Sweet Corn Growth and Production with Application Microorganism and Empty Fruit Bunches Oil Palm Compost

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (7): 47-54

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

BAHAN METODE PENELITIAN

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

Sukandar, Nelvia, Ardian Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, Universitas of Riau

III. BAHAN DAN METODE

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Lama Perendaman Auksin pada Bibit Tebu Teknik Bud Chip

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO TERHADAP PEMBERIAN MIKORIZA DAN PENAMBAHAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

MEASURES FOR INCREASING PRODUCTION GROWTH AND SWEET CORN

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

EFEKTIFITAS PEMBERIAN KONSENTRASI EM YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS DI LAHAN TSUNAMI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

KAJIAN PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccarata strutr).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Transkripsi:

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS PADA PEMBERIAN MIKROORGANISME BERMANFAAT DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Sweet Corn Growth and Production with Application Microorganism and Empty Fruit Bunches Oil Palm Compost Reyza Kurniawan*, Ratna Rosanty Lahay, Sanggam Silitonga, Chairani Hanum Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : E-mail : ezania@ymail.com ABSTRACT Development of sweet corn culture technique need efficient of farming system, more economical, quality, and productivity. For this reason, research has been conducted at experimental field of USU Agriculture Faculty (± 25 m asl.) in July October 2013 using a randomized block design with two factors. The first factor was concentrations of microorganism with levels: 0, 10, 20, and 30 ml/l of water, were the second factor was doses of Empty Fruit Bunches Oil Palm (EFBOP) compost with levels: 0, 150, and 300 g per plant with three replications. The result of this research showed that application of microorganism had significant effect on plant height at six th weeks after planting (WAP), cob with husk per plant, and cob without husk per plant. Empty fruit bunches oil palm compost significant effect only for stem diameter. Interaction between application microorganism and EFBOP compost significant effect on cob length and cob diameter. Keywords : sweet corn, beneficial microorganisms, EFBOP compost ABSTRAK Pengembangan jagung manis yang lebih kompetitif, diperlukan upaya efisiensi usahatani, baik ekonomi, mutu maupun produktivitas. Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian USU (± 25 m dpl) pada Juli Oktober 2013 menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor, faktor pertama yaitu konsentrasi mikroorganisme bermanfaat dengan taraf: 0, 10, 20, dan 30 ml/l air dan faktor kedua yaitu dosis kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dengan taraf: 0, 150, dan 300 g per tanaman dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi mikroorganisme bermanfaat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 minggu setelah tanam (MST), produksi dengan klobot per tanaman, dan produksi tanpa klobot per tanaman. Dosis kompos TKKS berpengaruh nyata hanya terhadap diameter batang. Interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol dan diameter tongkol. Kata kunci : jagung manis, mikroorganisme bermanfaat, kompos TKKS PENDAHULUAN Permintaan terhadap jagung manis terus meningkat, namun permintaan ini belum dapat dipenuhi, karena pengembangan budidaya jagung manis di tingkat petani yang masih belum berkembang dengan baik. Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman jagung manis, di antaranya dengan melaksanakan program intensifikasi dan perluasan areal pertanaman (Nirmala, 2008). Dalam upaya pengembangan jagung manis yang lebih kompetitif, diperlukan upaya efisiensi usahatani, baik ekonomi, mutu maupun produktivitas melalui penerapan teknologi mulai dari penentuan lokasi, penggunaan varietas, benih bermutu, 1172

penanaman, pemupukan yang tepat, pemeliharaan, hingga penanganan panen dan pasca panen yang tepat (BPPP, 2008). Selama ini penggunaan Mikroorganisme Efektif lebih banyak digunakan untuk mempercepat pengomposan, namun sebenarnya dapat digunakan langsung ke tanaman. Untuk tanaman buah-buahan, penggunaan Mikroorganisme Efektif dapat disiramkan sebanyak 3 4 cc per liter air setiap minggu (Indriani (2002) dalam Barokah (2008)). Selain mempercepat pengomposan, Mikroorganisme Efektif dapat diberikan secara langsung untuk menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah atau disemprotkan ke daun tanaman (Barokah, 2008). Penggunaan bahan organik perlu mendapat perhatian yang lebih besar, mengingat banyaknya lahan yang telah mengalami degradasi bahan organik, disamping mahalnya pupuk anorganik (Urea, ZA, SP 36, dan KCl). Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa tambahan pupuk organik dapat menguras bahan organik tanah dan menyebabkan degradasi kesuburan hayati tanah (Makkasau dan Mansjur, 2006). mengandung unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro yang terkandung dalam kompos TKKS yaitu: 14,50% C Organik; 2,15% N Total; 1,54% P 2 O 5 Total; 0,15% K 2 O; dan ph (H 2 O) 6,32. biasanya juga mengandung sedikit unsur hara mikro seperti: Cu, Zn, Mn, Co, Fe, Bo, dan Mo yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, pada beberapa situasi dimana pada tempat yang terkena cahaya dan mengandung pasir (Arnika dan Yuni, 2010). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang tanggap pertumbuhan dan produksi jagung manis terhadap pemberian mikroorganisme bermanfaat dan kompos tandan kosong kelapa sawit. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Bahan yang digunakan adalah benih jagung manis varietas Sweet Boy, topsoil, Efektif Mikroorganisme 4 (EM 4 ), kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS), polybag ukuran 50 cm x 40 cm x 0,8 mm (10 kg), label sampel, insektisida Dechis (bahan aktif Deltamethrin 25 EC), fungisida Dithane (bahan aktif Mankozeb 80 %), dan air. Alat yang digunakan adalah karung goni, cangkul, gelas ukur, gembor, jangka sorong, tugal, plank penelitian, patok tinggi tanaman, gunting, tali rafia, spanduk, timbangan analitik, kalkulator, meteran, dan alat tulis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor, pertama yaitu konsentrasi EM (0, 10, 20, dan 30 ml/l air) dan kedua yaitu dosis kompos TKKS (0, 150, dan 300 g per tanaman) dengan 3 kali ulangan. Data dianalisis dengan analisis ragam, jika terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan lahan yang berukuran 100 cm x 100 cm untuk tiap plot, persiapan media tanam dalam polybag 50 cm x 30 cm x 0,8 mm (10 kg), aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit sesuai taraf dosis perlakuan, pemupukan dasar dengan dosis 6 g Urea/tanaman, 5 g SP 36 /tanaman, 1,5 g KCl/tanaman, penyiapan benih, penanaman benih sebanyak 2 benih per lubang tanam, aplikasi Efektif Mikroorganisme 4 sesuai taraf konsentrasi perlakuan, penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, penjarangan dilakukan dengan memotong tanaman yang pertumbuhannya kurang baik, pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, dan pengendalian hama dan penyakit, panen dilakukan 65 hari setelah tanam (HST). Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman, total luas daun, diameter batang, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji, produksi dengan klobot per tanaman, dan produksi tanpa klobot per tanaman. 1173

Tinggi Tanaman (cm) HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Pemberian EM 4 berpengaruh nyata menurunkan tinggi tanaman 6 MST, sedangkan pemberian kompos TKKS dan interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman. tinggi tanaman 2, 4, dan 6 MST pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tinggi tanaman jagung manis pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS pada 2, 4, dan 6 MST MST Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) E 0 (0) E 1 (10) E 2 (20) E 3 (30) 2 T 0 (0) 30,21 33,69 30,13 25,32 29,84 T 1 (150) 29,53 29,65 31,68 31,57 30,61 T 2 (300) 27,35 28,03 27,93 26,79 27,53 29,03 30,46 29,91 27,89 T 0 (0) 97,63 102,64 98,62 91,36 97,56 4 T 1 (150) 94,04 96,49 96,09 99,39 96,50 T 2 (300) 91,65 96,63 90,88 92,68 92,96 94,44 98,59 95,19 94,48 T 0 (0) 172,32 171,56 170,61 160,34 168,71 6 T 1 (150) 167,51 166,96 168,92 167,64 167,76 T 2 (300) 163,20 182,57 168,26 161,73 168,94 167,68 ab 173,70 b 169,26 ab 163,24 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kelompok baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Pada 6 MST, pemberian EM 4 berpengaruh nyata menurunkan tinggi tanaman. Tanaman jagung manis tertinggi terdapat pada perlakuan E 1 (173,70 cm), sedangkan yang terendah pada perlakuan E 3 (163,24 cm). Terdapat hubungan kuadratik 180 ŷ = -0,030x 2 + 0,726x + 168,1; R² = 0,93; y maks. = 172,49 pada x = 170 12,10 160 150 140 antara pemberian EM 4 dengan tinggi tanaman 6 MST, yang dapat dilihat pada Gambar 1, dimana pemberian EM 4 optimum yaitu 12,10 ml/l air dengan tinggi tanaman maksimum 172,49 cm. 130 0 Konsentrasi 10 Efektif Mikroorganisme 20 4 30 (ml/l air) Gambar 1. Tinggi tanaman jagung manis 6 MST pada beberapa konsentrasi EM 4. 1174

Diameter Batang (mm) Diameter batang batang pada pemberian EM 4 dan kompos Pemberian kompos TKKS TKKS dapat dilihat pada Tabel 2. berpengaruh nyata meningkatkan diameter Tabel 2. Diameter batang jagung manis pada batang, sedangkan pemberian EM 4 dan pemberian EM 4 dan kompos interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata TKKS terhadap diameter batang. diameter Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) E 0 (0) E 1 (10) E 2 (20) E 3 (30) T0 (Kontrol) 18,28 17,36 17,55 17,61 17,70 a T1 (150 g/tan) 17,51 18,31 17,66 16,80 17,57 a T2 (300 g/tan) 18,14 19,59 17,65 18,26 18,41 b 17,98 18,42 17,62 17,56 Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Pemberian kompos TKKS berpengaruh nyata meningkatkan diameter batang. Diameter batang jagung manis tertinggi terdapat pada perlakuan T 2 (18,41 19 mm), sedangkan yang terendah pada perlakuan T 1 (17,57 mm). Terdapat hubungan linear positif antara pemberian kompos TKKS dengan diameter batang, yang dapat dilihat pada Gambar 2. ŷ = 0,355x + 17,18 r = 0,615 18 17 16 15 14 0 150 300 Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Gambar 2. Diameter batang jagung manis pada beberapa dosis kompos TKKS. Panjang Tongkol Pemberian EM 4 dan kompos TKKS berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tongkol, sedangkan interaksi perlakuan berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol. panjang tongkol pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS dapat dilihat pada Tabel 3. 1175

Panjang Tongkol (cm) Tabel 3. Panjang tongkol jagung manis pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) E 0 (0) E 1 (10) E 2 (20) E 3 (30) T0 (Kontrol) 17,28 b 14,64 a 14,85 a 14,98 a 15,44 T1 (150 g/tan) 15,23 a 15,85 ab 15,83 ab 14,85 a 15,44 T2 (300 g/tan) 14,93 a 16,03 ab 15,73 ab 15,13 a 15,46 15,81 15,51 15,47 14,99 Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Interaksi pemberian EM 4 dengan kompos TKKS berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol. Panjang tongkol jagung manis tertinggi yaitu pada perlakuan E 0 T 0 (17,28 cm), sedangkan yang terendah pada perlakuan E 1 T 0 (14,64 cm). Hubungan antara pemberian konsentrasi EM 4 pada beberapa dosis kompos TKKS dengan panjang tongkol dapat dilihat pada Gambar 3. Pada perlakuan T 1 dan T 2, maka pemberian EM 4 hingga 30 ml/l air berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tongkol, sebaliknya pada perlakuan T 0, pemberian EM 4 nyata menurunkan panjang tongkol. 18.00 17.50 17.00 16.50 16.00 15.50 15.00 14.50 14.00 13.50 13.00 ŷt 0 = -0,066x + 16,43 r = 0,487 0 10 20 30 Konsentrasi Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) T0 (n) T1 (tn) T2 (tn) Gambar 3. Panjang tongkol jagung manis pada interaksi perlakuan konsentrasi EM 4 dengan dosis kompos TKKS. Hubungan antara pemberian dosis kompos TKKS pada beberapa konsentrasi EM 4 dengan panjang tongkol dapat dilihat pada Gambar 4. Pada perlakuan E 1, E 2, dan E 3, maka pemberian kompos TKKS hingga 300 g/tanaman berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tongkol, sebaliknya pada perlakuan E 0, pemberian kompos TKKS nyata menurunkan panjang tongkol. 1176

Panjang Tongkol (cm) 18.00 17.50 17.00 16.50 16.00 15.50 15.00 14.50 14.00 13.50 ŷe 0 = -1,175x + 18,15 r = 0,844 Gambar 4. Panjang tongkol jagung manis pada interaksi perlakuan dosis kompos TKKS dengan konsentrasi EM 4. Diameter Tongkol Pemberian EM 4 dan kompos TKKS berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tongkol, sedangkan interaksi perlakuan berpengaruh nyata terhadap diameter tongkol. 0 150 300 Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit E0 (n) E1 (tn) E2 (tn) E3 (tn) diameter tongkol pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Diameter tongkol jagung manis pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS Efektif Mikroorganisme (ml/l air) E 0 (0) E 1 (10) E 2 (20) E 3 (30) T0 (Kontrol) 41,46 ab 39,51 a 39,49 a 39,49 a 39,99 T1 (150 g/tan) 40,84 ab 39,33 a 43,12 bc 40,81 ab 41,03 T2 (300 g/tan) 41,51 ab 44,87 c 39,05 a 40,24 ab 41,42 41,27 41,24 40,55 40,18 Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Pemberian kompos TKKS berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tongkol, walau cenderung meningkatkan diameter tongkol. Interaksi pemberian EM 4 dengan kompos TKKS berpengaruh nyata terhadap diameter tongkol. Diameter tongkol jagung manis tertinggi yaitu pada perlakuan E 1 T 2 (44,87 mm), sedangkan yang terendah pada perlakuan E 1 T 1 (39,33 mm). Hubungan antara pemberian konsentrasi EM 4 pada beberapa dosis kompos TKKS dengan diameter tongkol dapat dilihat pada Gambar 5. Pada perlakuan T 0, maka pemberian EM 4 hingga 30 ml/l air berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tongkol, sebaliknya pada perlakuan T 1 dan T 2, pemberian EM 4 nyata menurunkan diameter tongkol. 1177

Diameter Tongkol (mm) Diameter Tongkol (mm) 47 ŷt 2 = 2,699x 3-20,79x 2 + 46,84x + 12,75 46 R 2 = 1 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 ŷt 1 = -1,679x 3 + 12,06x 2-24,62x + 53,74 R 2 = 1 Gambar 5. Diameter tongkol jagung manis pada interaksi perlakuan konsentrasi EM 4 dengan dosis kompos TKKS. g/tanaman berpengaruh tidak nyata terhadap Hubungan antara pemberian dosis diameter tongkol, sebaliknya pada perlakuan kompos TKKS pada beberapa konsentrasi E 1, pemberian EM 4 nyata meningkatkan EM 4 dengan diameter tongkol dapat dilihat pada Gambar 6. Pada perlakuan E 0 dan E 3, diameter tongkol dan E 2, pemberian kompos TKKS nyata menurunkan diameter tongkol. maka pemberian kompos TKKS hingga 300 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 0 10 20 30 Konsentrasi Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) ŷt 2 = -0,000x 2 + 0,049x + 39,49 R 2 = 1 0 150 300 Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit ŷt 1 = 0,017x + 38,56 r = 0,724 T0 (tn) T1 (n) T2 (n) E0 (tn) E1 (n) E2 (n) E3 (tn) Gambar 6. Diameter tongkol jagung manis pada interaksi perlakuan dosis kompos TKKS dengan konsentrasi EM 4. Produksi dengan Klobot per Tanaman Pemberian EM 4 berpengaruh nyata menurunkan produksi dengan klobot per tanaman, sedangkan pemberian kompos TKKS dan interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap produksi dengan klobot per tanaman. produksi dengan klobot 1178

Produksi dengan Klobot (g) per tanaman pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Produksi dengan klobot per tanaman (g) pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) E 0 (0) E 1 (10) E 2 (20) E 3 (30) T0 (Kontrol) 209,97 191,95 181,29 191,44 193,66 T1 (150 g/tan) 213,60 185,40 197,23 185,37 195,40 T2 (300 g/tan) 204,78 215,07 195,04 182,10 199,25 209,45 b 197,47 a 191,19 a 186,30 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Pemberian kompos TKKS berpengaruh tidak nyata terhadap produksi dengan klobot per tanaman, walau cenderung meningkatkan produksi dengan klobot per tanaman. Pemberian EM 4 berpengaruh nyata menurunkan produksi dengan klobot per tanaman. Produksi dengan klobot 220 per tanaman tertinggi terdapat pada E 0 (209,45 g), sedangkan yang terendah pada perlakuan E 3 (186,30 g). Terdapat hubungan linear negatif antara pemberian EM 4 dengan produksi dengan klobot per tanaman, yang dapat dilihat pada Gambar 7. 210 200 ŷ= -7,653x + 215,4 r = 0,967 190 180 170 0 10 20 30 Konsentrasi Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) Gambar 7. Produksi dengan klobot per tanaman pada beberapa konsentrasi EM 4. Produksi Tanpa Klobot per Tanaman Pemberian EM 4 berpengaruh nyata menurunkan produksi tanpa klobot per tanaman, sedangkan pemberian kompos TKKS dan interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap produksi tanpa klobot per tanaman. produksi tanpa klobot per tanaman pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS dapat dilihat pada Tabel 6. 1179

Produksi Tanpa Klobot (g) Tabel 6. Produksi tanpa klobot per tanaman (g) pada pemberian EM 4 dan kompos TKKS Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) E 0 (0) E 1 (10) E 2 (20) E 3 (30) T0 (Kontrol) 150,99 134,76 128,27 135,57 137,40 T1 (150 g/tan) 155,54 130,92 136,19 130,58 138,31 T2 (300 g/tan) 148,63 156,67 134,33 129,87 142,38 151,72 b 140,79 a 132,93 a 132,01 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Pemberian kompos TKKS berpengaruh tidak nyata terhadap produksi tanpa klobot per tanaman, walau cenderung meningkatkan produksi tanpa klobot per tanaman. Pemberian EM 4 berpengaruh nyata menurunkan produksi tanpa klobot per tanaman. Produksi tanpa klobot per tanaman 160 tertinggi terdapat pada perlakuan E 0 (151,72 g), sedangkan yang terendah pada perlakuan E 3 (132,01 g). Terdapat hubungan linear negatif antara pemberian EM 4 dengan produksi tanpa klobot per tanaman, yang dapat dilihat pada Gambar 8. 150 ŷ= -6,699x + 156,1 r = 0,896 140 130 120 110 0 10 20 30 Konsentrasi Efektif Mikroorganisme 4 (ml/l air) Gambar 8. Produksi tanpa klobot per tanaman pada beberapa konsentrasi EM 4. Pada peubah amatan tinggi tanaman 6 minggu setelah tanam (MST) (Tabel 1), pemberian efektif mikroorganisme 4 (EM 4 ) yang menyatakan bahwa EM 4 juga dengan konsentrasi 10 ml/l air memberikan hasil rataan tinggi tanaman tertinggi yaitu 173,70 cm, dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi yang lain. Hal ini disebabkan karena pemberian EM 4 dengan konsentrasi yang tepat dapat memperbaiki struktur dan bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik serta menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Berdasarkan hasil rataan beberapa peubah amatan menunjukkan bahwa tanpa pemberian EM 4 (E 0 ), justru hasil rataan lebih tekstur media tanam serta mampu menambah tinggi dibandingkan perlakuan lain. unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman pada fase pertumbuhan vegetatif. Hal ini Rendahnya produksi pada tanaman yang diberi EM 4 diduga disebabkan oleh faktor sesuai dengan pernyataan Barokah (2008) lingkungan yang tidak mendukung. 1180

Penanaman jagung manis dalam polybag akan menyebabkan perkembangan akar tidak sempurna. Kondisi ini menyebabkan eksudat dan C Organik yang dihasilkan rendah. Rendahnya C Organik yang dihasilkan tanaman ini akan menyebabkan persaingan antar tanaman utama dan mikroorganisme. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dengan dosis 300 g/tanaman memberikan hasil rataan diameter batang tertinggi yaitu 18,41 mm. Hal ini disebabkan karena kompos TKKS memiliki kandungan kalium yang tinggi, memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wardani (2012) yang menyatakan bahwa keunggulan kompos TKKS meliputi: kandungan kalium yang tinggi, memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Kombinasi tanpa pemberian efektif mikroorganisme 4 (EM 4 ) dengan tanpa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) justru memberikan hasil produksi tanaman jagung manis yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi yang kurang baik antara EM 4 dengan kompos TKKS pada saat menjelang panen. Dimana, tanaman menyerap unsur hara dari bahan organik (termasuk kompos TKKS) yang terkandung dalam media tanam, begitu pula dengan mikroorganisme yang terkandung dalam EM 4 memakan dan merombak bahan organik yang terdapat di dalam media tanam, sehingga keduanya saling berkompetisi untuk mendapatkan makanan berupa unsur hara tersebut. SIMPULAN Pemberian efektif mikroorganisme 4 (EM 4 ) berpengaruh nyata menurunkan tinggi tanaman 6 minggu setelah tanam (MST), produksi dengan klobot per tanaman, dan produksi tanpa klobot per tanaman. Produksi dengan dan tanpa klobot per tanaman tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian EM 4 (E 0 ). Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) berpengaruh nyata hanya meningkatkan diameter batang. Diameter batang tertinggi pada perlakuan 300 g/tanaman (T 2 ). Interaksi pemberian efektif mikroorganisme 4 (EM 4 ) dan kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) berpengaruh nyata menurunkan panjang tongkol dan diameter tongkol. Sebaiknya pemberian konsentrasi EM 4 dan dosis kompos TKKS tidak dikombinasikan, karena interaksi keduanya memberikan hasil yang kurang baik pada produksi tanaman jagung manis. DAFTAR PUSTAKA Arnika, V. dan L. Yuni. 2010. Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sisa media jamur merang (Volvariella volvacea) sebagai pupuk organik dengan penambahan aktivator Effective Microorganism (EM 4 ). Skripsi. Institut Teknologi Surabaya. Surabaya. Barokah, S. 2008. Efektifitas pemberian konsentrasi EM yang berbeda terhadap pertumbuhan anthurium gelombang cinta (Anthurium plowmanii) pada media campuran pakis cacah dan cocopeat. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. BPPP. 2008. Teknologi budidaya jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Makkasau, A. dan S. Mansjur. 2006. Kajian tentang risalah penelitian jagung dan serealia lain. Jurnal Perpustakaan Pertanian 15: 19-20. Nirmala. 2008. Jagung manis hibrida. Rineka Cipta. Yogyakarta. Wardani, D.E. 2012. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai alternatif pupuk organik. http://www.priodicalonline.ac.id [15 Pebruari 2013]. 1181