BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Sejak ditemukan minuman ringan oleh Priestley (1767), minuman ringan

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI DIAJUKAN OLEH: OLEH : RISKA MULYANTI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Rongga mulut manusia tidak pernah terlepas dari bakteri. Dalam rongga mulut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi gula adalah masalah utama yang berhubungan dengan. dan frekuensi mengkonsumsi gula. Makanan yang lengket dan makanan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang utuh dari kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

MENGKONSUMSI MINUMAN TEH BERSODA DAN TEH TIDAK BERSODA TERHADAP ph SALIVA

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya. Masyarakat provinsi Daerah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi dan mulut yang paling umum diderita, dan menggambarkan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

PERBANDINGAN JUMLAH KOLONI BAKTERI SALIVA PADA ANAK-ANAK KARIES DAN NON KARIES SETELAH MENGKONSUMSI MINUMAN BERKARBONASI

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak merupakan penyebab utama dari penyakit periodontal (Manson

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. karies gigi (Anitasari dan Endang, 2005). Karies gigi disebabkan oleh faktor

SATUAN ACARA PENYULUHAN KKEMAMPUAN PENCEGAHAN KARIES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan kariogenik menjadi makanan kegemaran anak karena bentuknya

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penampilan gigi berpengaruh dalam interaksi sosial manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. saliva yaitu dengan ph (potensial of hydrogen). Derajat keasaman ph dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perawatan ortodonsi. Kebersihan mulut pada pasien pengguna alat ortodontik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu kondisi yang turut

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian tentang perbedaan status karies pada anak Sekolah Dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mampu membentuk polisakarida ekstrasel dari genus Streptococcus. 1,2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 90% dari populasi dunia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalangan masyarakat. Kebutuhan akan perawatan ortodonti saat ini meningkat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu ,

BAB I PENDAHULUAN. permukaan gigi yang tidak bersifat self cleansing (membersihkan gigi), self cleansing

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

KADAR KALSIUM GIGI YANG TERLARUT PADA PERENDAMAN MINUMAN ISOTONIK

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuntutan dan kebutuhan akan perawatan ortodonti pada masa kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak ditemukan minuman ringan oleh Priestley (1767), minuman ringan semakin meningkat tiap tahunnya dengan jenis dan rasa yang berbeda. Menurut world wide food (2014) Minuman ringan di Indonesia meningkat 48,57% tiap tahunnya, Indonesia merupakan negara ke lima terbesar yang mengkonsumsi minuman ringan sebagai pengganti air mineral, minuman ringan paling sering dikonsumsi oleh remaja berusia 15-20 tahun, minuman yang sering dipilih untuk dikonsumsi di Indonesia adalah minuman bersoda dan isotonik. Minuman bersoda dan isotonik merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, karena mudah didapatkan dan rasa yang manis juga menyegarkan tanpa mengetahui dampak dari minuman bersoda dan isotonik terhadap rongga mulut (Coombes, 2005). Minuman bersoda atau isotonik biasanya diminum secara perlahan, sehingga sisa residu minuman dapat tertinggal dalam rongga mulut untuk beberapa waktu, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi (Zero, 2010). Menurut penelitian Anthony (2004) minuman ringan paling sering dikonsumsi oleh orang dewasa dengan aktifitas yang padat dan berat, contohnya adalah mahasiswa, atlet dan buruh. Minuman ringan semakin sering di konsumsi untuk mengembalikan energi pada orang dewasa, hal ini dibuktikan dengan peningkatan karies pada orang dewasa, karies yang terjadi akibat dari penumpukan plak yang dibiarkan tanpa perawatan, dan terlalu sering mengkonsumsi minuman 1

yang tinggi karbohidrat atau glukosa. Minuman yang mengandung karbohidrat mudah difermentasi, selain itu karbohidrat yang mudah difermentasi tersebut dapat membentuk akumulasi plak gigi dan menyebabkan karies gigi (Kidd dan sally, 2013) Berbagai jenis minuman ringan yang diproduksi, dipasarkan dan dikonsumsi secara global dapat menyebabkan erosi gigi, peningkatan plak dan pertumbuhan karies karena minuman ringan mempunyai ph rendah dan karbohidrat tinggi. (Bamise dkk, 2009). Minuman ringan umumnya mengandung bahan pemanis, asam dan bahan perasa alami maupun buatan. Minuman ringan merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol (non-alkohol), seperti minuman bersoda dan isotonik (Prasetya, 2008). Minuman bersoda dan isotonik mempunyai tingkat keasaman dan rasa manis yang hampir sama. Minuman ringan mempunyai beberapa pengaruh terhadap rongga mulut. Penelitian menunjukkan bahwa nilai ph minuman ringan, berada antara 2,4-4,5, sedangkan ph kritis adalah 5,5, hal ini dapat diartikan bahwa ph minuman ringan berada di bawah batas ph kritis yang menyebabkan demineralisasi email gigi (Patel dkk, 2012). Penelitian lainnya juga membuktikan bahwa minuman isotonik dan minuman soda memiliki rasa asam dan manis yang kuat sehingga mudah menyebabkan karies (Anthony dkk, 2004). Minuman isotonik mengandung beberapa jenis asam yang tinggi, seperti asam fosfat, asam sitrat, asam maleat, dan asam tartrat, minuman isotonik juga mengandung sukrosa yang sangat tinggi sekitar 6-8 % (Razak, 2014). Minuman bersoda mengandung karbohidrat dengan proporsi pemanis berkalori tinggi, yaitu sukrosa dengan nilai sekitar 7,8-10,3 %, minuman bersoda juga mengandung bahan-bahan karbonasi, asam fosfat dan asam 2

sitrat. Kandungan dari minuman bersoda dan isotonik tersebut mengendap dalam rongga mulut, sehingga dapat membentuk plak dengan mudah (Prasetya, 2008). Plak gigi disebut juga biofilm yang merupakan tempat hidup mikroorganisme. Plak gigi akan bekolonisasi di permukaan gigi yang akan bercampur bersama saliva sehingga plak semakin meningkat, plak tersebut akan menyebar ke supragingiva, sulkus gingiva dan poket periodontal (Carranza cit Glickman, 2012). Pertumbuhan plak tergantung faktor saliva, diet, usia, kebersihan mulut, susunan gigi, penyakit sistemis, dan bakteri (Carranza, 2012). Secara klinis, plak gigi merupakan lapisan bakteri yang lunak tidak terkalsifikasi, menumpuk, dan melekat. Dalam bentuk lapisan tipis, plak umumnya hanya terlihat dengan menggunakan disklosing. Dalam bentuk lapisan tebal plak terlihat sebagai deposit kekuningan atau keabuan yang tidak dapat dilepas dengan berkumur (Elley dan Manson, 2012). Plak gigi bekerjasama dengan banyak spesies bakteri yang berbeda menjadi satu lingkungan, kondisi ini memiliki keuntungan besar untuk bakteri berkembang biak ( Eley dan Manson, 2012). Plak gigi akan berkembang biak membentuk suatu pola tertentu yang terdiri atas bakteri dan sisa makanan atau minuman serta bahan lain yang melekat erat pada permukaan gigi (Tarigan, 2013). Makanan dan minuman yang tinggi karbohidrat seperti sukrosa akan dengan mudah melekat pada permukaan gigi, karena makanan dan minuman tinggi karbohidrat cepat menempel pada permukaan gigi, sehingga terjadi penumpukan plak yang banyak pada permukaan gigi, plak yang menumpuk tersebut akan menyebabkan karies gigi (Patel dkk, 2012). 3

Berdasarkan uraian di atas maka timbulah permasalahan tentang perbedaan pengaruh konsumsi minuman bersoda dan isotonik terhadap peningkatan plak. Minuman bersoda dan isotonik memiliki kandungan sukrosa yang digunakan sebagai pemanis mempunyai kadar berbeda-beda, sehingga minuman bersoda dan isotonik memiliki perbedaan dalam peningkatan plaknya. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah terdapat perbedaan antara minuman bersoda dan minuman isotonik terhadap peningkatan plak gigi pada Mahasiswa Kedokteran Gigi UMS angkatan 2014? 2. Minuman manakah yang lebih tinggi dalam meningkatkan plak gigi pada Mahasiswa Kedokteran Gigi UMS angkatan 2014? C. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian yang sudah dilakukan adalah tentang : 1. Anthony V, dkk. 2004. Dissolution of dental enamel in soft n drinks. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa minuman bersoda dapat menyebabkan erosi gigi dan karies pada gigi, hal ini dikarenakan adanya kandungan asam dan karbohidrat pada minuman bersoda yang mudah difermentasi oleh bakteri. 2. Borjian A, dkk. 2010. Pop cola acids and tooth erosion: an in vitro, in vivo, electron microscopic and clinical report. Berdasarkan penelitian yang dilakukan 4

oleh borjian dkk, minuman yang mengandung asam atau karbohidrat yang tinggi terbukti menyebabkan erosi gigi selain itu dapat meningkatkan akumulasi plak pada supragingiva. 3. Fathilaah Abdul Rajak, dkk. 2014. Erosive effect of Sport Drinks on Tooth Enamel. Penelitian ini melaporkan bahwa minuman isotonik dapat menyebabkan erosi gigi secara signifikan akibat asam yang terdapat dalam minuman isotonik, sedangkan gula yang terkandung dalam minuman isotonik dapat mengakibatkan pertumbuhan karies. Dan sepengetahuan penulis belum ada penelitian tentang pengaruh minuman bersoda dan minuman berisotonik terhadap peningkatan plak gigi. D. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui perbedaan antara minuman bersoda dan isotonik terhadap peningkatan plak gigi pada Mahasiswa Kedokteran Gigi UMS angkatan 2014. 5

E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritif a. Untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang kandungan dalam minuman bersoda dan isotonik kepada kedokteran gigi b. Untuk kajian pengembangan dalam bidang ilmu periodontik tentang perbedaan pengaruh antara minuman bersoda dan isotonik terhadap peningkatan plak gigi 2. Manfaat Aplikatif a. Dapat digunakan sebagai dasar acuan informasi dalam penelitian lebih lanjut b. Untuk memberi informasi bahwa minuman bersoda dan isotonik dapat merusak gigi 3. Manfaat bagi masyarakat Untuk memberi informasi kepada masyarakat bahwa minuman bersoda dan minuman berisotonik dapat mempengaruhi peningkatan plak gigi. 6