BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, bank dapat didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Terdapat tiga kelompok jasa bank yang perlu dikelola secara profesional, yaitu menghimpun dana (funding), menyalurkan dana (lending) dan jasa-jasa bank lainnya (service) (Kasmir, 2012: 5). Pengelolaan yang utama yaitu pengelolaan kegiatan menghimpun dana, melalui penghimpunan dana ini bank akan memperoleh uang yang siap dijual kembali ke masyarakat yang membutuhkan dana (Kasmir, 2012: 5). Kinerja keuangan secara umum dapat menggambarkan kinerja sesungguhnya dalam pengelolaan bisnis perbankan. Analisis terhadap laporan keuangan bank dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan. Profitabilitas atau rentabilitas merupakan indikator yang tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Sipahutar, 2007: 61). Hasibuan (2002: 100) profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit. Rasio profitabilitas menggambarkan perusahaan mendapatkan laba yang optimal melalui semua kemampuan dari sumber yang ada. Menurut Sugiono dan Untung (2008: 1
2 70), rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur efektivitas manajemen yang mencerminkan pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal. Sedangkan, definisi profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2013:107) adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas dapat ditetapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukur tersebut adalah dengan rasio keuangan sebagai salah satu analisa dalam menganalisa kondisi keuangan, hasil operasi dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Harahap (2008: 304) menyatakan bahwa profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (Husnan, 2006: 72). Return on assets merupakan salah satu rasio profitabilitas yang paling sering digunakan karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Tingkat Return on assets (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dari aset yang dananya berasal dari sebagian besar dana simpanan masyarakat (Wibowo & Syaichu, 2013: 2). Return on assets merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana
3 yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Dendawijaya, 2001: 201). Menurut Gitman dan Zutter (2012 : 130), Return on assets mengukur keefektifan secara keseluruhan dari manajemen dalam menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang ada. Berikut merupakan data return on asets yang dimiliki perusahaan perbankan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Tabel 1.1 Return on assets (ROA) perusahaan perbankan untuk tahun 2013-2015 Kode No Perusahaan Nama Perusahaan 2013 2014 2015 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 1,02 0,97 0,96 2 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk. -1-0,58 0,07 3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 0,99 0,81 0,75 4 BBKP Bank Bukopin Tbk. 1,35 0,92 1,02 5 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk. 2,34 2,6 1,8 6 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 1,19 0,79 1,08 7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 2,26 1,37 1,31 8 BJBR Bank Pemb. Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 1,94 1,48 1,56 9 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. 2,49 2,47 2,07 10 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 1,39 1,01 0,87 11 BNII PT Bank Maybank Indonesia Tbk. 1,12 0,5 0,73 12 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 1,27 0,73 0,66 13 BSWD Bank of India Indonesia Tbk. 2,26 2,04-0,73 14 BVIC Bank Victoria International Tbk. 1,37 0,49 0,4 15 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 1,07 0,47 0,28 16 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 1,6 1,2 1,38 17 MCOR PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. 0,99 0,54 0,67 18 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 1,17 1,29 1,25 19 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 1,5 1,5 0,86 20 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. 1,5 0,84 1,32 sumber: idx.co.id (data diolah kembali)
4 Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa ROA perusahaan perbankan mengalami fluktuasi diantara tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Perubahan ROA yang tidak stabil ini tertunya tidak diharapkan oleh perusahaan. Fenomena yang terjadi pada perusahaan perbankan tersebut diduga dipengaruhi oleh tingkat loan to deposit ratio (LDR) yaitu jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun. Return on assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang penting bagi bank karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan total aktivanya. ROA adalah pebandingan antar laba sebelum pajak terhadap total aktiva (Husnan, 2006:74). Semakin besar ROA menunjukkan peningkatan profitabilitas bank. Kasmir (2012: 319) mengartikan bahwa loan to deposit ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Sedangkan menurut Sipahutar (2007: 7), loan to deposit ratio merupakan perbandingan antara kredit yang disalurkan perbankan terhadap penghimpunan dana pihak ketiga. Dendawijaya (2001: 101) mengartikan Loan to deposit ratio adalah seberapa jauh kemampuan bank dalam membiayai kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Bank perlu menjaga profitabilitas yang tinggi, prospek usaha yang berkembang, membagikan deviden dengan baik, dan memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik agar kinerjanya dinilai bagus (Mudrajad dan Suhardjono, 2011:44).
5 Besar kecilnya rasio LDR suatu bank akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut. Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang diperoleh akan meningkat. Hal ini tentunya akan meningkatkan LDR sehingga profitabilitas bank juga meningkat (Kasmir, 2012: 354). Penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2017) yang berjudul Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, dan LDR Terhadap Profitabilitas Bank Persero menyatakan bahwa semua variabel independen yakni CAR, NIM, BOPO dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Herjanto (2014) yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa secara simultan CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada Profitabilitas Bank Umum yang diproksikan dengan ROA di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan oleh Agustiningrum (2013) yang berjudul Analisis pegaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap profitabilitas pada perusahan perbankan menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian dilakukan oleh Almadany (2012) yang berjudul Pengaruh Loan to deposit ratio, Biaya Operasional per Pendapatan Operasional dan Net Interest Margin terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
6 Efek Indonesia menujukkan bahwa Loan to deposit ratio (LDR), Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO), dan Net Interest margin (NIM) secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian yang dilakukan Widowati & Suryono (2015) yang berjudul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas Pebankan di Indonesia menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA); Loan to deposit ratio (LDR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA); Non Performance Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian sebelumnya yang dilakukan Pratiwi & Wiagustini (2015) yang berjudul Pengaruh CAR, BOPO, NPL dan LDR terhadap Profitabilitas menyatakan bahwa Loan to deposit ratio (LDR) tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA). Kecilnya pengaruh LDR terhadap ROA bisa terjadi karena besarnya pemberian kredit tidak didukung dengan kualitas kredit. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas Bank (Penelitian pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 2015). 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:
7 Bagaimana pengaruh Loan to deposit ratio (LDR) terhadap profitabilitas perusahaan perbankan tahun 2013-2015? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh loan to deposit ratio (LDR) terhadap profitabilitas bank perusahaan perbankan tahun 2013-2015. 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa pihak di antaranya bagi: 1. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta memperdalam wawasan mengenai perbankan dan penganalisaan laporan keuangan perbankan di Indonesia, terutama tentang perkreditan, risiko yang ditanggung oleh pihak bank serta bagaimana pengaruh loan to deposit ratio (LDR) terhadap profitabilitas perusahaan perbankan. 2. Perbankan di Indonesia Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak bank mengenai bagaimana loan to deposit ratio (LDR) dapat berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang bersangkutan. 3. Peneliti Selanjutnya dan Masyarakat Umum
8 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, bahan rujukan dan sumber informasi bagi pengembangan konsep tentang bagaimana aspek yang berkaitan dengan loan to deposit ratio (LDR) dan profitabilitas bank. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan perbankan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan Perpustakaan Universitas Widyatama. Adapun waktu penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian ini dimulai pada bulan April 2017 sampai dengan selesai.