BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada kajian pustaka ini diuraikan tentang teori-teori yang mendasari

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. percakapan tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

ERIZA MUTAQIN A

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA TAYANGAN GALAU NITE DI METRO TV: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Nordquist (2014) mengatakan bahwa Dialogue is a verbal exchange

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK MESEM SURAT KABAR HARIAN WARTA JATENG

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

KRITIK SOSIAL DALAM HUMOR STAND UP COMEDY EPISODE KITA INDONESIA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA SEBAGAI SARANA PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM WACANA LISAN KOMIKA DODIT MUYANTO

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

PRINSIP KERJA SAMA, IMPLIKATUR PERCAKAPAN, DAN KESANTUNAN ANTARA GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SEKOLAH MASTER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada kajian pustaka ini diuraikan tentang teori-teori yang mendasari permasalahan pada penelitian ini. Teori ini digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan dan diharapkan dapat memperkuat keakuratan data. Teori teori tersebut adalah pragmatik, teori tindak tutur, tujuan tuturan, prinsip kerja sama, dan pelanggaran prinsip kerja sama. 2.1 Pengertian Pragmatik Pada saat berkomunikasi manusia sangat membutuhkan bahasa sebagai medianya. Bahasa diharapkan dapat mewujudkan komunikasi yang baik bagi penggunanya. Untuk mewujudkan hal ini, masyarakat tutur sangat membutuhkan ilmu yang mengkaji tentang kebahasaan. Dalam hal ini ilmu pragmatik hadir untuk mengkaji maksud bahasa yang dituturkan sesuai dengan konteks. Menurut Leech (1993:8), Pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situation). Situasi-situasi ujar meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan, tuturan, waktu, dan tempat. Maksudnya adalah ilmu yang mempelajari tentang makna tuturan dari situasi ujar. Dalam penerapannya ilmu pragmatik juga harus sesuai konteks, mempunyai tujuan, tindak ilokusi, tuturan, waktu dan tempat. Unsur-unsur tersebut harus ada untuk mengkaji makna yang disampaikan. 6

7 Menurut Yule (1996) pragmatik merupakan studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh pendengar. Yule (1996) juga menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Prakmatik sangat penting dalam linguistik, yaitu untuk mengkaji bahasa dengan memperhitungkan penggunanya. Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan studi tentang pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu baru yang erat kaitannya dengan semantik. Pragmatik muncul sebagai usaha mengatasi kebuntuan sematik dalam mengkaji makna kalimat (Wiryonitoyo, 2013:14). Jelas bahwa pragmatik merupakan sebuah kajian studi tentang makna dari ucapan-ucapan khusus dan tentunya dalam situasi khusus juga. Maksudnya pragmatik lebih mengkaji tentang ujaran yang disampaikan dalam kegiatan sosial. Selanjutnya Purwo (1990) mengemukakan pragmatik merupakan telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik. Levinson (Rahardi, 2005) menjelaskan pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud harus sesuai anatara tuturan dengan situasi tuturan. Menurut Wiryotinoyo (2006) pemahaman konteks sangat diperlukan dalam analisis pragmatik. Bertolak dari pemahaman konteks inilah satu satunya bahasa dalam suatu tuturan dapat dijelaskan.

8 Beberapa pengertian mengenai studi pragmatik di atas sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pragmatik. Maka dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan studi yang mempelajari makna suatu ujaran berdasarkan konteks dalam kehidupan sosial. Studi pragmatik sangat erat hubungannya dengan makna dan pengkajiaanya harus sesuai dengan situasi ujar. 2.2 Teori Tindak Tutur Teori tindak tutur merupakan pandangan yang mempertegas bahwa ungkapan suatu bahasa dapat dipahami dengan baik apabila dikaitkan dengan situasi konteks terjadinya ungkapan tersebut. Chaer (2010:27), mengemukakan Tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu. Maksudnya tuturan yang disampaikan berasal dari dalam diri penutur atau disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kejiwaan penutur. Selanjutnya Yule (1996:82), mengemukakan Tindak tutur merupakan tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan, misalnya usaha seseorang dalam mengungkapkan diri mereka. Mereka tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata saja, tetapi mereka memperlihatkan tindakan-tindakan melalui tuturan itu. Maksudnya adalah seseorang melakukan tuturan tidak hanya menggunakan kata-kata teapi juga menggunakan mimik wajah ataupun gerak tubuh lainnya.

9 Beberapa pengertian tindak tutur di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan tuturan seseorang untuk menyampaikan makna melalui bahasa yang didukung dengan gerak tubuh dan ekspresi wajah. 2.3 Tujuan Tuturan Leech (1993:20) mengemukakan Tujuan tuturan adalah maksud yang ingin dicapai oleh penutur dengan melakukan tindakan bertutur. Bentuk-bentuk tuturan yang dilakukan oleh penutur dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tuturan. Bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan satu maksud atau sebaliknya satu maksud dapat disampaikan dengan berbagai bentuk tuturan. 2.4 Prinsip Kerja Sama Dalam sebuah pertuturan, untuk menghasilkan pertuturan yang efektif dan koheren, penutur dan mitra tutur harus mematuhi prinsip yang dinamakan prinsip kerja sama (PK). Maksudnya PK adalah kaidah-kaidah yang mengatur suatu tuturan agar tercapai tujuan melakukan tuturan tersebut. PK terdiri atas empat maksim. Maksim ialah prinsip yang harus ditaati oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi. Grice (Leech, 1993) menjelaskan empat maksim tersebut ialah sebagai berikut. 2.4.1 Maksim Kuantitas Grice (Leech, 1993) menjelaskan untuk maksim kuantitas berikan jumlah informasi yang tepat yaitu berikut ini. 1) Sumbangan informasi Anda harus seinformatif yang dibutuhkan. 2) Sumbangan informasi Anda jangan melebihi yang dibutuhkan.

10 Maksud pernyataan Grice di atas adalah dalam memberikan informasi atau keterangan jangan melebih-lebihkan atau mengurangi informasi yang sebenarnya. Jika informasin tersebut tidak sesuai dengan fakta maka tuturan tersebut dianggap melanggar maksim kuantitas. Di bawah ini merupakan contoh tuturan yang memenuhi pematuhan PK maksim kuantitas menurut Leech (1993) untuk menjelaskan maksim kuantitas menurut yang dikemukakan oleh Grice. (1) Jill ate some of the biscuits. (Jiil makan beberapa biskuit.) Pernyataan di atas mematuhi maksim kuantitas karena memberikan informasi yang informatif, penutur di atas memberikan informasi bahwa Jill memakan biskuit. Walaupun informasi di atas tidak memberikan penjelasan mengenai berapa jumlah biskuit yang dimakan Jill namun tuturan diatas informatif karena memberikan informasi Jill memakan biskuit. Hal ini sesuai dengan syarat maksim kuantitas yang mengharuskan tuturan harus memberikan informasi seinformatif mungkin. 2.4.2 Maksim Kualitas Grice (Leech, 1993), mengemukakan usahakan agar sumbangan informasi anda benar, yaitu berikut ini. 1) Jangan mengatakan sesuatu yang anda yakini bahwa itu tidak benar. 2) Jangan mengatakan sesuatu yang bukti kebenarannya kurang meyakinkan. Dalam menyampaikan sebuah informasi harus sesuai dengan apa yang terjadi, dan jika masih ragu mengenai informasi tersebut akan lebih baik tidak dikatakan. Jika

11 informasi yang belum pasti kebenarannya disampaiakan maka dapat dipastikan hal itu melanggar maksim kualitas. Setiap peserta percakapan maksim kualitas hendaknya didasarkan pada buktibukti yang memadai. Di bawah ini merupakan contoh tuturan yang memenuhi pematuhan PK maksim kualitas menurut Leech (1993) untuk menjelaskan maksim kualitas yang dikemukakan oleh Grice. (2) My sister is married, and her husband works for NASA. (Kakak saya sudah menikah, dan suaminya bekerja NASA.) Pernyataan di atas mematuhi maksim kualitas karena meberikan informasi sesuai fakta. Pernyataan di atas memberikan keterangan mengenai kakak-nya sudah menikah dan suaminya bekerja di NASA. Hal ini sesuai dengan syarat maksim kualitas yang mengharuskan tuturan harus memberikan informasi sesuai dengan apa yang terjadi. 2.4.3 Maksim Hubungan Grice (Leech, 1993) mengemukakan untuk maksim hubungan memiliki ketentuan yaitu usahakan agar perkataan anda ada relevansinya. Di dalam maksim hubungan, dinyatakan bahwa agar terjalin kerjasama yang baik antara penutur dan mitra tutur, masing-masing hendaknya dapat memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan itu. Bertutur dengan tidak memberikan kontribusi yang demikian dianggap tidak mematuhi dengan melanggar PK.

12 Di bawah ini merupakan contoh tuturan yang memenuhi pematuhan PK maksim hubungan menurut Leech (1993) untuk menjelaskan maksim hubungan yang dikemukakan oleh Grice. (3) A: Where s my box of chocolates? B: The children were in your rooms this morning. (A: Di mana kotak cokelatku?) (B: Anak-anak masuk ke dalam kamarmu tadi pagi.) Tuturan B di atas memenuhi maksim hubungan karena walaupun B tidak menjawab pasti dimana letak kotak cokelat A, namun B memberikan informasi yang berhubungan dengan pertanyaan A. Tuturan B memberikan gambaran mengenai dimana kotak cokelat A karena ia melihat ada anak-anak masuk ke dalam kamar A, dan hal ini sesuai dengan syarat maksim hubungan yang mengahruskan tuturan harus berhubungan dengan apa yang dibicarakan dan tidak keluar dari konteks pembicaraan. 2.4.4 Maksim Cara Grice (Leech, 1993) mengemukakan untuk maksim cara usahakan agar mudah dimengerti. Maksim cara memiliki ketentuan sebagai berikut. 1) Hindarilah pernyataan-pernyataan yang samar. 2) Hindarilah ketaksaan. 3) Usahakan agar ringkas (hindarilah pernyataan-pernyataan yang panjang lebar dan bertele-tele). 4) Usahakan agar anda berbicara dengan teratur.

13 Maksim cara ini mengharuskan peserta pertuturan bertutur secara langusung, jelas, dan tidak kabur. Orang berturtur dengan tidak mempertimbangkan hal-hal itu dapat dikatakan melanggar prinsip kerja sama karena tidak mematuhi maksim cara. Di bawah ini merupakan contoh tuturan yang memenuhi pematuhan PK maksim cara menurut Leech (1993) untuk menjelaskan maksim cara yang dikemukakan oleh Grice. (4) Abraham Lincoln was shot by John Wilkes Booth. (Abraham Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth) Pernyataan di atas mematuhi maksim cara karena memberikan penjeasan yang sangat jelas dan langsung. Tuturan ini menjelaskan langsung identitas orang yang menembak Abraham Lincoln dengan cara menyebutkan nama pelakunya. Hal ini sesuai dengan syarat dari maksim cara yang mengharuskan sebuah tuturan harus jelas, tidak ambigu, dan taksa. 2.5 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Apabila di dalam praktik bertutur sapa terdapat pihak tertentu yang menjawab pertanyaan secara berlebihan, tidak logis, tidak relevan, taksa, ambigu, dan berbelitbelit, maka akan timbul kelucuan. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa kejenakaan atau kelucuan dalam aktivitas bertutur dapat diproleh, salah satunya dengan tidak mematuhi maksim dalam PK.

14 2.5.1 Pelanggaran Maksim Kuantitas Pertuturan dianggap menyimpang dari maksim kuantitas apabila peserta tutur memberikan informasi yang berlebihan dan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mitra tutur. Di bawah ini merupakan contoh tuturan yang melanggar PK maksim kuantitas menurut Leech (1993) untuk menjelaskan pelanggaran maksim kuantitas yang dikemukakan oleh Grice. (5) Jill ate some of the biscuits. (Jiil makan beberapa biskuit.) Tuturan 5 akan melanggar maksim kuantitas jika sebenarnya Jill memakan semua biskuit. (6) Jiil ate all of the Biscuits. (Jiil makan semua biskuit) Alasan kenapa tuturan di atas melanggar maksim kuantitas karena tidak memberikan informasi yang informatif. Kata beberapa dan semua memiliki jumlah yang berbeda sehingga tidak bisa disejajarkan. Tuturan yang tidak informatif adalah tuturan yang tidak mematuhi maksim kuantitas. 2.5.2 Pelanggaran Maksim Kualitas Sebuah ujaran dikatakan menyimpang dari maksim kualitas, apabila peserta tutur memberikan informasi yang salah dan tidak logis. Dalam wacana humor, sering kali pelanggaran itu terjadi untuk menimbulkan sebuah kelucuan.

15 Di bawah ini merupakan contoh tuturan yang melanggar PK maksim kualitas menurut Leech (1993) untuk menjelaskan pelanggaran maksim kualitas yang dikemukakan oleh Grice. (7) My sister is married, and her husband works for NASA. (Kakak saya sudah menikah, dan suaminya bekerja NASA.) Tuturan ini akan melanggar maksim kualitas apabila yang sebenarnya terjadi adalah Kakak dari penutur belum memiliki seorang suami. Sesuai dengan syarat dari maksim kualitas yaitu harus memberikan informasi yang sesuai dengan fakta. Apabila penutur memberikan informasi yang tidak benar maka dapat dipastikan tuturan tersebut melanggar maksim kualitas. 2.5.3 Pelanggaran Maksim Hubungan Agar pembicaraan selalu berhubungan, maka penutur harus membangun konteks yang kurang lebih sama dengan konteks yang dibangun oleh lawan tuturnya. Jika tidak, penutur dan lawan tutur akan terperangkap dalam kesalahpahaman. Di bawah ini merupakan contoh tuturan yang melanggar PK maksim hubungan menurut Leech (1993) untuk menjelaskan pelanggaran maksim hubungan yang dikemukakan oleh Grice. (8) A: Where s my box of chocolates? B: The children were in your rooms this morning. (A: Di mana kotak cokelatku?) (B: Anak-anak masuk ke dalam kamarmu tadi pagi.) Tuturan di atas akan melanggar maksim cara jika penutur B berbicara tidak ada hubungannya dengan apa yang dibicarakan oleh penutur A, seperti berikut. (9) A: Where s my box of chocholates? B: I ve got a train to catch.

16 (A: Dimana kotak cokelatku?) (B: Saya harus mengejar kereta api) Ketika penutur A menanyakan dimana kotak cokelatnya berarti ia meminta jawaban yang mengarah kepada letak tempat cokelatnya, sementara penutur B malah keluar dari konteks tersebut ia malah langsung member pernyataan bahwa ia harus mengejar kereta api, maka dapat di pastikan tuturan B melanggar maksim hubungan dalam PK karena tidak ada kesesuaian atau hubungannya dengan pertanyaan penutur A. 2.5.4 Pelanggaran Maksim Cara Dalam maksim cara, peserta tutur hendaknya bertutur secara jelas, tidak ambigu, dan tidak kabur. Orang yang bertutur dengan tidak mempertimbangkan halhal di atas dapat dikatakan melanggar PK karena tidak mematuhi maksim cara. Di bawah ini merupakan contoh tuturan yang melanggar PK maksim cara menurut Leech (1993) untuk menjelaskan pelanggaran maksim cara yang dikemukakan oleh Grice. (10) Abraham Lincoln was shot by John Wilkes Booth. (Abraham Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth) Pernyataan dari tuturan ini akan melanggar maksim cara apabila penutur memberikan pernyataan yang tidak jelas seperti berikut. (11) Abraham Lincoln was shot by someone (Abraham Lincoln ditembak seseorang) Alasan kenapa tuturan tersebut melanggar maksim cara karena tuturan tersebut memiliki penjelasan yang ambigu sebab seseorang yang dimaksud tidak tahu

17 siapa, sehingga bisa membuat orang lain memiliki persepsi yang berbeda-beda. Tuturan yang tidak jelas seperti ini dapat dipastikan melanggar maksim cara. 2.6 Penelitian yang Relevan Sebelumnya, penelitian tentang PK sudah pernah dilakukan. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain skripsi yang ditulis oleh Aprivianti, mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (2010) dan Mawaddatun Nasihah, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2015). Aprivianti (2010) melakukan penelitian tentang PK dengan judul skripsi Prinsip Kerja Sama dalam Interaksi antara Ibu dan Anak. Hasil penelitiannya berupa deskripsi tentang percakapan antara ibu dan anak dalam beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut terbagi atas lima topik besar, yaitu boneka, mobil-mobilan, gambar hewan, kartu situasi, dan buka cerita. Dalam pembagian tahap-tahap tersebut ditemukan implikatur di dalamnya. Kemudian, dalam tiap tahap tersebut terdapat pematuhan PK yang dilakukan oleh ibu maupun anak. Akan tetapi terdapat juga pelanggaran yang terjadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Mawaddatun Nasihah (2015) juga melakukan penelitian tentang bentuk pelangggaran PK dalam acara Galau Nite di Metro TV. Bentuk pelanggaran PK dalam tayangan Galau Nite di Metro TV terdiri atas (a) pelanggaran maksim kuantitas, (b) pelanggaran maksim kualitas, (c) pelanggaran maksim hubungan, (d)

18 pelanggaran maksim cara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Persamaan dari penelitian ini dengan kedua penelitian tersebut yaitu pada permasalahan yang akan dikaji hampir serupa. Yaitu maksim PK, selain itu kedua penelitian ini juga menggunakan pendekatan dan jenis penelitian yang serupa dengan penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Perbedaan antara penelitian ini dengan kedua penelitian diatas yaitu pada sumber data. Sumber data yang pertama yaitu menggunakan tuturan antara Ibu dan anak, penelitian kedua yaitu menggunakan tuturan pada acara Galau Nite. Pada penelitian ini data diambil dari tuturan warga sekolah SDN 216/II Desa Maju Jaya Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo.