kemudian. Sang Won pasti pulang telat lagi hari ini, dia kan manusia paling sibuk. Baiklah... kita lihat apa yang harus dikerjakan terlebih dulu...

dokumen-dokumen yang mirip
Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

2. Gadis yang Dijodohkan

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Butterfly in the Winter

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Sang Pangeran. Kinanti 1

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

The Coffee Shop Chronicles

Kisahhorror. Fiksi Horror #1: A Midnight Story. Penerbit Dark Tales Inc.

Ah sial aku selingkuh!

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

Cermin. Luklukul Maknun

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Pukul setengah delapan aku mendengar bunyi pintu terbuka. Aku tahu itu pastu Crystal. Segera aku berlari ke depan dan menyambutnya.

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

DESSA FITRI MASINTA DEWI

Sepasang Sayap Malaikat

AKU AKAN MATI HARI INI

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP

Yang Mencinta dalam Diam

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi.

Tanda Terima Dari Mbak Diah

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

P A D A M U E M B U N

Cerita Tak Bernama. Reyuni Adelina Barus

Tema 1. Keluarga yang Rukun

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

"INSECT POLITICS" By Anju Based on a Short Story "RANDEVU" Draft 2

Kecakapan Antar Personal

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

Kodokhitamputih Dkk. #Cintaitu. Penerbit Kodok Hitam Putih. Nulisbuku.com. Bekerjasama dengan

UJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN

Stupid Love. June 21 st, 2013

AMINAH. udah hampir setengah jam Aminah mengurung

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

The New Beginning (2015)

2 Our Precious School

Christina Lauren. Penerbit PT Elex Media Komputindo

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

PATI AGNI Antologi Kematian

KISSING THE MAID OF HONOR

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Semangat ya kerja kelompok nya. J

DAFTAR ISI. Christmas Gift 5. Helai Daun Terakhir 17. Houi Dan Chana 27. Issun Boushi 35. Ikkyuu-San 85. Lukisan Sang Putri 61.

Tahun Bab 1 - Rumah Neraka. Dublin Irlandia

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski.

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

Fatmawati Kartika. Rainy Tears. Diandra Creative

Aku sedang sibuk. Les-les untuk persiapan Ujian Akhir Nasional-ku sangat menyita perhatian.

NASKAH FILM REALLY FAMILY

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!

Chapter 01: What will you do to protect me?

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Mahesa Bayu Suryosubroto

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

A picture can tell a thousand words, but a few words can change it s story. Sebastyne Young

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

Claresta Vania. The Things Left Unsaid

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

Belajar Memahami Drama

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Tiga Tahun Lalu. Fitri Icha Masdita 1

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

Annyeong Haseyo... 1 Panggilan adik laki-laki kepada kakak laki-laki

Transkripsi:

BAB 1 M alam musim semi yang sejuk dengan rintikan hujan mengisi malam Jun Hee yang terasa... biasa saja. Bahkan terlalu biasa karena lagi-lagi ia harus menikmati makan malam sendirian. Setelah makan malam, Jun Hee langsung menuju perpustakaan untuk menyusun materi pelajaran besok. Ia tidak tahu harus melakukan apa selain bekerja. Rumah ini terlalu besar dan memiliki banyak fasilitas, tapi Jun Hee sama sekali tidak tertarik. Jun Hee meletakkan barang-barangnya di meja kerja Sang Won, sebelum akhirnya duduk di kursinya. Ini juga menjadi alasan kenapa hanya saat Sang Won tidak ada di rumah ia bisa menggunakan perpustakaan sesukanya. Kapan lagi bisa duduk di kursi bos seperti ini? Jun Hee melirik jam digitalnya, lalu menerawang ke luar jendela perpustakaan di dalam rumah itu. Pasalnya, meski jendela itu tidak tertutup gorden, yang terlihat dari tempat Jun Hee hanyalah pohon pine yang berjejer rapi. Ia menghela nafas

kemudian. Sang Won pasti pulang telat lagi hari ini, dia kan manusia paling sibuk. Baiklah... kita lihat apa yang harus dikerjakan terlebih dulu... Ia menyalakan laptop, membuka buku, lalu mengeluarkan pulpen dari tempat pensilnya. Selagi menunggu laptopnya booting, Jun Hee membolak-balik halaman buku yang dibukanya untuk mencari materi yang akan ia ajarkan besok sambil memainkan pulpen mekanik. Jun Hee mengalihkan pandangannya saat layar laptopnya menampilkan desktop, dan itu membuatnya menekan pulpen mekaniknya terlalu keras sampai terpental. Ia mendengus dan terpaksa membungkukkan punggungnya untuk mengambil pulpen yang terjatuh di kolong meja itu. Seolah belum cukup menyiksa, saat Jun Hee ingin menegakkan tubuhnya, kepalanya terbentur meja lalu pulpennya kembali jatuh. Jun Hee mengaduh sambil setengah mengutuk pulpen dan meja dan apapun yang menyulitkannya, sampai akhirnya ia terpaku sendiri saat melihat selembar kertas yang tergeletak tak jauh dari pulpennya.

Ternyata bukan sekadar kertas, melainkan selembar foto tua. Mengabaikan punggungnya yang mulai sakit, Jun Hee tetap bertahan dengan posisinya. Ia memperhatikan foto itu dengan dahi berkerut. Foto itu berisi seorang wanita bersama anak laki-laki yang berumur sekitar sepuluh tahunan. Jun Hee tidak tahu siapa wanita itu, tapi ia cukup yakin kalau Sang Won-lah anak laki-lakinya. Ibu Sang Won? Tidak, Jun Hee mengenal wajah mertuanya. Dan wanita itu bukan noona 1 -nya Sang Won. Apa cinta pertama Sang Won? Wah, kalau begitu Sang Won memiliki selera yang buruk dalam percintaan. Sedang apa kau? Duk! Aw! Suara berat Sang Won yang tiba-tiba masuk ke indra pendengaran Jun Hee, membuat wanita itu lagi-lagi terantuk meja. Sambil mengusap kepalanya, Jun Hee pun menegakkan tubuhnya. Ia mendapati Sang Won berdiri di depan meja masih dengan pakaian kerjanya. 1 Noona: Panggilan kakak, dari laki-laki ke perempuan yang lebih tua

Bekerja. Jawab Jun Hee setengah jengkel, ia meletakkan pulpen sialan itu di atas meja. Di bawah meja? Jun Hee mendelik ke arah Sang Won. Berbeda dengan ucapannya, wajah Sang Won sama sekali tidak sedang mengejek dan itu membuat Jun Hee makin sebal! Sudah satu bulan lebih Jun Hee tinggal bersama dengan pria ini, ia menjadi lebih paham kalau Sang Won bukan hanya pelit soal urusan berbicara. Hidupnya jauh lebih parah daripada katak yang tidak pernah tertawa. Jun Hee bahkan takjub sendiri melihat Sang Won bisa hidup sehat sampai sekarang dengan pola hidup membosankan seperti ini. Tadi ada masalah sedikit ah, sudahlah. Jun Hee mengibaskan tangannya. Omong-omong, tumben kau pulang cepat. Aku hanya pulang untuk mengambil beberapa dokumen. Setelah itu Sang Won memutari meja, dan membuka laci meja yang ditempati Jun Hee, membuat wanita itu harus menggeser kursinya sedikit. Jun Hee sedikit meringis mendengarnya. Kau sudah makan?

Gerakkan Sang Won terhenti beberapa detik. Dan sebelum Jun Hee menyadarinya, pria itu sudah bersikap seperti biasa. Belum. Makanlah dulu. Aku akan meminta Yoon Ahjumma 2 menyiapkannya. Tidak perlu. Ucapan Sang Won membuat Jun Hee kembali duduk di kursinya. Aku akan makan di kantor. Final. Jun Hee tidak bisa membantah lagi. Pembicaraan mereka selalu berakhir seperti itu Sang Won yang mengakhirinya. Namun kali ini, karena Sang Won tidak kunjung selesai mencari dokumen yang ia butuhkan (itu membuat Jun Hee tidak bisa segera menyelesaikan pekerjaannya), Jun Hee pun memberanikan diri untuk bertanya tentang foto yang masih dipegangnya kepada Sang Won. Sang Won-ssi 3, ini fotomu, kan? Lalu siapa wanita ini? 2 Bibi. Sebutan untuk wanita paruh baya yang sudah menikah 3 Bentuk panggilan formal

Sang Won menoleh, dan seketika itu pula bola matanya membesar ketika melihat foto apa yang Jun Hee maksud. Ini bukan eommeoni 4, kan? Sang Won menyambar lembar foto itu dari tangan Jun Hee dan langsung meremasnya. Rasa penasaran Jun Hee makin besar, dan ia tidak percaya dengan reaksi Sang Won itu. Jun Hee bisa melihat begitu banyak amarah yang terkumpul di manik mata Sang Won. Rahang pria itu mengatup rapat. Meski biasanya Sang Won memang pelit bicara dan datar, tapi Jun Hee tidak pernah merasa setakut ini. Sang Won yang sekarang seolah ingin mengeluarkan monster mengerikan yang bisa mengoyaknya sampai tulang. Tidak bisakah kau tidak mengacau?! lambat-lambat, Sang Won mengatakan itu. Jun Hee menelan air liurnya sendiri mendengar kalimat dingin Sang Won. A-Aku... aku hanya tidak sengaja menemukannya... 4 Eommeoni: ibu (mertua)

Tidak saling mencampuri urusan pribadi masingmasing, kau tidak ingat? Aku tahu..., Jun Hee menggigit bibirnya, menahan air mata. Maaf. Tidak bisa. Sang Won tidak bisa menyalahkan Jun Hee begitu saja karena tidak sengaja membuka luka lamanya. Luka yang belum kering sampai sekarang. Perlahan, Sang Won mengembuskan nafasnya. Amarahnya mulai menurun, namun tangannya masih meremas kuat lembar foto itu. A-Aku akan bekerja di kamar saja, Jun Hee bangun dari kursi dan merapikan barang-barangnya. Selamat malam. Ia memberi salam, lalu keluar dari perpustakaan. Setelah Jun Hee keluar, barulah Sang Won bisa membuka tangannya dan melihat lembar foto yang sudah berkerut. 12 Desember 1998 begitulah yang tertulis di pojok kanan foto itu. Dua orang tampak bahagia di sana, meski hanya seulas senyum yang terlihat. Sang Won ingat itu adalah hari terakhir ia bertemu dengan wanita itu.