PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN PENDEKATAN TEORI SWANSON DI RUANG RAWAT INAP CARING BEHAVIOR OF NURSE WITH SWANSON THEORY APPROACH AT INPATIENT ROOMS Cut Hafriska 1 ; Hajjul Kamil 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Bagian Keilmuan Keperawatan Manajemen Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh e-mail: cuthafriska07@gmail.com; hajjul.kamil@unsyiah.ac.id ABSTRAK Seorang perawat harus memiliki perilaku caring dalam memberikan pelayanan kepada pasien, karena hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien merupakan faktor yang mempengaruhi proses kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sikap caring perawat dengan pendekatan teori Swanson. Jenis penelitian kuantitatif; deskriptif dengan desain cross sectional study, jumlah populasi 14 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah responden. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan 6 pertanyaan. Analisis data univariat menggunakan Mean (x ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran sikap caring perawat berada pada kategori baik 3 responden (8,%), dengan rincian sub variabel; perilaku knowing (mengetahui) perawat berada pada kategori baik sebanyak 31 responden (6,4%), perilaku being with (menemami) perawat berada pada kategori baik 36 responden (6,%), perilaku doing for (melakukan untuk) perawat berada pada kategori baik sebanyak 30 responden (4,%), sikap caring perawat Enabling (memberdayakan) berada pada kategori baik sebanyak 36 responden (6,%), dan perilaku maintaining belief (mempertahankan keyakinan) perawat berada pada kategori baik sebanyak 8 responden (0,9%). diharapkan agar perawat lebih meningkatkan pengetahuan tentang sikap caring karena sangat membantu mempercepat proses kesembuhan pasien yang sedang dirawat sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Kata Kunci : Caring, perawat, teori Swanson. ABSTRACT Caring behavior cannot be separated from healthcare given by nurses to their patients since the relationship between the one who gives healthcare and the patients is one of factors influencing those patients satisfaction. The objective of this reearch was to find out the overview of caring behavior of nurses with Swanson theory approach at inpatient rooms of Regional Public Hospital Meuraxa Banda Aceh in 017. This descriptive-quantitative research was done by means of crosssectional study design with 14 members of population. A number of samples were chosen by using simple random sampling technique. The data needed were collected by using a questionnaire consisting of 6 items. Those data were then analyzed by employing univariate data analysis with Mean (x ). The results showed that caring behavior of 3 nurses (8.%) was in good category with sub variable knowing of 31 nurses (6.4%) was in good category, being with of 36 nurses (6.%) was in good category, doing for of 30 nurses (4.%) was in good category, enabling of 36 nurses (6.%) was in good category, and maintaining belief of 8 nurses (0.9%) was also in good category. Hence, the nurses are expected to enhance their knowledge related to caring behavior which supports the healing process and improves the quality of heathcare provided by the hospital. Keywords : Caring, Nurses, Swanson Theory 1
PENDAHULUAN Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru pelayanan kesehatan mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan dan keinginan pasien dengan tetap mengacu pada kode etik profesi. Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat dan persaingan yang semakin ketat, maka rumah sakit dituntut untuk terus melakukan peningkatan kualitas (Depkes RI, 007). Perawat merupakan satu vital dalam rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Perawat, dokter dan pasien merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin berat dalam menangani pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan karena perawat adalah tenaga kesehatan yang membina hubungan pertama kali dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan keperawatan berlangsung terus menenrus selama 4 jam sehari karena itu perawat dituntut proesionalismenya, harus yang berkualitas dan caring terhadap pasien. Caring adalah fenomena yang mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa dan mempunyai hubungan sesama (Potter Perry, 009, p.18). Seorang perawat harus memiliki perilaku caring dalam memberikan pelayanan kepada pasien, karena hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien merupakan faktor yang mempengaruhi proses kepuasan pasien terhadap pelayana yang diberikan dan kesembuhan penyakit pasien tersebut ( Watson 004, dalam Listianingsih, 013). Dalam memberikan pelayanan dirumah sakit, aplikasi caring perawat merupakan hal yang paling penting yang dapat dirasakan oleh pasien. Aplikasi sikap caring tersebut menceriminkan aspek intlektual dan keterampilan yang mendukung, sehingga dapat mewujudkan orientasi pemenuhan pelayanan terhadap masyarakat yang berkualitas dan mampu memuaskan pengguna jasa atau pasien (Anjaswarni, 000 dalam Listianingsih, 013). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran perilaku Caring Perawat dengan Pendekatan Teori Swanson di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh. METODE Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif menggunakan desain descriptive dengan pendekatan cross srctional study, yang dilaksanakan pada tanggal 13-17 juli 017 di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan teknik simple random sampling (Notoatmodjo, 010) Pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian, yaitu data demografi, dan kuesioner perilaku caring perawat. Semua pertanyaan menggunakan skala Likert dengan lima poin (1-). Data diolah dengan langkah-langkah: editing, coding, transferring, dan tabulating. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang bertujuan untuk melindungi dan menjamin kerahasiaan responden. Analisa data menggunakan analisa bivariat. HASIL Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Data Demografi NO Data Demografi f % 1 Umur Responden (Depkes, 009) a. remaja Akhir (17 thn) b. dewasa Awal (6-3 thn) c. dewasa Akhir (36-4 thn) d. lansia Awal (46- thn) e. lansia Akhir (6 6 thn) 11 13 1 8 0 3,6 7, 14,6 f. manula ( > 6 ) Jenis Kelamin Responden a. laki-laki b. perempuan 3 Lama hari rawatan a. 1-3 hari b. 4-6 hari c. 7 har 4 Rawatan ke a. Pertama Kali b. kali c. 3 kali d. 4 kal Pendidikan Terakhir a. SD sederajat b. SMP Sederajat c. SMA Sederajat d. Sarjana e. Magister 6 Status perkawinan a. belum menikah b. menikah 7 Status pekerjaan a. PNS b. IRT c. Guru d. Petani e. Buruh f. Nelayan g. wiraswasta h. Tidak berkerja 8 Penghasilan (UMP Aceh, 017) a. < Rp..00.000 b. RP..00.000 9 Penaggung Biaya a. BPJS Ketenagakerjaan b. BPJS Kesehatan 3 4 31 30 3 38 10 1 10 19 10 4 8 47 1 19 4 1 7 39 16 8 47, 43,6 6,4 4, 41,8 3,6 ` 6 18, 3,6 1,9 18, 34,6 18,1 7, 14,6 8,4 1,8 34, 7,3 1,8 1,8 3,6 70,9 14,6 8,4 Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa 1 responden (7,%) berada pada kategori umur lansia awal (46- tahun), 31 responden (6,4%) berjenis kelamin perempuan, 30 responden (4,%) berada pada kategori telah dirawat selama 1-3 hari, 38 responden (6) berada pada kategori pertama kali di rawat, 19 responden (34,6%) dengan kategori pendidikan SMA Sederajat, 47 Responden (8,4%) dengan kategori menikah, 19 responden (34,%) dengan kategori pekerjaan IRT, 39 responden (70,9%) berada pada kategori berpenghasilan <Rp..00.000 dan 47 responden (8,4%) BPJS sebagai penanggung biaya. Tabel. Perilaku caring perawat dengan pendekatan teori Swanson 1 Baik 3 8, Kurang Baik 3 41,8 Berdasarkan penelitian tabel menunjukkan bahwa gambaran perilaku caring perawat dengan pendekatan teori Swanson di Ruang Rawat Inap Rumah Aceh berada pada kategori baik 3 responden (8,%). Tabel 3. Perilaku knowing (mengetahui) perawat 1 Baik 31 6,4 Kurang Baik 4 43,6 Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa gambaran perilaku knowing (mengetahui) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Aceh berada pada kategori baik 31 responden (6,4%) 3
Tabel 4. Perilaku Being With (bersama) perawat e 1 Baik 36 6, Kurang Baik 19 34, Berdasarkan tabel.4, menunjukkan bahwa Analisa gambaran sikap caring perawat dengan pendekatan teori Swanson yang ditinjau dari asumsi being with (menemani) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik 36 responden (6,%). Tabel. Perilaku Doing for (melakukan untuk) perawat 1 Baik 30 4, Kurang Baik 4. Sumber: data primer (diolah, 017) Berdasarkan tabel, gambaran perilaku doing for (melakukan untuk) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik 30 responden (4,%). Tabel 6. Perilaku Enabling (memberdayakan) perawat 1 Baik 36 6, Kurang Baik 19 34, Berdasarkan tabel 6, gambaran perilaku enabling (memberdayakan) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik 36 responden (6,%). Tabel 7. Perilaku Maintaining Belief (mempertahankan keyakinan) perawat 1 Baik 8 0,9 Kurang Baik 7 4 Berdasarkan tabel 7, gambaran perilaku maintaining belief (mempertahankan keyakinan) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik 8 responden (0,9%). PEMBAHASAN Gambaran sikap caring perawat dengan pendekatan teori Swanson Berdasarkan tabel dan hasil pengolahan data gambaran sikap caring perawat dengan pendekatan teori Swanson di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik sebanyak 3 responden (8,%) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusnatalina (016) yang berjudul Gambaran Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran terhadap 1 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling Dapat disimpulakan bahwa perilaku caring perawat berada pada kategori baik 31 responden 60.8%. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang 4
berbeda. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien. Gambaran sikap knowing (mengetahui) perawat Berdasarkan tabel 3 dan hasil pengolahan data perilaku Knowing (Mengetahui) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik sebanyak 31 responden (6,4%). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Swanson, 1991 dalam Alligood & Tomey, 010) yang menyatakan bahwa, Mengetaui informasi kesehatan klien marupakan inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya. Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan, sehingga antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami. Gambaran perilaku being with (bersama) perawat Berdasarkan tabel 4 dan hasil pengolahan data gambaran perilaku being with (bersama) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik sebanyak 36 responden (6,%) Hasil penelitian Sigit Cahyono (011) dengan menggunakan metode kuantitatif menunjukkan bahwa perawat sudah mempraktekkan sikap caring dalam memberikan asuhan keperawatan namun 46 perawat (80,7%) kurang memberi perhatian dan ada keengganan untuk menemani dan menunggui pasien. Perawat hanya datang dan memeriksa kondisi medis pasien saja. Gambaran perilaku doing for (melakukan untuk) perawat Berdasarkan tabel dan hasil pengolahan data gambaran perilaku doing for (melakukan untuk) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik sebanyak 30 responden (4,%). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Swanson (1991) dimana perawat dalam memberikan tindakan keperawatan kepada pasien seperti merawat diri sendiri jika hal itu mungkin, memberikan perawatan yang nyaman, protektif dan antisipatif serta menjalan tugasnya dengan terampil dan kompeten sambil menjaga martabat pasien tersebut. (Alligood & tomey, 010) Gambaran perilaku enabling (memberdayakan) perawat Berdasarkan tabel 6 dan hasil pengolahan data gambaran enabling (memungkinkan) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh berada pada kategori baik sebanyak 36 responden (6,%). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Swanson (1991), dimana perawat memfasilitasi pasien untuk melalui masa-masa transisi dalam hidup nya dan melewati peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dia alami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung, dengan fokus pada masalah yang relevan, berfikir melalui masalah, dan menghasilkan alternatif, sehingga
meningkatkan penyembuhan pribadi klien, pertumbuhan, dan perawatan diri. (Alligood & Tomey, 010) Gambaran perilaku maintaining belief (mempertahankan keyakinan) perawat Berdasarkan tabel 7 dan hasil pengolahan data perilaku maintaining belief (mempertahankan keyakinan) perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Aceh berada pada kategori baik sebanyak 8 responden (0,9%). Berdasarkan penelitian Purwaningsih (014) dengan menggunakan metode kuantitatif menunjukkan bahwa sebagian besar pasien (7,7%) merasa pemenuhan kebutuhan spiritual cukup dan merasakan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual kurang (4,3%). Pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien mungkin hanya tugas rutin yang setiap harinya dijalankan oleh perawat seperti memberikan obat, infus dan kegiatan lain sesuai prosedur. Perawat juga belum memiliki waktu khusus untuk pasien misalnya hanya untuk berbincang dengan pasien. KESIMPULAN Gambaran perilaku caring perawat dengan pendekatan teori Swanson di Ruang Rawat Inap Rumah Aceh berada pada kategori baik yaitu 3 responden (8, %). Diharapkan bagi perawat agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang sikap caring perawat karena sangat membantu mempercepat proses kesembuhan pasien yang sedang dirawat sehingga pasien akan merasa sangat puas dalam menerima asuhan keperawatan yang diberikan perawat sehingga akan meningkatkan mutu pelayanana rumah sakit. REFERENSI Alligood, M.T., & Tomey., (010). Nursing Theorists and Their Work. Edisi 7. New York. Mosby Elsevier. Cahyono, S., Nugroho, H. A., & Rahayu, A. (011). Gambaran Perilaku Caring Perawat Di Ruang Nusa Indah Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. http://jurma.unimus.ac.id/index.php/per awat/article/view/33/33. 17 juli 017. Departemen Kesehatan RI. 007. Sistem Kesehatan Naional. Listianinsih, L. T., Wijaya, Y. M., & Kamanti, I. (013). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien False Emergensi Di Unit Gawat darurat Rumah Sakit Kawaluyan. https://www.scribd.com/doc/313648807 7?bu-wina. 3 November 016. Notoatmodjo, S. (010). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Purwaningsih, A. M. E., Asmaningrum, N., & Wantiyah. (014). Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Kaliwates PT Rolas Nusantara Medika Jember. http://repository.unej.ac.id/handle/1 346789/60699. 17 juli 017. Potter, P.A & Perry, A.G. (009). Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 1 Edisi 7, Editor Dripa Sjabana, Salemba Medika, Jakarta. Rusnatalina, I., Puja, L., & Zumrotul, C. (016). Gambaran Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran 6
7