BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memiliki kesejahteraan diri

dokumen-dokumen yang mirip
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA GURU BANTU SD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU NEGERI DI SMAN I WONOSARI DENGAN GURU SWASTA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seseorang dikatakan sejahtera apabila dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar lima tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Desember 2005,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PT. Permata Finance Indonesia (PT. PFI) dan PT. Nusa Surya Ciptadana

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mengemban tugas pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gaji tinggi dan sistem kerja yang mudah, profesi ini dicita-citakan banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar seperti makan, minum, dan pakaian hingga kebutuhan untuk diakui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri (PTN) menawarkan keunggulannya masing-masing dalam memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan secara makro yang perlu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik mengenai kepuasan kerja pada karyawan operasional tempat billiard

Menyusun system remunerasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi membutuhkan bantuan sumber daya manusia untuk

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kristen. Setiap gereja Kristen memiliki persyaratan tersendiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. usahanya tersebut. Profesi buruh gendong banyak dikerjakan oleh kaum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengelolaan program dalam layanan pendidikan bisa terselenggara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Berbagai organisasi berkompetisi memperoleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. peran karyawan yang sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan senantiasa terjadi secara terus menerus dalam

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karir tidak hanya dipengaruhi oleh karakter organisasi saja,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil diperpanjang menjadi 58 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitas yang disebut bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek internal dan eksternal organisasi. Oleh karena itu perencanaan

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI KERJA GURU SEKOLAH LUAR BIASA

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sebagai manusia yang berbudaya dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai

PROSEDUR PENGEMBANGAN SDM SPMI - UBD

BAB I PENDAHULUAN. diri dan melakukan perbaikan, dalam kegiatan operasionalnya maupun kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Dalam rangka mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sasaran seseorang, organisasi dan masyarakat (Flippo, 1995). mengandung banyak unsur dan memiliki dampak yang cukup panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Efektifitas suatu perusahaan tergantung dari berbagai faktor salah satunya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Di masa pembangunan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar bagi pembangunan

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak lama perdebatan tentang kepemimpinan masih dan akan menjadi

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. besar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Hal ini terjadi karena dalam era ini negara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam teknologi sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam hadist bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hasil yang optimal kepada konsumen. Perusahaan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dengan semangat yang menggebu. Awalnya mereka menyebut

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Payong (2011) menjelaskan bahwa dalam Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan

PERBAIKAN SISTEM REMUNERASI PEGAWAI NEGERI KEDEPUTIAN SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki kesejahteraan diri yang berbeda, namun kehidupan yang dijalani dan tanggungjawab yang tidak sesuai dengan upah atau gaji menyebabkan kesejahteraan diri seseorang terpengaruhi, tuntutan pekerjaan yang dirasakan berat, dan pola pekerjaan juga memberikan pengaruh yang negatif, terutama kesejahteraan diri guru honorer. Kenyataannya seperti yang terjadi di Karanganyar, seorang guru bantu atau guru tidak tetap yang sudah lama mengabdi menginginkan untuk segera dijadikan pegawai tetap. Guru yang berinisial N tersebut sudah lama menjadi guru WB sejak tahun 1992, dan ikut pemberkasan pada tahun 2005, namun hingga sekarang merasa dipersulit dan ingin lapor pada Disdikpora. N juga mengatakan bahwa namanya tidak dimasukkan dalam pemberkasan pada tahun 2005 dan 2007 (Solo Pos, 01-05-2012). Sejumlah guru tidak tetap kota Solo, juga mempertanyakan pencairan tunjangan fungsional yang dirasakan molor hingga enam bulan dari ketentuan. Asmuni, seorang Ketua Persatuan Guru Karyawan Swasta Indonesia (PGKSI), tunjangan fungsional dari pemerintah pusat senilai Rp. 200.000 per bulan bisa turun setiap 3 bulan sekali, namun sampai 6 bulan uang tunjangan tersebut belum diterima. Padahal Asmuni berharap tunjangan fungsional yang didapatkan dapat 1

2 menutupi pengeluaran sehari-hari mengingat tingginya beban kebutuhan hidup menjelang hari raya. Asmuni menilai bahwa tunjangan fungsional itu merupakan hak bagi guru tidak tetap, dengan demikian pihaknya merasa perlu mengupayakan agar hak itu bisa terwujud (Solo Pos, 28-09-2009). Disamping itu, calon guru bantu juga mengalami kesulitan dalam mengurus persyaratan menjadi guru bantu (Kompas dalam Subijanto, 2005 ). Kasus tersebut terkesan menyusahkan para calon guru bantu, sehingga para guru bantu merasa terbebani dan mengurangi semangat kompetitif bagi calon guru bantu. Kebahagiaan, kemakmuran, dan tujuan yang mengarah pada sesuatu yang positif menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup dan kesejahteraan subjektif yang dialami oleh seseorang (Diener, 2000). Kesejahteraan subjektif lebih mengacu pada bagaimana orang mengevaluasi hidup mereka, didalamnya meliputi variabel-variabel seperti kepuasan dalam hidup dan kepuasan pernikahan, tidak adanya depresi dan kecemasan, serta suasana hati (mood) dan emosi yang positif (Ed Diener, Eunkook Suh, Shigehiro Oishi, dalam Diener 2000). Kesejahteraan subjektif merupakan suatu konsep yang dapat meliputi ; emosi, pengalaman menyenangkan, rendahnya tingkat mood negatif, dan kepuasan hidup yang tinggi (Diener, 2000). Selain Diener juga menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif merupakan salah satu predictor kualitas hidup individu karena kesejahteraan subjektif mempengaruhi penghasilan indivudu dalam berbagai domain kehidupan. Seseorang yang indeks kesejahteraan subjektifnya tinggi adalah orang yang puas dengan hidupnya dan sering merasa

3 bahagia, serta jarang merasakan emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih atau marah. Sebaliknya, orang yang indeks Kesejahteraan subjektifnya rendah adalah orang yang kurang puas dengan hidupnya, jarang merasa bahagia, dan lebih sering merasakan emosi yang tidak menyenangkan seperti marah atau curiga. Semua manusia pasti memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang berbeda-beda apapun profesi yang mereka miliki, demikian juga profesi guru pada dunia pendidikan. Pendekatan yang berorientasi pada guru/lembaga adalah sistem pendidikan yang konvensional di mana hampir seluruh kegiatan belajar/mengajar dikendalikan penuh oleh seorang guru (Percival & Ellington, 1988). Di dalam dunia pendidikan sekarang ini, kompetensi guru menjadi acuan dalam setiap sekolah untuk menyaring tenaga guru yang dianggap mampu dan profesional. Kualitas pendidikan di Indonesia masih mengalami pasang surut, profesionalisme guru menjadi sesuatu tumpuan yang dijadikan aspek utama untuk peningkatan pendidikan pemerintah. Guru adalah pihak yang memiliki tugas, tanggungjawab, dan inisiatif pengajaran yang harus kompetitif dalam mengendalikan, memimpin, dan mengarahkan event pengajaran. Dengan kata lain, mampu mengelola pengajaran dengan efektif, efisien, dinamis dan positif ( Rohani & Ahmadi, 1991). Semua guru di Indonesia khususnya, sebenarnya memiliki visi misi yang sama dalam dunia pendidikan baik guru swasta maupun guru negeri (PNS), baik dari cara pengelolaan pengajaran mapun strategi yang akan digunakan dalam pengajarannya, hanya yang membedakan disini adalah peran masing-masing guru.

4 Guru tidak tetap (GTT) atau yang biasa di sebut guru Wiyata Bhakti (WB), juga memiliki peran yang sama dalam mengembangkan pendidikan. Guru WB memiliki gaji yang lebih kecil daripada guru tetap maupun guru PNS namun tetap memliki tanggungjawab yang sama. Untuk memenuhi kekurangan guru di berbagai sekolah baik sekolah negeri maupun swasta, maka pemerintah banyak merekrut guru bantu dengan sistem kontrak kerja ( Subijanto, 2005). Namun, pada kemampuan pemerintah sendiri untuk mengangkat guru sesuai dengan kebutuhan hanya mencapai 20% (Dittendik, dalam Sikdiknas 2006). Diharapkan pemerintah merekrut guru bantu dengan masa kerja yang sudah lebih dari 5 tahun diangkat menjadi PNS serta mengalokasikan dana untuk para guru bantu sehingga tidak ada lagi guru honorer yang tidak menerima honor. Berdasarkan uraian dan fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian serta ingin mengetahui bagaimana kesejahteraan subjektif terjadi pada guru bantu. Oleh karena itu judul yang akan dipilih adalah Kesejahteraan Subjektif pada Guru Bantu SD. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan kesejahteraan subjektif yang dialami para guru bantu.

5 C. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap bagaimana kesejahteraan subjektif terjadi pada guru bantu, dari hasil tersebut dapat diambil manfaat sebagai berikut : 1. Bagi para guru, mengetahui kondisi kesejahteraan subjektif dari masingmasing guru, dan mampu menginternalisasikan kesejahteraan subjektif dan bersosialisasi dengan lingkungan sosial dengan baik. 2. Bagi lembaga pendidikan, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi pengetahuan sebenarapa pentingnya mengetahui kondisi kesejahteraan subjektif dari masing-masing guru, baik guru tetap maupun guru tidak tetap. 3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan menambah wawasan untuk mengembangkan, memperdalam, dan memperkaya khasanah teoritis dengan penelitian yang sama.