33 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Yunitia (2009) melakukan penilitian tentang Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Industri Perbankan Terbuka Di Indonesia. Hasil penelitiannya bahwa secara bersama-sama rasio tingkat kesehatan bank CAMEL yang dinyatakan dalam rasio-rasio keuangan yang terdiri dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini berdasarkan hasil uji secara simultan (Uji F). Marlupi (2007) melakukan penelitian tentang Analisis Kinerja Perusahaan Perbankan Menggunakan Rasio CAMEL. Hasil penelitiannya bahwa variabel-variabel CAMEL yang terdiri dari CAR, BOPO, ROA, RORA, LDR, dan Net Profit Margin merupaka variabel pembeda dalam membedakan tingkat kesehatan bank. Serta variabel yang terbukti paling dominan dalam membedakan status tingkat kesehatan bank adalah CAR, RORA, dan ROA. Sedangkan ketiga variabel lain yaitu BOPO, LDR dan Net Profit Margin tidak mampu membedakan status tingkat kesehatan bank. Luciana (2005) melakukan penelitian tentang Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan. Hasil penelitiannya bahwa rasio CAR mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah dan
34 pengaruhnya negatif. Artinya semakin rendah rasio CAR kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar dan rasio keuangan CAMEL (CAR, BOPO) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah bank-bank umum swasta nasional di Indonesia. B. Pengertian Bank Menurut undang-undang Rl nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tcntang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah "badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ". (Kasmir, 2005). Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, aktivitas bank yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas atau yang disebut kegiatan funding, agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan dan lainnya. Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang didasarkan pada prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank mengalami kerugian dari selisih bunga, maka disebut dengan nama negative spread.
35 C. Pengertian Kinerja Bank Kinerja adalah hasil nyata yang dicapai, kadang-kadang dipergunakannya untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif. Kinerja bank dapat diketahui melalui penilaian tentang tingkat kesehatan bank, yang standardnya telah diatur oleh Bank Indonesia. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan (Abdullah, 2003). D. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, adalah: Bank (Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak) yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Siamat,2005:400). Dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat melakukan kegiatan berupa penghimpunan dana dari masyarakat dan hanya disimpan dalam bentuk tabungan dan deposito saja. E. Analisis Rasio Keuangan Bank Mengingat ada kekhususan kegiatan usaha perbankan dibandingkan usaha manufaktur pada umumnya, maka oleh Bank Indonesia dan Ikatan Akuntansi Indonesia telah diterbitkan panduan penyusunan laporan keuangan perbankan dan proses
36 akuntansinya yang lebih dikenal dengan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). Untuk lebih mempermudah pemahaman tentang laporan keuangan perbankan di Indonesia, akan dijelaskan beberapa hal dari materi SKAPI dan PAPI sebagai berikut: 1. Laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah. 2. Kurs tengah yaitu kurs jual ditambah kurs beli Bank Indonesia dibagi dua. 3. Bank wajib mengungkap posisi neto aktiva dan kewajiban dalam valuta asing yang masih terbuka (posisi devisa neto) menurut jenis mata uang. 4. Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan SKAPI. 5. Laporan keuangan bank terdiri dari: neraca, laporan komitmen dan kontijensi, perhitungan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan. 6. Penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu yang menyimpang SAK dan SKAPI dapat dilaksanakan jika hal tersebut tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan bank. 7. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sifat dan perkembangan bank dari waktu ke waktu, maka laporan keuangan disajikan secara komparatif untuk 2 tahun terakhir. 8. Laporan neraca. 9. Laporan laba rugi. 10. Laporan arus kas. 11. Laporan komitmen dan kontijensi.
37 12. Catatan atas laporan keuangan. 13. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi. F. Prediksi Laba Salah satu manfaat laba adalah untuk memprediksi laba perusahaan tahun yang akan datang. Laba dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemennya. Informasi mengenai kinerja masa lalu yang terdapat pada informasi laba dapat digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan, walaupun kesuksesan masa lalu tidak menjamin kesuksesan masa yang akan datang akan tetapi prediksi mengenai laba yang akan datang dapat dilakukan jika ada hubungan yang cukup kuat antara kinerja masa lalu dengan kinerja masa depan (Widarjono, 2005) Para investor menggunakan prediksi laba sebagai faktor utama dalam meramalkan distribusi dividen di masa yang akan datang yang merupakan faktor penting untuk menetapkan nilai berjalan atas sebagian saham atau atas keseluruhan perusahaan, sedangkan bagi pemegang obligasi dan kreditor informasi laba dapat digunakan untuk menilai tingkat pengembalian tahunan dan menerima pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut telah jatuh tempo. Prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan untuk masa yang akan datang. Penilaian terhadap kemampuan manajemen dan tersedianya informasi yang memadai merupakan faktor penting dalam membuat prediksi laba untuk masa yang akan datang. G. Pengertian Kesehatan Bank
38 Menurut Budisantoso dan Triandaru (2000 :22) kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Kesehatan bank mencakup seluruh kegiatan usaha perbankannya, usaha tersebut meliputi: a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat,dari lembaga lain, dan dari modal sendiri b. Kemampuan mengelola dana c. Kemampuan untuk menyalurkan dana kepada masyarakat, d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktorfaktor permodalan, aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. H. Pengertian Analisis CAMEL Untuk melakukan penilaian kesehatan bank dapat dinilai dari berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam keadaan sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan bagaimana bank tersebut harus dijalankan dengan baik atau malah harus dihentikan operasinya. Metode penilaian tingkat
39 kesehatan bank menurut Bank Indonesia meliputi lima aspek yaitu: Capital, Assets Quality, Management, Earnings, Liqudity atau lebih dikenal dengan istilah CAMEL. Kelima aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain (Dendawijaya, 2005). 1. Capital (Permodalan) Penilaian aspek permodalan lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang usahanya. Penilaian terhadap aspek permodalan sangat penting bagi otoritas moneter untuk menilai apakah suatu bank memenuhi ketentuan tentang CAR yang telah ditetapkan. Jumlah Modal Capital Adequacy Ratio 100% Jumlah ATMR ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko) merupakan penjumlahan aktiva neraca dan aktiva administrasi. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot resikonya. Sedangkan ATMR aktiva administrasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai aktiva rekening administrasi yang bersangkutan dengan bobot resikonya. Kemudian angka kredit dihitung sebagai berikut: 1. CAR= 0, atau negatif, angka kredit = 0. 2. Setiap kenaikan 0,1%, angka kredit ditambah 1 dengan maksimun 100. 2. Assets Quality (kualitas aktiva produktif)
40 Penyesuaian terhadap KAP dilakukan di Indonesia karena hanya Bank Indonesia dan bank yang bersangkutan yang mengetahui tingkat kolektibilitas (lancar, kurang lancar, diragukan atau macet) kualitas aktiva. Indikasi kualitas aset yang dipakai adalah rasio kualitas produktif bermasalah dengan aktiva produktif (NPL) yang diperoleh dengan rumus: NPL Kualitas produktif bermasalah Aktiva produktif 3. Management (manajemen) Aspek manajemen pada penelitian kinerja bank tidak dapat menggunakan pola yang ditetapkan Bank Indonesia, tetapi diproksikan dengan net profit margin. Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen permodalan, manjemen kualitas aktiva, menajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba. Pada pertimbangan rasio ini menujukkan bagaimana manajamen mengelola sumber-sumber maupun penggunaan atau alokasi dana secara efisien. Adapun metode penilaiannya dapat dilakukan dengan cara (Merkusiwati, 2007 ): Net Pr oftt M argin Net Income Operating Income 4. Earning (Rentabilitas)
41 Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Metode penilaiannya dapat dilakukan dengan( Dendawijaya, 2005). Perbandingan laba terhadap total asset (ROA) dapat dihitung dengan rumus berikut: Laba Bersih ROA 100% Total Aktiva Perhitungan angka kredit dilakukan sebagai berikut: 1. ROA sebesar 10% atau lebih, nilai kredit=0. 2. Setiap kenaikan ROA sebesar 0.015%, angka kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 5. Liqudity (likuiditas) Pada aspek likuiditas ini, penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan,giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak untuk disetujui. Untuk menjamin likuiditas dihitung Loan to Deposit Ratio (LDR) yang besarnya dapat dihitung dengan rumus (Dendawijaya, 2005). LDR Jumlah Kredit yang Diberikan 100% Dana Masyarakat Modal Angka kredit LDR dihitung sebagai berikut: a. Rasio LDR sebesar 110% atau lebih, nilai kredit = 0 b. Rasio LDR dibawah 110%, angka kredit =100