BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa depan bangsa yang akan datang. Remaja yang sehat dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.masa keserasian bersekolah ini

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL PENELITIAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

PENGALAMAN IBU ETNIS JAWA SAAT REMAJA PUTRI MENARCHE DI DESA LARANGAN DUKUH KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN BREBES. Oleh ROASIH NIM G2B

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat di berbagai sektor kehidupan termasuk informasi dan arus komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Population and Development atau ICPD kairo, 1994). Mendefinisikan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah masa depan bangsa yang akan datang. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja sangat penting untuk menilai keadaan remaja (Aryani, 2010). Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10 sampai 19 tahun (Aryani, 2010) menurut Depkes RI, 10 sampai 19 tahun dan belum kawin, menurut BKKBN, 10 sampai 19 tahun. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik dan psikis, yakni suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia (Widyastuti, 2009). Menarche adalah menstruasi pertama kali yang dialami remaja putri biasanya terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun yang merupakan pergantian fase kehidupan dari masa kanak-kanak menjadi masa usia remaja (Proverawati, 2009). Seorang wanita akan mengalami menarche yang diikuti pertumbuhan fisik ditandai oleh pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila serta panggul mulai melebar dan membesar, selain itu organ reproduksi yang berada di dalam juga mengalami perkembangan dan perubahan untuk mempersiapkan haid pertama (Lestari, 2011). 1

Di Amerika Serikat, sekitar 95% wanita remaja mempunyai tanda-tanda pubertas dengan menarche pada umur 12 tahun dan umur rata-rata 12,5 tahun yang diiringi dengan pertumbuhan fisik saat menarche. Di Maharashtra, India rata-rata usia menarche pada anak perempuan adalah 12,5 tahun. 24,92% menarche dini (10-11 tahun, 64,77% menarche ideal (12-13 tahun) dan 10,30% menarche terlambat (14-15 tahun) (Rokade et al. 2009). Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara, seorang wanita remaja mendapat menarche rata-rata pada usia 12 tahun dan ada juga yang baru berusia 8 tahun sudah memulai siklus haid namun jumlah ini sedikit sekali. Usia paling lama mendapat menarche adalah 16 tahun. Usia mendapat menarche tidak pasti atau bervariasi, akan tetapi terdapat kecenderungan bahwa dari tahun ke tahun wanita remaja mendapat haid pertama pada usia yang lebih muda (Lestari, 2011). Hasil penelitian Ezra et al (2003), di SLTP Negeri 1 Indralaya menunjukkan bahwa usia rata-rata remaja putri saat mengalami menarche adalah 12,46 tahun. Sekitar 12% subjek mengalami menarche pada usia 14 tahun, 42% pada usia 13 tahun, 30% pada usia 12 tahun, 12% pada 11 tahun, dan 4% pada usia 10 tahun. Ada 23 orang dari subjek penelitian merasa takut karena nasehat orang tua mereka bahwa tidak boleh dekat-dekat dengan teman laki-laki, tidak siap, takut orang lain tahu, bingung bagaimana cara membersihkan, takut melihat darah, takut dimarahi, takut darah haid tersebut sebagai suatu penyakit, bingung menjelaskan pada orang lain, takut kehabisan darah, dan belum tahu sama sekali apa itu menstruasi. Viyantimala (2001), mengatakan rata-rata usia menarche siswi SLTP di perkotaan adalah 11,93 tahun sedangkan siswi SLTP di pedesaan rata-rata usia

menarche 13,08 tahun, berarti datangnya menarche siswi SLTP perkotaan lebih awal dibandingkan dengan siswi SLTP pedesaan. Setiap wanita remaja pasti akan mengalami menarche (haid pertama). Kebiasaan rutin itu akan terus berlangsung setiap bulan sehingga disebut datang bulan, namun wanita sering mengalami banyak masalah dengan tamu yang teratur datang tiap bulan ini. Mulai dari ketidaksiapan, tidak nyaman, cemas dan hal-hal lain (Lestari, 2009). Hasil penelitian Roasih (2009), perubahan remaja putri secara mental pada saat mengalami haid adalah dimana anak sudah tidak dikatakan lagi sebagai anak anak ditandai dengan pertumbuhan secara cepat anak menjadi dewasa. Perilaku saat remaja menarche adalah biasanya remaja mudah tersinggung, minder, melamun, malas beraktivitas, murung di kamar dan berkhayal. Perilaku remaja saat menarche sering berubah dan tidak menentu kadang ceria dan kadang sedih. Pada masa remaja terjadi perubahan organ fisik secara cepat dan tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan yang membingungkan remaja sehingga perlu adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya, agar dalam sistem perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat jasmani, rohani dan sosial (Widyastuti, 2009). Haid pertama (menarche) pada remaja wanita sering menimbulkan reaksi yang hebat, menarche tidak hanya merupakan suatu peristiwa fisiologis, akan tetapi tanda menginjak kedewasaan dan menjadi seorang wanita dengan sifat dan tanda kewanitaannya. Reaksi positif merupakan reaksi yang memberikan suatu tanda

menghargai tercapainya peristiwa pendewasaan yang diperoleh dari ucapan-ucapan yang berisikan pujian maupun pesta sebagai pemberitahuan sudah dewasa. Reaksi negatif merupakan reaksi yang dihubungkan dengan keluhan-keluhan dan caci maki yang menyertai datangnya haid karena disertai sakit kepala, sakit pinggang dan sebagainya, keluhan yang menyebabkan badan kurang enak sehingga tidak puas dengan keadaan dan menyesali dilahirkan sebagai wanita (Gunarsa, 2003). Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal bagi remaja dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab. Belum semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman dapat membuat remaja kearah perilaku beresiko, adanya anggapan melakukan hubungan seks sekali tidak terjadi kehamilan merupakan cerminan belum memahami proses terjadinya kehamilan (Muadz, 2009). Hasil penelitian Delfina (2010), tingkat pengetahuan remaja putri di SMP St. Thomas 1 Medan tentang menarche berdasarkan sudah belumnya menarche menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri yang memiliki pengetahuan yang baik sudah menarche dan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang belum menarche artinya menarche baru dipahami setelah dialami, sebaiknya pemahaman sudah dipunyai sebelum remaja mengalami menarche. Hasil penelitian Leliana (2010), pengetahuan remaja putri SD Al-Azhar Medan terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 orang (95,5%) dengan sikap positif dalam menghadapi menarche, pengetahuan baik dengan sikap negatif

sebanyak 1 orang (4,5%), pengetahuan tidak baik 12 orang (63,2%) dengan sikap positif dalam menghadapi menarche, sedangkan pengetahuan tidak baik dengan sikap negatif dalam menghadapi menarche sebanyak 7 orang (36,8%) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche. Penelitian Wulandari (2008), peran orang tua mempunyai hubungan dengan persepsi remaja putri tentang menarche, peran orang tua yang baik dalam pemahaman menstruasi dan permasalahannya cenderung akan memberikan persepsi remaja putri yang baik tentang menarche dibandingkan peran orang tua yang kurang baik. Peran ibu terhadap remaja putri pada saat menarche sebagai pendidik dan pemberian asuhan dalam keluarga meliputi perawatan haid, perawatan genetalia, keluhan fisik, keluhan psikis. Pada perawatan haid diberikan wawasan masalah haid, pada perawatan genetalia di berikan pengetahuan tentang merawat tubuh terutama daerah kemaluan. Keluhan fisik meliputi sakit perut, pusing, sakit pinggang, mual dan mules, pegel pegel, pinggang terasa mau putus, sedangkan pada keluhan psikis remaja merasa kaget dan takut (Roasih, 2009). Gadis remaja belajar tentang haid umumnya dari ibu namun tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada remaja dan sebagian enggan membicarakan secara terbuka sampai anak remaja mengalami haid pertama (menarche). Hal ini menimbulkan kecemasan pada remaja bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa haid itu sesuatu yang tidak menyenangkan, merasa malu dan menganggap penyakit jika saat haid merasa letih dan terganggu. Penelitian di Sidney

pada tahun 1984, dari 1200 gadis remaja yang diteliti, lebih tiga perempat mengatakan jika ada metode yang aman, mereka lebih suka tidak mengalami haid (Jones, 2009). Harapan orang tua pada remaja menarche itu tentunya cara bersosialisasi salah satunya adalah di harapkan anak tidak salah dalam bergaul, rasa tanggung jawab itu meliputi jaga diri, jaga kehormatan, jadi wanita sholekha dan punya rasa tanggung jawab. Pada penerapan etika meliputi berbicara sopan dan diharapkan anak supaya mudah tersenyum pada orang lain. Tanggung jawab itu sendiri sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Suasana keluarga dalam perkembangan anak dan masa remaja dalam mempersiapkan kedewasaannya besar pengaruhnya, baik secara langsung maupun tidak langsung (Gunarsa, 2003). Keluarga kelas menengah yang hidup di kota-kota besar di Indonesia cenderung untuk bertempat tinggal di wilayah-wilayah berpenduduk padat. Pola keluarga tersebut rata-rata adalah keluarga besar dengan organisasi kerjasama yang erat, dan kegiatan yang bertujuan pada kepentingan bersama serta nilai yang agak mementingkan nilai kebendaan, oleh karena keluarga menengah berada pada posisi antara keluarga rendah dengan keluarga tinggi sehingga keluarga tinggilah menjadi idealnya. Keluarga kelas tinggi ditandai dengan orientasi nilai kebendaan yang sangat besar serta pola kehidupan konsumtif yang sangat tinggi. Keadaan keluarga yang rata-rata besar, maka emosionalpun tertuju pada anak-anak secara menyeluruh

sehingga penanganan khusus yang diperlukan anak terlepas dari pusat perhatian akibatnya seorang anak yang memerlukan perhatian merasa dirinya tidak diacuhkan (Soekanto, 2004). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri No. 066433 pada 8 siswa yang berusia 11 tahun dan belum mendapat haid pertama (menarche), belum memiliki pengetahuan tentang haid pertama, dimana dari keluarga belum penyampaian informasi tentang haid pertama sehubungan dengan remaja putri belum mendapat haid pertama Berdasarkan survei pendahuluan dan beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Fungsi Keluarga terhadap Pemahaman Remaja Putri usia Sekolah Dasar tentang menarche di SD Negeri No 066667 dan SD Negeri No 066433 Kota Medan tentang Menarche di Kota Medan. 1.2 Permasalahan Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman remaja putri tentang menarche yang diduga berkaitan dengan peran keluarga dalam mengantisipasi masalah tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian menarche. Mengetahui kaitan fungsi keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang

1.4 Hipotesis Ada pengaruh fungsi keluarga (fungsi keagamaan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan) terhadap pemahaman remaja putri usia Sekolah Dasar tentang menarche di SD Negeri No 066667 dan SD Negeri No 066433 Kota Medan 1.5 Manfaat Penelitian 1. Masukan bagi lembaga Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BKKBN, sebagai pengambil kebijakan untuk melaksanakan upaya meningkatkan fungsi keluarga agar remaja putri memperoleh pemahaman yang benar tentang menarche untuk kelangsungan perkembangan reproduksi selanjutnya. 2. Menambah khasanah keilmuan dan data kepustakaan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja khususnya dalam mempersiapkan pemahaman remaja putri tentang menarche.