Modul ke: 02Fakultas Gunawan PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Wibisono SH MSi Program Studi
POKOK BAHASAN: 1. Pengertian pendidikan Kewarganegaraan 2. Tujuan pendidikan kewarganegaraan 3. Landasan pendidikan kewarganegaraan 4. Metode pembelajaran kewarganegaraan
Pendahuluan Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan wawasan warga negara sebagai upaya penanaman, penumbuhan dan kesadaran bela negara di tengah-tengah tuntungan internal dan eksternal yang semakin kompleks. Pendidikan Kewarganegaraan menurut Juliardi (2014: 2) diajarkan pada lima status: 1. Sebagai mata pelajaran di sekolah 2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi 3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru 4. Sebagai program pendidikan politik 5. Sebagai kerangka, konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan.
2 alasan yang melatarbelakangi pentingnya pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi menurut Juliardi (2014:2-4), yaitu: 1. Alasan eksternal: didasarkan atas kuatnya pengaruh globalisasi dan modernisasi yang terjadi saat ini 2. Alasan internal: didasarkan atas perjalanan bangsa Indonesia yang telah mengalami beberapa masa sejak era pra penjajahan, masa penjajahan, era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan, era pengisian kemerdekaan, reformasi dan pasca reformasi saat ini.
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Arwiyah dan Runik (2014:2-6) pengertian pendidikan Kewarganegaraan mengandung istilah-istilah sebagai berikut: 1. Kewarganegaraan/Civic, yaitu hak dan kewajiban sebagai warga negara dan sebuah negara. 2. Civic Education, yaitu suatu proses pendidikan yang mencakup proses pembelajaran semua mata pelajaran, kegiatan siswa, proses administrasi, dan pembinaan dalam upaya mengembangkan perilaku warganegara yang baik. Fokus dari civic education membahas tentang warga negara di dalam negaranya dengan berbagai kompleksitasnya. 3. Citizenship Education, mencakup pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah sehingga memiliki makna yang lebih luas dari civic education
Civic Education Secara umum, objek studi civic education adalah warga negara dalam hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan dan negara. Secara spesifik, objek studi civic education mencakup: Tingkah laku Tipe pertumbuhan berpikir Potensi yang ada dalam setiap diri warga negara Hak dan kewajiban Cita-cita dan aspirasi Kesadaran, patriotism, nasionalisme, pengertian internasional, moral Pancasila Usaha, kegiatan, partisipasi, tanggung jawab
2. TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI Bila merajuk kepada Keputusan Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan pendidikan kewarganegaraan sebagaimana tercantum dalam visi, misi dan kompetensi yang diharapkan, yaitu: Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religious, berkeadaban, dan berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya. Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa guna memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral (Kaelan dan Ahmad Zubaidi, 2010-2).
Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi menurut Kaelan dan Ahmad Zubaidi (2010-2) adalah: untuk membantu mahasiswa guna memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral
Sedangkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Arwiyah dan Runik Machbroh (2014:11): Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapai isu kewarganegaraan Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
3. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan 2 landasan pokok yang melatarbelakangi Pendidikan Kewarganegaraan menurut Kaelan dan Achmad Zubaidi (2010:3-5), yaitu: 1. Landasan Ilmiah a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan, meliputi: - Filsafat Pancasila - Identitas Nasional - Negara dan Konstitusi - Demokrasi Indonesia - Rule of Law dan Hak Asasi Manusia - Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Negara - Geopolitik Indonesia - Geostrategi Indonesia c. Rumpun keilmuan
2. Landasan Hukum Landasan hukum Pendidikan Kewarganegaraan meliputi: a. UU 1945 b. Ketetatapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara c. Ketetapan MPR No. 6/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa dan bernegara d. UU No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 Tahun 1988) e. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional f. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi g. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan h. Adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/KEP/2006, yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
4. Metode Pembelajaran Kewarganegaraan Menurut Dwiyatmi (2012:10), metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi: 1. Pendekatan berorientasi kepada kepentingan peserta didik dan menempatkan mahasiswa sebagai subjek penddikan, mitra dalam proses pembelajaran, dan sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan warga negara. 2. Metode proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pembahasan secara kritis analitis, induktif, deduktif dan reflektif melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris, untuk meyakin kebenaran substansi dasar kajian dan motivasi sepanjang hayat. 3. Bentuk aktivitas proses pembelajaran: kuliah tatap muka, ceramah, dialog (diskusi) interaktif, studi kasus, penugasan mandiri, tugas baca, seminas kelas (presentasi) dan evaluasi prosesn belajar, stadium generale. 4. Motivasi: menumbuhkan kesadaran bahwa pembelajaran pengembangan kepribadian merupakan kebutuhan hidup untuk eksis dalam masyarakat global.
Terima Kasih Gunawan Wibisono SH MSi