METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI. ERRIFA SUSILO, M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

* Mike Permila, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB II LANDASAN TEORI. terampil dan cekatan. Kata mampu mendapat imbuhan ke-an menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial emosional, kognitif dan efektif. 1 Kata

METODE PENGEMBANGAN BAHASA: PENERAPANNYA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEMA DAN SENTRA DI TAMAN KANAK-KANAK

II. KAJIAN PUSTAKA. dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. suatu dinamika kehidupan guru dan murid di sekolah. Masalah itu tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa anak anak, bermain merupakan dasar bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN HAND PUPPET PADA KELOMPOK B DI TK CEMPAKA MUSUK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi Fonologi (Unit

BAB I PENDAHULUAN. datang. Mengembangkan bahasa seyogyanya dimulai dari masa usia dini, sebab. Lenneberg (Santrock, 371) tahun-tahun prasekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sikap dan perbuatan dengan menggunakan bahasa. Kemampuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Berbicara Pengertian Kemampuan Berbicara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Internasional kini menginjak tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

Pengembangan Kemampuan Berkomunikasi pada Anak Cerebral Palsy. Musjafak Assjari (PLB-FIP-UPI)

Transkripsi:

METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI ERRIFA SUSILO, M.Pd

METODE PENGEMBANGAN BAHASA Metode Berkisah/ Mendongeng/ Bercerita Metode Bercakap-cakap dan Tanya Jawab Metode Karyawisata Metode Bermain Peran Metode Sosiodrama Metode Bernyanyi Permainan Bahasa Penggunaan Media Pembelajaran

METODE BERCERITA, MENDONGENG, BERKISAH Bercerita Tanpa Alat Peraga Kegiatan bercerita yang dilakukan guru saat bercerita tanpa menggunakan alat peraga yang diperlihatkan kepada anak didik Dalam Bercerita Tanpa Alat, Guru Hendaknya : 1. Hafal isi cerita 2. Memiliki vokal atau suara yang jelas 3. Tenang 4. Memiliki tempo suara 5. Intonasi/gaya bicara yang menarik 6. Mimik dan pantomimik yang menyenangkan

KELEBIHAN BERCERITA TANPA ALAT 1.Anak dilatih berfantasi 2.Belajar menyimak dan membaca apa yang diperagakan guru 3.Belajar mengingat apa yang diceritakan guru KEKURANGAN BERCERITA TANPA ALAT 1.Guru terkadang malas berekspresi 2.Tidak semua anak dapat memahami isi cerita dengan baik 3.Anak merasa jenuh dan pasif

LANGKAH-LANGKAH BERCERITA TANPA ALAT 1.Anak mengatur tempat duduknya 2.Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita 3.Anak diberi kesempatan menyebutkan judul cerita 4.Anak mendengarkan guru bercerita 5.Guru mengadakan evaluasi tentang isi cerita melalui percakapan 6.Anak mendengarkan guru menyimpulkan isi cerita 7.Satu atau dua orang anak mengulang cerita yang telah diceritakan guru

BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA Kegiatan bercerita yang dilakukan guru dengan menggunakan media atau alat pendukung isi cerita TUJUAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA Membantu imajinasi anak dalam memahami isi cerita FUNGSI BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA : Bagi Anak : Cerita menjadi lebih menarik Bagi guru : Membantu menyampaikan isi cerita

BENTUK BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA 1.Bercerita dengan alat peraga langsung 2.Bercerita dengan alat peraga tidak langsung atau benda tiruan MACAM-MACAM CARA BERCERITA 1.Kegiatan membaca-kan buku cerita 2.Kegiatan bercerita sambil menggambar 3.Kegiatan bercerita dengan boneka

METODE BERCAKAP-CAKAP DAN TANYA JAWAB METODE BERCAKAP-CAKAP 1.Interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak kaku. 2. Komunikasi lisan antara anak dan guru atau antara anak dengan anak melalui kegiatan monolog dan dialog 3. Saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif 4. Menurut Gordon dan Browne : Perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi

MANFAAT METODE BERCAKAP-CAKAP 1.Menyatakan pendapat, perasaan, keinginan, dan kebutuhan secara lisan 2.Meningkatkan keberanian anak untuk menyaakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain 3.Mengadakan hubungan dengan anak lain atau dengan gurunya 4.Meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya 5.Memperoleh informasi baru dari gurunya atau anak lain.

TUJUAN METODE BERCAKAP-CAKAP 1. Mengembangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan pendapatnya kepada siapapun 2. Memberi kesempatan kepada anak untuk berekspresi secara lisan 3. Memperbaiki lafal dan ucapan anak 4. Mengembangkan intelegensi anak 5. Menambah perbendaharaan/ kosa kata 6. Melatih daya tangkap anak 7. Melatih daya pikir dan fantasi anak 8. Menambah pengetahuan dan pengalaman anak didik 9. Memberikan kesenangan kepada anak 10.Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis

KELEBIHAN METODE BERCAKAP-CAKAP 1.Anak berkesempatan mengemukakan ide dan pendapatnya 2.Anak berkesempatan mengemukakan gagasannya 3.Hasil belajar bersifat fungsional karena topik/temanya terdapat dalam keseharian anak 4.Mengembangkan cara berfikir kritis 5.Anak berkesempatan menambah kemampuan belajarnya pada taraf yang lebih tinggi.

KELEMAHAN METODE BERCAKAP-CAKAP 1.Membutuhkan waktu 2.Anak harus dapat menangkap inti pembicaraan 3.Percakapan dapat didominasi oleh beberapa orang saja

METODE TANYA JAWAB Interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog yang bersifat kaku karena sudah terikat pada pokok bahasan. Dialog terjadi karena ada yang harus ditanyakan dan ada yang harus menjawab dengan benar.

TUJUAN METODE TANYA-JAWAB 1.Melatih keberanian anak mengajukan pendapatnya 2.Melatih keberanian anak bertanya terhdap apa yang tidak dipahaminya 3.Melatih anak bertutur dengan intonasi yang baik 4.Mengembangkan kosa kata dan perbendaharaan kata anak 5.Melatih anak menghargai pendapat orang lain 6.Melatih anak mau mendengar/menyimak pendapat orang lain

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN METODE TANYA-JAWAB 1.Pertanyaan hendaknya ditujukan pada semua anak 2.Pertanyaan hendaknya mencakup tujuan yang hendak dicapai 3.Pertanyaan hendaknya tidak keluar dari ruang lingkup bahan pembicaraan yang telah ditetapkan 4.Guru hendaknya membimbing dan mengarahkan pengamatan dan pemikiran anak 5.Pertanyaan hendaknya diajukan ketika keadaan tenang

lanjutan 6.Setiap jawaban anak hendaknya dihargai 7.Guru hendaknya berusaha membangkitkan keberanian anak untuk bertanya 8.Guru hendaknya memberikan contoh bagaimana cara mengajukan pertanyaan yang baik 9.Sebelum guru menjawab pertanyaan, jawaban ditawarkan kepada semua anak 10.Kalimat pertanyaan menggunakan bahasa sederhana dan jelas

DUA BENTUK METODE TANYA JAWAB 1.Tanya Jawab Secara Spontan 2.Tanya Jawab Berdasarkan Pokok Bahasan

METODE KARYAWISATA Suatu metode pembelajaran di Taman Kanak-kanak yang dilaksanakan dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Dengan karyawisata anak dapat diajak mengamati manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya melalui panca indera seperti penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan dan perabaan.

HASIL INFORMASI YANG DIDAPAT ANAK MELALUI: 1.Indera penglihatan (mata) antara lain adalah kesan pengamatan (persepsi penglihatan) seperti bentuk, warna, dan ukuran. 2.Indera pembauan pada hidung memberikan informasi mengenai bermacam bau benda dan gas 3.Indera pendengaran yang ada pada telinga memberi informasi tentang berbagai suara 4.Indera pengecapan yang ada pada lidah memberikan informasi tentang berbagai rasa 5.Indera perabaan yang ada pada kulit memberi informasi tentang berbagai rasa yang diiperoleh melalui perabaan.

MANFAAT METODE KARYAWISATA 1.Menumbuhkan minat anak untuk mengenal dan belajar mengenai sesuatu hal yang nyata 2.Anak belajar mengamati dan melakukan kegiatan-kegiatan lain, misalnya : bermain persan, mencocokkan gambar dengan kata, bercerita, dan sebagainya

PERAN METODE KARYAWISATA 1.Anak belajar mengamati sesuatu dengan cara yang menarik karena dilakukan di luar kelas 2.Dari hasil pengamatan, anak dapat melancarkan kemampuan bicaranya, menambah kosa katanya mengenai pengetahuan dan informasi baru 3.Anak dapat tertarik untuk bicara, mendengarkan cerita, menyimak, membaca, serta mencveritakan kembali apa yang telah dilihatnya 4.Anak dapat membandingkan apa yang dilihatnya di lapangan dengan yang di bacanya di buku dan belajar menuliskannya.