IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

rovinsi alam ngka 2011

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

Katalog BPS:

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

Transkripsi:

57 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Kepulauan Aru adalah salah satu kabupaten di Provinsi Maluku yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara yang disahkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2003. Menurut astronomi, Kabupaten Kepulauan Aru terletak antara 5 o 8 o Lintang Selatan dan 133,5 o 136,5 o Bujur Timur, dengan luas wilayah ± 55.270,22 Km 2 yang terdiri dari luas daratan ± 6.426,77 Km² (11,63%) dan luas lautan ± 48.843,45 (88,37%), serta terdiri dari 187 pulau besar maupun kecil, dimana 89 pulau sudah dihuni dan 98 pulau belum dihuni. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Kepulauan Aru adalah sebagai berikut : a) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura b) Sebelah Utara berbatasan dengan bagian Selatan Irian Jaya c) Sebelah Timur berbatasan dengan bagian Selatan Irian Jaya d) Bagian Barat berbatasan dengan bagian Timur Pulau Kei Besar dan Laut Arafura Iklim dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Papua di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan. Berdasarkan klasifikasi Agroklimat menurut Oldeman, Irsal dan Muladi (1981), Kepulauan Aru terbagi dalam dua Zona Agroklimat C2 yaitu bulan basah sebanyak 5-6 bulan dan bulan kering sebanyak 2-3 bulan. Menurut Peta Geologi Indonesia (1965), Kepulauan Aru terbentuk/tersusun dari tanah 2 jenis tanah, yaitu Podzolik dan Rensina serta 5 jenis batuan, yaitu Neogen, Aluvium Undak, Terumbul Coral, Paleozoikum dan Seklis Habluk. Secara administratif, Kabupaten Kepulauan Aru terbagi atas 3 kecamatan, 2 kelurahan dan 117 desa. Kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah Kecamatan Aru tengah, yaitu seluas 2.503 km 2, diikuti Kecamatan P.P. Aru seluas 2.208,64 km 2. Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Aru

58 Selatan yaitu 1.715.13 km 2. Topografi Kepulauan Aru pada umumnya datar dan berawa-rawa. Kepulauan Aru dipengaruhi oleh beberapa musim yang berlangsung sepanjang tahun, yaitu : 1. Keadaan musim teratur, Musim Timur berlangsung dari bulan April sampai Oktober. Musim ini adalah Musim Kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai Pebruari. Musim hujan pada bulan Desember sampai Pebruari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Pebruari. 2. Musim Pancaroba berlangsung dalam bulan Maret/April dan Oktober/ Nopember. 3. Bulan April sampai Oktober, bertiup Angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora. 4. Bulan April sampai September bertiup Angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91% dengan Angin Tenggara dominan 61%. 5. Bulan Oktober sampai Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50% dengan Angin Barat Laut dominan 28%. Dengan kondisi geografis seperti diuraikan diatas, dimana lebih dari 75% wilayah Kepulauan Aru adalah laut, dengan potensi perikanan yang luar biasa mengakibatkan penyerapan tenaga kerja terbanyak adalah pada sub sektor perikanan, dimana pada tahun 2007 tercatat jumlah penduduk di Kepulauan Aru yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 24.883 orang. 4.2. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Kepulaun Aru 4.2.1. Struktur Ekonomi Struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru sejak tahun 2000 masih didominasi oleh 3 (tiga) sektor utama. Ketiga sektor tersebut adalah Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran serta Sektor Jasa-Jasa. Secara keseluruhan memberikan kontribusi yang mencapai besaran sekitar 94,74 persen, sedangkan 6 (enam) sektor lainnya hanya mampu menyumbang sebesar 5,26 persen.

59 Pert & Pengg 0.77 Indst. Peng 0.27 List, Gas & Air Bersih Bangunan 0.29 1.03 Pdg, Htl & Rest 27.61 Pertanian 60.78 Jasa 6.35 Peng & Kom 1.16 Keu, Persw & Jasa Per. 1.73 Gambar 5. Kontribusi 9 Sektor dalam Pembentukan (Persentase) Tahun 2007. PDRB Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 didominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor pertanian sebesar 60,78%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27,61%, dan sektor jasa-jasa sebesar 6,35%. Sedangkan enam sektor lain hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 5,26%, yang terdiri dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,73%, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 1,16%, sektor bangunan sebesar 1,03%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,77% %, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,29 dan sektor industri pengolahan sebesar 0,27%. Pada tahun 2004 Sektor Pertanian memberi kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 60,26 persen dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 61,33 persen kemudian pada tahun 2006 turun menjadi 61,28 persen dan turun kembali menjadi 60,78 persen pada tahun 2007. Kontribusi terbesar pada sektor

60 ini berasal dari Sub Sektor Perikanan yang mampu menyumbang sekitar 41,38 persen dari Sektor Pertanian pada tahun 2004, tahun 2005 menyumbang sebesar 42,77 persen, tahun 2006 menyumbang sebesar 43,43 persen dan pada tahun 2007 menyumbang sebesar 43,48 persen. Sementara sektor usaha lain yang menduduki peringkat kedua adalah Sektor Perdangan Hotel dan Restoran dalam pembentukan PDRB. Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk barang dan jasa. Pada tahun 2004 peranan Sektor Perdangan Hotel dan Restoran sebesar 27,26 persen namun kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 26,79 persen dan pada tahun 2006 sedikit mengalami kenaikan dengan menyumbang sebesar sebesar 27,00 persen. Pada tahun 2007 sektor ini kembali meningkat menjadi 27,61 persen. Tabel 10. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 2007 No Sektor 2004 2005 2006 2007 1 Pertanian 60,26 61,33 61,28 60,78 2 Pertambangan dan Penggalian 0,84 0,80 0,77 0,77 3 Industri Pengolahan 0,26 0,25 0,26 0,27 4 Listrik dan Air Bersih 0,31 0,30 0,31 0,29 5 Bangunan 1,02 1,00 1,00 1,03 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 27,26 26,79 27,00 27,61 7 Angkutan & Komunikasi 1,24 1,20 1,18 1,16 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Per. 1,92 1,83 1,79 1,73 9 Jasa-jasa 6,89 6,51 6,41 6,35 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi persentase PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tidak mengalami perubahan dari tahun 2004 2007, dominasi tiga sektor utama tidak mengalami perubahan kemudian diikuti oleh keenam sektor lainnya, bahkan

61 beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan negatif, seperti pertambangan dan penggalian, listrik dan air bersih, angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sektor industri pengolahan yang merupakan sektor yang peranan besar dalam memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah Kabupaten Kepulauan Aru juga tidak mengalami perkembangan yang signifikan karena minimnya industri pengolahan yang ada di daerah tersebut, dimana pada tahun 2004 sektor ini hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 0,26% kemudian menurun pada tahun 2005 menjadi 0,25%. Pada tahun 2006 mengalami sedikit peningkatan menjadi 0,26% dan tahun 2007 menjadi 0,27%. 4.2.2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan sebesar 5,47 persen bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tumbuh sebesar 5,39 persen dari tahun 2005. Nilai pertumbuhan ini diharapkan mampu terus meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Secara sektoral di tahun 2007 seluruh ekonomi mengalami pertumbuhan positif, pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 8,56 persen, pada tahun 2006 sektor ini juga menempati peringkat teratas dengan pertumbuhan sebesar 7,74; Sektor Bangunan sebesar 8,16 persen pada tahun 2007 dan menduduki peringkat kedua, meningkat dari tahun 2006 yang berada di peringkat keempat dengan menyumbang sebesar 4,30 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,06 persen menduduki peringkat ketiga pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2006 sektor ini merupakan peringkat kedua dari struktur ekonomi yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru dengan menyumbang sebesar 7,61 persen; Sektor Pertambangan dan Penggalian melonjak ke peringkat keempat dengan pertumbuhan sebesar 7,40 persen pada tahun 2007, angka ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya mampu menyumbang sebesar 5,37 persen; Sektor Jasa-jasa tahun 2007 menduduki urutan kelima dengan menyumbang sebesar 6,10 persen, pada tahun 2006 juga

62 menduduki peringkat kelima dengan menyumbang sebesar 5,90 persen; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan sebesar 5,47 persen bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tumbuh sebesar 5,39 persen dari tahun 2005. Nilai pertumbuhan ini diharapkan mampu terus meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Secara sektoral di tahun 2007 seluruh ekonomi mengalami pertumbuhan positif, pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 8,56 persen, pada tahun 2006 sektor ini juga menempati peringkat teratas dengan pertumbuhan sebesar 7,74; Sektor Bangunan sebesar 8,16 persen pada tahun 2007 dan menduduki peringkat kedua, meningkat dari tahun 2006 yang berada di peringkat keempat dengan menyumbang sebesar 4,30 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,06 persen menduduki peringkat ketiga pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2006 sektor ini merupakan peringkat kedua dari struktur ekonomi yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru dengan menyumbang sebesar 7,61 persen; Sektor Pertambangan dan Penggalian melonjak ke peringkat keempat dengan pertumbuhan sebesar 7,40 persen pada tahun 2007, angka ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya mampu menyumbang sebesar 5,37 persen; Sektor Jasa-jasa tahun 2007 menduduki urutan kelima dengan menyumbang sebesar 6,10 persen, pada tahun 2006 juga menduduki peringkat kelima dengan menyumbang sebesar 5,90 persen; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 5,40 persen pada tahun 2007 menduduki peringkat keenam, pada tahun 2006 sektor ini juga berada pada peringkat yang sama dengan menyumbang sebesar 5,87 persen; Sektor Industri Pengolahan sebesar 4,84 persen pada tahun 2007 turun dari tahun 2006 yang mampu menyumbang sebesar 5,47 persen; Pertanian pada tahun 2007 menduduki peringkat kedelapan dengan menyumbang sebesar 3,84 persen, pada tahun 2006 sektor ini menjadi juru kunci dengan menyumbang sebesar sebesar 4,17 persen; Sektor Listrik, dan Air Bersih pada tahun 2007 menduduki peringkat terakhir dengan menyumbang sebesar 3,28 persen, jauh menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mampu menyumbang sebesar 6,96 persen.

63 Secara keseluruhan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru dapat ditunjukan pada dibawah ini. Tabel 11. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Kepulauan Aru 2006 2007. No Sektor Laju Pertumbuhan (%) 2006 2007 1 Pertanian 4,17 3,84 2 Pertambangan dan Penggalian 5,37 7,40 3 Industri Pengolahan 5,47 4,84 4 Listrik dan Air Bersih 6,96 3,28 5 Bangunan 6,72 8,16 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7,74 8,56 7 Angkutan & Komunikasi 7,61 8,06 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,87 5,40 9 Jasa-jasa 5,90 6,10 4.2.3. Produk Domestik Regional Bruto Kemampuan suatu daerah/region untuk mengelola potensi ekonominya dapat digambarkan lewat penggunaan indikator-indikator ekonomi. Indikator yang paling sering digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun kelima pembentukan Kabupaten, PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 tercatat sebesar 295.960,89 milyar rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tercatat sebesar 264.569,29 milyar rupiah maka terdapat kenaikan sebesar 31.391,60 milyar rupiah atau 11,87%, dimana sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru. Atas Dasar Harga Konstan 2000 PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2007 tercatat sebesar 178.216,49 milyar rupiah, sedangkan tahun 2006 tercatat

64 sebesar 168.974,53 milyar rupiah atau naik sebesar 5,47%. PDRB Kepulauan Aru dapat digambarkan seperti grafik dibawah ini : Kabupaten 2,00 37,00 61,00 Primer Sekunder Tersier Gambar 6. PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007. 4.3. Keragaan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Data yang diperoleh dari BPS Kepulauan Aru pada tahun 2008 menunjukkan bahwa produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami peningkatan yang sangat signifikan, baik produksi perikanan berupa ikan maupun non ikan dari berbagai jenis, dari yang bernilai ekonomi tinggi maupun rendah. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan permintaan pasar akan hasil produksi perikanan yang semakin besar dengan harga yang lebih kompetitif sehingga memacu para nelayan maupun pengusaha di bidang perikanan untuk meningkatkan produksinya. Besarnya permintaan akan produksi perikanan ini mempengaruhi masyarakat untuk menjadikan nelayan sebagai mata pencaharian semakin besar dan berkembang dari tahun ke tahun, walaupun sebagian besar nelayan lokal hanya menggunakan alat tangkap yang tradisional.

65 Keragaan perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru dari tahun 2005 2007 dapat digambarkan pada tabel-tabel dibawah ini : Tabel 12. Perkembangan Hasil Penangkapan dan Nilai Ikan/Non Ikan Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun, 2005 2007. Kecamatan Produksi (Ton) Nilai (Ribuan) Pulau-pulau Aru 112.070,0 593.034.855,0 Aru Tengah 114.154,0 598.200.927,0 Aru Selatan 109.986,0 587.868.783,0 2 0 0 7 336.210,1 1.779.104.565,0 2 0 0 6 24.966,9 128.335.450,0 2 0 0 5 6.521,5 45.138.150,0 Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penangkapan ikan maupun non ikan di Kabupaten Kepulauan Aru dari tahun 2005 2007 mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dimana pada tahun 2005, hasil tangkapan ikan maupun non ikan hanya sebesar 6.521,5 ton, kemudian meningkat tajam pada tahun 2006 menjadi 24.966,9 ton. Peningkatan hasil tangkapan sangat tinggi terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 336.210,1 ton. Upaya peningkatan produksi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penunjang yang dapat mendorong proses produksi. Dalam bidang perikanan, peningkatan hasil tangkapan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah tenaga kerja/ nelayan, armada, maupun peralatan tangkap yang digunakan. Tabel 13. Banyaknya Perahu/Kapal Motor Penangkap Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis dan Kecamatan, Tahun 2007 Jenis P.P. Aru Aru Tengah Aru Selatan Perahu Tanpa Motor 615 674 434 Motor Tempel 138 69 47 Kapal Motor 395 454 209

66 Dari tabel diatas dapat dilihat jumah perahu/kapal motor penangkap ikan yang ada pada tiga kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru, dimana armada tangkap yang dimiliki oleh nelayan masih didominasi oleh peralatan tradisional berupa perahu tanpa motor sebanyak 1.723 buah, diikuti oleh kapal motor sebanyak 1.058 buah, dan yang paling sedikit jumlahnya adalah motor tempel, sebanyak 254 buah. Sedangkan menurut wilayah, armada tangkap paling banyak berada di Kecamatan Pulau-pulau Aru dan Aru Tengah, karena memiliki potensi perikanan yang lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Aru Selatan. Fakta lain yang ditemui saat ini adalah bahwa nelayan lokal sampai saat ini hanya mampu memiliki armada tangkap berupa perahu, motor tempel maupun kapal motor berukuran kecil. Dengan peralatan seperti ini, kapasitas produksinya menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan pengusaha yang bergerak di bidang perikanan, yang telah menggunakan armada tangkap maupun peralatan yang jauh lebih modern. Sebagai armada tangkap, perahu/kapal motor penangkap ikan yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru dilengkapi dengan peralatan tangkap sebagaimana dapat terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel 14. Banyaknya Alat Penangkapan Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis dan Kecamatan, Tahun 2007. No Jenis P.P. Aru Aru Tengah Aru Selatan 1 Pukat Udang 11 35 3 2 Pukat Ikan - - - 3 Jaring Insang 1.052 1.113 791 4 Jaring Angkat 116 80 53 5 Pancing Lainnya 4.021 2.709 2.437 6 Alat Pengumpul Kerang 2.712 1.805 582 7 Sero 175 69 27 8 Alat Pengumpul Rumput Laut - - - 9 Bubu 538 502 487 10 Lain-lain - - -

67 Data dari tabel diatas menunjukkan bahwa jenis alat penangkapan ikan dan non ikan di Kabupaten Kepulauan Aru didominasi oleh tiga jenis, yakni pancing, alat pengumpul kerang dan jaring insang, sementara alat tangkap lain seperti pukat udang, jaring angkat, sero dan bubu lebih sedikit jumlahnya dibandingkan ketiga alat tangkap tersebut. Sementara peralatan lain seperti pukat ikan dan alat pengumpul rumput laut sampai tahun 2007 belum digunakan. Untuk mengoperasikan armada dan alat tangkap sebagaimana tersebut diatas diperlukan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Banyaknya nelayan dan kelompok nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 15. Banyaknya Nelayan dan Kelompok Nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Kecamatan, Tahun 2004 2007. Kecamatan Nelayan Kelompok Nelayan Pulau-pulau Aru 9.982 378 Aru Tengah 9.443 625 Aru Selatan 5.458 279 2007 24.883 1.282 2006 28.342 593 2005 24.693 305 2004 13.260 275 Data dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah nelayan maupun kelompok nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami peningkatan, yaitu dari tahun 2004 sebanyak 13.260 nelayan, kemudian meningkat menjadi 24.693 nelayan. Pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 28.342 nelayan, kemudian pada tahun 2008 turun menjadi 24.883 nelayan. Sedangkan kelompok nelayan yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Aru adalah sebanyak 275 kelompok pada tahun 2004, kemudian meningkat menjadi 305 pada tahun 2005.

68 Tahun 2006 bertambah menjadi 593 dan pertambahan kelompok nelayan terjadi sangat tinggi pada tahun 2007 menjadi 1.282 kelompok nelayan. Data mengenai produksi dan nilai produksi ikan dan non ikan di Kabupaten Kepulauan Aru menurut jenis dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 16. Produksi dan Nilai Produksi Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis, Tahun 2007 No. Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai (Ribuan) 1. Ikan Kuwe 30.795,3 76.988.350 2. Ikan Tenggiri 23.943,4 155.631.970 3. Ikan Kerapu 330,1 2.640.960 4. Ikan Kembung 67.650,1 135.300.160 5. Ikan Baronang 1.035,2 4.140.960 6. Ikan Kakap Merah 36.769,8 367.697.800 7. Ikan Tembang 357,7 357.720 8. Ikan Biji Nangka 18,7 74.880 9. Ikan Bawal 31.266,4 250.130.880 10. Ikan Kakap Putih 27.043,5 270.435.000 11. Ikan Terbang 382,3 764.640 12. Ikan Julung-julung 169,9 339.840 13. Ikan Gulama 12.471,7 49.886.880 14. Ikan Sebelah 65,5 262.080 15. Ikan Cucut 6.827,2 13.654.480 16. Ikan Cakalang 14.777,9 88.667.160 17. Ikan Tongkol 9.120,7 36.482.880 18. Ikan Tuna 1.137,7 6.882.240 19. Ikan Beloso 412,4 824.880 20. Ikan Pari 357,8 894.600 21. Ikan Lencam 29.551,0 103.428.430 22. Ikan Belanak 517,0 2.067.840 23. Ikan Merah 35.655,9 124.795.720 Jumlah 130.656,5 1.692.290.35 0

69 Tabel 17. Produksi dan Nilai Produksi Non Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis, Tahun 2007 No. Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai (Ribuan) 1. Cumi-cumi 811,5 6.086.250 2. Sotong 64,3 481.875 3. Udang Tiger 794,0 15.880.400 4. Udang Banana 1.032,9 10.328.540 5. Lobster 29,1 1.165.000 6. Rajungan 650,4 1.300.800 7. Kepiting Bakau 843,8 6.328.500 8. Teripang 23,1 1.155.000 9. Kerang Darah 452,3 904.600 10. Kerang Mutiara 354,7 3.547.000 11. Rumput Laut 22,5 168.750 12. Binatang Lunak Lainnya 1,5 30.000.000 13. Telur ikan 473,4 9.467.500 Jumlah 5.553,5 86.814.215 4.4. Kebijakan Pembangunan Perikanan 4.4.1. Arah dan Kebijakan Pembangunan Arah dan kebijakan pembangunan perikanan yang ditempuh Kabupaten Kepulauan Aru sebagaimana tercantum dalam RPJM Tahun 2006 2011 adalah sebagai berikut : 1. Mengelola dan mendayagunakan potensi sumberdaya laut, pesisir dan pulaupulau kecil secara lestari; 2. Menata dan mengembangkan usaha-usaha produktif yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan, melalui penyiapan sarana dan prasarana perikanan dan kelautan; 3. Menata wilayah pengembangan perikanan dan kelautan dalam suatu arahan tata ruang dan tata guna lahan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil; 4. Membina kemitraan usaha masyarakat pesisir dan nelayan dalam suatu sistem agribisnis yang merata dan berkeadilan;

70 5. Menjaga dan memelihara keseimbangan fungsi ekosistem pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 6. Meningkatkan pelayanan teknis dan kapasitas kelembagaan perikanan dan kelautan yang maju, dan berkelanjutan. 4.4.2. Program Pembangunan Program pembangunan perikanan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Aru sebagaimana tercantum pada RPJM Tahun 2006 2011 adalah sebagai berikut : 1. Program Pengelolaan dan Pengembangan Perikanan dan Kelautan Program ini bertujuan untuk mendayagunakan potensi perikanan dan kelautan secara optimal, adil dan lestari bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. kegiatan pokokyang dilakukan adalah : a. Penyusunan profil potensi dan profil investasi perikanan dan kelautan; b. Peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya melalui pola perikanan yang produktif; c. Pengembangan usaha yang memiliki nilai tambah; d. Pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan; e. Pengembangan dan pengendalian mutu produk perikanan; f. Peningkatan jaringan distribusi dan pemasaran hasil perikanan 2. Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Nelayan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah : a. Peningkatan kapasitas berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan nelayan; b. Pembinaan masyarakat pesisir dan nelayan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, penguasaan informasi, dan manajemen usaha aquabisnis; c. Pengembangan kemitraan usaha dengan lembaga terkait baik pemerintah, swasta, koperasi dan lembaga masyarakat dala pemberdayaan masyarakat pesisir dan nelayan;

71 3. Program Penataan Wilayah Pengembangan Perikanan serta Pengelolaan Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil Program ini bertujuan untuk menata sentra-sentra perikanan dan mekanisme pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah : a. Penataan ruang dan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil secara terpadu; b. Penataan sentra-sentra perikanan tradisional, menengah dan besar untuk meningkatkan produktivitas dan profesionalisme usaha perikanan; c. Penataan sistem pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. 4. Program Pengawasan, Pengendalian, Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Program ini bertujuan untuk menata dan meningkatkan efektifitas pengawasan, pengendalian, perlindungan sumberdaya perikanan dan ekosisitem pesisir. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah : a. Penataan kawasan konservasi laut, rehabilitasi dan perlindungan sumberdaya perikanan, pesisir, laut dan pulau-pulau kecil; b. Peningkatan pengawasan dan pengendalian sumberdaya laut, jasa kelautan, ekosistem laut dan pencemaran laut; c. Pengembangan sistem, prasarana dan sarana pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan; d. Penataan sistem dan penegakan hukum; e. Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan dan kelautan. 5. Program Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi Perikanan dan Kelautan Program ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi dan sistem informasi yang dapat diakses masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pengembangan perikanan dan kelautan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah :

72 a. Desiminasi riset dan teknologi tepat guna untuk kepentingan pengembangan perikanan dan kelautan melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi; b. Penataan data base dan sistem informasi perikanan dan kelautan untuk peningkatan pelayanan internal maupun eksternal; c. Penataan bentuk prasarana dan sarana informasi perikanan dan kelautan. 6. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Perikanan dan Kelautan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas aparatur dan penguatan kelembagaan perikanan dan kelautan. Kegiatan pokok program ini meliputi : a. Peningkatan peran Petugas Penyuluh Spesialis (PPS) dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL); b. Pembinaan kapasitas teknis dalam bentuk diklat dan magang; c. Pemantapan organisasi dan manajemen kelembagaan perikanan. Data dan informasi mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru, khususnya dinas terkait tidak dapat penulis sajikan karena hingga pengambilan data dilapangan yang dilakukan oleh penulis, data dan informasi tersebut belum tersedia, sehingga penulis melakukan observasi lapangan untuk memperoleh informasi, apakah program-program tersebut tersebut sudah dijalankan dan sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama yang memiliki kaitan langsung dengan perikanan. Dari hasil observasi yang dilakukan diperoleh informasi bahwa sebagian program tersebut telah dilaksanakan akan tetapi tidak mencapai hasil seperti yang diharapkan. Misalnya, karena minimnya pengawasan dari pihak terkait sehingga bantuan yang diberikan kepada masyarakat nelayan berupa armada tangkap tidak digunakan sebagaimana mestinya melainkan digunakan sebagai alat transportasi. Hal ini dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah direncanakan.