PENGEMBANGAN MODUL TEMATIK CITA-CITAKU BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DEVELOPMENT OF THEMATIC MODULES MY IDEALS FOR GRADE FOUR ELEMENTARY SCHOOL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOTAK SEKAT HITUNG (KOKATUNG) MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS II SD DONOTIRTO KASIHAN BANTUL

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF MAZE BANGUN DATAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD

PENGEMBANGAN MODUL TEMATIK CITA-CITAKU BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI PACAR SEWON BANTUL SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TEMATIK MERAWAT HEWAN DAN TUMBUHAN TEMA 7 UNTUK SISWA KELAS 2 SD

PENGEMBANGAN MODUL TEMATIK SUMBER ENERGI BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

PENGEMBANGAN MONOPOLI PEMBELAJARAN IPA PENGGOLONGAN HEWAN UNTUK SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPS NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL MENGGAMBAR PROPORSI DAN MACAM-MACAM BUSANA SESUAI BENTUK TUBUH DAN KESEMPATAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 IMOGIRI

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU KEJUJURAN UNTUK SISWA KELAS 2 SD 1 PATALAN JETIS BANTUL

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODUL ILMU PENGETAHUAN ALAM BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Eka Kumalasari NIM

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PERUMNAS CONDONGCATUR

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

DEVELOPMENT OF MISTAR EDUCATIVE EDUCATIONAL TOOLS MULTI (MISBILBUL) MATHEMATICS LESSONS FOR CLASS IV SDN GOLO UMBULHARJO CITY YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SE GUGUS 2 KECAMATAN NGANTANG

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Fidya Rizka Anggraeni & Sumarsih 14-22

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL

PENGEMBANGAN VIDEO INSTRUKSIONAL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

ARTIKEL JURNAL. Oleh Lia Endah Kusnawati NIM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KEBERAGAMAN INDONESIA UNTUK SISWA KELAS III SD AL AMIN SINAR PUTIH BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK

Windha Silviana Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONSTRUKSI POLA BUSANA DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOKOTAR UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV DI SDN CATUR TUNGGAL 3 SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

PENGEMBANGAN KOMIK AKUNTANSI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NGIJON 2, SLEMAN

PENGEMBANGAN FLIPCHART GEMAR MAKAN IKAN UNTUK PEMBELAJARAN DI RA MUSLIMAT SOKORINI 2

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KERTU PINTER BASA JAWA UNTUK KELAS III SDN CATURTUNGGAL 6

PENGEMBANGAN MODUL SIMULASI DIGITAL PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL (SIMDIG) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 DEPOK

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN PRODUKTIF MULTIMEDIA PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH WONOSARI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA BELAJAR

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh Ulfah Riza Lina NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF POKOK BAHASAN ALAT MUSIK GAMELAN UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA JAWA SEKOLAH DASAR KELAS V JURNAL SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 TAMBUSAI

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

PENGEMBANGAN MODUL PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KERTU GLADHEN AKSARA JAWA UNTUK KELAS IV SD N KOTAGEDE I

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN PAI KELAS II SD NEGERI NGRINGIN DEPOK SLEMAN

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA ASAM BASA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XI BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN MATERI BUDAYA HIDUP SEHAT UNTUK SISWA SMA KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

BAB III METODE PENELITIAN

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MAPEL IPA UNTUK SISWA KELAS V DI SDN KUWARON 1

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK SULAMAN BEBAS PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA UNTUK SISWA KELAS IX SMPN 1 SEWON

ISSN X Elementary School 3 (2016) Volume 3 nomor 1 Januari 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA UNTUK PEMBELAJARAN IPA SD

Transkripsi:

Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku... (Idhes Sara Andrieta Maharani) 425 PENGEMBANGAN MODUL TEMATIK CITA-CITAKU BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DEVELOPMENT OF THEMATIC MODULES MY IDEALS FOR GRADE FOUR ELEMENTARY SCHOOL Oleh: Idhes Sara Andrieta Maharani, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, email: idhessara30@gmail.com Abstrak Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan modul dan dihasilkan produk modul tematik Cita-Citaku yang layak untuk siswa kelas IV SD, yang dapat digunakan sebagai penunjang sumber belajar mandiri bagi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan (research and development) Borg & Gall yang dimodifikasi menjadi 9 tahap. Subjek uji coba sebanyak 35 siswa kelas IV SD Negeri Pacar Sewon Bantul. diuji coba sebanyak 3 tahap, tahap uji coba lapangan awal 3 siswa, uji coba lapangan 8 siswa, dan uji coba pelaksanaan lapangan 24 siswa. Teknik dan pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan angket. Data dianalisis menggunakan metode dekriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul tematik layak untuk digunakan, hal ini dibuktikan dari hasil penilaian produk yang telah dilakukan ahli materi menunjukkan bahwa modul tematik cita-citaku sangat baik (4,38), hasil penilaian produk ahli media menunjukkan bahwa modul tematik cita-citaku baik (3,83), hasil uji coba lapangan awal layak (0,89), hasil uji coba lapangan layak (0,96) dan hasil uji coba pelaksanaan lapangan layak (0,98). Kata kunci: Pengembangan modul, tematik, cita-citaku, Sekolah Dasar. Abstract The study aims to describe the development process of developing modules and thematic modules produced products "My Ideals" eligible for fourth grade students, which can be used to support self-learning resources for students. This research is a development which refers to the model of development (research and development) Borg & Gall modified into 9 stages. The subject of the trial as 35 grade four students of public elementary school girlfriend Sewon Bantul. Tested as much 3 phase, phase 3 field trials beginning students, field trials are 8 students, and piloted the field of 24 students. Techniques and data collection using interviews, observation and questionnaires. Data were analyzed using quantitative descriptive method. The results showed that the thematic module unfit for use, it is evident from the results of product assessment that has been conducted shows that the subject matter expert thematic modules my goal was very good (4.38), the results of product assessment of media experts shows that my ideals thematic modules good (3.83), the results of the initial field trials decent (0.89), the results of field trials decent (0.96) and the results of testing the implementation of the decent field (0.98). Keywords: Module development, thematic, my ideals, elementary school PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meraih pengetahuan dan pemahaman dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Senada dengan pengertian tersebut Dwi Siswoyo, dkk. (2011: 54) mengatakan pendidikan merupakan usaha

426 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016 rekonstruksi pengalaman yang bermakna dalam mempengaruhi kemampuan dan kepribadian individu dalam interaksinya dengan sesama, lingkungan serta dengan Tuhan untuk mengarahkan kehidupan lebih baik. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan dasar pada lembaga pendidikan formal sebagai jenjang pendidikan formal yang paling rendah, dalam penyelenggaraan SD membutuhkan sistem pembelajaran yang lebih baik. Terlebih pendidikan SD mempunyai tujuan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam Lembaga pendidikan formal seperti Sekolah Dasar (SD) terus berupaya memperbaiki sistem dan strukturnya. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman demi melancarkan jalan menuju pencapaian tujuan penyelenggaraan sebuah pendidikan. Upaya-upaya tersebut dapat tercermin dari berubahnya kebijakankebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti pergantian kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Sehingga pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukkan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Pergantian kurikulum 2013 merupakan bentuk pembaharuan sistem dalam lembaga pendidikan demi optimalisasi pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013 perencanaan pembelajarannya tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pembelajaran sehingga memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian awal yang diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas IV di SD Negeri Pacar Sewon Bantul, sebagian siswa masih ada yang mengalami kesulitan belajar dalam memahami materi yang mengakibatkan waktu pembelajaran yang telah direncanakan menjadi terhambat,

Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku... (Idhes Sara Andrieta Maharani) 427 terutama pada pembelajaran tema Cita-Citaku guru juga menilai bahwa dalam tema Cita- Citaku materinya kurang untuk dapat dipahami oleh siswa karena beberapa materi yang ada pada buku tidak menjelaskan secara rinci. siswa juga mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran karena materi yang diajarkan kurang menarik. Pada proses pengamatan juga terlihat proses pembelajarannya masih kurang kondusif guru pun terlihat terburu-buru dalam proses menyampaiakan materi. guru hanya mengajar sesuai materi yang harus disampaikan dan menganggap bahwa semua siswa sebagai individu yang sama, yang memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang sama, hal ini menyebabkan sebagian siswa masih ada yang mengalami kesulitan belajar untuk menyesuaikan diri sehingga siswa agak lamban dalam proses pembelajaran. Selain itu dari aspek sumber belajar yang digunakan guru dan murid dalam pembelajaran tema Cita-Citaku hanya memakai referensi buku paket tematik dari pemerintah. Tidak tersedianya sumber belajar lainnya guna untuk menunjang proses pembelajaran bagi siswa sehingga siswa masih bergantung pada guru yang menyebabkan kurang optimalnya kegiatan pembelajaran. Adapun sumber belajar yang tersedia di perpustakaan selain buku paket tematik dari pemerintah yaitu buku paket yang mencakup per mata pelajaran saja, tetapi tidak relevan untuk digunakan karena kurikulum 2013 menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran. Selain itu sumber belajar tematik berupa modul belum tersedia dikarenakan belum ada yang mengembangakan. Padahal sumber belajar modul untuk siswa merupakan media cetak yang penting sebagai sumber belajar yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti memberikan solusi pemecahan masalah pembelajaran yang ada di SD Negeri Pacar Sewon Bantul dengan membuatkan sebuah bahan ajar berupa modul tema Cita-Citaku. Pengembangan bahan ajar modul ini di kembangkan karena siswa kekurangan referensi sumber belajar sehingga proses pembelajaran kurang optimal. Selain itu, belum pernah dikembangkannya bahan ajar berbentuk modul tematik sebagai literatur tambahan pada proses pembelajaran. Maka dari itu, pengembangan modul tematik dengan tema Cita-Citaku untuk siswa kelas IV SD ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah pembelajaran yang ada di SD Negeri Pacar Sewon Bantul. Modul adalah bahan ajar cetak yang dirancang dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Andi Prastowo (2013: 106) bahwa modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan Bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, serta sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia siswa

428 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016 agar siswa dapat belajar mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Tujuan dari pembuatan modul yaitu sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, guna membantu dalam proses pembelajaran siswa sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Menurut Sukiman (2012: 133) untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi bagi pengguna, modul harus mencakup beberapa karakteristik sebagai berikut: Self Instructional, Self Contained, Stand Alone, Adaptive, User Friendly. Dalam pengembangan modul ada beberapa prinsip menurut Hamdani (2011: 221) mengemukakan prinsip-prinsip penyusunan modul sebagai berikut: a) Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit, dan dari yang konkret untuk memahami yang semi konkret dan abstrak. b) Menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman. c) Umpan balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap siswa. d) Memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan keberhasilan belajar. e) Latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri. Adapun beberapa komponen modul menurut Martiyono (2012:134) yang sudah dimodifikasi sebagai berikut: pendahuluan berisi judul, identitas kepemilikan, kata pengantar, petunjuk penggunaan, pendahuluan, daftar isi, kompetensi inti, kompetensi dasar. isi pembahasan berisi pendahuluan, uraian materi, tugas atau latihan, rangkuman, evaluasi sumatif. Penutup berisi daftar pustaka, kunci jawaban, biografi penulis. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dari mulai mata pelajaran satu dengan lainnya (Abdul Majid 2014:80). Pembelajaran tematik SD kelas IV yaitu ada 9 tema, pada penelitian ini peneliti mengambil tema 7 yaitu Cita-Citaku. Tema Cita-Citaku terdapat 3 subtema yaitu Aku Dan Cita- Citaku, Hebatnya Cita-Citaku, dan Giat Berusaha Meraih Cita-Cita. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Metode penelitian Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku... (Idhes Sara Andrieta Maharani) 429 Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada prosedur menurut Borg dan Gall (1989) yang dikutip dari Nana Syaodih Sukmadinata (2015: 169-170). Ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu: (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan produk awal, (4) Uji coba lapangan awal, (5) Merevisi hasil uji coba lapangan awal, (6) Uji coba lapangan, (7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) Uji coba pelaksanaan lapangan, (9) Penyempurnaan produk Akhir, (10) Diseminasi dan implementasi. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku ini dilakukan pada bulan agustus sampai dengan bulan september. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pacar Sewon Bantul. Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam pengembangan ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pacar Sewon Bantul. Jumlah subjek uji coba lapangan awal sebanyak 3 orang siswa, uji coba lapangan 8 orang siswa dan uji coba pelaksanaan lapangan 24 orang siswa. Prosedur Pada penelitian pengembangan ini menggunakan prosedur penelitian menurut Borg and Gall dengan sedikit modifikasi. Dalam penelitian ini menggunakan 9 tahap pengembangan tidak sampai kepada langkah mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku adalah metode observasi, wawancara, dan angket. Metode pengumpulan data yang digunakan diantaranya: a. Metode observasi Dalam pengembangan media ini, peneliti melakukan observasi dengan mengamati pada saat kegiatan belajar berlangsung untuk dijadikan pedoman dalam pembuatan media pembelajaran yang akan digunakan. Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi No Aspek Indikator 1 Guru Proses pembelajaran 2 Siswa Karakteristik belajar siswa 3 Sarana dan prasarana b. Metode Wawancara Kondisi siswa pada saat pembelajaran Sumber belajar Teknik wawancara dilakukan pada awal penelitian, untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang ada dalam proses kegiatan belajar. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Negeri Pacar Sewon Bantul, untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang ditemui pada proses pembelajaran.

430 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016 Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara No Aspek Indikator 1 Guru Proses pembelajaran b. Angket Bahan ajar yang tersedia Bahan ajar yang digunakan Kendala belajar siswa Karakteristik belajar siswa Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket ini selanjutnya akan diberikan kepada ahli media, ahli materi serta dalam uji coba lapangan yang melibatkan siswa kelas IV SD Negeri Pacar Sewon Bantul. Ahli media akan menilai dari segi teknis dan kualitas produk pembelajaran. Sedangkan ahli materi akan memberikan penilaian mengenai kualitas media dari aspek materi. Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi No Aspek Indikator 1 Pendahuluan Kejelasan petunjuk belajar (petunjuk penggunaan) Kejelasan panduan belajar Kesesuaian kompetensi inti dengan kompetensi dasar Isi Kesesuaian kompetensi dasar dengan materi modul Kemenarikan isi materi dalam memotivasi pengguna Ketepatan dalam penjelasan materi Ketepatan pemberian umpan balik (feedback) atas jawaban pengguna Cakupan materi yang disajikan Kejelasan materi yang disajikan Keruntutan materi yang disajikan Kejelasan bahasa yang digunakan Kesesuaian contoh & gambar dengan materi Ketersediaan contoh dan gambar yang disertakan Kejelasan petunjuk pengerjaan soal Kesesuaian soal dengan materi Tingkat kesulitan soal 3 Penutup Kejelasan rangkuman Kesesuaian daftar pustaka yang digunakan Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media No Aspek Indikator 1 Tampilan Proporsional Layout (tata letak teks dan gambar) Kesesuaian pilihan background Kesesuaian proporsi warna Kesesuaian pemilihan jenis huruf Kesesuaian ukuran huruf Kemenarikan sajian gambar Kesesuian gambar ilustrasi dengan materi Kemenarikan desain cover Kesesuaian jenis kertas 2 Bahasa Ketepatan struktur kalimat

Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku... (Idhes Sara Andrieta Maharani) 431 3 Komponen Modul Bahasa yang digunakan komunikatif Kesederhanaan struktur kalimat Kesesuaian Bahasa yang digunakan dengan karakteristik siswa Kejelasan judul Kejelasan petunjuk belajar Keruntutan daftar isi Kejelasan isi pendahuluan Kejelasan kompetensi dasar Kejelasan isi kata pengantar Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar Kejelasan soal latihan Kejelasan soal evaluasi Kejelasan rangkuman Kebenaran kunci jawaban Kebenaran daftar pustaka Teknik Analisis Data Keterbacaan teks Kesesuaian gambar Kesesuaian perpaduan warna Analisis data pada pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis data diperoleh melalui penilaian dari ahli media dan ahli materi mengenai kualitas dan kelayakan media dengan metode angkat. Sedangkan siswa diberikan dengan menggunakan angket yang sudah disusun beserta alternatif jawabannya. Teknik analisis data kuantitatif ini digunakan untuk hasil data pada uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, uji coba pelaksanaan lapangan sebagai acuan untuk perbaikan produk. Data yang diperoleh dikategorikan berdasarkan konversi (Sukardjo, 2008: 52-53) Tabel 5 Kisi-Kisi Instrumen Siswa No Aspek Indikator 1 Pembelajaran Kemudahan materi Kemudahan Penyampaian Bahasa tulisan Kejelasan penggunaan Bahasa Pembelajaran dapat menumbuhkan minat belajar siswa Ketertarikan menggunakan modul 2 Media Kemenarikan desain modul (cover & layout) Kesesuaian huruf (jenis & ukuran) Tabel 6 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skor Rerata Skor Kategori 5 X > 4,08 Sangat Baik 4 3,36 < X 4,08 Baik 3 2,64 < X 3,36 Cukup 2 1,92 < X 2,64 Kurang Baik 1 X 1,92 Tidak Baik

432 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016 Modul Tematik Cita-Citaku tersebut dikatakan layak apabila hasil penilaian yang didapatkan minimal dengan kriteria Baik. Sedangkan teknik analisis data untuk subjek uji coba untuk siswa kelas IV menggunakan skala Guttman yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini menurut Eko Putro Widyoko (2012: 109). Tabel 7 Kriteria Penilaian Produk Uji Coba Nilai Interval Kategori Konversi 1 0,5 < 1 Setuju Layak 0 0 < 0,5 Tidak Tidak setuju layak HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data Pada tahap hasil penelitian awal dan pengumpulan informasi ini di peroleh melalui wawancara guru dan observasi mengamati proses pembelajaran di kelas. Berikut ini pemaparan hasil perolehan informasi. Berdasarkan Hasil Wawancara Wali Kelas IV SD N Pacar Sewon Bantul. mengenai proses pembelajaran, bahan ajar yang tersedia, bahan ajar yang digunakan, kendala belajar siswa, karakteristik belajar siswa. berdasarkan hasil wawancara, didapatkan informasi antara lain siswa kelas IV masih ada yang mengalami kesulitan belajar dalam memahami materi yang mengakibatkan waktu pembelajaran yang telah direncanakan menjadi terhambat, terutama pada pembelajaran tema Cita-Citaku guru juga menilai bahwa dalam tema Cita- Citaku materinya kurang untuk dapat dipahami oleh siswa karena beberapa materi yang ada pada buku tidak menjelaskan secara rinci. siswa juga mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran karena materi yang diajarkan kurang menarik. Sedangkan hasil pengamatan proses pembelajaran siswa saat di kelas untuk mengetahui proses pembelajaran, karakteristik siswa, kondisi siswa pada saat pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru, dimana guru masih menganggap bahwa semua siswa sebagai individu yang sama, yang memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang sama. Akan tetapi, apabila guru menjelaskan dengan disertai atau menunjukkan gambar-gambar/foto, siswa lebih tertarik mengikuti kegiatan belajar. Berdasarkan perolehan informasi melalui wawancara guru dan pengamatan proses pembelajaran, peneliti mempunyai gagasan penelitian untuk membantu kesulitan belajar siswa dengan mengembangkan modul tematik cita-citaku. Diharapkan dapat menjadi modul yang layak dan dapat memudahkan siswa belajar. b. Hasil Perencanaan Dari hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang ada di SD Negeri Bantul

Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku... (Idhes Sara Andrieta Maharani) 433 Timur, Bantul. Dalam memecahkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk merancang sebuah media pembelajaran berbentuk modul pembelajaran tematik yang bertema Cita-Citaku untuk kelas IV SD, adapun tahap perencanaannya sebagai berikut: a. Merencanakan isi pengembangan modul berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tema cita-citaku kelas IV SD. Isi pengembangan modul terdapat tiga subtema yakni subtema satu aku dan citacitaku, subtema kedua hebatnya citacitaku, dan subtema ketiga giat berusaha meraih cita-cita. b. Study pustaka. pada studi pustaka ini, peneliti mencari buku referensi yang akan digunakan dalam pembuatan media modul yang sesuai dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Kompetensi Inti pada kurikulum 2013. Buku referensi yang diperoleh diantaranya buku yang didistribusikan oleh pemerintah yang telah dilakukan beberapa perbaikan pada materi pembelajaran. c. Mempersiapkan alat dan bahan. Software (perangkan lunak) utama yang diperlukan untuk mengembangkan modul adalah Corel Draw X7 yang berperan menata kumpulan gambar dan kalimat untuk dijadikan sebuah halaman dan software Microsoft Word 2010 yang berperan dalam penulisan materi yang lebih sistematis. Selanjutnya software diinstall ke dalam notebook. c. Hasil Pengembangan Produk Awal Pengembangan produk awal melalui proses dan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyusun komponen modul a. Pendahuluan: berisikan judul, identitas kepemilikan, kata pengantar, petunjuk penggunaan, pendahuluan, daftar isi, kompetensi inti, kompetensi dasar. b. Isi pembahasan: berisikan pendahuluan, uraian materi, tugas atau latihan, rangkuman, evaluasi sumatif. c. Penutup: berisikan daftar pustaka, kunci jawaban, biografi penulis. 2. Membuat desain modul. a. Cover modul berisi judul modul Cita-Citaku yang di sertai beberapa karakter gambar dari berbagai profesi dan penyusun. Pada cover didesain dengan warna yang cerah, dilengkapi tulisan yang tidak formal untuk menarik minat siswa menggunakan modul. b. Pembuatan karakter yang akan mejadi ikon pemandu siswa dalam menggunakan modul.

434 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016 Karakter yang digunakan adalah gambar yang berpenampilan dari berbagai macam profesi. c. Isi modul terdapat tiga subtema, yaitu Aku dan Cita-Citaku, Hebatnya Cita-Cit aku, dan Giat Berusaha Meraih Cita-Cita. 3. Evaluasi Media. Dalam pengembangan Modul Tematik Cita- Citaku ini, evaluasi media meminta pertimbangan kepada ahli media dan ahli materi. Validasi materi dilakukan oleh dosen PGSD, dengan validasi melalui 2 tahapan. Tahap I mendapatkan jumlah skor 57 dengan rata-rata 3,16 masuk kedalam kategori cukup, dengan saran revisi: gambar di sesuaikan dengan konteks, materi perlu perubahan di beberapa bagian, Bahasa perlu disesuaikan dengan karakteristik anak, sesuaikan dengan pembelajaran tematik. Tahap II mendapatkan jumlah skor 79 dengan rata-rata 4,38 masuk kategori sangat baik. Validator ahli materi menyatakan bahwa Modul Tematik Cita- Citaku layak uji coba lapangan tanpa revisi. Validasi media dilakukan oleh dosen Teknologi Pendidikan, dengan validasi melalui 2 tahapan. Tahap I mendapatkan jumlah skor 87 dengan rata-rata 3,62 masuk kedalam kategori baik, namun validator ahli media menyatakan bahwa Modul Tematik belum layak dikarenakan beberapa alasan, diantaranya: beberapa bagian rangkuman terlalu padat, penulisan daftar pustaka belum sesuai dengan kaidah, pada cover layout informasi perlu di tata ulang, ada beberapa bagian warna pada isi yang menghamburkan pesan karena terkesan gelap. Tahap II mendapatkan jumlah skor 92 dengan rata-rata 3,83 termasuk kategori baik. Validator ahli media menyatakan bahwa Modul Tematik Cita-Citaku layak untuk di uji coba dengan revisi sesuai saran, diantaranya: latar belakang pada beberapa halaman perlu direvisi dari sisi warna agar tidak menghamburkan pesan. d. Uji Coba Lapangan Awal Pada uji coba lapangan awal ini, subyek uji coba nya dilakukan oleh 3 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh rerata skor 0,89 sehingga dapat dikatakan bahwa media Modul Tematik Cita-Citaku Layak. e. Hasil Merevisi Uji Coba Lapangan Awal Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal dinyatakan bahwa modul tematik Cita-Citaku memenuhi aspek kelayakan, sehingga dapat digunakan oleh siswa kelas IV SD N Pacar, Sewon, Bantul. sebagai bahan ajar mandiri. Oleh sebab itu, pada tahap ini peneliti tidak melakukan revisi terhadap modul tematik Cita-Citaku. f. Hasil Uji Coba Lapangan

Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku... (Idhes Sara Andrieta Maharani) 435 Pada uji coba lapangan ini, subyek uji coba nya dilakukan oleh 8 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh rerata skor 0,96 sehingga dapat dikatakan bahwa media Modul Tematik Cita-Citaku Layak. g. Hasil Revisi Produk Uji Coba Lapangan Berdasarkan hasil uji coba lapangan dinyatakan bahwa modul tematik Cita- Citaku memenuhi aspek kelayakan, sehingga dapat digunakan oleh siswa kelas IV SD N Pacar, Sewon, Bantul. sebagai bahan ajar mandiri. Oleh sebab itu, pada tahap ini peneliti tidak melakukan revisi terhadap modul tematik Cita-Citaku. h. Hasil Uji Coba Pelaksanaan Lapangan Pada uji coba pelaksanaan lapangan ini, subyek uji coba nya melibatkan 24 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh rerata skor 0,98 sehingga dapat dikatakan bahwa media Modul Tematik Cita-Citaku Layak. h. Hasil Revisi Produk Akhir Berdasarkan hasil uji pelaksanaan lapangan dinyatakan bahwa modul tematik Cita-Citaku sebagai media pembelajaran telah memenuhi aspek kelayakan. Oleh sebab itu, pada tahap ini peneliti tidak melakukan revisi terhadap modul tematik Cita-Citaku. Gambar 1 Hasil Produk Akhir Modul Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data yang telah dilakukan, Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul tematik Cita-Citaku untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Pada pengembangan modul ini, peneliti mengadaptasi dan memodifikasi langkah pelaksanaan pengembangan produk dari Borg dan Gall dan dapat disimpulkan bahwa modul tematik Cita-Citaku dikembangkan sebagai pelengkap pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Modul adalah salah satu media pembelajaran berupa cetak yang dikemas secara sistematis, menarik, dan jelas sehingga mudah untuk dipelajari siswa secara mandiri. Dengan dikembangkannya modul tematik ini karena dalam proses pembelajaran yang ada di kelas IV SD Negeri Pacar, Sewon, Bantul masih mengalami beberapa permasalahan yang dialami oleh siswa maupun guru. Masalah-masalah tersebut diantaranya siswa mengalami kesulitan belajar untuk menyesuaikan diri dalam memahami materi pelajaran yang ada, selain itu guru juga masih menganggap bahwa semua siswa

436 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016 sebagai individu yang sama, yang memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang sama. serta kurangnya bahan ajar penunjang pembelajaran untuk siswa. Dalam penerapannya, modul tematik Cita-Citaku ini mengajak siswa untuk dapat belajar mandiri maupun kelompok. Materi yang ada pada modul dikemas dengan menarik dan memperhatikan karakteristik siswa. Siswa juga dapat mengukur kemampuan belajarnya sendiri melalui soal-soal evaluasi yang terdapat pada modul. Hasil produk awal modul tematik Cita- Citaku dikembangkan berdasarkan hasil temuan pada tahap penelitian awal, yang kemudian disesuaikan dengan memperhatikan prinsip pengembangan modul yang disampaikan oleh Hamdani (2011: 221), antara lain: 1) Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit, dan dari yang konkret untuk memahami yang semi konkret dan abstrak. 2) Menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman. 3) Umpan balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap siswa. 4) Memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan keberhasilan belajar. 5) Latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri. Pada penelitian pengembangan ini, modul tematik Cita-Citaku lebih mengutamakan pada penyusunan materi yang mudah dan komunikatif bagi siswa, penulisan bahasa tidak terlalu formal yang akrab dengan siswa, memperkaya contoh, gambar, dan ilustrasi pada modul, dan memberi warna yang cerah agar menarik. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan modul dan dihasilkan produk modul tematik Cita- Citaku yang layak untuk siswa kelas IV SD Negeri Pacar, Sewon, Bantul. Tahap yang ditempuh peneliti untuk mengetahui bagaimana mengembangkan modul yang layak yaitu tahap pertama penelitian dan pengumpulan informasi yang di peroleh melalui wawancara guru dan observasi, tahap kedua perencanaan yaitu analisis pembelajaran dan analisis produk yang akan dihasilkan kemudian merencanakan isi pengembangan modul, study pustaka, mempersiapkan alat dan bahan untuk mendesain yaitu software corel draw x7 dan microsoft word 2010, tahap ketiga pengembangan bentuk awal produk yaitu menyusun komponen modul, membuat desain modul, kemudian hasil pengembangan bentuk awal produk dilakukan uji coba kelayakaan oleh ahli materi dan ahli media, tahap keempat uji coba lapangan, tahap kelima merevisi hasil uji coba lapangan awal, tahap keenam uji coba lapangan, tahap ketujuh penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, tahap kedelapan uji coba pelaksanaan lapangan, tahap kesembilan penyempurnaan produk akhir. Ada beberapa uji kelayakan yang ditempuh untuk mendapatkan penilaian, kritik, maupun saran, sehingga modul dapat dikatakan layak sebagai media pembelajaran.

Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku... (Idhes Sara Andrieta Maharani) 437 Uji kelayakan yang ditempuh diantaranya validasi ahli materi, validasi ahli media, uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan. Tahap validasi ahli materi. Pada tahap ini, validasi dilakukan oleh dosen PGSD FIP UNY, bernama Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd. Instrumen penelitian untuk ahli materi terdapat tiga aspek, yaitu aspek pendahuluan, isi, dan penutup. Proses validasi menempuh 2 tahap. Hasil validasi ahli materi tahap 1 diperoleh rerata skor 3,16. Sedangkan pada tahap 2 mengalami peningkatan rerata skor menjadi 4,38 sehingga materi dalam modul tematik Cita-Citaku memperoleh nilai 5 dan masuk dalam kriteria penilaian sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, modul sudah layak untuk dilakukan uji coba ke siswa tanpa revisi. Dari hasil saran yang diberikan terkait perbaikan materi pada soal, bahasa dan penggunaan kalimat juga telah direvisi dan sudah sesuai dengan prinsip pengembangan modul yang disampaikan oleh Hamdani (2011: 221) bahwa dalam mengembangkan sebuah modul harus memperhatikan prinsip-prinsip, yakni menekankan pengulangan, adanya umpan balik yang positif, memotivasi, dan latihan atau tugas untuk menguji kemampuan diri. Tahap validasi ahli media. Pada tahap ini validasi dilakukan oleh dosen Teknologi Pendidikan FIP UNY, bernama Sisca Rahmadonna, M.Pd. Instrumen penelitian untuk ahli media terdapat tiga aspek, yaitu aspek tampilan, aspek bahasa, dan aspek komponen modul. Proses validasi menempuh 2 tahap. Hasil validasi ahli media tahap 1 diperoleh rata-rata skor 3,62. Sedangkan pada tahap 2 mengalami peningkatan rata-rata skor menjadi 3,83 sehingga modul tematik Cita- Citaku memperoleh nilai 4 dan masuk dalam kriteria penilaian baik. Berdasarkan hasil tersebut, modul sudah layak untuk dilakukan uji coba ke siswa dengan revisi sesuai saran ahli media. Dari hasil saran yang diberikan tentang perbaikan warna, layout, bahasa, dan penulisan. Hasil revisi sudah sesuai dengan karakteristik modul yang disampaikan oleh Sukiman (2012: 133) bahwa dalam mengembangkan modul perlu memenuhi kaidah user friendly atau mudah di gunakan oleh siswa. Baik segi instruksi atau informasi yang diberikan mempermudah siswa, penggunaan Bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Tahap uji coba lapangan awal. Di tahap ini, uji coba melibatkan 3 siswa. Hasil uji coba lapangan awal diperoleh rerata skor 0,89 sehingga memenuhi kriteria layak. Tahap uji coba lapangan awal ini mendapat respon sangat baik. Siswa sangat menyukai tampilan sampul dan isi pada modul. modul yang dikembangkan berdasarkan pendapat siswa sangat menarik baik dari segi warna, gambar sampul, dan tulisan juga tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tidak adanya masukan dari siswa pada tahap uji coba lapangan awal,

438 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 8 Tahun 2016 maka modul tematik Cita-Citaku tidak ada revisi, sehingga dilanjutkan pada tahap uji coba lapangan. Tahap uji coba lapangan melibatkan 8 siswa. Hasil uji coba lapangan diperoleh rerata skor 0,96 sehingga memenuhi kriteria layak. Tahap uji coba lapangan ini mendapat respon sangat baik. Adapun beberapa pendapat siswa sangat tertarik dalam mempelajari modul Cita-Citaku karena materi mudah dipahami, Bahasa yang digunakan sangat jelas, sampul modul juga terlihat menarik. Tidak adanya masukan dari siswa pada tahap uji coba lapangan, maka modul tematik Cita-Citaku tidak ada revisi, sehingga dilanjutkan pada tahap uji pelaksanaan lapangan. Tahap uji pelaksanaan lapangan melibatkan 24 siswa. Hasil uji coba lapangan diperoleh rerata skor 0,98 sehingga memenuhi kriteria layak. Tahap uji pelaksanaan lapangan ini mendapat respon yang sangat baik. Siswa sangat tertarik mempelajari modul Cita- Citaku karena siswa sangat menyukai sampul dan isi pada modul sehingga termotivasi dalam mempelajari tentang Cita-Citaku. modul yang dikembangkan berdasarkan pendapat siswa sangat menarik baik dari segi sampul, gambar, dan bahasa. Tidak adanya masukan dari siswa pada tahap uji coba lapangan, maka modul tematik Cita-Citaku tidak ada revisi, sehingga siap untuk digunakan sebagai bahan penunjang pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa. Berdasarkan nilai rata-rata hasil penilaian dari para ahli dan pengguna, dapat disimpulkan bahwa modul tematik Cita-Citaku dinyatakan layak sebagai media pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengembangkan modul tematik yang layak menggunakan 9 tahapan pengembangan menurut Borg & Gall. Penelitian ini dimulai dengan tahap pertama penelitian dan pengumpulan informasi yang di peroleh melalui wawancara guru dan observasi, tahap kedua perencanaan yaitu analisis pembelajaran dan analisis produk yang akan dihasilkan kemudian merencanakan isi pengembangan modul, study pustaka, mempersiapkan alat dan bahan untuk mendesain yaitu software corel draw x7 dan microsoft word 2010, tahap ketiga pengembangan bentuk awal produk yaitu menyusun komponen modul, membuat desain modul, kemudian hasil pengembangan bentuk awal produk dilakukan uji coba kelayakaan oleh ahli materi dan ahli media, tahap keempat uji coba lapangan, tahap kelima merevisi hasil uji coba lapangan awal, tahap keenam uji coba lapangan, tahap ketujuh penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, tahap kedelapan uji coba pelaksanaan lapangan, tahap kesembilan penyempurnaan produk akhir. Pada penelitian ini dihasilkan produk akhir berupa modul tematik Cita-Citaku yang

Pengembangan Modul Tematik Cita-Citaku... (Idhes Sara Andrieta Maharani) 439 layak untuk digunakan, hal ini dibuktikan dari hasil penilaian produk oleh ahli materi dinyatakan sangat baik (4,38), hasil penilaian produk oleh ahli media dinyatakan baik (3,83). hasil uji coba lapangan awal dinyatakan layak (0,89), hasil uji coba lapangan dinyatakan layak (0,96) dan hasil uji coba pelaksanaan lapangan dinyatakan layak (0,98). Berdasarkan kesimpulan, terdapat saran yang dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Bagi pengembang selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan modul tematik dengan tema yang lainnya dan diuji efektifitasnya. 2. Bagi guru, agar bisa memanfaatkan media modul pembelajaran tematik ini dengan baik sebagai alternatif bahan belajar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar tambahan. 3. Bagi siswa kelas IV SD, agar bisa memanfaatkan media modul tematik Cita-Citaku dengan baik sebagai sumber belajar. DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Martiyono. (2012). Perencanaan Pembelajaran (Suatu Pendekatan Praktis Berdasarkan KTSP Termasuk Model Tematik). Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Nana Syaodih Sukmadinata. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sukardjo. (2008). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Prodi Teknologi Pembelajaran.PPs. UNY. Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 13 Ayat 1 Andi Prastowo. (2013). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Dwi Siswoyo, dkk. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.