Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Kontrasepsi IUD

dokumen-dokumen yang mirip
Anik Nurhayati. Korespondensi : Anik Nurhayati, d/a Puskesmas Kalibaru Jl. Jember No. 39 Kalibaru Kulon ABSTRAK

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

Mitha Destyowati ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

23,3 50,0 26,7 100,0

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI TT DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA KEMURANG WETAN KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES TAHUN

ABSTRAK. Kata kunci : Kontrasepsi Suntik,Sosial Budaya,Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Pemilihan Kontrasepsi Suntik di Klinik KB Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Kelurahan Pangolombian Kota Tomohon

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

JURNAL. DiterbitkanOleh. LPPM STKIES AnNurPurwodadi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI ASEPTOR KB AKTIF TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS BANJARMASIN INDAH BANJARMASIN

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN ALKON SUNTIK DI BPS DIDIN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU DALAM MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran suami, Akspektor Mantap (MOW).

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SEPANJANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEPANJANG KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 Henry Sutanti 1,2 1. Puskesmas Sepanjang Glenmore Banyuwangi, 2. Universitas Kadiri Korespondensi: Henry Sutanti, d/a: Puskesmas Sepanjang Glenmore Banyuwangi Jln. Raya Pasar Glenmore Banyuwangi ABSTRAK Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore yang memiliki jumlah akseptor metode non jangka panjang lebih banyak dibandingkan dengan metode jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada Wanita Usia Subur di Desa Sepanjang Wilayah Kabupaten Banyuwangi tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain rancangan kusal yaitu penelitian analitik korelasional atau hubungan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di Desa Sepanjang Wilayah sebanyak 911 orang. Teknik sampling mempergunakan simple random sampling. Alat untuk proses pengumpulan data adalah lembar kuesioner, selanjutnya dianalisa dengan uji statistik chi square dengan α = 0.05. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji X 2 didapatkan X 2 hitung 17.544 pada taraf signifikansi (2-sided) 0.00 lebih kecil dari df 2 dengan α 0.05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Sedangkan analisis hubungan sikap dengan pemilihan kontrasepsi dengan menggunakan uji X 2 didapatkan X 2 hitung 17.544 pada taraf signifikansi (2-sided) 0.00 lebih kecil dari df 2 dengan α 0.05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Pengetahuan mengenai jenis alat dan obat kontrasepsi, efek samping, kontraindikasi, kelebihan, dan kekurangan sangat diperlukan agar para pemakai alat kontrasepsi dapat menggunakan alat kontrasepsi yang berbasis pada rasional, efektivitas, dan efisien. Dalam arti masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik mengenai alat kontrasepsi sehingga memiliki kebebasan untuk memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan, alat kontrasepsi yang digunakan adalah alat kontrasepsi yang memiliki daya guna yang lebih dari 3 tahun pemakaiannya, dipasang hanya 1 kali pemasangan, serta tingkat pengembalian kesuburan relatif cepat. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Kontrasepsi IUD 24

PENDAHULUAN Jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhannya yang masih tinggi, dan penyebaran antar daerah yang kurang seimbang merupakan ciri penduduk Indonesia dan merupakan masalah pokok di bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat kematian penduduk (Anonim, 2009). Sehingga diperlukan suatu usaha untuk menekan laju pertumbuhan pendudukan. Sementara data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Banyuwangi tahun 2011, jumlah peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD sebanyak 3,65%, MOP/MOW sebanyak 1,35%, Implant 13,46%. Berbeda dengan cakupan pengguna Non MKJP yaitu suntik sebanyak 47,97%, pil sebanyak 21,99%, dan kondom sebanyak 11,58% (BKKBN, 2011). Hal ini pun serupa dengan di Desa Sepanjang Wilayah Kecamatan Glenmore yang memiliki jumlah akseptor metode non jangka panjang lebih banyak dibandingkan dengan metode jangka panjang. Dapat dilihat melalui data berikut ini, Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Kecamatan Glenmore pada tahun 2012, Desa Sepanjang memiliki jumlah pasangan usia subur 4.976 orang. Jumlah peserta KB aktif sebanyak 370, yang terdiri dari jumlah akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi non jangka panjang 1199 diantaranya suntik 654, PIL 431, kondom 114. Sedangkan jumlah akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang 193 diantaranya IUD 46, MOP 2, MOW 9, IMP 136. Keluarga Berencana merupakan suatu usaha dalam menekan lonjakan angka kelahiran di Indonesia hal ini dipertegas oleh Singarimbun dalam Depag 2007: keluarga berencana di Indonesia yang secara resmi diintegrasikan dalam program pembangunan sejak pelita I (1969/1970) secara umum di upayakan untuk pembangunan kependudukan dan upaya mengatasi besarnya jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi disebabkan tingkat kelahiran yang tinggi pula dan penyebaran penduduk yang kurang merata antara pulau. Dan diperkuat oleh pernyataan Saifudin AB, (2009): KB merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama, alasan utama diperlukan keluarga berencana untuk mencegah mortalitas dan morbiditas ibu (Saifudin AB. 2009). Kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia (Anonim, 2008). Pemakaian kontrasepsi selain ditujukan untuk merencanakan kapan kehamilan akan berlangsung, ditujukan pula untuk mengatur jarak antara kelahiran pertama dan kelahiran berikutnya. Metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi 2 cara yaitu metode kontrasepsi jangka panjang dan metode kontrasepsi non jangka panjang. Metode jangka panjang merupakan alat kontrasepsi yang memiliki tingkat keefektifan yang tinggi, dipasang hanya satu kali untuk pemakaian yang lama, tingkat 25

pengembalian kesuburannya relatif cepat. Hal serupa dengan pendapat BKKBN (2007): Tingkat pengetahuan masyarakat akan kontrasepsi sudah tinggi (97,5%) namun baru sebatas mampu menyebut jenis alat dan obat kontasepsi, tetapi belum dapat menyebutkan efek samping, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan. Padahal informasi ini penting dipahami sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi tertentu (BKKBN, 2007). Alasan inilah yang membuat para akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi belum berbasis pada rasional, efektivitas, efisien, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh BKKBN Pusat: Kecenderungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi di Indonesia belum berbasis pada pertimbangan rasionalitas, efektivitas, dan efisiensi. Masih rendahnya peserta KB vasektomi dan tubektomi serta makin menurunnya peserta IUD di satu pihak dan meningkatnya pengguna pil suntik merupakan salah satu bukti kesertaan masyarakat ber-kb belum mempertimbangkan ketiga hal tersebut. Akibatnya, jumlah peminat alat dan obat kontrasepsi dengan masa efektivitas pendek, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk penyediaan alat dan obat kontrasepsi di Indonesia terbilang lumayan tinggi (BKKBN, 2009). Pengetahuan mengenai KB sangat penting untuk dimiliki oleh akseptor dalam memilih alat kontrasepsi yang akan dipergunakan karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Hal ini diperkuat oleh pernyataan menurut Notoatmodjo apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah cross sectional yaitu desain penelitian untuk mengkaji hubungan antara dua variabel dilakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di Desa Sepanjang Wilayah Kecamatan Glenmore sampai dengan bulan November tahun 2013 sebanyak 911orang dan sampel adalah sebagian wanita usia subur di Desa Sepanjang Wilayah Kecamatan Glenmore. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling yaitu cara pengambilan dengan cara acak. Pada penelitian ini variabel independennya adalah Pengetahuan dan sikap tentang IUD dan variabel dependennya adalah pemilihan IUD. Penelitian ini melakukan kajian terhadap status pengetahuan dan sikap dari responden. Instrumen dengan menggunakan lembar kuesioner. Pelaksanaan penelitian di Desa Sepanjang Wilayah Kerja Puskesmas Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi yang dilaksanakan pada bulan November 2013. Setelah semua data terkumpul maka dilakukan pengolahan data yaitu dengan cara: Editing, Coding, Tabulating (Penyusunan Data Dalam 26

Bentuk Tabel). Analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada Wanita Usia Subur di Desa Sepanjang Wilayah Kerja Puskesmas Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 dalam penelitian ini adalah : dilakukan analisis dengan uji X 2 dengan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer (soft ware) SPSS versi 20.0 for windows. Harga Chi kuadrat dicari dengan rumus: = Keterangan: O (observation) = (frekuensi pengamatan dari baris ke-i pada kolom ke-j) E (expectation) = (frekuensi harapan dari baris ke-i pada kolom kej) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Ditemukan tingkat pengetahuan responden terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu baik, cukup dan kurang. Hampir setengah responden memiliki pengetahuan dalam kategori cukup dan kurang masing-masing sebanyak 106 orang (38.13%). Dari data yang didapatkan bahwa sebagian besar responden berumur antara 20-25 tahun dan sebagian besar berpendidikan SD yang artinya bahwa tingkat pemahaman responden mengenai IUD akan kurang karena SD merupakan tingkat pendidikan dasar sehingga pola pikir responden mengenai KB IUD juga akan kurang. Dari aspek pekerjaan sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai petani dimana informasi yang diperoleh yang berhubungan dengan KB IUD juga sangat kurang. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2003:121). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah (1) Pendidikan, Menurut Ida Bagus (1994), pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media masa. Makin banyak informasi yang masuk, makin banyak pula pengetahuan orang tua tentang membantu belajar. (2) Pekerjaan, menurut Thomas (1996), pekerjaan kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Errich, 1996) yang dikutip dari (Nursalam dan Siti Pariyani, 2001: 133) makin lama bekerja akan semakin banyak pengalaman yang dimiliki (Aziz A, 2003: 119). (3) Umur, menurut Elizabet B.H, (1995), umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Menurut (Hurlock, 1998) yang dikutip dari Nursalam dan Siti Pariyani (2001: 134) semakin umur tingkat kematangan dan ketakutan, seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat. Seseorang akan lebih 27

dewasa akan lebih percaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya, hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa. 2. Sikap Ibu Untuk Menggunakan IUD Ditemukan sikap responden terbagi menjadi 2 tingkatan, yaitu tinggi dan rendah. Setengah dari responden memiliki sikap rendah sebanyak 140 orang (50.36%). Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau issue (Petty, cocopio,1986 dalam Azwar S, 2007: 6). Atau kecenderungan bertindak dari individu, berupa respons terhadap stimulus ataupun objek tertentu (Sunaryo, 2004). Sikap bisa juga berupa kecenderungan seseorang terhadap objek mendukung atau tidak mendukung, seperti yang diungkapkan oleh Azwar (2007): Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut. Sikap terdiri dari 3 komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif. Apabila salah satu diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali. Konsistensi internal diantara komponen-komponen sikap lebih terasa perlu dipertahankan pada sikap yang intensitasnya ekstrim, seperti sikap sangat setuju (sangat positif) dan sikap yang sangat tidak setuju (sangat negatif). Semakin ekstrim intensitas sikap seseorang maka akan semakin terasa apabila ada semacam serangan terhadap salah satu komponen sikapnya. Dari segi lain, sikap yang ekstrim biasanya juga tidak mudah untuk diubah. Hal ini menyebabkan timbulnya bentuk perilaku kompensatif apabila terjadi ketidakseimbangan komponen sikap. Perilaku kompensatif tersebut dapat berbentuk reaksi yang berlebihan yang searah dengan sikap semula dan secara tidak sadar diperlihatkan individu untuk mempertahankan ego (Azwar, A. 2007). 3. Hubungan sikap dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur Ditemukan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 66 orang, sebagian besar tidak memilih kontra sepsi IUD. Untuk responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 106 orang, sebagian besar tidak memilih kontra sepsi IUD. Sementara itu untuk responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 106 orang, sebagian besar memilih kontra sepsi IUD. Dari analisis statistic dengan menggunakan uji X 2 didapatkan X 2 hitung 17.544 pada taraf signifikansi (2-sided) 0.00 lebih kecil dari df 2 dengan α 0.05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur di Desa Sepanjang Wilayah Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Menurut BKKBN 2007 informasi mengenai alat kontrasepsi sangat penting dipahami sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi tertentu. Hal ini serupa dengan pendapat BAPPENAS yaitu dengan berbekal pengetahuan 28

mengenai alat-alat kontrasepsi, beserta efek samping yang ditimbulkannya, kontraindikasi, kekurangan, dan kelebihannya. Masyarakat dapat menentukan pilihan alat kontrasepsi yang sesuai sehingga memberi pengayoman lebih tinggi yang akhirnya akan meningkatkan kelestariannya dalam berkeluarga berencana. Jadi pengetahuan mengenai alat-alat kontrasepsi beserta efek samping, kontraindikasi, kekurangan, dan kelebihan sangat diperlukan untuk menentukan pilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan serta untuk mendukung program Repelita V yaitu agar masyarakat lebih menggunakan alat kontrasepsi yang efektif. Masih adanya responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang, dikarenakan beberapa hal yang mempengaruhi antara lain informasi yang kurang mengenai alat kontrasepsi beserta efek samping, kontraindikasi, kekurangan, dan kelebihan. Beberapa ibu sangat jarang mengikuti acara-acara penyuluhan mengenai keluarga berencana. Hanya ibu-ibu yang menjadi kader PKK saja yang aktif mengikuti acara tersebut. Sosialisasi dari kader PKK yang aktif mengikuti acara penyuluhan kepada ibu yang tidak aktif belum efektif diberikan sehingga pemahaman ibu mengenai alat kontrasepsi kurang. Rata-rata ibu mendapat informasi mengenai alat kontrasepsi dengan cara bertukar pikiran atau pendapat, serta pengalaman. Hal ini sependapat dengan Kuswati, Ani (2007), yang menyatakan bahwa pengalaman di dalam menggunakan jenis KB akan berpengaruh terhadap pengetahuan mereka mengenai cara KB selain yang digunakan. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang terhadap kesehatan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang, jadi jika ibu memiliki pengetahuan yang kurang mengenai alat kontrasepsi maka dapat mempengaruhi persepsi mereka mengenai alat kontrasepsi. 4. Hubungan sikap dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur Ditemukan responden dengan sikap tinggi sebanyak 138 orang, sebagian besar tidak memilih kontrasepsi IUD. Dari analisis statistik dengan menggunakan uji X 2 didapatkan X 2 hitung 17.544 pada taraf signifikansi (2-sided) 0.00 lebih kecil dari df 2 dengan α 0.05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima yang artinya ada hubungan sikap dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur di Desa Sepanjang Wilayah Kecamatan Glenmore tahun 2013. Sikap adalah salah satu faktor predisposisi yang merupakan pendorong perilaku seseorang untuk bertindak (Green dalam Notoatmodjo, 2003). Sikap adalah suatu kecenderungan seseorang terhadap objek tertentu bisa juga perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut. Tetapi sikap tinggi atau mendukung saja tanpa ditunjang faktor lain belum tentu memastikan seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang ibu mempunyai sikap tinggi terhadap metode kontrasepsi jangka panjang dengan pengetahuan yang cukup, namun tidak diikuti pula dengan motivasi yang tinggi, tentu hal ini akan menyebabkan ibu tersebut tidak akan menggunakan atau memilih alat kontrasepsi jangka panjang. 29

KESIMPULAN Kesimpulan pada penelitian terdiri dari: 1. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori cukup dan kurang masing-masing sebanyak 106 orang (38.13%) 2. Sebagian besar responden memiliki skor sikap rendah sebanyak 140 orang (50.36%). 3. Ada hubungan pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur di Desa Desa Sepanjang Wilayah Kecamatan Glenmore tahun 2013 4. Ada hubungan sikap dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur di Desa Sepanjang Wilayah Kerja Puskesmas Sepanjang Kecamatan Glenmore tahun 2013 5. Sikap memiliki hubungan lebih dominan dibandingkan dengan pengetahuan dalam pemilihan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur di Desa Sepanjang Wilayah Kecamatan Glenmore tahun 2013 SARAN Saran dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi ibu akseptor KB : Tingkatkan pengetahuan tentang kontrasepsi khususnya IUD, karena bisa menjadi pilihan kedua atau bahkan pilihan pertama untuk penggunaan alat kontrasepsi karena kefektifan, kemudahan dan keakuratanya. 2. Bagi tempat pelayanan Keluarga Berencana (KB) : Berikan penjelasan tentang manfaat, cara pemasangan, cara melepas, kelebihan dan kekurangan kontrasepsi IUD kepada akseptor KB. 3. Bagi peneliti yang akan datang : Teliti faktor yang lain yang dapat mempengaruhi sikap ibu untuk menggunakan kontrasepsi IUD, seperti faktor dukungan suami untuk menggunakan kontrasepsi IUD DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi. 5. Jakarta: Rineka Cipta Burns and Grove. 1991. The Practice Of Nursing Research; Conduct Critiques An Untilisation, 2 nd WB saunders co. Philadelpia. Depkes RI, 2005. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika. ---------. 2005. Pedoman Penanganan Kegawat Daruratan Obstetri dan Neonatal. Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Jakarta Koentjoroningrat, 2006. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Masjoer, A. dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Medika Aescolapius. Manuaba, I. 2008. Ilmu Kabidanan, Penyakit Kendungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC Muchtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC Notoadmojo, S. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 30

... 2008. Ilmu Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta... 2008 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, 2008. Konsep-Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam dan Pariani, S, 2011. Pendekatan Praktis Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kandungan Jakarta. YBPSP. Saifudin AB. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. 31