BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. dekade ke depan. Dengan pertumbuhan wisatawan yang berkisar 4. persen dalam 10 tahun ke depan, diprediksi akan ada sekitar 400 juta

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tulang punggung ekonomi didasarkan pada suatu anggapan bahwa sektor

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. produk dan layanan. Desain bangunan, interior dan eksterior hotel, suasana

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat. sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Kota ini merupakan kota terbesar

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi di dunia saat ini mengakibatkan adanya peningkatan

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi dan semakin tingginya tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, salah satu bidang potensi yang digalakkan di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sekitar 4,7 juta pembaca majalah Time yang terbit di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatan Mancanegara ke Indonesia Pada Tahun Tahun Jumlah Wisatawan %

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP. khususnya semakin maju. Hal ini menyebabkan meningkatnya persaingan pasar

STATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung dikenal sebagai kota yang memiliki beragam potensi wisata dan bisnis yang mampu menarik baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung. Tidak hanya potensi alam yang keberadaannya hampir diujung kota, di area pusat kota pun Kota Bandung memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Diantaranya pusat perbelanjaan, bisnis, kuliner dan hiburan. Dalam sejarah tercatat bahwa Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang sering ditunjuk menjadi tuan rumah berbagai konferensi dan kongres nasional maupun internasional sampai sekarang. Selain itu, berbagai kegiatan bisnis yang melibatkan beberapa perusahaan besar dari berbagai penjuru dunia juga sering dilakukan di Bandung. Untuk menunjang itu semua dibutuhkan banyak perkembangan hotel di Kota Bandung khususnya untuk memfasilitasi mereka yang akan berkunjung ke Kota Bandung. Perkembangan dunia perhotelan dalam upaya penyediaan jasa akomodasi pariwisata di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Menurut Hilda B Alexander (2013) dalam Forum Online Kompas yang diunduh tanggal 05 Maret 2014 menyebutkan bahwa perkembangan industri properti perhotelan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor alternatif ketertarikan destinasi wisata (kota), pembangunan infrastruktur yang membaik, serta inovasi-inovasi atraksi wisata di destinasi wisata itu sendiri. Menurut data Pertumbuhan Wisatawan ke Daya Tarik Wisata di Kota Bandung 2009-2013 (Sumber: Dinas Pariwisata Kota Bandung) provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya keanekaragaman potensi wisata yang dimiliki Kota Bandung yang mampu menarik wisatawan domestik dan mancanegara. Hal tersebut dapat dilihat melalui Tabel 1.1 yaitu mengenai jumlah wisatawan di Kota Bandung. 1

Tabel 1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Daya Tarik Wisata di Kota Bandung Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah 35.834.475 34.647.240 36.712.729 39.467.642 44.663.441 Wisatawan Sumber: Dinas Pariwisata Kota Bandung (2013) Berdasarkan Tabel 1.1 mengenai pertumbuhan kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata di kota bandung diketahui bahwa jumlah kedatangan wisatawan nusantara dan mancanengara mengalami kenaikan secara bertahap dalam kurun waktu 5 tahun yaitu periode 2009-2013. Untuk wisatawan pada tahun 2009 tercatat 35.834.475 orang melakukan perjalanan wisata ke Kota Bandung, walaupun pada tahun 2010 mengalami penurunan wisatawan yang salah satu nya diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas dan kerusakan infrastruktur Kota Bandung. Namun pada tahun 2011 mengalami peningkatan jumlah kunjungan kembali. Jika melihat potensi pariwisatanya, seharusnya Kota Bandung mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara yang lebih tinggi karena terdapat beragam daya tarik wisata. Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke kota Bandung dipengaruhi oleh berbagai motivasi berkunjung yang berbeda. Dari data diatas merupakan sumber dari banyak nya pembangunan hotel di kota Bandung sebagai salah satu investasi untuk memfasilitasi para wisatawan yang datang ke kota Bandung. Para investor beramai-ramai meninvestasikan hartanya sebab kota Bandung terus menjadi destinasi wisata yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Mengenai perkembangan bisnis hotel, dalam beberapa bulan terakhir, tingkat hunian (okupansi) kamar hotel berbintang di Kota Bandung cenderung meningkat. Saat hari biasa, okupansi hotel berbintang bisa lebih dari 70 persen, dan kemudian bertambah pada akhir pekan. Jika kita menghitung data yang dikumpulkan BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) Jawa Barat tentang akomodasi jasa yang tumbuh di Jawa barat terdapat 2

peningkatan sekitar 1,94 persen dan 6,98 persen bila dibandingkan dengan tahun 2013. Antara usaha akomodasi tersebut, 15,05 persen atau 253 usaha merupakan hotel-hotel yang telah diklasifikasikan sebagai hotel berbintang dan jumlah kamar sebanyak 23.005 unit. Berikut data yang dihimpun oleh BPS Jawa Barat yang terangkum pada grafik 1.1 Grafik1.1 Distribusi Usaha Akomodasi Menurut Klasifikasi 2013-2014 Sumber : BPS Jawa Barat (2014) Dari data diatas dimana perkembangan hotel di Jawa Barat sebanyak 501 unit atau 29,81% berada di Kota Bandung. Kota Bandung menjadi yang terbesar jauh mengungguli dari kota lainnya dan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Dapat tergambar begitu ketatnya persaingan bisnis akomodasi di Kota Bandung yang dijadikan sebagai tujuan wisatawan di Provinsi Jawa Barat. Peningkatan mutu layanan hotel terus diusahakan, baik melalui binaan pemerintah maupun oleh para pengusaha hotel itu sendiri. Profesionalisme di bidang perhotelan sangat diperlukan dan dapat dicapai melalui pendidikan tenaga kerja pada 3

lembaga pendidikan khusus kejuruan hotel/pariwisata. Kesimpulannya para pengusaha hotel harus lebih giat untuk memberikan pelatihan bagi SDM yang ada di dalam perusahaannya agar meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan bagi wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung serta eksistensi hotel tersebut dapat terjaga dengan baik. Dibalik itu semua banyak hotel di kota Bandung yang terancam keberadaannya yang disebabkan oleh tidak mempunyai daya saing dengan banyaknya hotel yang berkembang di kota Bandung. Organisasi yang ingin memenangkan persaingan harus lebih memperhatikan peran dari SDM dan sumber daya yang lainnya guna mencapai tujuan organisasi. SDM merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh suatu organisasi yang perlu mendapatkan perhatian lebih serius, sebab untuk mencapai produktivitas tinggi harus didukung oleh SDM yang bermutu sehingga mampu menyelesaikan pekerjaannya, maka yang perlu dilakukan adalah perbaikan yang berkesinambungan seluruh bidang antara lain manajemen SDM, manajemen produksi dan pemasaran. Hal yang perlu dilakukan jika ingin organisasi berjalan adalah dengan adanya pengawasan yang menyeluruh dari pimpinan perusahaan terhadap kegiatan operasional perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan seefektif mungkin. Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pengawasan yang dilakukan juga harus bertitik tolak dan mengacu pada rencana kegiatan yang akan dikerjakan sesuai program kerja yang telah ditetapkan. Untuk dapat mewujudkan suatu rencana kerja yang terprogram tersebut perlu dilakukan suatu pengawasan yang simultan dalam mendukung efektivitas dari suatu rencana yang ada. Faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organiasasi adalah karena adanya faktor seorang pemimpin. 4

Para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan semangat kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja, dan terutama tingkat prestasi dalam suatu organisasi. Hal tersebut memberi arti, bahwa kepemimpinan memiliki faktor penting bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan, dapat mempengaruhi karyawannya melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang diarahkan dan diinginkannya dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan itu, maka peranan pemimpin untuk menciptakan kinerja karyawan yang tinggi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Menurut Kartono (2008:57), Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam suatu organisasi kepemimpinan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kepentingan perusahaan dan organisasi tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang pimpinan harus dapat menggunakan seluruh sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan perusahaan tersebut. Kinerja merupakan salah satu gambaran tentang diri seseorang pegawai dengan berbagai standar tugas yang telah diberikan kepada pegawai tersebut sebagai salah satu bentuk tanggung jawab. Kinerja (performance) ini cenderung dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dibagi menjadi dua katagori yaitu faktor finansial dan nonfinansial. Faktor finansial meliputi gaji, tunjangan dan jaminan sosial. Sedangkan faktor nonfinansial terdiri dari lingkungan kerja gambaran pekerjaaan, kepemimpinan dan alat. Tebu Hotel Bandung merupakan salah satu perusahaan yang memberikan pelayanan dalam bidang jasa perhotelan di kota Bandung terletak strategis di Jalan Riau yang terkenal di Bandung, Tebu Hotel Bandung by Willson Hotels menawarkan kemudahan akses ke berbagai tempat strategis di Bandung, seperti Factory outlet, berbagai mall di Bandung, restoran, stasiun kereta, dan juga Bandara. Selain akses yang mudah, Tebu Hotel Bandung juga menawarkan fasilitas seperti restoran, resepsionis, pelayanan kamar dan keamanan 24 jam, ruang rapat dan konferensi, 5

akses internet, dan juga lainnya. Di dalamnya terdapat lebih dari 60 karyawan dengan kompetensi berbeda yang diarahkan untuk menjalankan perencanaan perusahaan dalam mencapai tujuan. Dengan banyaknya permintaan penggunaan fasilitas penginap maka Tebu Hotel Bandung menyediakan 95 kamar yang tersedia di desain khusus secara modern dan interior mewah itu semua untuk menghadapi tingkat persaingan hotel yang berkembang dan kebutuhan konsumen di kota Bandung. Visi dan Misi Tebu Hotel Bandung yaitu berusaha untuk menjadi perusahaan manajemen perhotelan Indonesia yang membuat kesan yang berbeda dan memberikan kesan positif dengan semua kalangan dan diakui sebagai salah satu hotel yang terbaik di Bandung dengan menjamin kepuasan pelanggan sesuai dengan harapan, keinginan, dan kebutuhannya mencakup standar pelayanan produk yang disajikan, servis yang dilakukan, harga yang sesuai, citra yang menjadi kebanggaan dan memberikan keuntungan semua pihak, pelanggan, karyawan, dan masyarakat. Grafik1.2 Data kinerja dan Absensi Tebu Hotel Bandung Data Kinerja Hotel Tebu Bandung kuantitas kerja kualitas kerja tingkat kehadiran 4,2 2,35 2 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 4 3,9 3,9 3,7 4 3,7 2,3 2,41 2,1 2,05 2,22 2,51 2 2,21 2,15 2,45 2,72 2,12 2,32 2,5 2,15 2,2 2,17 1,8 1,9 4,8 4 4,3 Sumber : HRD TEBU HOTEL (2014) 6

Bobot Penilaian Kinerja itu dilakukan secara kolektif yang mempunyai bobot Nilai antara 1-5. Dimana dengan nilai terendah menunjukan performa yang sangat tidak memuaskan hingga nilai tertinggi menunjukan nilai dengan performa yang memuaskan perusahaan. Tingkat kehadiran yang tidak berbanding dengan tingkat kualitas dan kuantitas kerja cenderung buruk untuk kinerja yang terjadi di lingkungan operasional. Ini disebabkan karyawan lebih banyak saling mengandalkan satu dengan lainnya yang justru menjadi hambatan untuk karyawan dalam menyelesaikan tugas yang sudah ditetapkan dalam perusahaan. Fenomena ini diperkuat dari hubungan komunikasi antara manager staf dengan karyawan operasional yang hanya terjalin melalui logbook. Penyalahgunaan logbook bisa dijadikan sebuah alasan disini. Sebab logbook disini sebagai alat komunikasi sekaligus sebagai salah satu prosedur kerja yang nantinya akan dibahas ketika para manager melakukan morning briefing. Kemudian untuk gaya kepemimpinan, di Tebu Hotel Bandung kepemimpinan terbilang kaku karena kurangnya pengarahan dan komunikasi sehingga tidak banyak karyawan yang mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan diri dan merasakan kebebasan atas kendali yang dinikmati saat bekerja. Pemimpin yang efektif yaitu pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung dalam individu atau kelompok. Fleksibilitas pemimpin ini nantinya dapat menjadi dasar untuk mengoptimalkan kinerja serta merancang sistem organisasi yang lebih baik. Sebuah fenomena muncul ketika tingkat kualitas kerja dan kuantitas kerja tidak pernah mencapai titik yang diinginkan perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan agar kuantitas dan kualitas kerja selalu membaik. Namun dari data yang tercantum di grafik 1.2 kinerja karyawan selalu menunjukan naik dan turun dari setiap bulannya. Menunjukan akan ketidakstabilan dari performa yang ditunjukan meskipun perusahaan telah memberikan prosedur tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing karyawan operasional. 7

Tebu Hotel Bandung ini sendiri sudah membuat peraturan tentang yang harus ditaati seluruh karyawan dari absensi hingga tugas yang diberikan pimpinan. Namun pengawasan yang dilaksanakan yang tidak sesuai dengan keadaan. Ditambah dengan gaya kepemimpinan yang masih kurang efektif sehingga membuat sebagian besar karyawan tidak bisa menampilkan kinerja yang diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan fenomena dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pengawasan dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Tebu Bandung. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti membuat identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengawasan, gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan pada Tebu Hotel Bandung? 2. Apakah terdapat pengaruh pengawasan terhadap kinerja karyawan pada Tebu Hotel Bandung? 3. Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Tebu Hotel Bandung? 4. Apakah terdapat pengaruh pengawasan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di Tebu Hotel Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi di Universitas Widyatama. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui pengawasan, gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan pada Tebu Hotel Bandung. 8

2. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap kinerja karyawan pada Tebu Hotel Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Tebu Hotel Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di Tebu Hotel Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian dapat memberikan kegunaan bagi: 1. Penulis, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya tentang masalah pengaruh pelatihan dan lingkungan kerja terhadap kinerja serta membandingkan fakta dengan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan 2. Perusahaan, sebagai bahan masukan dan bahan evaluasi bagi perusahaan sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang 3. Masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan memperluas wawasan bagi mereka yang berminat dalam memperdalam pengetahuannya di bidang sumber daya manusia 1.5 Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode analitis. Menurut Sugiono (2009: 29) adalah Metode Deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Sedangkan tehnik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis adalah: 1. Penelitian Lapangan ( Field research) Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara mengadakan kunjungan langsung 9

yang telah dipilih oleh penyusun sebagai objek penelitian,dengan cara: a. Pembagian kuesioner, dengan membagikan kuesioner kepada karyawan terkait. b. Wawancara, dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada para pihak terkait. c. Observasi, dengan cara membaca, mencatat, dan mengamati secara langsung terhadap data yang ada di dalam perusahaan. 2. Studi kepustakaan Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data melalui jurnal, majalah dan literatur pustaka yang berhubungan dengan pengawasan, lingkungan kerja dan kinerja karyawan. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Tebu Hotel yang berlokasi di Jalan L.L.R.E. Martadinata No. 62, Bandung. Adapun waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dimulai dari bulan Oktober 2015 sampai dengan selesai. 10