GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS COLOMADU II BATURAN COLOMADU KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Mitha Destyowati ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA DROP OUT (THE BEHAVIORAL FACTOR THAT INFLUENCES DROP-OUT FAMILY PLANNING ACCEPTOR)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

GAMBARAN PERSEPSI SUAMI PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDAL 01 KABUPATEN KENDAL

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

23,3 50,0 26,7 100,0

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun Keluarga yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

HUBUNGAN SIKAP AKSEPSTOR KB DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA SUNGAI PUTIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TIMUR TAHUN 2014

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

ANALISIS ALASAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI DI PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

GAMBARAN FAKTOR PASANGAN DAN FAKTOR KESEHATAN ASEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

Universitas Muhammadiyah Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. Berencana secara komprehensif (Syaiffudin, 2006). untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal maupun non hormonal.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

Transkripsi:

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS COLOMADU II BATURAN COLOMADU KARANGANYAR Disusun Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata I Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Kesehatan DisusunOleh: ANDI NUGROHO PRASETYO J 210090061 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS COLOMADU II BATURAN COLOMADU KARANGANYAR ABSTRAK Keluarga berencana (KB) merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas penduduk dalam mengatasi pertumbuhan penduduk dengan tujuan mencegah kehamilan. Salah satu masalah kesehatan masyarakat tersebut juga terjadi di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap akseptor Keluarga Berencana tentang alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan akseptor keluarga berencana di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar sebanyak 611 akseptor. Teknik pengambilan sampel dengan metode Simple Random Sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah analisa univariate (analisis deskriptif). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap akseptor Keluarga Berencana tentang alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar tergolong baik. Kata kunci: Keluarga Berencana, Pengetahuan, Sikap, kontrasepsi IUD ABSTRACT Family planning is an effort to improve the quality of the population in addressing population growth with the aims to prevent pregnancy. One of the public health problem also occurs in developing countries such as Indonesia. The purpose of the research to describe the knowledge and attitude acceptor family planning about contraceptive of IUD at Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar. This research is descriptive with cross sectional approach. The population of this research is all acceptor family planning at Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar as many as 611 acceptor. The sampling technique by Simple Random Sampling methode. The data was analyzed by using univariat (descriptive analysis). The result of this research showed that knowledge and attitude acceptor family planning about contraceptive of IUD at Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar is good. Keywords: Family Planning, knowledge, attitude, IUD 1. PENDAHULUAN Keluarga Berencana (KB) merupakan satu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit kecil kehidupan bangsa diharapakan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbahan yang seimbang. Dalam pengertian keluarga berencana secara umum ialah, dapat diuraikan bahwa keluarga berencana suatu usaha yang mengatur 1

banyak jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagaia akibat langgsung dari kelahiran tersebut. Atau meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Dalam pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari hari berkisar pada pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan mencegah pertemuan antara sel mani (spermatozoa) dari pria dan sel telur (ovum) dari wanita sekitar persetubuhan (Irianto, 2014). Perkembangan keluarga berencana di Indonesia di pengaruhi oleh berbagai faktor yang dibagi manjadi dua, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung. Faktor yang menghambat penyebarluaskan program keluarga berencana di Indonesia antara lain budaya, agama, tingkat pengetahuan masyarakat dan wawasan kebangsaan. Faktor pendukung penyebarluaskan program keluarga berencana, antara lain adanya komitmen politis, dukungan pemerintah, dukungan tokoh agama atau tokot masyarakat dan dukungan masyarakat terkait masalah kependudukan (Lucky, 2014). Metode kontrasepsi bekerja juga dapat di golongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), contohnya kondom yang menghalang sperma: metode hormonal seperti konsumsi pil dan metode kontrasepsi alami yang tidak menggunakan alatalat bantu maupun hormonal, namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembunuh). Faktor yang memengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut, faktor lainnya adalah frekuensi melakukan hunungan seksual (Sulistyawati, 2011). Keluarga berencana Kabupaten Karanganyar Tahun 2016 jumlah 133.379, pil 8.655, suntik 74.770, IUD 21.246, implant 12.237, kondom 3.392, MOW 13.079. Sedangkan akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Colomadu II adalah 611 akseptor, yang menggunakan kontrasepsi pil 42 orang, suntik 402 orang, IUD 124 orang, implant 17 orang, MOW 26 orang (Dinkes, 2016). Survey pada tanggal 3 Februari 2017, melakukan wawancara secara acak terhadap 15 akseptor pengguna KB IUD menunjukkan bahwa 9 akseptor pengguna KB IUD mangatakan kurang paham, 2 akseptor pengguna KB IUD mengatakan ikut teman yang 2

menggunakan KB IUD, 3 akseptor pengguna KB IUD mengatakan paham dan 1 akseptor pengguna KB IUD mengatakan sangat paham tentang KB IUD. Berdasarkan wawancara secara acak penelitian tertarik untuk mengambil penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan dan sikap akseptor Keluarga Berencana tentang alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2009). Rancangan penelitian menggunakan cross sectional adalah penelitian pada beberapa populasi yang diamati pada waktu yang sama (Aziz, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar, dilaksanakan pada bulan Februari 2017. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap Akseptor Keluarga Berencana tentang Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar dengan sampel 86 reponden. Hasil penelitian ini ditampilkan sebagai berikut: 3.1.1 Karakteristik Umum Responden Tabel 4.1 Karakteristik Umum Responden (N=86) No Karakteristik Frekuensi Persentasi 1 Umur Responden a. 20 tahun 30 tahun b. 31 tahun 40 tahun 46 40 53,5% 46,5% 2 Pendidikan Responden a. SMP b. SMA 28 58 32,6% 67,4% 3 Lama pemakaian KB 3

a. 1-10 tahun b. 11-19 tahun 4 Jumlah Anak a. 1-2 Orang b. 3-4 Orang 56 30 76 10 65,10% 34,90% 88,40% 11,60% Karakteristik responden penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yang telah berusia berkisar antara 20-30 tahun, sebanyak 46 responden (53,5%). Selain itu responden sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SMA sebesar 58 responden (67,4%). Responden telah menggunakan KB sebagian besar selama 1-10 tahun (65,10%), dan memiliki anak sebanyak 1-2 orang anak (88,40%). 3.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana Tabel 4.2. Karakteristik Responden Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana Karakteristik Frekuensi Persentase Pengetahuan akseptor Keluarga Berencana a. Baik b. Cukup 44 42 51,2% 48,8% Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap akseptor keluarga berencana di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan sikap aseptor keluarga berencana yang baik. Hasil penelitian menunjukan dari 86 responden terdapat 44 responden (51,2%) memiliki pengetahuan akseptor keluarga berencana yang baik, dan sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SMA. Responden yang berada di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar, telah memiliki usia yang matang yaitu 20-30 tahun sebesar 46 responden (53,5%), sehingga telah memiliki tingkat pengetahuan akseptor keluarga berencana yang baik. Hasil itu juga ditunjukan dengan lama penggunaan KB oleh responden. Responden sebagian besar telah menggunakan KB selama 1-10 tahun (65,10%), lama penggunaan KB tersebut mengindikasikan bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penggunaan KB. Jumlah anak yang dimiliki oleh responden juga sebagian besar berkisar antara 1-2 orang anak (88,40%). Hasil ini menunjukkan bahwa, responden mengatur penggunaan KB untuk mengendalikan 4

kehamilan. Dari hasil tersebut terbukti bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai fungsi dan manfaat KB. 3.1.3 Gambaran Sikap Tentang Alat Kontrasepsi IUD. Tabel 4.3. Karakteristik Responden Sikap Tentang Alat Kontrasepsi IUD Karakteristik Frekuensi Persentase Sikap tentang Alat Kontrasepsi a. Baik b. Cukup 65 21 75,6% 24,4% Gambaran mengenai sikap tentang alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD yang baik. Hasil penelitian menunjukan dari 86 responden terdapat 65 responden (75,6%) memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD yang baik, dan sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SMA. Responden yang berada di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar, telah memiliki usia 20-30 tahun sebesar 46 responden (53,5%), sehingga dalam memilih alat kontrasepsi responden sudah paham apa kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi IUD, sehingga responden banyak yang memilih IUD sebagai alat kontrasepsi. Selain itu dari soal pernyataan kuesioner mengenai alat kontrasepsi IUD juga menunjukan bahwa sebagian besar responden, menjawab benar, hasil ini memperkuat bahwa responden sebagian besar menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi yang dipilih. 3.2 Pembahasan 3.2.1 Karakteristik Umum Responden Karakteristik responden penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki usia 20-30 tahun sebanyak 46 responden. Menurut Mulyani (2013) usia tersebut tergolong usia reproduksi atau usia subur yaitu berkisar antara 15-49 tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun yang belum menikah. Puncak kesuburan wanita terletak pada rentang usia 20-29 tahun, wanita memiliki kesempatan 95% untuk 5

hamil. Pada usia 30 an persentasenya menurun sehingga 90%. Pada usia subur, diharapkan wanita lebih berhati-hati dalam menjaga organ keintiman. Bagi ibu muda yang memilki usia berkisar antara 20-30 tahun, memperhatikan organ keintiman dengan tujuan untuk mengatur proses kehamilan, salah satu caranya adalah dengan menerapkan keluarga berencana. Pengetahuan mengenai keluarga berencana sangatlah diperlukan pada usia ini supaya tidak terjadi kesalahan dalam menjaga organ keintiman dan membina rumah tangga (Irianto, 2014). Selain itu responden memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 58 responden. Berdasarkan teori bahwa pendidikan formal sangat besar pengaruhnya terhadap pengetahuan seseorang. Bila seseorang berpendidikan tinggi maka akan memiliki pengetahuan yang tinggi pula, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak mutlak berpengetahuan rendah pula dimana pengetahuan ataupun informasi dapat diperoleh bukan hanya secara formal tetapi juga nonformal (Budiman dan Riyanto,2013). Pendidikan nonformal bisa juga dengan adanya penyuluhan mengenai pentingnya keluarga berencana yang telah diselenggarakan oleh pihak puskesmas setempat, sehingga sebagian besar responden meskipun dengan pendidikan yang tidak terlalu tinggi, memiliki pengetahuan yang baik tentang keluarga berencana. Didukung dengan sebagian besar responden juga telah menggunakan KB selama 1-10 tahun sebanyak 56 responden, hasil ini menunjukkan bahwa lama pemakaian kontrasepsi tergantung tujuan responden apakah untuk menjarangkan kelahiran maupun mengakhiri kesuburan. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan kontrasepsi yang jangka waktu menggunakannya lebih dari 2 tahun untuk cara yang efektif dan efisien. Sedangkan tujuan untuk menjarangkan kehamilan sebaiknya digunakan lebih dari 3 tahun. MKJP juga bisa digunakan ibu yang sudah tidak ingin memiliki anak lagi (Varney, 2007). Berdasarkan hasil tersebut terlihat jelas bahwa responden telah memiliki pengetahuan yang baik tentang lama penggunaan alat kontrasepsi beserta tujuannya. Apabila dilihat dengan jumlah anak yang dimiliki oleh responden sebagian besar berkisar antara 1-2 orang anak sebanyak 76, hasil ini menunjukkan bahwa responden dengan usia yang masih tergolong masa subur, namun memiliki jumlah anak yang ideal menurut program keluarga berencana terbukti bahwa tingkat pengetahuan akseptor keluarga berencana yang menjadi responden sangatlah baik, sehingga bisa memahami benar tujuan dari pemilihan alat kontrasepsi yang digunakan. 6

3.2.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana Gambaran tingkat pengetahuan akseptor keluarga berencana di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar menunjukkan kategori baik. Hasil tersebut dapat dilihat dari sebagian besar responden menjawab benar pernyataan tentang tingkat pengetahuan akseptor keluarga berencana. Jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 44 orang dari 86 orang responden. Tingkat pengetahuan akseptor keluarga berencana mengenai alat kontrasepsi yang digunakan tergolong baik, karena adanya penyuluhan dan sebelum memakai kontrasepsi di jelaskan apa aja kekurangan dan kelebihan KB dari pihak Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar. Mengingat sebagian besar masyarakat sekitar khususnya ibu-ibu rumah tangga baru yang sebagian besar memiliki usia 20-30 tahun, yang mana usia tersebut masih tergolong usia subur. Pengetahuan mengenai keluarga berencana sangatlah diperlukan pada usia ini supaya tidak terjadi kesalahan dalam menjaga organ keintiman dan membina rumah tangga (Irianto, 2014). Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut perlu adanya pendidikan yang diberikan kepada masyarakat sekitar. Pendidikan tidak hanya formal, melainkan dengan pendidikan non formal juga bisa dilakukan (Budiman dan Riyanto, 2013). Pendidikan nonformal yang diterapkan di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar berupa penyuluhan, dalam penyuluhan tersebut dijelaskan pentingnya keluarga berencana serta macam-macam alat kontrasepsi yang bisa digunakan untuk menggalakan program KB tersebut. Selain itu, juga dijelaskan tata cara serta lama penggunaan dan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi, sehingga dengan adanya informasi yang telah diberikan pengetahuan masyarakat sekitar sebagai akseptor keluarga berencana bertambah baik. 3.2.3 Gambaran Sikap Tentang Alat Kontrasepsi IUD Gambaran sikap tentang alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar menunjukkan kategori baik. Hasil tersebut dapat dilihat dari sebagian besar responden menjawab benar pernyataan tentang sikap tentang alat kontrasepsi IUD. Jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 65 orang dari 86 orang responden. Dengan sering adanya penyuluhan yang diberikan oleh pihak Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar, mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi, cara penggunaan, manfaat serta kelebihan dan kekurangan masingmasing alat kontrasepsi tersebut, sehingga responden dapat memilih alat kontrasepsi mana yang sesuai dengan diri masing-masing responden. 7

Didukung dengan pendidikan responden yang sebagian besar SMA, yang mana ibu yang memiliki pendidikan menengah cenderung lebih memilih alat kontrasepsi IUD, karena responden berasumsi bahwa IUD merupakan alat kontrasepsi yang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. Menurut Handayani (2010) yang menyatakan bahwa hubungan antara pendidikan dengan pola pikir, persepsi dan perilaku masyarakat memang sangat signifikan, dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan berbagai keputusan. Selain itu sebagian besar responden memiliki usia 20-30 tahun, hasil tersebut menunjukkan bahwa responden tergolong usia reproduksi atau usia subur, dan cenderung menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi dengan tujuan untuk mengatur jarak kehamilan dan mencegah kehamilan. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa sikap akseptor keluarga berencana sebagian besar memilih alat kontrasepsi IUD sebagai alat kontrasepsi yang menjadi pilihan utama, namun setelah menggunakan IUD beberapa tahun, responden merasakan adanya kekurang cocokan pada alat kontrasepsi tersebut, sehingga penggunaan IUD di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar untuk periode penelitian kurang diminati. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Gambaran tingkat pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar menunjukkan responden memiliki kategori baik sebanyak 44 responden (51,2%). 2. Gambaran Sikap tentang Alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Colomadu II Baturan Colomadu Karanganyar menunjukkan kategori baik sebanyak 65 responden (75,6%). 4.2 Saran 1. Bagi peneliti Diharapkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan sampel penelitian lebih banyak sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik 2. Bagi masyarakat 8

Diharapkan masyarakat terutama ibu muda untuk melakukan konsultasi kepada bidan puskesmas setempat mengenai alat kontrasepsi yang aman dan sesuai dengan kondisi tubuh sebelum menggunakan alat kontrasepsi tersebut. 3. Institusi kesehatan Pihak puskesmas hendaknya senantiasa mengadakan penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya keluarga berencana, terutama bagi para ibu muda. Keluarga berencana dapat digalakan dengan menggunakan alat kontrasepsi, selain itu pihak puskesmas juga memberikan penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing penggunaan alat kontrasepsi tersebut. 4. Manfaat bagi instansi pendidikan Diharapkan instansi pendidikan lebih memberikan pendidikan kepala mahasiswa untuk dapat berperan aktif dalam masyarakat untuk memberikan penyuluhan khususnya Pengetahuan Keluarga Berencana tentang Alat Kontrasepsi IUD. DAFTAR PUSTAKA Alimul, H., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta., 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika, Jakarta. Agus Riyanto, 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta. Aziz, 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Contoh Aplikasi Studi Kasus. Salemba Medika, Jakarta. Azwar. S., 2010. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiman dan Agus Riyanto, 2013. Kapita Selekta Kuesioner, Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika, Jakarta. Handayani, Sri., 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama. 9

Irianto, Koes., 2011. Pelayanan Keluarga Berencana Dua Anak Cukup: Kontrasepsi Untuk Mencapai Target Keluarga Berencana Global. Alfabeta, Bandung. Irianto, K. 2014. Ilmu Kesehatan Anak. Bandung: Alfabeta. Lucky, 2014. Buku Ajar Kependudukan & Pelayanan KB. Buku Kedoteran EGC, Jakarta. Mubarak, Wahit iqbal; Chayati, Nurul., 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas: Pengantar dan Teori Buku 1v.1. Salemba Medika, Jakarta. Mulyani, Nina Siti: Rinawati, Mega., 2013. Keluarga Berencan dan Alat Kontrasepsi. Nuha Medika, Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Renika Cipta, jakarta. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta. Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Sulistyawati, Ari., 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Salemba Medika, Jakarta. Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4.Jakarta: EGC. 10