BAB I PENDAHULUAN. pesantren merupakan tempat di mana anak-anak muda dan dewasa belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. Madura telah berjalan beberapa abad silam. Pada abad ke-16, perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Keberadaan pesantren sebagai wadah untuk. diperkirakan masuk sejalan dengan gelombang pertama dari proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Dudung. Metode Penulisan Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan Islam yang paling tua. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang. kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

DAFTAR PUSTAKA. Sholeh, Muhammad. Al-Risalatu al-shafiyah fi al-masa il al-fiqhiyah. Bojonegoro: Pondok Pesantren At-Tanwir

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

I. PENDAHULUAN. oleh Durkheim (Betty Schraf, 1995), bahwa fungsi agama adalah. mempertahankan dan memperkuat solidaritas dan kewajiban sosial pada

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

BAB VI PENUTUP. implikasi teoritik, dan keterbatasan studi sebagai berikut: 1. Model integrasi Ma had Sunan Ampel Al-Aly ke dalam sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. pusat pengajian untuk menghafal dan mengkaji Al-Qur an atau pusat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ-organ yang menjalankan fungsi masyarakat. Lembaga dapat

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Abd A la dalam bukunya pembaruan pesantren menyebutkan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, t.th.), h Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hadis Nabi yang paling populer menyatakan bahwa ulama adalah pewaris para

BAB I PENDAHULUAN. didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk. hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang

BAB I PENDAHULUAN. lewat peperangan, seperti Mesir, Irak, Parsi dan beberapa daerah lainnya. proses Islamisasi itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. Inggris yaitu history, dan dalam bahasa Latin dan Yunani historia yang. kebebasan dan keputusan daya rohani.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

BAB I PENDAHULUAN. program indoktrinasi wajib mengenai ideologi negara Pancasila bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap kegiatan pendidikan (Umar Tirtarahardja, 2005: 37).

BAB I PENDAHULUAN. akronim yang menggabungkan dua nama nabi dan satu sifat Allah Subhanahu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

Dengan menggunakan pendekatan deskriptif eksploratif ini, peneliti akan menghimpun data berkenaan dengan peran orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. layanan dan bantuan seperti rumah sakit, sekolah, dan lain sebagainya). 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan Islam, yakni munculnya kelompok Jama ah Tabligh yang semakin

DAFTAR PUSTAKA. Asmuni, Syukri. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al Ihsan, 1985.

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan

BAB III METODE PENILITIAN

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren adalah suatu lembaga keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Dengan demikian pesantren merupakan tempat di mana anak-anak muda dan dewasa belajar secara lebih mendalam dan lebih lanjut ilmu agama Islam yang diajarkan secara sistimatis, langsung dari bahasa Arab serta berdasarkan kitab-kitab klasik karangan ulama-ulama besar. 1 Adapun tujuan pondok pesantren adalah membentuk kepribadian memantapkan akhlak dan melengkapinya dengan pengetahuan. Secara umum tujuan pesantren ialah untuk mengembangkan agama Islam untuk lebih memahami ajaran-ajaran agama Islam, terutama dalam bidang Tauhid, fiqih, bahasa Arab, tafsir, hadist dan tasawuf. 2 Dalam biang Tauhid yang diajarkan di pondok pesantren adalah memberi dasar pegangan keyakinan hidup yakni tujuan dan untuk apa manusia hidup. Dalam bidang Fiqih, yang diajarkan di pondok pesantren adalah aturan aturan peribadatan dan hukum-hukum islam dalam keseharian. Di pesantren dilakukan pula pembahasan ayat-ayat Al-Qur an dalam ilmu Tafsir serta hadis-hadis atau berita-berita mnegenai ucapan, sikap, tindakan dan teladan 1 Dawam Rahardjo, Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta: LP3ES, 1974), 2. 2 Mujamil Qamar, Pesantren Dari Transformasi Metodelogi Menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga, 2004), 4

2 Nabi dalam rangkuman Ilmu Hadis, khususnya yang telah dihimpun dalam buku-buku karangan Imam Bukhari dan Imam Muslim. 3 Tipologi pondok pesantren dapat dikategorikan ke dalam tiga bentuk, pengkategorian pondok pesantren berdasarkan sistem lama dan keterpengaruhan sistem modern. Oleh karena itu pondok pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Sedangkan pondok pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan modern, melalui pendidikan formal, baik madrasah, maupun sekolah dengan pendekatan klasikal. 4 Berdasarkan tipologi tersebut dapat diklasifikasikan bahwa pondok pesantren salafiyah menerapkan kurikulum yang sistem pembelajarannya bersumber pada kitab kuning atau kitab-kitab klasik. Sedangkan pesantren khalafiyah menerapkan kurikulum yang umurnya dibatasi dan sistem pembelajarannya dengan sistem kelas. 5 Pesantren bisa disebut dengan pondok saja atau kedua kata ini digabung menjadi pondok pesantren. Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam, dan mengimplimentasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penekanan pada moral dalam hidup bermasyarakat. 3 Dawam Rahardjo, Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta: LP3ES, 1974), 3. 4 Faiqoh, Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2003), 29 5 Masjkur Anhari, Integrasi Sekolah ke dalam Sistem Pendidikan Pesantren (Surabaya: Diantama, 2006), 23.

3 Pesantren yang memiliki watak mandiri dapat dilihat dari sudut penglihatan dari fungsi kemasyarakatan pesantren secara umum, dan dari pola pendidikan yang dikembangkan didalamnya. Oleh karena itu dilihat dari sudut fungsi kemasyarakatannya, pesantren adalah sebuah alternatif ideal bagi perkembangan keadaan yang terjadi di luarnya. 6 Dalam sejarahnya, pondok pesantren merupakan pendidikan Islam tradisional khas Indonesia yang sudah ada sejak sekitar abad XIII M. Dalam perkembangannya, pesantren menjadi lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang subur di daerah pedesaan. Namun dengan perkembangan seiring zaman, dunia pesantren saat ini telah mengalami perbaikan, penyempurnaan dan perkembangan. Secara umum unsur penting pondok pesantren yaitu kiai, asrama, santri, sistem pendidikan. Pada awal berdirinya, bentuk pondok pesantren masih sangat sederhana. Kegiatannya masih sangat sederhana yang diselenggarakan di dalam masjid dengan beberapa orang santri. Kemudian berkembang dibangun pondok-pondok sebagai tempat tinggal santri. Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. 7 Pondok Pesantren juga tidak bisa terpisah dengan kepemimpinan kiai. Kharisma yang dimiliki oleh para kiai menyebabkan mereka menduduki posisi 6 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-Esai Pesantren (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2001), 91. 7 Mujamil Qamar, Pesantren Dari Transformasi Metodelogi Menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga, 2004), 1.

4 kepemimpinan dalam lingkungannya. Selain sebagai pemimpin agama dan pemimpin masyarakat desa, kiai juga memimpin sebuah pondok pesantren tempat ia tinggal. Di lingkungan pondok pesantren inilah kiai tidak saja diakui sebagai guru mengajar pengetahuan agama, tetapi juga di anggap oleh santri sebagai seorang bapak atau orang tuanya sendiri. Sebagai seorang bapak yang luas jangkauan pengaruhnya kepada semua santri, menempatkan kiai sebagai seorang yang disegani, dihormati, dipatuhi dan menjadi sumber petunjuk ilmu pengetahuan bagi santri. 8 Selain itu, kiai juga terkenal dengan pengabdiannya yang tanpa pamrih. Kiai yang ada dalam pondok pesantren juga dapat menjadi guru yang mengamalkan ilmunya kepada santrinya. Oleh karena itu kiai dapat disebut sebagai tokoh-tokoh pengabdi tanpa pamrih. 9 Demikian pula dengan kiai dipondok pesantren Mas dusun Dungduro desa Krembangan kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, penulis memaparkan rumusan-rumusan masalah yang akan diungkap sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Mas Dusun Dungduro Desa Krembangan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo? 2. Bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Mas Dusun Dungduro Desa Krembangan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo tahun 2000-2015? 8 Sukamto, Kepemimpinan Kiai Dalam Pesantren (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1999), 77. 9 Saifuddin Zuhri, Guruku Orang-Orang Pesantren (Yogyakarta: Pustaka Sastra LKiS, 1974), 35.

5 3. Bagaimana respon masyarakat dan santri terhadap Pondok Pesantren Mas Dusun Dungduro Desa Krembangan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian Penelitian terhadap masalah tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan: 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Pondok Pesantren Mas Dusun Dungduro Desa Krembangan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui perkembangan Pondok Pesantren Mas Dusun Dungduro Desa Krembangan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo tahun 2000-2015. 3. Untuk mengetahui respon masyarakat dan santri terhadap Pondok Pesantren Mas Dusun Dungduro Desa Krembangan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan diatas penelitian ini dapat memberikan informasi dan pemahaman yang lebih mendalam dan menjadi khazanah keilmuan. Adapun hal-hal yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat: 1. Berguna sebagai catatan sejarah, terutama di perpustakaan Fakultas Adab.

6 2. Berguna bagi umat Islam khususnya bagi penulis guna mengetahui informasi ilmiah mengenai pondok pesantren Mas di dusun Dungduro desa Krembangan kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo. E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan historis yang mencoba menarasikan sejarah perkembangan suatu lembaga, yang mana menurut Sartono Kartodirjo sejarah naratif adalah sejarah yang mendiskripsikan tentang masa lampau dengan merekonstruksikan apa yang terjadi, serta diuraikan sebagai cerita, dengan perkataan lain kejadian-kejadian penting diseleksi dan diatur menurut proses waktu sedemikian sehingga tersusun sebagai cerita. 10 Selain menggunakan pendekatan historis, penulis juga menggunakan pendekatan ilmu sosiologi. Dalam hal ini penulis mewawancarai mesyarakat setempat desa Krembangan tentang respon masing-masing individu terhadap pondok pesantren MAS. Sehingga dapat diketahui hubungan masyarakat terhadap pondok pesantren MAS. Untuk dapat mengetahui perkembangan suatu pondok pesantren, tentunya harus dapat memahami perubahan-perubahan didalam pondok pesantren. Dan seharusnya diketahui terlebih dahulu sebab-sebab yang mendorong terjadinya perubahan itu sendiri. Perubahan-perubahan itu dapat dilihat pada pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan kiai yang merupakan 10 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodelogi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), 9.

7 elemen dasar dari tradisi pesantren. 11 Ini berarti bahwa suatu lembaga pengajian yang telah berkembang hingga memiliki kelima elemen tersebut, akan berubah statusnya menjadi pesantren. Dengan melihat perubahanperubahan dari lima elemen itu maka nantinya dapat mengetahui perkembangan dari pondok pesantren. Maka dengan menggunakan teori continuity and change atau sudut pendekatan yang meneliti adanya kesinambungan di tengah-tengah adanya perubahan yang terjadi di pesantren. Dengan menggunakan teori continuity and change maka dapat digambarkan bahwa dalam membangun masa depan, pesantren berdiri dengan teguh di atas landasan tradisi lama. Dari sudut pendekatan teori inilah ada elemen-elemen lama dibuang dan kemudian elemen-elemen baru dimasukkan, ada kebiasan-kebiasaan lama yang dibuang sementara lembaga-lembaga baru mulai diperkenalakan, dan sebagainya. 12 Dari teori diatas, diharapkan dapat mempermudah penulis dan pembaca sekalian dalam memahami subtansi skripsi ini secara sistematis, ilmiah dalam khazanah perbendaharan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pondok pesantren. F. Penelitian terdahulu Sesuai dengan data yang terdapat dalam perpustakaan melalui penelusuran data. Maka mengenai tinjauan penelitian terdahulu penulis telah 11 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta: LP3ES,1982), 44. 12 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren(Jakarta:LP3ES, 1994), 17.

8 melakukan tinjauan dan menemukan karya tulis yang berupa buku. Buku tersebut dikarang oleh: 1. Zamakhsyari Dhofir dalam penelitiannya tentang Tradisi Pesantren, mnemukan bahwa ada lima elemen pesantren yaitu Pondok, masjid, kyai, santri, pengajian kitab kuning. 2. Wardi Bakhtiar dalam laporan Penelitian Perkembangan Pesantren di Jawa Barat, membagi pesantren menjadi dua macam, yaitu pesantren yang hanya mengajarkan kitab-kitab Islam Klasik. Pada pesantren tipe inidiajarkan pengetahuan umum, pesantren ini disebut Pesantren Salafi. Pesantren Khalafi, di sini di samping memberi pengajaran kitab-kitab Islam Klasik, juga membuka sistem sekolah umum di bawah tanggung jawabnya. Adapun penelitian terdahulu berupa skripsi, skripsi tersebut ditulis oleh: 1. Isnainiyah, dengan judul Efektifitas Penerapan Permainan Head and Tail untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara bagi siswa kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah An-Nasy in Pondok Pesantren Mas Krembangan Taman Sidoarjo. Fakultas Tarbiyah 2014 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Karya tulis tersebut fokus membahas penerapan permainan Head and Tail dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VIII A MTs An Nasyiin PP. Mas Krembangan Taman Sidoarjo. 2. Khusnul Khotimah, dengan judul Efektifitas Penerapan Metode Talking Chips Untuk Meningkatkan Maharah Kalam Siswa Kelas XI MA Pondok

9 Pesantren Mas Krembangan Taman Sidoarjo. Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab 2014 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Karya tulis tersebut fokus membahas penerapan metode talking chip kemampuan berbicara siswa kelas XI MA Pondok Pesantren Mas Krembangan Taman Sidoarjo dalam pembelajaran Bahasa Arab semakin lebih baik. 3. Muhammad Zainul Fuad, dengan judul Pondok Pesantren AK S-Salafi Al-Kholili Kabupaten Gresik: Studi Tentang Sejarah, Perkembangan dan Aktivitasnya (1912-2008) Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Pearadaban Islam 2008 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Karya tulis tersebut fokus membahas sejarah dan perkembangan pondok pesantren Ak S-Salafafi Al- Kholili dalam pembagian kurun waktu selama tiga periode dan aktivitas santri di pondok pesantren tersebut. 4. Gadis, dengan judul Pondok Pesantren Gading Mangu Perak Jombang 1952-2000: Studi Historis Tentang Perkembanagn dan Pengaruhnya dalam Masyarakat Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam 2010 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Karya tulis tersebut fokus membahas perkembangan dan pengaruh pondok pesantren Gading Mangu dalam masyarakat dalam bidang ekonomi dan sosial. Sementara dalam penulisan skripsi ini, penulis menitikberatkan pada sejarah dan perkembangan pondok pesantren Mas dusun Dungduro kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo tahun 2000-2015. Sehingga akan diperoleh gambaran tentang sejarah pendirian dan perkembangan pondok pesantren Mas dusun Dunguro kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo tahun 2000-2015.

10 G. Metode Penelitian Metode penulisan terbatas pada tekniknya dan tidak menyangkut teoriteori, yang dicakup antara lain prosedur kerja cara menyusun literatur, tata tulis, dan lain sebagainya. Suatu penelitian dilakukan karena ingin mengetahui suatu permasalahan yang melatarbelakanginya. Permasalahan itu sendiri adalah suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan yang senyatanya. Penulisan sejarah adalah suatu rekonstruksi masa lalu yang terikat pada prosedur ilmiah. Sebagaimana kejadian sejarah yang berusaha merekonstruksi peristiwa masa lampau, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip-prinsip yang sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan menyajikan sintesa dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan. 1. Heuristik Pada tahap heuristik atau pengumpulan sumber yakni suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber, datadata, atau jejak sejarah. Sumber sejarah disebut juga data sejarah. Sumber sejarah menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua yaitu tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen dan artefak. Sejarah tanpa sumber maka tidak bisa bicara. Maka sumber dalam penelitian sejarah merupakan hal yang paling

11 utama yang akan menentukan bagaimana aktualitas masa lalu manusia bisa dipahami orang lain. Adapun sumber data yang penulis dapatkan adalah : a. Piagam pendirian pondok pesantren Mas. b. Akte pendirian pondok pesantren Mas. c. Piagam organisasi yang ada di dalam pondok pesantren Mas. d. Foto pembangunan gedung aula pondok pesantren Mas tahun 2013. e. Foto kegiatan pondok pesantren Mas dalam festival hadrah banjari. Penulisan ini ditekankan pada sumber lisan dan sumber tertulis. Sumber lisan diperoleh dari serangkaian wawancara. Wawancara untuk keperluan penelitian berbeda dengan percakapan sehari-hari. Wawancara biasanya dimaksudkan untuk memperoleh keterangan, pendirian, pendapat secara lisan dari seseorang dengan berbicara langsung. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimasa sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Pokok-pokok wawancara biasanya berkenaan dengan tiga tema sentral, yaitu tingkah laku, sistem nilai, dan perasaan subjek penelitian. Pertanyaan juga perlu didesain agar bisa mendapatkan jawaban yang valid. Adapun orang yang penulis wawancarai diantaranya adalah: Khisnullah ( Ustadz yang mengajar di Pondok Pesantren Mas). Ali Murtadoh (Selaku pengurus Pondok Pesatren Mas Putra).

12 Muhayana (Salah satu warga desa Krembangan yang aktif dalam Majlis Ta lim di Dusun Dungduro). 2. Kritik sumber Langkah selanjutnya adalah kritik sumber. Kririk Sumber sendiri adalah suatu kegiatan untuk meneliti sumber-sumber yang diperoleh agar memperoleh kejelasan apakah sumber kredibel atau tidak, dan apakah sumber tersebut autentik apa tidak. Pada proses ini dalam metode sejarah biasa disebut dengan istilah kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern adalah suatu upaya yang dilakukan oleh sejarawan untuk melihat apakah isi sumber tersebut cukup kredibel atau tidak, sedangkan kritik ekstern adalah kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik ataukah tidak. 3. Interpretasi Interpretasi atau penafsiran adalah suatu upaya sejarawan untuk melihat kembali tentang sumber-sumber yang didapatkan apakah sumber-sumber yang didapatkan dan telah diuji autentisitasnya terdapat saling hubungan atau yang satu dan yang lain. Dengan demikian sejarawan memberikan penafsiran terhadap sumber yang telah didapatkan. Dalam interpretasi ini dilakukan dengan dua macam cara yaitu; analisis (menguraikan), sintesis (menyatukan) data. Analisis sejarah bertujuan melakaukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber.interpretasi adalah untuk mendapatkan makna dan saling

13 hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya. Dengan demikian, interpretasi dapat dikatakan sebagai proses memaknai fakta-fakta sejarah. 4. Historiografi Historiografi merupakan proses akhir dari pengerjaan penelitian. Historiografi adalah menyusun atau merekonstruksi fakata-fakata yang telah tersusun yang didapatkan dari penafsiran sejarawan terhadap sumber-sumber sejarah dalam bentuk tertulis. 13 H. Sistematika Pembahasan Adapun mengenai sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab pertama berisikan pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika pembahasan. Bab kedua membahas tentang sejarah berdirinya pondok pesantren MAS yang meliputi letak geografis, latarbelakang berdinya pondok pesantren MAS, tokoh pendiri pondok pesantren MAS serta visi dan misi pondok pesantren Mas. 13 Lilik Zulaicha, Metodelogi Sejarah 1 (Surabaya: IAIN Sunan Ampel ), 2003, 16-17.

14 Bab ketiga akan membahas perkembangan pondok pesantren MAS yang mana perkembangan itu meliputi infrastruktur pondok pesantren MAS, yang sampai saat ini terus berkembang dalam pembangunan gedung, perkembangan jumlah santri di pondok pesantren MAS dari tahun ke tahun, serta perkembangan sistem pengajaran yang ada di pondok pesantren MAS yang meliputi kurikulum, pengelolaan kelas, tenaga pengajar, dan lembaga pendidikan formal yang ada di pondok pesantren MAS. Bab keempat membahas tentang respon masyarakat dan santri terhadap adanya pondok pesantren MAS, yang mana respon masyarakat merupakan tanggapan atau sikap positif masyarakat dan santri terhadap pondok pesantren MAS. Bab kelima penutup, setelah daribab ke bab dibahas maka dalam bab kelima atau yang terakhir ini dibahas tentang kesimpulan dan saran yang berkenaan dengan penelitian.