BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang datanya dianalisis secara naratif dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitian sejarah merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali secara sistematis, akurat dan objektif kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi. Adapun data kualitatif mencakup: 1) Deskripsi yang mendetail tentang situasi, kegiatan atau peristiwa tertentu yang menyangkut manusia dan hubungan dengan manusia lainnya, 2) pendapat langsung dari orangn-orang yang telah berpengalaman, pandangan, sikap, kepercayaan, maupun jalan pikirannya, 3) cuplikan dari dokumen, laporan, arsip-arsip dan sejarahnya, 4) deskripsi mendetail tentang sikap dan tingkah laku seseorang. 1 Penelitian sejarah adalah penelitian dengan melakukan penyelidikan, penilaian, serta mensintesakan bukti-bukti dan menetapkan lokasi-lokasi secara sistematis dan objek untuk mendapatkan fakta-fakta dan mengambil kesimpulan yang tepat tentang objek yang telah terjadi di masa lalu. 2 1 Muri yusuf. Metodologi Penelitian. (Padang: UNP Press. 2005) h Ibid. 36

2 37 B. Metode Penelitian Metode adalah cara atau prosedur untuk mendapatkan objek, dapat juga dikatakan bahwa metode adalah cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang terencana atau teratur. Sedangkan metodologi adalah suatu ilmu atau kajian tentang metode. Sartono kartodirdjo membedakan antara metode dengan metodologi. Metode merupakan cara bagaimana orang memperoleh ilmu pengetahuan (how to know) sedangkan metodologi mempunyai tingkatan yang lebih tinggi daripada metode karena metodologi mengetahui bagaimana kita mengetahui (to know how to know). Sesuai dengan objek yang akan penulis teliti adalah objek bersejarah, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk riset lapangan yang terdiri atas beberapa langkah sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut Heuristik Secara terminologi heuristik berasal dari bahasa yunani Heuristiken artinya mengumpulkan atau menemukan sumber, yang dimaksud dengan sumber atau sumber sejarah adalah sejumlah materi sejarah yang tersebar dan terdifersifikasi. Catatan, tradisi, lisan, runtuhan atau bekas-bekas bangunan, prehistori, inskripsi kuno adalah berupa sumber sejarah. 3 Irhas Shamad, MetodePenelitian, (Jakarta, Budi Mulia. 2003) h

3 38 Seorang penulis sejarah sudah menguasai sumber sejarah yang akan ditulisnya. No document no history artinya tanpa dokumen tidak ada sejarah. Oleh karena itu sekurang-kurangnya seorang penulis memiliki : a. Kemampuan pandangan yang luas guna memahami apa yang tersurat dan tersirat b. Kemampuan membedakan profesi sejarah dengan amatir sejarah c. Memiliki etika akademik guna menghindari plagirisme (keraguan) d. Pendidikan dan pengalaman yang luas akan menunjang kemampuan profesi. 4 Untuk mendapatkan data tersebut, maka penulis melakukan: 1. Observasi, yaitu dengan memantau ke tempat penelitian langsung yaitu di MIS Tunggang, 2. Dokumentasi yaitu berupa data, hal-hal yang berupa catatan mengenai hal-hal yang di teliti. Dalam penelitian ini penulis melihat data-data seperti profil Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Tunggang. 3. Wawancara 4 Kartodirdjo.MetodologiPenelitian. (Jakarta, Budi Mulia.1992 ) h1-4

4 39 yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih, bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi- informasi atau keterangan- keterangan. 5 Dalam wawancara ini penulis menayakan langsung tentang profil MIS Tunggang dengan wawancara langsung dengan Adi Kurniawan salah seorang Guru di MIS Tunggang dan juga Bapak Muslim masyarakat Desa Tunggang. 2. Sumber Data Untuk melakukan suatu penelitian hal yang sangat dibutuhkan oleh peneliti yaitu sumber data, karena sumber data merupakan sarana yang dapat memberikan informasi kepada peneliti tentang peristiwa yang menjadi objek penelitiannya. Ketidaklengkapan sumber data dan keterbatsan pengamatan akan membuat suatu tujuan penelitian tidak akan tercapai. Sumber data ini menurut sifatnya terbagi dua yaitu: 1. Sumber primer Sumber primer disebut juga dengan sumber pertama (primary sources).sejarawan menganggap bahwa sumber-sumber asli sebagai sumber pertama (primary sources). Adapun sumber primer penulis dapatkan melalui dokumen-dokumen dan wawancara yang penulis lakukan kepada : 5 Narbuko, metode penelitian, (Jakarta, PT. Rineka Cipta. 2005) h. 83

5 40 1. Guru MIS (Adi Kurniawan) 2. Tokoh Masyarakat (Habil) 3. Kepala Desa (Bukhari) 2. Sumber sikunder Sumber sekunder disebut juga dengan sumber kedua (secondary sources). Sumber sekunder adalah apa yang telah ditulis oleh sejarawan berdasarkan sumber pertama (primary sources). Adapun sumber sekunder penulis dapatkan dari sumbersumber yang relevan dengan judul pembahasan penulis seperti dokumen, buku-buku dan benda lainnya. 3. Kritik Sumber Pada tahap ini penulis akan meneliti apa sumber yang penulis dapat masih asli atau tidak, apa sumber tersebut layak dipakai untuk membantu sumber utama atau hanya penambah informasi saja. Maka sebab itu penulis melakukan kritik sumber yang terdiri dari : a. Kritik External Pada kritik external ini penulis mengkritik material sumber. Material sumber adalah segala bentuk sarana serta cara yang dapat menyampaikan informasi. Kritik ekstern terhadap material sumber ditujukan untuk memastikan apakah sumber

6 41 yang di dapat itu masih asli atau tidak, apakah sumber tersebut sudah dirubah tentang keaslian dari sumber sejarahnya atau tidak, baik melalui wawancara maupun lewat bacaan. b. Kritik Internal Setelah pengujian yang seksama terhadap material sumber, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian kandungan isi informasi yang telah dikumpulkan. Kritik ini bertujuan untuk memastikan kredibitas (kesahihan) isi informasi yang sampai kepada peneliti atau dengan kata lain apakah kandungan informasi yang terdapat dalam sumber itu dapat dipercaya (kredibel) sebagai sumber informasi objek yang sedang diteliti. 3. Interpretasi (Analisis) Setelah dilakukan kritik sumber langkah selanjutnya adalah mengnalisis data yaitu memahami makna dan menafsirkan informasi yang telah terkumpul, yang selanjutnya digunakan untuk merangkai dan mengungkapkan permasalahan objek. Analisis dan interpretasi (penafsiran kembali) terhadap data yang terkumpul dengan cara pengelompokan data yaitu dengan menganalisis fakta mana yang bisa langsung kita gunakan ataupun didukung dengan fakta

7 42 lainnya, yang kemudian merangkai data yang relevan dengan kajian dan dapat dipercaya kebenarannya. 6 Untuk menghasilkan cerita sejarah, fakta yang sudah dikumpulkan harus diinterpretasikan. Interpretasikan atau tafsir sebenarnya sangat individual, artinya siapa saja dapat menafsirkan. Kedudukan interpretasi ada diantara verifikasi dan eksposisi. Subjektifitas adalah hak sejarawan. 4. Historiografi Historiografi adalah tahap akhir dalam metode penelitian sejarah. Dalam hal ini penulis akan berusaha semampu mungkin memaparkan hasil penelitian dalam bentuk tulisan karya ilmiah atau skripsi. Merupakan proses penulisan laporan hasil penelitian sejarah. Artinya suatu hasil penyelidikan tidak pernah ada kalau ia tidak ditulis atau dituangkan dalam bentuk penulisan atau laporan. 7 6 Irhas Shamad, Ilmu Sejarah, Perspektif Metodologis dan Acuan Penelitian.(Jakarta: Hayfa Press, 2004) h Ibid.