BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api, istilah istilah yang digunakan antara. dengan perjalanan kereta api.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujudnya kesehatan yang optimal dan terpelihara. Salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB II LANDASAN TEORI. konsumen sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi pengalaman

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud (Panca, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dinarty (2009,Medan) dengan judul penelitian Pengaruh Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bisinis otomotif merupakan salah satu dari sekian banyak bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pelayanan Farmasi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung kepada pasien yang bertanggung jawab yang berkaitan dengan sedian farmasi, untuk meningkatkan kualitas kesehatan pasien (Depkes, 2006). Tujuan dari standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, serta melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka untuk keselamatan pasien (Permenkes, 2014). Tujuan pelayanan farmasi (Kemenkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004) meliputi: a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia. b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi. 6

7 c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat. d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku. e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evauasi pelayanan. f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan. g. Mengadakan penelitian dibidang farmasi dan peningkatan metode. Sumber daya manusia merupakan hal yang perlu ditingkatkan mengingat perkembangan tenaga perencanaan yang masih terbatas, hal ini menggambarkan makin perlunya peningkatan kemampuan perencanaan pembangunan kesehatan baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Menurut Ingga (2011), suatu perusahaan atau rumah sakit sangat tergantung pada sumber daya manusia (SDM). Pengetahuan dan keahlian yang dimiliki petugas sangat penting bagi perusahaan atau rumah sakit untuk memenuhi harapan pelanggan (pasien) dalam strategi pelayanan yang diberikan. Sumber daya manusia farmasi rumah sakit dapat mempengaruhi kualitas pelayanan farmasi di rumah sakit, berdasarkan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi profesional yang berwenang berdasarkan Undang-undang

8 memenuhi syarat baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap keprofesionalan terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan pelanggan (Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004). 2. Mutu Pelayanan Farmasi Menurut KMK NO. 1197 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit menyatakan bahwa mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan kepuasan pasien sesuai tingkat kepuasan rata-rata masyarakat, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar pelayanan profesi yang ditetapkan serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi. Adapun pengendalian mutu adalah suatu mekanisme kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, serta terencana dan sistematis, sehingga dapat diidentifikasi peluang untuk peningkatann mutu serta menyediakan mekanisme tindakan yang diambil sehingga terbentuk proses peningkatan mutu pelayanan farmasi yang berkesinambungan (Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004). 3. Kepuasan Menurut Daryanto dan Setyobudi (2014), kepuasan merupakan suatu penilaian emosional dari konsumen setelah konsumen menggunakan suatu produk, dimana harapan dan kebutuhan konsumen menggunakannya terpenuhi. Menurut Solomon (2011), kepuasan adalah suatu perasaan

9 keseluruhan konsumen mengenai produk atau jasa yang telah dibeli oleh konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (1994) harapan pelanggan dibentuk berdasarkan beberapa faktor antara lain pengalamam berbelanja sebelumnya, pendapat dari teman dan kerabat, dan informasi dan janjijanji yang diberikan perusahaan dan pesaingnya. yaitu: Beberapa penyebab yang dapat mempengaruhi harapan pelanggan a. Pelanggan keliru mengkomunikasikan jasa yang diinginkan. b. Pelanggan keliru menafsirkan signal seperti harga. c. Kinerja karyawan perusahaan jasa yang buruk. d. Miskomunikasi rekomendasi mulut ke mulut e. Miskomunikasi penyediaan jasa oleh pesaing. Dalam hal terjadinya ketidakpuasan, ada beberapa kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan oleh pelanggan antara lain: a. Pelanggan tidak melakukan apa-apa, pelanggan tidak melakukan komplain terhadap perusahaan namun wujud dari ketidakpuasaan pelanggan dapat berupa tidak menggunakan lagi jasa perusahaan dan beralih keperusahaan yang lain. b. Pelanggan melakukan komplain, beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seorang pelanggan yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak (Nurlinda, 2013), yaitu:

10 1) Derajat kepentingan konsumsi yang dilakukan. Hal ini berkaitan dengan jasa yang dikonsumsi konsumen, harga maupun biaya dan waktu yang dibutuhkan para konsumen, jika biaya dan waktu yang dibutuhkan relatif tinggi, konsumen akan cendrung melakukan komplain. 2) Tingkat ketidakpuasan pelanggan Semakin pelanggan tidak puas dengan kinerja yang dilakukan karyawan, maka semakin besar pelanggan akan melakukan komplain. 3) Sikap pelangan terhadap keluhan Pelanggan akan menyampaikan keluhanya dan pelanggan akan yakin dari keluhan tersebut akan mendapatkan hal positif. 4) Tingkat kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi Faktor yang mencakup waktu yang dibutuhkan, gangguan aktifitas rutin yang dijalankan, dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan komplain. Apabila tingkat kesulitannya besar maka pelanggan cendrung tidak akan melakukan komplain.

11 5) Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain Bila pelanggan merasa peluang berhasilnya kecil dalam melakukan komplain, maka pelanggan kemungkinan tidak akan melakukan komplainnya. 4. Metode Pengukuran Kepuasan Menurut Philip Kotler (2000) metode pengukuran kepuasan pelanggan dapat dibagi menjadi 4 yaitu: a. Sistem keluhan dan saran Suatu sistem dimana pelanggan dapat menuliskan keluhan dan saran mereka melalui selebaran kertas yang sudah disediakan oleh pihak perusahaan sehingga perusahaan dapat mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki agar terciptanya pelayanan yang baik. b. Survei kepuasan pelanggan Survei kepuasan pelanggan dilakukan oleh perusahaan dimana perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian pada setiap pelanggannya. Survei yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui kepuasan pelanggan dapat melalui penelitian. Metode pengukuran survei kepuasan pelanggan menurut Kotler dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

12 1) Directly reported satisfaction Pengukuran ini dilakukan secara langsung melalui pertanyaan misalnya seberapa puas saudara dengan pelayanan farmasi di rumah sakit. 2) Derived dissatisfaction Pertanyaan yang ditanyakan kepada pasien menyangkut hal utama, seperti besarnya kinerja yang dirasakan oleh pasien, dan besarnya harapan pasien terhadap suatu pelayanan farmasi. 3) Problem analysis Pasien diminta mengungkapkan dua hal pokok. Pertama masalah-masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan pelayanan farmasi. Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan dengan pelayanan farmasi. 4) Importance performance analysis Responden atau pasien diminta untuk memberikan peringkat dari elemen berbagai pelayanan farmasi dan responden juga diminta untuk memberikan peringkat atas kinerja pelayanan farmasi dalam masing-masing elemen tersebut.

13 c. Ghost Shopping Metode ghost shopping merupakan suatu metode yang memperkerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan sebagai pelanggan maupun pembeli potensial. Kemudian para ghost shopper menyampaikan kelemahan dan kelebihan produk serta ghost shopper juga dapat mengamati dan menilai perusahaan dalam melayani pelanggan dan mengatasi keluhan pelanggan. d. Lost Customer Analysis Perusahaan menghubungi kembali pelanggan yang sudah berhenti membeli produk atau yang sudah beralih keperusahaan yang lain. Hal ini untuk mengetahui penyebab terjadinya kenapa pelanggan bersikap demikian sehingga perusahaan mengetahui hal-hal yang dapat ditingatkan dalam pelayanan agar pelanggan merasakan kepuasan dalam pelayanan. 5. Kualitas Pelayanan Menurut Tjiptono (2002), kualitas pelayanan (service quality) merupakan suatu konsep yang abstrak, karena kualitas pelayanan memilki karakteristik tidak berwujud, bervariasi, tidak tahan lama, serta produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan. Untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan, kinerja pelayanan dipengaruhi Lima dimensi kualitas pelayanan (Parasuraman, Zeithmal, dan Bery ; 1991), yaitu:

14 a. Kehandalan (Reliability) Merupakan kemampuaan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang telah disepakati. b. Daya tanggap (Responsiveness) Merupakan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan pelangga serta memberikan informasi kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa dengan cepat. c. Jaminan (Assurance) Karyawan harus membangun kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, dan perusahaan mampu memberikan rasa keamanan bagi para pelanggannya. d. Empati (Emphaty) Adanya kepedulian perusahaan dengan cara memberikan perhatian terhadap masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta perusahaan memiliki waktu yang nyaman. e. Berwujud (Tangibles) Tangibles untuk kepuasaan pelanggan berupa daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan oleh perusahaan, serta penampilan penampilan karyawan.

15 6. Kuesioner Servqual Wahyani (2010) mengatakan servqual adalah suatu metode untuk mengukur kualitas layanan, penilaian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner. Menurut Kusumah dan Dedi (2011) kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek yang diteliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan peneliti. Berdasarkan bentuk pertanyaan kuesioner dibedakan menjadi (Nawawi, 2005): a. Kuesioner dengan pertanyaan bebas Responden (pasien) dapat menjawab pertanyaan dengan bebas atau menurut pendapatnya sendiri. Kuesioner ini disebut kuesioner tidak terstruktur. b. Kuesioner dengan pertanyaan terkait Responden (pasien) dapat memilih jawaban yang telah disediakan. Kuesioner ini disebut juga dengan kuesioner terstruktur. Adapun bentuk dari kuesioner terstruktur adalah: 1) Kuesioner pertanyaan tertutup Dimana setiap pertanyaan disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai. 2) Kuesioner pertanyaan terbuka Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden harus membuat jawaban sendiri 3) Kuesioner pertanyaan kombinasi terbuka dan tertutup

16 Dimana kuesioner ini terdiri dari pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka 4) Kuesioner pertanyaan semi terbuka Kuesioner ini merupakan kuesioner pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. B. KERANGKA KONSEP Kualitas Pelayanan Farmasi Kepuasan Ditinjau dari 5 dimensi yaitu: 1. berwujud 2. keandalan 3. ketanggapan 4. Kepastian 5. Empati Puas Tidak puas C. KETERANGAN EMPIRIS Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat menggambarkan tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan farmasi rawat jalan di RSUD Singaparna Medika Citrautama Kabupaten Tasikmalaya yang diukur dari 5 dimensi yaitu berwujud (tangibles), empati (empathy), kehandalan (reliability), Kepastian (Assurance), dan daya tanggap (respossiveness) serta evaluasi prioritas dimensi yang perlu diperbaiki.