BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sesudah pemberian obat Anti tuberkulosis fase awal dilakukan di BP4

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemberian OAT fase awal di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru)

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PRAKATA... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik dan bangsal THT-KL dan laboratorium

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proposal

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui jenis-jenis efek samping pengobatan OAT dan ART di RSUP dr.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tuberkulosis yang menyerang organ diluar paru-paru disebut

BAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini adalah kasus dan kontrol, 13

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Uji Statistik

PERBEDAAN KADAR UREUM-KREATININ SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN OBAT ANTITUBERKULOSIS FASE AWAL

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSEMBAHAN ii HALAMAN MOTTO. iii HALAMAN PERNYATAAN. iv HALAMAN BIMBINGAN. v HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN MULTIPEL MIELOMA PADA BERBAGAI TAHAP PEMBERIAN KEMOTERAPI ( Studi Observasional di RSUP Dr. Kariadi Semarang )

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi

BAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh. Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V. KESIMPULAN, SARAN & RINGKASAN. V.1. Kesimpulan. anti tuberkulosis akhir fase intensif pada 58 subyek penelitian ini. V.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

PERBEDAAN KADAR LEUKOSIT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA FASE AWAL

Ethical Clearance 64

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental quasi dengan desain pre post test. Pasien pencabutan gigi di RSGM UMY. { } N = Jumlah subyek yang diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mencangkup keilmuan Biokimia, Geriatri, Neurosains.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian tentang perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian obat Anti tuberkulosis fase awal dilakukan di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) Ngadinegaran, Yogyakarta yang dimulai dari bulan September - Desember 2014. Responden dari BP4 pada saat penelitian dilaksanakan berjumlah 19 orang. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan di Laboratorium BP4 Yogyakarta. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi yaitu manifestasi klinis dan telah terdiagnosis dokter menderita penyakit tuberkulosis paru berusia 16 sampai 65 tahun pada saat penelitian dilaksanakan, bersedia menjadi responden penelitian dan bekerjasama selama proses penelitian berlangsung. Bersedia dilakukan pemeriksaan hemoglobin dan diambil darahnya sebelum minum OAT (bersedia mengkonsumsi OAT sebagai perlakuan dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan, bersedia dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan diambil darahnya setelah minum OAT fase awal. 27

28 B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik Accidental Sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia karena terbatasnya responden yang ada untuk mengikuti penelitian. Responden diperoleh setelah peneliti melakukan penjelasan tentang jalannya penelitian, tujuan, dan manfaat penelitian ini. Responden memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diberikan informed consent. Subyek pada penelitian ini berjumlah 19 responden dengan pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian OAT fase awal. Berdasarkan usia, dapat dikategorikan menjadi 5 kelompok, kelompok usia 15-25 tahun sebanyak 7 orang (37 %), kelompok 26-35 tahun sebanyak 2 orang (10%), kelompok usia 36-45 tahun sebanyak 3 orang (16%), kelompok usia 46-55 tahun sebanyak 3 orang (16%), dan kelompok usia 56-65 tahun sebanyak 4 orang (21%).

29 Tabel. 4. Distribusi sampel berdasarkan usia Kategori umur Jumlah (orang) % 15-25 7 37 % 26-35 2 10 % 36-45 3 16 % 46-55 3 16 % 56-65 4 21 % Total 19 100 Tabel. 5 Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin Kategori jenis kelamin Jumlah (orang) % Laki-laki 10 53 % Perempuan 9 47 % Total 19 100 Ditinjau dari jenis kelamin, 10 orang laki-laki (53%) dan 9 orang perempuan (47%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa penderita tuberkulosis paru laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Salah satu faktor pasien tuberkulosis lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan adalah adanya faktor sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi dan budaya menjadi hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan yang dapat

30 menyebabkan tidak tercatatnya pasien TB pada perempuan, khususnya di negara-negara berkembang (Neyrolles, 2009). 2. Data Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Pemberian OAT Pada penelitian ini telah didapatkan data hasil pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian OAT fase awal. Grafik 1. Kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian OAT 25.00 20.00 15.00 10.00 hb sebelum hb sesudah 5.00 0.00 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19

31 Tabel 6. Tabel rerata (mean) dan paired sample-test pada hemoglobin Pemberian OAT N Kadar Hb Mean ± SD Paired sample-test pre 19 12.26 g/dl p = post fase awal 19 13.14 g/dl 0.037 Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 19 orang responden yang diperiksa kadar hemoglobin, didapatkan nilai statistik dari kedua sampel. Kadar hemoglobin sebelum pemberian OAT rata-rata (mean) 12.26 g/dl, sedangkan sesudah pemberian OAT fase awal responden mempunyai rata-rata (mean) hemoglobin 13.14 g/dl. Kemudian dilakukan ujian normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk karena sampel yang digunakan kurang dari 50. Didapatkan nilai signifikansi pada hemoglobin sebelum pemberian OAT fase awal sebesar 0.629 dan nilai signifikasi sesudah pemberian OAT fase awal sebesar 0.069. Dari data tersebut menunjukkan bahwa distribusi data pada hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian OAT fase awal normal sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah paired sample test. Hasil dari paired sample test didapatkan signifikansi sebesar p=0.037 (p<0.05). Hal ini berarti terdapat perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian OAT fase awal. Hasil dari data tersebut menunjukkan bahwa H1 diterima yaitu terdapat perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian OAT fase awal.

32 Tabel 7. Sampel yang mengalami peningkatan dan penurunan setelah Sampel Jumlah Turun Naik hemoglobin 19 6 13 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 19 orang responden pada kadar hemoglobin terdapat 13 orang yang mengalami peningkatan hemoglobin dan 6 orang mengalami penurunan kadar hemoglobin. Terdapat peningkatan kadar hemoglobin yang signifikan pada responden yang diperiksa kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian OAT fase awal C. Pembahasan Pada beberapa pasien tuberkulosis menunjukan kadar hemoglobin yang cenderung menurun sebelum pengobatan yg dikaitkan dengan adanya anemia pada penyakit kronis. Tuberkulosis merupakan salah satu penyebab tersering anemia pada penderita laki-laki dewasa dan wanita yang tidak sedang dalam keadaan hamil pada negara berkembang. Anemia penyakit kronis terjadi karena beberapa hal seperti terganggunya proses eritropoesis oleh mediator inflamasi seperti faktor TNF-α,interleukin (IL- 1), interferon-y (IFN-y) yang dapat menimbulkan hypoferiremia (penurunan kadar zat besi dalam darah) dan penurunan produksi feritin. (Galih Purnasari, 2011).

33 Selain itu penyakit kronis juga berpengaruh terhadap penurunan sensitivitas terhadap eritropoietin dan membuat masa hidup eritrosit menjadi pendek. Anemia penyakit kronis lebih sering ditemukan pada penderita tuberkulosis ekstra paru dan tuberkulosis diseminata. Tuberkulosis termasuk dalam suatu penyakit kronis. Pada penderita tuberkulosis secara kasat mata menunjukkan adanya penurunan berat badan yang ditunjukkan.. Adanya gejala penurunan berat badan berhubungan dengan kecukupan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Hemoglobin akan terbentuk jika zat besi yang ada dalam tubuh cukup tersedia. Ketika asupan gizi dalam tubuh berkurang, nutrisi yang masuk seperti zat besi akan menurun juga. Hal ini akan mempengaruhi terbentuknya hemoglobin sehingga akan terjadi penurunan kadar hemoglobin. Nilai normal hemoglobin pada pria dewasa < 13,5 g/dl dan pada wanita dewasa < 11,5 g/dl. Dalam penelitian sebelumnya yang berjudul Hubungan Usia, Jenis Kelamin, dan Status Nutrisi dengan Kejadian Anemia pada Pasien Tuberkulosis di RSUP DR. KARIADI SEMARANG karya Adinda Devi Martina mengatakan bahwa Terdapat hubungan antara status nutrisi dengan kejadian anemia pada pasien tuberkulosis. Parameter untuk status nutrisi memakai albumin. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan observasi mengenai asupan gizi dan pengukuran kadar albumin guna mengetahui status nutrisi pasien. Obat lini pertama pada terapi OAT adalah isoniazid, rifampisin, streptomisin, etambutol, dan pirozinamid. Kerja Isoniazid meningkatkan

34 ekskresi B6 melalui urin dan menimbulkan terjadinya defisiensi B6 yang merupakan kofaktor dalam proses biosintesis heme. Adanya penurunan kadar hemoglobin pada beberapa pasien dapat dikaitkan dengan efek samping dari obat isoniazid yg dapat menimbulkan defisiensi B6. Peningkatan kadar hemoglobin setelah pengobatan oat fase awal dapat terjadi jika asupan gizi yang masuk kedalam tubuh pasien tersebut mampu memenuhi kebutuhan zat besi yang digunakan dalam pembentukan hemoglobin. Pengaturan makan pasien tuberkulosis dengan pola tinggi kalori tinggi protein dapat ikut serta dalam meningkatkan kadar hemoglobin