HUBUNGAN PELAKSANAANPENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD AMBARAWA

Transkripsi

1 HUBUNGAN PELAKSANAANPENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD AMBARAWA Eko Susilo, ZumrotulChoiriyah, Siti Nur Aisyah ABSTRACT Health education is a process of changes in a human being related to the achievement of health an individual and society. The implementation of good health education will affect the levels of patients satisfaction. Achieving the levels of patients satisfaction means the good quality health care, and it will great benefits for the hospital. This study aims to find the correlation between the implementation of health education and the levels of patients satisfaction at the inpatient care unit Ambarawa Public Hospital. This was a descriptive correlative study with evaluation study design. The population in this study was all patientsat the inpatient care unit of Ambarawa Public Hospital. The data sampling used the purposive sampling technique with quota sampling as many as 71 patients. The data were collected by using questionnaires. The data were analyzed by using univariate and bivariate analyses by using the chisquare test with SPSS for Window Release 18. The results of this study indicated that most patients (73.2%) expressed that the implementation of health education in the inpatient car unit was already good. Most of the patients had high level of satisfaction (69%). there was significant correlation between the implementation of health education and the levels of patients satisfaction with p value of The results of this study are expected to be used as consideration for the inpatient care unit of ambarwa public hospital inincreasing the levels of patients satisfaction and improve the implementation of health education performance in provide the nursing care for the patients and families. Keywords Bibliographies : 22 ( ) : Health Education, Patients Satisfaction.

2 ABSTRAK Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan pada diri manusia yang adahubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan masyaraka. pelaksanaan pendidikan kesehatan yang baik akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Tercapainya tingkat kepuasan pasien ini menunjukkan kualitas pelayayan kesehatan sudah baik, dan ini akan membawa keuntungan besar bagi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Ambarawa. Penelitian ini adalah penelitian diskriptif korelasional dengan desain evaluation study.populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang berada diruang rawat inap RSUD Ambarawa.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan carapengambilan sampel adalah Quota Sampling sebanyak 71 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square menggunakan program SPSS for Window Release 18. Hasil penelitian : sebagian besar (73.2%) pasien mengatakan pelaksanaan pendidikan kesehatan di ruang rawat inap baik. Sebagian besar pasien di ruang rawat inap memiliki tingkat kepuasan tinggi (69%) ada hubungan antara pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien diterima atau gagal ditolak dan secara statistik bermakna dengan p=0.003 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi ruang rawat inap RSUD Ambarawa untuk meningkatkan kepuasan pasien dan memperbaiki pelaksanaan pendidikan kesehatan dalm memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga. Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, kepuasan pasien. Kepuatakaan : 22 ( ) PENDHULUAN Masalah kepuasan pasien sebagai tolok ukur tingkat kualitas pelayanan kesehatan merupakan masalah yang kompleks dan tidak mudah untuk dibatasi. Kompleksitas masalah kualitas pelayanan rumah sakit tidak saja terkait dengan keterbatasan sumber daya dan lingkungan, tetapi juga bersumber dari perbedaan persepsi tentang ukuran kualitas pelayanan antara pelanggan, petugas kesehatan, dan pemerintah atau penyandang dana. Dengan demikian aspek kepuasan pasien merupakan fenomena yang rumit, yang dapat selaras dengan kode etik profesi dan standar mutu yang ditetapkan pemerintah, tetapi dapat pula lebih dari standar tersebut (Utama, S. 2003). Salah satu aspek dari dimensi pelayanan keperawatan yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien

3 adalah pemberian informasi yang jelas, komunikasi efektif dan pendidikan kesehatan yang diperlukan oleh pasien (Potter & Perry, 2006). Hal ini didukung oleh penelitian di tiga rumah sakit di Jawa Tengah yang menjelaskan bahwa indikator kepuasan pasien yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan adalah penjelasan perawat terhadap tindakan yang akan dilakukan, pemberian dan penjelasan obat, respon perawat terhadap keluhan pasien serta sikap dan ketrampilan perawat. Berdasarkan indicator tersebut sebanyak 13,23% pasien menyatakan tidak puas, dan 86,77% puas. Dengan demikian komunikasi dan pemberian pendidikan kesehatan oleh perawat kepada pasien merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam memenuhi kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan (Suryawati, dkk., 2006). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan, peneliti mencoba mewawancarai perawat Ruang rawat iap RSUD Ambarawa, tentang pelaksanaan pendidikan kesehatan, dari dua orang perawat yang diwawancarai di ruang rawat inap, dari hasil wawancara didapatkan bahwa perawat sudah melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keularga tentang masalah kesehatan yang dialami dan menjelaskannya seperti, kenapa masalah kesehatan itu bisa terjadi, penyebabnya, hal hal yang dapat memperburuk keadaan, dan tindakan tidakan medis maupun non medis yang dapat memperbaiki status kesehatan. Perawat juga memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan diet yang harus dilakukan oleh pasien.pendidikan kesehatan dilakukan oleh perawat ketika pasien sudah terdiagnosa memiliki masalah kesehatan dan membutuhkan perawatan lebih lanjut, pada saat melakukan tindakan keperawatan, ketika pasien membutuhkan tindakan tindakan tertentu seperti operasi, endoskopi, dan USG. Selain itu perawat juga memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga pada saat pasien akan pulang, di sini perawat memberikan pendidikan kesehatan terkait dengan perawatan di rumah ( perawatan mandiri) dan cara pemberian obat. Sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pasien rawat inap, dari tujuh pasien yang diwawancarai dua diantaranya mengatakan kurang puas dengan pemberian informasi atau pendidikan kesehatan yang diberikan, dua pasien lagi mengakatakan tidak diberikan informasi terkait dengan masalah kesehatan yang sedang dialami tapi mereka mengaku puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Beda halnya dengan pernyataan dari tiga pasien yang di wawancari, dari hasil wawancara ketiga pasien mengatakan puas dengan pemberian informasi yang diberikan oleh perawat. Perawat sudah melakukan peran perawat sebagai edukator ( pemberi pendidikan kesehatan) tapi masih ada pasien dan keluarga yang merasa kuarang puas. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Dengan Tingkat

4 Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Ambarawa. Tujuan umum dalam penelitian ni adalah mengetahui hubungan pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat ianap RSUD Ambarawa. Manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan kepada institusi Rumah Sakit bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kepuasanpasien, dan bagi perawat sebagai bahan masukan agar selalu melaksanakan pendidikan kesehatan untuk pasien dan meningkatkan kepuasan pasien. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian diskriptif korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahuihubungan pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien.desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan evaluation study. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner yaitu membagikan daftar pertanyaan kepada responden. Dimana jawaban responden akan di isi oleh responden atau di wakilkan oleh keluarga terdekat pasien untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan kesehatan dan tingkat kepuasan pasien. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan program SPSS. Analisis univariat pada penelitian ini pelaksanaan pendidikan kesehatan dan tingkt kepuasan pasien, sedangkan analisis bivariatnya adalah hubungan pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien dengan menggunakan uji statistik chai square test. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki Perempuan Berdasarkan tabel 1 karakteristik jenis kelamin responden dalam penelitian lebih didominasi oleh pasien perempuan, yaitu 54.9% atau 39 pasien sedangkan yang berjenis kelaminlaki laki sebesar 45.1% atau 32 pasien. Tabel 2 Umur Responden Umur Frekuensi Persentase (%) Berdsarkan tabel 2 karakteristik umur responden dalampenelitian lebih didominasi oleh pasien yang berusia tahun, yaitu 42.3% atau 30 pasien sedangkan yang berusia tahun sebanyak 20 pasien atau 28.2% dan yang berusia sebanyak 21 pasien atau 29.6%. Tabel 3 Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) PNS Wiraswsta Petani Serabutan Berdasarkan tabel 3 karakteristik pekerjaan responden dalam penelitian lebih

5 didominasi oleh pasien yang berkerja sebagai wiraswsta, yaitu 50.7% atau 36 pasien sedangkan yang berkerja sebagai petani 29.6% atau 21 pasien, yang berkerja serabutan 16.9% atau 12 pasien, dan yang berkerja sebagai PNS 2 pasien atau 2.8%. Tabel 4 Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) PT SMA SMP SD Berdasarkan tabel 4 karakteristik pendidikan responden dalam penelitian lebih didominasi oleh pasien yang tingkat pendidikan SMA, yaitu 33.8% atau 24 pasien sedangkan yang tingkat pendidikan SD sebanyak 23 pasien atau 32.4%, yang tingkat pendidikan SMP sebanyak 20 pasien atau 28.2%, dan yang tingkat pendidikan PT sebanyak 4 pasien atau 5.6%. Tabel 5 Pembiayaan Pembiayaan Frekuensi Persentase (%) BPJS Umum Berdasarkan tabel 5 karakteristik pembiayaan responden dalam penelitian lebih didominasi oleh pasien yang gratis, yaitu 48 pasien yaitu 67.6% sedangkan yang bayar sebanyak 23 pasien atau 32.4%. Tabel 6 lama Perawatan Lama Hari Rawat Frekuensi Persentase (%) Berdasarkan tabel 6 karakteristik lama hari rawat responden dalam penelitian lebih didominasi oleh pasien yang dirawat 4 dan 5 hari, yaitu 36.6% atau 26 pasien, sedangkan yang dirawat 4 hari sebanyak 19 pasien atau 26.8%. Tabel 7 Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Pelaksanaan Pendidikan Frekuensi Persentase kesehatan (%) Dilaksanakan dengan baik 52 73,2 Dilaksanakan cukup baik 19 26,8 Dilaksanakan kurang baik 0 0 Dilaksanakan tidak baik 0 0 Berdasarkan table 7 dapat diketahui bahwa sebagian besar pelaksanaan pendidikan kesehatan di ruang rawat inap RSUD Ambarawa dalam kategori dilaksanakan dengan baik, yaitu sejumlah 52 pasien atau 73.2%, sebagian dalam kategori dilaksanakan dengan cukup baik yaitu sejumlah 19 pasien atau 26.8%. Tabel 8 Kepuasan pasien Kepuasan Pasien Frekuensi Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah 0 0 Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa sebagian besar pasien yang berada di ruang rawat inap RSUD Ambarawa memiliki tingkat kepuasan tinggi, yaitu sejumlah 44 pasien atau 69%, sedangkan yang memiliki tingkat kepuasan sedang 26 orang atau 31%, dan yang memiliki tigkat kepuasan rendah yaitu 1 pasien atau 1%.

6 Tabel 9 Hubungan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Dengan Tingkat kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Ambarawa Pelaksanaan Pendidikan kesehatan Tingkat Kepuasan P - value OR Sedang Tinggi Total f % f % f % Dilaksanakan % % dengan baik % Dilaksanakan % % dengan cukup % baik Total 22 31% 49 69% % Berdasarkan uji Chi Square, telah Tingkat Kepuasan Pasien didapatkan Nilai P-value sebesar Terlihat bahwa P-value = 0.003< α (0.05), ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Ambarawa.Dari hasil uji juga diperoleh Odd Rasio 2.188, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan dengan kurang baik beresiko kali lebih besar memiliki tingkat kepuasan yang tidak tinggi. PEMBAHASAN Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Ambarwa tentang pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Ambarawa pada bulan agustus menunjukkan bahwa dari 71 responden yang di teliti 19 pasien atau 26.8% menilai pelaksanaan pendidikan kesehatan dilaksanakan dengan cukup baik, 52 pasien atau 73.2% menilai pelakanaan pendidikan kesehatan dilakanakan dengan baik, Berdasarkan hasil analisa terdapat 22 pasien atau 31.0% mempunyai tingkat kepuasan sedang karena dimungkinkan mereka tidak mendapatkan pendidikan kesehatan. Gibson (1987) dalam Supranto (2006).mendefinisikan bahwa kepuasan seseorang (pasien atau pelanggan) berarti terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan dan diperoleh dari pengalaman melakukan sesuatu pekerjaan, atau memperoleh perlakuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Dalam penelitian 49 pasien atau 69% memiliki tingkat kepuasan tinggi. Kepuasan pasien yang tinggi ini dapat dipengaruhi oleh beberap hal antara lain: pendidikan, umur, jenis kelamin dan status ekonomi yang berhubungan dengan kelas perawatan (Utama, 2005 dan Rachmadi, 2008) Hubungan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Dengan Tingkat kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Ambarawa Berdasarkan hasil analisa Chi Square didapatkan bahwa ada hububngan antara pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan

7 tingkat kepuasan pasien dengan kemaknaan atau signifikansi p = Adanya hubungan antara pelaksanaan pendidikan kesehatan, juga dapat dilihat pada analisa tabel silang bahwa dari pasien yang mendapatkan pendidikan kesehatan cukup baik dan pasien yang memiliki kepuasan tinggi sebanyak 8 pasien atau 42.1% dan pasien yang mendapatkan pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan baik dan memiliki kepuasan yang tinggi sebanyak 41 orang atau 78.8%. Pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam hal ini dapat dipengarui oleh banyak faktor diantranya faktor yang berasal dari perawat adalah: sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu (Notoadmodjo, S. 2003) dan faktor yang berasal dari pasien motivasi, kemampuan dalam belajar, sikap, rasa cemas/emosi, kesehatan fisik, pendidikan, tahap perkembangan dan pengetahuan sebelumnya. Adanya hubungan antara kedua variabel ini juga dapat dilihat dari analisa tabel silang bahwa dari pasien yang memiliki tingkat kepuasan tinggi dan mendapatkan pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan cukup baik sebanyak 8 responden atau 42.1%, sedangkan yang memiliki tingkat kepuasan sedang dan mendapatkan pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan cuku baik sebanyak 11 responden atau 57.9%. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ambarwa tahun 2014, maka dapat diambil kesimpulan. 1. Sebagian besar responden mendapatkan pendidikan kesehatan dengan baik sejumlah 52 pasienatau 73.2% 2. Sebagian besar responden memiliki tingkat kepuasan tinggi sejumlah 49 oarang atau 69% 3. Ada hubungan antara pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Ambarawa dengan signifikasi atau kemaknaan sebesar p= SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi perawat atau keperawatan Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat, diharapkan dapat terus melaksanakan pendidikan kesehatan dengan baik karena dengan perawat melaksanakan pendidikan kesehatan dengan baik maka dapat menghasilkan kepuasan pasien yang tinggi.maka olehk arena itu, perawat senantiasa menyadari pentingnya pendidikan kesehatan bagi pasien. 2. Bagi Rumah Sakit Bagi rumah sakit diharapkan terus melakukan upaya upaya untuk meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, karena kebijakan dan dukusngan dari rumah sakit danpat mempengaruhi pelaksanaan

8 pendidikan kesehatan dan tingkat kepuasan pasien.tanpa motivasi yang baik sulit bagi perawat untuk menghasilkan kepuasan yang tinggi bagi pasien. 3. Peneliti Lanjutan Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan metode penelitian dengan menggunakan kualitatif, yaitu dengan wawancara mendalam mengenai bagaimana pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasie. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta Notoadmodjo,S. (2005). Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta : Renika cipta Potter, A.P. & Perry, G.A (2006). Fundamentals of Nursing : consepts, process, and practice. ( Dasar _ Dasar Keperawatan : konsep, proses, dan praktik). St Louis: Saryono, SKp.M.Kes. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Buku Kesehatan: Mitra Candika Jogjakarta Supranto,J. (2006). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Penerbit : Dineka Cipta Utama, S. (2005). Memahami Fenomena Kepuasan Pasien Rumah Sakit. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 09 (1)