BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Beji terdiri 14 pedusunan, selain dua yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Ilmu Ekologi dikenal dengan istilah habitat. jenis yang membentuk suatu komunitas. Habitat suatu organisme untuk

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan paling tinggi di dunia. Keanekaragaman tumbuhan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

BAB I PENDAHULUAN. itu merupakan suatu anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Menurut UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. macam fungsi. Fungsi fungsi hutan di antaranya adalah sebagai pengatur siklus

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu asosiasi kehidupan, baik tumbuh-tumbuhan (flora)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Keberadaan hutan di Indonesia mempunyai banyak fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil bambu yang cukup besar. Banyak

TINJAUAN PUSTAKA. tinggi yang tersebar di ekosistem hutan dataran rendah Dipterocarpaceae sampai hutan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Suginingsih (2008), hutan adalah asosiasi tumbuhan dimana pohonpohon

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. alam dan jasa lingkungan yang kaya dan beragam. Kawasan pesisir merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan manusia. Menurut Undang-Undang Kehutanan No.41 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini ada yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.67/Menhut-II/2006 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR INVENTARISASI HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

BAB I PENDAHULUAN. Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

I. PENDAHULUAN. dan lautan. Hutan tersebut mempunyai karakteristik unik dibandingkan dengan

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

SMP NEGERI 3 MENGGALA

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk ke dalam kategori negara

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hasilhutan non kayu adalah hasil hutan yang didapat secara langsung.air bersih

BAB I PENDAHULUAN. pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. klimaks pada daerah dengan curah hujan mm per tahun, rata-rata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara lestari sumber daya alam hayati dari ekosistemnya.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data tentang luas tutupan lahan pada setiap periode waktu penelitian disajikan pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan bahwa Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. Masyarakat pemangku adat Hutan Wonosadi utamanya adalah warga dusun Duren dan Sidorejo yang termasuk dalam wilayah Desa Beji Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Beji terdiri 14 pedusunan, selain dua yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu: Tungkluk, Serut, Ngelo Kidul, Ngelo Lor, Beji, Grojogan, Banaran, Bejono, Bendo, Tegalrejo, Daguran Lor dan Daguran Kidul. Dusun-dusun tersebar di antara tanah perbukitan dan di antaranya berbatubatu besar. Wilayah hutan Wonosadi terdiri dari kurang lebih seluas 25 ha hutan inti. Tanah ini merupakan tanah negara dan berstatus sebagai Tanah Oro-Oro. Wilayah hutan sedang diajukan untuk menjadi Hutan Adat. Pengajuan dilakukan kepada Menteri Kehutanan melalui Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Wilayah hutan penyangga ini merupakan tanah hak sehingga masyarakat berhak untuk menanami dan mengelolanya sendiri meskipun tetap dalam koordinasi dengan pengelola hutan karena keberadaannya sangat mendukung hutan inti. Selebihnya adalah 1

hutan produksi yang dikelola masyarakat yang berupa sisa lahan dari luas wilayah 725,88 ha. Menurut sejarahnya Alas Wonosadi dapat dikatakan terbentuk dari permudaan yang terjadi secara alami karena tidak ada campur tangan manusia dalam hal permudaan dan pengelolaannya. Permudaan alami diartikan sebagai pertumbuhan tanaman hutan yang terjadi secara alami. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permudaan alam diantaranya faktor iklim, faktor tanah, dan faktor biologis. Permudaan alami dapat terjadi dengan bantuan tenaga air, tenaga angin, dan dengan hewan atau makhluk hidup. Perbedaan agen penyebar ini menyebabkan persebaran tiap-tiap individu berbeda-beda. Masyarakat adat di desa Beji Kecamatan Ngawen Gunung Kidul memiliki potensi kearifan lokal yang bernilai tinggi dalam melestarikan hutan adat Wonosadi. Kepatuhan warga desa Beji untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan alam, hingga kini tetap dilakukan. Kepatuhan warga desa diwujudkan dengan tetap menjaga kelestarian hutan dengan cara tidak merusak kelestarian hutan yang antara lain warga desa tidak diperkenankan untuk mengambil kayu di hutan Wonosadi dengan sembarangan. Masyarakat adat di desa Beji Kecamatan Ngawen Gunung Kidul memiliki potensi kearifan lokal yang bernilai tinggi dalam melestarikan hutan adat Wonosadi. Ketekunan masyarakat dalam pelestarian lingkungan telah menjadikan Hutan Adat Wonosadi sebagai kenyamanan bagi aneka flora dan fauna. Salah satu anggota ekosistem yang terdapat di Hutan Wonosadi adalah pohon yang berfamili Myrtaceae yaitu salah satunya pohon Jambu (Eugenia spp.). Eugenia. merupakan 2

salah satu jenis tanaman kehutanan yang tumbuh di kawasan Alas Wonosadi Ngawen Gunungkidul. Eugenia merupakan genus terbesar di Malaya. Jenis ini merupakan tanaman berbunga yang termasuk dalam famili Myrtaceae. Sekitar 1800 spesies Eugenia di seluruh daerah tropis, 193 spesies liar dan 7 yang dibudidayakan di Malaya Ketinggian tempat yang cocok untuk pertumbuhan jambu adalah dataran rendah dan dataran tinggi hingga 1200 mdpl. Meskipun Indonesia menjadi bagian dari pusat penyebaran Eugenia akan tetapi hanya sedikit sekali spesies yang telah dikenal oleh masyarakat. Umumnya spesies tersebut telah dikenal oleh masyarakat karena telah banyak dibudidayakan. Spesies tersebut dikenal karena dikonsumsi buahnya ataupun sebagai bahan baku obat dan industri. Umumnya Eugenia merupakan spesies yang tumbuh secara alami di hutan. Habitat alami bagi spesies dari marga ini adalah hutan hujan pada berbagai tipe vegetasi. Di Indonesia sendiri belum banyak penelitian dan pengembangan terhadap manfaat dari Jambu (Eugenia spp.) sehingga perhatian terhadap persebarannya masih sangat terbatas. Eugenia memiliki banyak spesies yang menghasilkan buah, memiliki penampakan indah dan menghasilkan komoditas industri sehingga banyak disukai orang. Selain dapat dimanfaatkan buahnya, kayunya yang keras dan berwarna kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan, asalkan tidak terkena tanah. Hanya biasanya ukurannya terlalu kecil. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk bahan obat-obatan dan tidak jarang juga digunakan sebagai pembungkus makanan. Begitu banyaknya jenis-jenis Eugenia yang menyusun hutan sehingga perlu adanya identifikasi untuk setiap jenis yang ada supaya dapat diketahui jenis 3

yang menyusun hutan tersebut. Terkadang seseorang mengetahui jenis tersebut dengan nama daerah setempat, sehingga perlu adanya pemberian nama ilmiah dengan tujuan agar nama suatu jenis tersebut sama untuk setiap daerah. Berdasarkan manfaat-manfaat yang ada maka pohon ini perlu dibudidayakan, sedangkan penelitian mengenai keanekaragaman Eugenia belum banyak dilakukan dan belum tersedia informasinya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap identifikasi jenis yang termasuk dalam Eugenia dan penyebarannya. Dengan adanya identifikasi spesies dan persebaran spesies tersebut diharapkan dapat diketahui kondisinya yang tumbuh secara alami. Selanjutnya akan dilakukan upaya pengelolaan dan konservasi karena keberadaannya akan berkaitan dengan proses-proses ekologi di Alas tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Eugenia sp. tumbuh di dalam kawasan dan menjadi salah satu komponen penting penyusun ekosistem di dalamnya. Informasi mengenai jenis-jenis spesies, penyebaran spesies serta kondisi populasi Eugenia di kawasan ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan pengelolaan kawasan ini. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dan pengkajian mengenai Eugenia di Alas Wonosadi Ngawen Gunungkidul. Beberapa spesies Eugenia memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai bahan obat dan pemanfaatan batang untuk okulasi. Potensi tersebut belum banyak diungkap, terutama yang berkaitan dengan kondisi populasi alaminya. Hingga saat ini belum ada informasi mengenai kondisi dan keanekaragaman Eugenia di Alas Wonosadi Ngawen 4

Gunungkidul. Karena Eugenia memiliki berbagai manfaat namun keberadaannya dipandang oleh masyarakat sekitar tidak memiliki banyak manfaat maka adanya identifikasi Eugenia dan persebarannya penting dilakukan guna mengetahui spesies-spesies yang termasuk dalam Eugenia sp. dan tingkat persebarannya di Alas Wonosadi Ngawen Gunungkidul. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis jambu (Eugenia) dan persebarannya di Alas Wonosadi, Ngawen, Gunungkidul. Penelitian yang dilakukan terhadap populasi pada tingkatan hidup pohon dari tingkat semai sampai sapihan untuk setiap spesies Eugenia. 1.4. Manfaat Penelitian Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh data dan informasi berupa jenis-jenis dan sebaran jumlah pohon Jambu (Eugenia) di Alas Wonosadi, Ngawen, Gunung Kidul. Informasi ilmiah mengenai jenis-jenis Eugenia dan persebarannya dapat menjadi dasar untuk mempertahankan jenis tersebut dan pengelolaan spesiesnya di Alas Wonosadi Ngawen Gunungkidul. Informasi yang berkaitan dengan potensi dan pemanfaatannya diharapkan dapat mendorong upaya pengenalan dan pengembangan spesies Eugenia yang belum banyak dikenal masyarakat. Selain itu agar masyarakat sekitar Alas Wonosadi dapat menjaga dan memanfaatkan pohon jambu sesuai dengan potensinya. 5