak. 2 Pendidikan akhlak harus dilakukan sejak dini, karena masa kanak-kanak merupakan sebuah periode yang paling penting untuk memberikan pendidikan akhlak agar anak memiliki bekal dalam hidup selanjutnya. Pendidikan akhlak 1 Sukron, Wawancara Wali Murid, 9 Maret 2016, pukul 16.00-17.00. 2 Miskan, Wawancara Wali Murid, 10 Maret 2016, pukul 10.25-11.10. 51

pada anak, dapat dilakukan dengan kebiasaan orang tua dalam pelaksanaan ibadah, misalnya seperti shalat, puasa, shodaqoh, mengajarkan bacaan-bacaan doa ketika memulai pekerjaan, perilaku anak kepada orang tua. 3 Sonhaji juga menambahkan bahwa: untuk membina anak agar mempunyai sifat terpuji tidaklah mungkin dengan perintah saja. Akan tetapi, perlu contoh-contoh, latihan dan pembiasaan- pembiasaan untuk melakukan kebaikan yang diharapkan mampu mempunyai sifat terpuji dan menjauhi sifat tercela. Dan diharapkan sebagai orang tua bisa menjadi suri tauladan bagi anaknya untuk mengikutinya. Disinilah nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya di dalam jiwa anak. Jangan biarkan anak melakukan sesuatu yang tidak baik dan kemudian menjadi sebuah kebiasaan dikemudian hari, maka akan sukar dan sulit untuk memperbaikinya. 4 Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada wali murid dapat diketahui bahwasanya pendidikan akhlak yang sudah diterapkan dan terlihat didalam kehidupan anak setiap harinya adalah sifat jujur disetiap perkataan. Itu semua bisa dibuktikan dikala anak disuruh membelikan sesuatu di toko menggunakan uang lebih atau besar. Setelah barang sudah didapatkan dan orang tua menanyakan harga 3 Agus, Wawancara Wali Murid, 8 Maret 2016, pukul 15.30-16.20. 4 Sonhaji, Wawancara Wali Murid, 18 Maret 2016, pukul 10.25-11.10. 52

dan uang kembaliannya. Anak menjawab sebagaimana mestinya dan masih banyak lagi diantaranya sifat santun, kasih sayang, tanggung jawab, disiplin, dll. Metode yang digunakan orang tua dalam pendidikan akhlak bagi peserta didik merupakan suatu upaya atau cara yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik agar proses pendidikan akhlak yang diberikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan pendidikan akhlak bagi peserta didik di SD Islam Taqwiyatu Wathon dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, seperti metode reward and punishment, metode motivasi, metode kisah, metode kebiasaan, metode teladan, metode pengawasan. 1) Metode Keteladanan Metode teladan merupakan metode yang harus dilakukan, karena setiap hal yang dilakukan orang tua sebagai pendidik dalam kegiatan di keluarga merupakan hal yang nampak dan terlihat oleh anak, sehingga anak mudah meniru apa yang dilihatnya. Dalam pelaksanaannya, keteladanan dilaksanakan dalam proses kegiatan itu sendiri, misalnya: pada waktu shalat, orang tua tidak hanya menyuruh anaknya untuk melakukan shalat tetapi mengajak dan ikut serta 53

melakukan sholat. 5 Sehingga perbuatan yang dilakukan orang tua akan mudah diikuti oleh anak. Metode keteladanan dilaksanakan sebagai wujud pemberian contoh baik yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Metode ini berkaitan dengan kegiatan sehari-hari di lingkungan keluarga, seperti halnya keteladanan dalam berperilaku, bertutur kata, dan kegiatan pembiasaan. 2) Metode Pembiasaan Metode pembiasaan dilakukan sebagai cerminan dari budaya rumah yang harus dilaksanakan oleh anggota keluarga dalam membina dan mendidik karakter anak, sehingga pembiasaan yang dilakukan bisa terimplementasikan terus menerus dalam kehidupan sehari-harinya. Metode pembiasaan ini meliputi kegiatan-kegiatan yang ada pada keluarga dalam membina karakter anak, seperti pembiasaan sopan santun, minta ijin di saat keluar rumah, bersalaman kepada orang tua, mengucapkan salam disaat masuk dan keluar rumah, membersihkan rumah dan pembiasaan sedekah, memulai segala sesuatu 13.00-13.45. 54 5 Ali, Wawancara dengan Orang tua murid, 9 Maret 2016, pukul

dengan bacaan basmallah dan mengucapkan hamdallah ketika selesai melakukan sesuatu. 6 3) Metode Kisah Metode kisah sebagai salah satu metode pendidikan akhlak (karakter) yang diberikan orang tua kepada anak dengan menanamkan nilai-nilai karakter melalui kisah-kisah teladan yang menarik, seperti yang dilakukan oleh bapak Mursit, beliau menanamkan nilainilai karakter melalui kisah Teladan Rasul dan sebagainya. Karena kisah itu mampu menyentuh jiwa dan mampu mempengaruhi seseorang yang membaca ataupun mendengarkannya. Sehingga dengan begitu seorang tergerak hatinya untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kejelekan. Dengan metode kisah pula anak dapat mengambil ibrah atau hikmah di dalam kisah tersebut. 7 4) Metode Motivasi Metode motivasi diberikan orang tua kepada anak sebagai salah satu metode yang membangun semangat dan menumbuhkan keinginan kuat kepada anak untuk melakukan hal yang baik, seperti yang dilakukan bapak Sholikhin, disaat duduk-duduk santai dengan anaknya 6 Observasi, 16 Maret 2016. 7 Mursit, Wawancara dengan Orang tua murid, 9 Maret 2016, pukul: 16.00-17.30 55

di situlah waktu dimana beliau memberikan sebuah motivasi untuk selalu melakukan hal yang baik. Beliau mengatakan Di saat ada pengamen atau pengemis, sebagai anak yang baik tidak boleh menutup pintu apalagi menghindar. Sebaiknya dikasih, berapapun pemberian itu. Kita tidak mengetahui apakah pengamen atau pengemis itu mempunyai istri dan anak atau tidak. Jika mempunyai anak dan istri, mereka akan makan apa kalau pulang tidak membawa uang. Karena itulah pekerjaan yang bisa mereka lakukan. Ibarat sawah adalah pengamen atau pengemisnya, sedangkan tanaman/tumbuhan itu adalah orang yang memberi. Dari gambaran tersebut secara tidak langsung anak diajak berfikir dan sebagai orang tua telah memberikan sebuah pelajaran tentang kedermawanan. Orang yang menanam kebaikan akan memanen (menerima) kebaikan pula. Sebaliknya, jika seseorang menanam keburukan, maka keburukanlah yang akan diterima. Itulah janji Allah. 8 5) Metode Pengawasan Metode ini dapat menunjang pelaksanaan pendidikan orang tua terhadap anak adalah pengawasan. Dengan maksud mendampingi anak dalam membentuk 15.30-16.20 56 8 Sholikhin, Wawancara dengan Orang tua murid, 8 Maret 2016, pukul

akhlak serta mengawasi dan mempersiapkan secara terus menerus tentang keadaannya, baik dalam jasmani maupun rohani. 9 Pengawasan merupakan metode pendidikan yang tidak bisa diabaikan oleh orang tua. Anak tidak akan selamanya berada ditengah-tengah keluarga. Untuk itu, sejak awal ia perlu belajar bersosialisasi dengan baik, akhlak berhubungan dengan orang lain seperti menyayangi, memaafkan, bermurah hati kepada sesama dan sebagainya. 6) Metode Reward and Punishment Metode Reward atau penghargaan diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang patuh dengan perintah orang tuanya. Bentuk penghargaan tersebut berupa menuruti atau membelikan sesuatu yang diinginkan anak. Dengan harapan anak semakin termotivasi dan tetap mempertahankan sikap yang telah dimilikinya tersebut. Sedangkan Punishment diberikan kepada anak yang tidak patuh kepada orang tuanya, seperti ketika anak disuruh orang tuanya tidak mau maka hukuman yang diberikan tidak memperoleh uang jajan, tidak memberikan sesuatu yang diinginkannya. 10 9 Observasi, 10 Maret 2016. 10 Observasi, 9 Maret 2016. 57

2. Kecerdasan Spiritual Siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon Dari hasil wawancara yang dilakukan dalam kecerdasan spiritual siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon bahwasanya banyak cara yang ditempuh orang tua untuk mencapai tujuan agar anak memiliki kecerdasan spiritual diantaranya adalah mengikut sertakan anak untuk melakukan hal-hal yang baik disetiap kesempatan, baik dalm hal ibadah, berperilaku maupun bertutur kata. 11 Seperti halnya yang dilakukan oleh Bp. Sukron, beliau membentuk kecerdasan spiritual pada diri anak dengan pembiasaan melalui kegiatan di rumah seperti berkata jujur disaat ditanya, patuh saat diperintah orang tua, dan santun saat bertutur kata. 12 Dalam upaya pembentukan kecerdasan spiritual pada anak dimulai dari lingkungan keluarga. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan dan bimbingan yang diberikan kepada anak ketika mereka masih kanak-kanak akan memiliki pengaruh yang kuat di dalam jiwa mereka, sebab masa tersebut memang merupakan masa persiapan dan 17.30 58 11 Bp. Ali, Wawancara Wali Murid, 9 Maret 2016, pukul: 13.00-13.45. 12 Bp. Sukron, Wawancara Wali Murid, 9 Maret 2016, pukul: 16.00-

pengarahan. Kecerdasan spiritual adalah pendidikan hati/jiwa yang berlandaskan pada nurani (suara hati). 13 Pembentukan kecerdasan spiritual pada anak sejak dini dalam lingkungan keluarga adalah hal yang sangat penting, sehingga diperlukan usaha yang harus dilaksanakan oleh keluarga, yaitu orang tua secara sungguh-sungguh dan dipenuhi dengan ketelatenan. Kemudian tidak perlu disangsikan lagi, bahwa ilmu pengetahuan harus dimiliki oleh seseorang sebelum dia mengerjakan sesuatu. Sebelum mengerjakan aktivitas apa saja, dia harus banyak belajar dan berlatih, baru pada tahap selanjutnya melaksanakan tugas (beraktifitas). Dan pada masa anak-anak adalah masa yang sangat lama dalam proses perolehan ilmu pengetahuan untuk mempersiapkan diri dengan mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan aqidah, ibadah dan akhlak. Sehingga diharapkan ketika memasuki usia baligh mereka telah siap dan sanggup melaksanakan segala bentuk ibadah dengan berpijak pada pengetahuan yang dimiliki dan cukup memadai. 14 Tanggung jawab orang tua dalam upaya pembentukan kecerdasan spiritual anak sehingga akan tercipta suatu kebiasaan ajaran agama dan tetap dalam dirinya tentang pemaknaan hakikat hidupnya adalah dengan pendidikan 13 Mursit, Wawancara dengan Orang tua murid, 9 Maret 2016, pukul: 16.00-17.30 14 Shonhaji, Wawancara Wali Murid, 18 Maret 2016, 10.25-11.10 59

agama. Bagaimanakah orang tua sebagai pondasi utama dalam aktualisasi pendidikan agama mampu menanamkan ajaran agama adalah dengan membimbing mereka menuju aqidah yang benar. 15 3. Implementasi Pendidikan Akhlak Keluarga Dalam Membentuk Kecerdasan Spiritual Siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon Dari berbagai usaha yang dilakukan dalam memberikan pendidikan dan penanaman nilai-nilai karakter bagi anak, pastinya ada tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil dari pelaksanaan tersebut. Namun tidak semua kegiatan yang telah di lakukan dalam keluarga siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon berjalan sesuai apa yang diharapkan. Tetapi paling tidak, ada karakter yang telah anak tunjukkan dalam sikap, perilaku sehari-hari sebagai wujud dari terintegrasinya nilai-nilai karakter pada anak di SD Islam Taqwiyatul Wathon, hal ini dibuktikan dengan hasil observasi dan tes SQ peneliti kepada anak-anak yang menurut peneliti sudah mencerminkan kegiatan yang tidak hanya berakhlakul karimah melainkan juga sudah bisa dikatakan sudah memiliki kecerdasan spiritual anak-anak di SD Islam Taqwiyatul Wathon Nilai-nilai yang ada pada anak-anak di SD Islam Taqwiyatul Wathon, seperti, jujur, disiplin, mendirikan 15 Bp. Ali, Wawancara Wali Murid, 9 Maret 2016, pukul: 13.00-13.45. 60

sholat, mencerminkan bahwasanya anak melakukan hal tersebut karena memiliki prinsip hanya kepada Allah. mendirikan sholat karena Allah, melakukan sikap disiplin dalam beribadah hanya karena Allah, begitupun dengan berkata jujur. 16 Memberikan makna ibadah disetiap perilaku dan kegiatannya. itu bisa diaplikasikan melalui pendidikan akhlak diantaranya sopan santun, menghormati orang tua, memiliki rasa kasih sayang kepada sesama. itu semua dilakukan karena untuk beribadah kepada Allah. Tidak mudah putus asa. Rasa itu timbul karena adanya rasa tanggung jawab yang besar kepada dirinya, disaat menemukan kesulitan selalu berkerja keras untuk mencapai sebuah keberhasilan dan itu semua butuh kesabaran dalam menjalaninya. Begitupun juga rasa tidak ingin dipuji dan perasaan tidak pamrih. 17 Untuk melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut perlu adanya keteladanan atau contoh serta pembiasaan dari orang tua terhadap anaknya dan diperlukan pengertian, ketelatenan, kesabaran orang tua terhadap anak. 4. Faktor Penghambat dari Pengimplementasi Pendidikan Akhlak Keluarga Dalam Membentuk Kecerdasan Spiritual Siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon 16 Observasi, 20 Maret 2016 17 Observasi, 20 Maret 2016. 61

Dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan, pasti ada faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Adapun faktor penghambat yang terjadi dalam mengimplementasikan pendidikan akhlak keluarga dalam membentuk kecerdasan spiritual siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang diantaranya adalah : 1. Anak a) Dampak negatif dari kemajuan teknologi, seperti: dengan mudah anak membuka situs-situs yang tidak layak untuk ditonton dan dengan mudahnya mencari berbagai permainan yang menjadi penghambat implementasi pendidikan akhlak dalam membentuk kecerdasan spiritual anak. Karena dengan mudahnya mencari berbagai permainan, menjadikan anak untuk selalu mencoba permainan-permainan baru. Sehingga anak keasyikan bermain dan melupakan kewajiban yang harus dilakukannya diantaranya belajar, sholat dan mengaji. Jika orang tuanya pun lalai untuk selalu mengigatkannya. b) Anak sering terpengaruh oleh kondisi pergaulan, terutama dari teman sejawatnya. Sehingga melupakan kebiasaannya dan nasehat dari orang tua. c) Sifat kekanak-kanakan yang masih terlalu manja, penuh emosional sehingga butuh waktu yang cukup dan kesabaran untuk suatu hal tertentu. 62

2. Orang tua a) Minimnya pendidikan orang tua yang tidak sedikit mengakibatkan terbengkalainya pendidikan anak. Pendidikan yang seharusnya ditanamkan kepada anak mulai usia dini, anak tidak memperolehnya. Sehingga anak tidak memiliki tameng (pelindung) dalam melakukan segala sesuatu untuk ke depannya. b) Waktu yang diperoleh anak sangat singkat bersama orang tua. Sehingga kurangnya perhatian, pantauan orang tua kepada anak. B. Analisis Data 1. Analisis pendidikan akhlak keluarga siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon Dari beberapa narasumber yang peneliti wawancarai dan dari observasi yang telah dilakukan serta dokumentasi yang diperoleh, peneliti memperoleh data tentang pendidikan akhlak keluarga siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon bahwasanya seorang anak perlu mendapatkan pengetahuan akhlak melalui interaksi keagamaan dengan anggota keluarganya. Pendidikan tidak hanya didapat dari lembaga formal seperti sekolah namun juga dari lembaga terkecil yaitu keluarga. pendidikan akhlak diperlukan untuk membentuk karakter anak yang berbudi dan beretika luhur. Untuk menanamkan pendidikan akhlak pada anak harus dimulai dari orang tuanya terlebih dahulu melalui contoh- 63

contoh dan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar dapat menjadi suri tauladan baik bagi anaknya. Bagaimanapun juga anak adalah cerminan bagi orang tuanya. Di saat orang tua memberikan pendidikan yang baik maka akan menghasilkan anak yang baik dan memiliki akhlak yang baik pula. Begitupun sebaliknya, disaat orang tua gagal dalam mendidik anak maka akan menghasilkan anak yang buruk akhlaknya. Pendidikan akhlak pada anak, dapat dilakukan dengan kebiasaan orang tua dalam perilaku maupun tutur kata. Pendidikan akhlak keluarga di SD Islam Taqwiyatul Wathon menggunakan beberapa metode diantaranya adalah: Metode Reward and Punishment, Motivasi, Kisah, Kebiasaan, Teladan, Pengawasan. Metode Reward and Punishment, metode Reward dilakukan untuk memberikan penghargaan pada anak yang selalu berbuat kebaikan. Sedangkan metode Punishment diberikan agar anak menjadi jera dalam melakukan perbuatan tercela. Sehingga anak lebih disiplin dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Metode motivasi diberikan untuk memberikan semangat kepada anak untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan yang tercela. Metode kisah dilakukan sebagai bentuk mengambil hikmah dan manfaat yang terkandung dalam kisah-kisah yang diberikan kepada anak. Yang bertujuan agar anak bisa mengerti dan 64

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari hal-hal yang positif yang terkandung dalam kisah yang diberikan. Metode pembiasaan merupakan metode yang wajib diberikan dan diikuti oleh anggota keluarga. Metode pembiasaan dilakukan agar anggota keluarga orang tua dan anak terbiasa melakukan hal-hal yang positif dan terhindar dari hal-hal yang negatif sehingga bisa diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Metode keteladanan dilaksanakan sebagai wujud pemberian contoh baik yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Metode ini berkaitan dengan kegiatan sehari-hari di lingkungan keluarga, seperti halnya keteladanan dalam berperilaku, bertutur kata, dan kegiatan pembiasaan. Dan metode pengawasan dilakukan orang tua kepada anak dengan maksud mendampingi serta mengawasi dalam keadaan apapun. Agar terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan. 2. Kecerdasan spiritual siswa SD Islam Taqwiyatul Wathon Pembentukan kecerdasan spiritual bagi anak dalam lingkungan keluarga adalah hal yang paling utama untuk dapat diberikan kepada anak-anak sejak dini. Sehingga dengan pendidikan yang didapatkan dari keluarga akan menjadi bekal utama bagi kehidupan anak dan akan berpengaruh dalam perkembangan serta pertumbuhan selanjutnya yang diharapkan akan terwujud anak yang cerdas secara spiritual, intelektual dan beradab. Dengan 65

bimbingan, pendidikan, pengarahan dan penjelasan serta aplikasi yang benar tentang ajaran agama adalah upaya lembaga keluarga dalam pembentukan kecerdasan spiritual anak, pendidikan agama menjadi hal terpenting. Banyak cara yang ditempuh orang tua untuk mencapai tujuan agar anak memiliki kecerdasan spiritual diantaranya adalah mengikut sertakan anak untuk melakukan hal-hal yang baik disetiap kesempatan, baik dalm hal ibadah, berperilaku maupun bertutur kata, pembiasaan melalui kegiatan di rumah seperti berkata jujur disaat ditanya, patuh saat diperintah orang tua, dan santun saat bertutur kata. Dalam upaya pembentukan kecerdasan spiritual pada anak dimulai dari lingkungan keluarga. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan dan bimbingan yang diberikan kepada anak ketika mereka masih kanak-kanak akan memiliki pengaruh yang kuat di dalam jiwa mereka, sebab masa tersebut memang merupakan masa persiapan dan pengarahan. 3. Analisis Implementasi Pendidikan Akhlak Keluarga Dalam Membentuk Kecerdasan Spiritual Siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon hasil observasi dan tes SQ peneliti kepada anak-anak yang menurut peneliti sudah mencerminkan kegiatan yang tidak hanya berakhlakul karimah melainkan juga sudah bisa 66

dikatakan sudah memiliki kecerdasan spiritual anak-anak di SD Islam Taqwiyatul Wathon. Nilai-nilai yang ada pada anak-anak di SD Islam Taqwiyatul Wathon, seperti, jujur, disiplin, mendirikan sholat, mencerminkan bahwasanya anak melakukan hal tersebut karena memiliki prinsip hanya kepada Allah. mendirikan sholat karena Allah, melakukan sikap disiplin dalam beribadah hanya karena Allah, begitupun dengan berkata jujur. Memberikan makna ibadah disetiap perilaku dan kegiatannya. itu bisa diaplikasikan melalui pendidikan akhlak diantaranya sopan santun, menghormati orang tua, memiliki rasa kasih sayang kepada sesama. itu semua dilakukan karena untuk beribadah kepada Allah. Tidak mudah putus asa. Rasa itu timbul karena adanya rasa tanggung jawab yang besar kepada dirinya, disaat menemukan kesulitan selalu berkerja keras untuk mencapai sebuah keberhasilan dan itu semua butuh kesabaran dalam menjalaninya. Begitupun juga rasa tidak ingin dipuji dan perasaan tidak pamrih. Untuk melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut perlu adanya keteladanan atau contoh serta pembiasaan dari orang tua terhadap anaknya dan diperlukan pengertian, ketelatenan, kesabaran orang tua terhadap anak. 67

4. Solusi yang dilakukan dalam mengatasi problematika yang dihadapi pada Pengimplementasi Pendidikan Akhlak Keluarga Dalam Membentuk Kecerdasan Spiritual Siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon Dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan, pasti ada problematika yang dihadapi. Ada beberapa problematika pada pelaksanaan pendidikan akhlak keluarga dalam membentuk kecerdasan spiritual di SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang. Meskipun demikian guna meminimalisir dan menghilangkan faktor penghambat dari pelaksanaan pendidikan akhlak keluarga di SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Anak a) Anggota keluarga senantiasa memantau dan mengawasi anak dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. b) Memberikan sebuah motivasi dan pengarahan untuk selalu melakukan hal yang baik kepada semua orang, baik dengan orang yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Yang berupa bagaimana cara berperilaku sampai pada bagaimana harus bertutur kata kepada orang. c) Memberikan dasar ilmu yang kuat sehingga anak tidak mudah terpengaruh dan terlena oleh kondisi 68

pergaulan yang memberikan dampak tidak baik pada anak. 2. Orang tua a) Orang tua adalah guru pertama bagi putra-putrinya, sehingga orang tua sangat berperan penting dalam pendidikan anak. Jika orang tua memiliki keterbatasan minimnya pendidikannya terdahulu, jangan sampai anaknya mengalami hal yang sama. Dengan cara orang tua sering berkonsultasi dengan guru kelasnya sehingga orang tua tau hasil belajar anak. b) Dengan waktu yang singkat bersama anak. Semaksimal mungkin orang tua mempergunakan waktu yang singkat itu untuk memantau kegiatan yang telah dilakukan seharian ini dan memberikan sebuah motivasi untuk selalu melakukan hal yang baik. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan ini disadari masih terdapat bayak kendala, kekurangan dan hambatan, diantaranya : 1. Keterbatasan Kemampuan Penelitian tidak lepas dari pada suatu teori, pemahaman dan kemampuan peneliti dalam menyusun serta menganalisis hasil penelitian. Kemungkinan besar 69

terdapat banyak perbedaan dari hasil penelitian, bila penelitian ini dilakukan oleh orang lain. 2. Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang yang dijadikan tempat penelitian. Kemungkinan besar terdapat banyak perbedaan dari hasil penelitian, bila dilaksanakan di tempat lain. 3. Subjek Penelitian Penelitian ini memilih subjek utamanya adalah orang tua dari peserta didik yang bersekolah di SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang. Yang notabene dalam memandang sebuah arti pendidikan pun berbeda-beda. Sehingga kemungkinan besar terdapat banyak perbedaan dari hasil penelitian, bila dalam pengambilan subjek utamanya berbeda. 4. Objek Penelitian Penelitian ini hanya meneliti tentang implementasi pendidikan akhlak yang terjadi di lingkungan keluarga dalam membentuk kecerdasan spiritual siswa di SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang. 70