BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan atau biasa disebut dengan stres, stres bisa hadir dalam keluarga, lingkungan sosial maupun tempat kerja. Tekanan ataupun stres timbul karena ada nya faktor yang mempengaruhi timbul nya stres (stressor) yang sulit dihadapi ataupun kurangnya pengetahuan untuk menghadapi atau menurunkan tingkat stres tersebut. Karyawan merupakan pelaku utama yang dapat menentukan kesuksesan industri dimana jika kesejahteraan karyawan tersebut baik maka kinerja yang dihasilkan pun baik. Disisi lain hadir nya stres pada karyawan akan berpengaruh pada kesejahteraan karyawan tersebut dalam segi psikologis maupun emosional yang berimbas pada kinerja karyawan tersebut. Untuk mendukung tercapainya kesukesan perusahaan maka organisasi maupun perusahaan harus memandang aspek yang dapat menunjang kesejahteraan psikologis ataupun emosional karyawan dalam melaksanakan tugas nya untuk dapat memenuhi tujuan organisasi. Stres kerja yakni perasaan yang menekan yang dialami karyawam dalam menghadai pekerjaannya (Mangkunegara, 2008) sedangkan menurut Waluyo (2015) stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku sebagaimana diketahui lingkungan pekerjaan berpotensi sebagai stressor kerja. Pada lingkungan kerja, 64 persen pekerja di Indonesia merasa stres dan terus bertambah setiap tahunnya dimana penyebab utama dari stres yakni 1
2 lingkungan pekerjaan serta faktor pekerjaan seperti pekerjaan, manajemen dan keuangan pribadi, hal ini didapat berdasarkan survei yang dilakukan oleh Regus. Selain itu. Menurut Jaime Lim, manajer dari people search mengatakan tingkat stres terus meningkat di seluruh dunia membuat karyawan semakin dekat pada tingkat burnout. (Ramadian, 2012). Berdasarkan National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) menyatakan stres kerja merupakan hal yang biasa dan mengakibatkan masalah dalam dunia kerja. NIOSH menuliskan beberapa pekerjaan yang penuh tekanan, termasuk buruh, sekretaris dan individu pada berbagai macam profesi kesehatan (Hayes & Weathington, 2007). Individu pada karir ini menghadapi tantangan yang baru dan penuh keragu-raguan setiap harinya dan banyak dari stres yang terjadi adalah hasil dari kurangnya kontrol mereka pada situasi di setiap harinya (Fisher; Sauter, Hurrell & Cooper dalam Hayes & Weathington 2007). Dampak dari adanya stres kerja salah satunya yakni pada aspek fisiologis yang menyebabkan individu mengalami sakit kepala, serangan jantung dan migrain dimana hal ini berdampak pada tingkat absensi karyawan selain berdampak pada fisiologis, stres berdampak pada kinerja karyawan seperti sulit untuk membuat keputusan yang masuk akal, tingkat konsentrasi yang rendah, kurang fokus atau perhatian serta produktivitas rendah. Berikut data absensi karyawan Lotte Grosir serta pencapaian target per bulan nya.
3 Tabel 1. Data Absensi Sakit dan Pencapaian Target Karyawan Lotte Grosir Solo Tahun 2016-2017 No Bulan Jumlah Karyawan Pencapaian Target 1. November 2016 2 Tercapai 2. Desember 2016 2 Tercapai 3. Januari 2017 3 Tercapai 4. Februari 2017 2 Belum Tercapai Lotte Grosir Solo merupakan toko modern yang bergerak pada perkulakan setelah pada akhirnya mendirikan toko modern berbasis swalayan. Setiap bulannya setiap toko yang tersebar di seluruh Indonesia akan dinilai secara bertingkat untuk menentukan prestasi. Hal ini menimbulkan persaingan yang cukup ketat dimana setiap harinya setiap toko diberikan target penjualan sebagai salah satu alat ukur prestasi setiap toko, sistem penilaian yang seperti ini menimbulkan stres kerja tersendiri bagi karyawan Lotte Grosir untuk mencapai target yang ditetapkan dimana mencapai prestasi tersebut setiap karyawan harus bekerja lebih keras dan lebih baik. Untuk mencapai target yang diberikan, para karyawan harus bekerja lebih keras melebihi batas kemampuan fisik ataupun psikologis yang dimiliki sehingga tak jarang beberapa karyawan memilih untuk lembur hingga pada akhirnya jatuh sakit dari yang ringan hingga berat. Berdasarkan dari data abesensi serta pencapaian target pada karyawan Lotte Grosir Solo tahun 2016-2017 dapat diketahui pencapaian target pada bulan tersebut belum tercapai meskipun tingkat absensi karyawan tergolong kecil, hal
4 ini dapat diketahui dampak dari stres kerja karyawan yang meliputi penurunan produktivitas telah berdampak pada kinerja karyawan serta pencapaian target toko. Seseorang yang meyakini serta merasa bahwa tugas tersebut sebagai tantangan yang harus dipecahkan meskipun tugas dirasa berlebihan dan berat akan dapat merasakan senang dan ringan dalam mengerjakannya. Sebaliknya jika individu merasa tugas tersebut berat dan berlebihan dan dirasa sebagai beban maka lambat laun mereka akan mengalami kelelahan baik fisik maupun mental sehingga dapat menurunkan kinerja. Menurut Waluyo (2015) penyebab stres ada dua yakni group stressor adalah penyebab stres yang berasal dari situasi maupun keadaan di dalam perusahaan misal nya kurangnya kerja sama antara karyawan, konflik antara individu dalam suatu kelompok, maupun kurangnya dukungan sosial dari sesama karyawan dalam perusahaan dan yang kedua yakni individual stressor adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri individu, misalnya tipe kepribadian, kontrol personal seperti tetap optimis, bertindak positif dan tingkat kepasrahan seseorang, persepsi terhadap diri sendiri, tingkat ketabahan dalam menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran Tingkat optimisme seseorang berhubungan dengan psikologis yang lebih besar dan penyesuaian fisik (Scheie r & Carver dalam Hayes &Weathington, 2007). Dengan itu maka, optimisme akan bertindak sebagai penahan melawan efek dari stres. Scheier & Carver (dalam Hayes & Weathington, 2007) menemukan bahwa mahasiswa dengan tingkat optimis yang lebih tinggi didapati
5 memiliki depresi yang lebih rendah, kesendirian dan stres, hal ini kontras dengan mahasiswa yang memiliki tingkat pesimis yang lebih tinggi yang semakin depresi, kesepian dan stres. F. Cohen et al (dalam Sergerstorm, dkk, 1998) menemukan bahwa orang optimis memiliki lebih banyak sel imun limfosit T dibandingkan orang yang pesimis dalam merespon suatu tekanan stres kurang dari 1 minggu sedangkan sebaliknya lebih dari 1 minggu. Studi yang pernah dilakukan menyebutkan tinggi nya tingkat optimisme berhubungan dengan tingkat stres yang rendah (Endrighi et al dalam Puig-Perez et al, 2015). Pada penelitian lain ditemukan bahwa optimisme berkaitan dalam komitmen untuk berubah, kemampuan dalam menanggulangi lingkungan kerja yang berubah dan perilaku di lingkungan kerja yang positif (Kool & Dierendonck; Youssef & Luthans dalam Nguyen dkk, 2016). Optimisme pada tempat kerja bisa menjadi dorongan yang sangat positif, sebagai contoh, optimis mungkin menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras, lebih terpuaskan dan memiliki moral yang tinggi, memiliki tingkat aspirasi yang tinggi dan memasang tujuan yang luas, gigih dalam menghadapi tantangan-tantangan dan kesulitan dan membuat atribut dari kegagalan secara individu dan kemunduran sebagai suatu hal yang sementara dan bukan sebagai kekurangan (Malik, 2013). Berdasarkan fenomena yang terjadi dapat diketahui bahwa suatu peruasahaan hendaknya memperhatikan aspek yang dapat memunculkan serta mengembangkan optimisme karyawan dalam melakukan pekerjaan sebagai suatu cara untuk mengurangi stres kerja yang timbul pada diri karyawan sehingga
6 karyawan memiliki rasa nyaman, kesehatan baik fisik serta psikologis serta kesejahteraan yang lebih baik yang akan berdampak pada tercapainya tujuan dari perusahaan tersebut. Berdasarkan hal diatas maka timbul pertanyaan Apakah ada hubungan antara optimisme dengan stres kerja pada karyawan Lotte Grosir Solo? B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan stres kerja pada karyawan 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau sumbangan yang diberikan Optimisme terhadap stres kerja pada karyawan 3. Untuk mengetahui bagaimana tingkat optimisme pada karyawan Lotte Grosir Solo 4. Untuk mengetahui bagaimana tingkat stres kerja pada karyawan Lotte Grosir Solo C. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis: Memberikan kontribusi pada ilmuwan psikologi, khususnya psikologi industri tentang hubungan antara optimisme dengan stres kerja pada masyarakat ataupun pekerja
7 Manfaat praktis: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ataupun masukan bagi Lotte Grosir Solo dalam pembinaan tingkat optimisme terhadap stres kerja pada karyawan 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi masalah stres kerja pada karyawan Lotte Grosir Solo 3. Memberikan acuan bagi pihak perusahaan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang lebih baik pada aspek kesejahteraan karyawan