BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Hamdani Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 38 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Optimisme merupakan suatu sikap positif yang diperlukan setiap orang untuk mencapai suatu tujuan. Dengan memiliki sikap optimis seseorang dapat memiliki daya dalam mengusahakan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Tidak hanya itu, dengan bersikap optimis seseorang akan memiliki daya tahan tubuh maupun mental yang lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang bersikap pesimis. Sikap optimis penting untuk diterapkan setiap orang dalam tiap aspek kegiatan, tidak terkecuali dalam kegiatan akademik mahasiswa seperti mengerjakan skripsi. Sikap optimis dapat menjadi asupan daya bagi mahasiswa dalam proses mengerjakan tugas akhir. Penelitian yang dilakukan oleh Puri dan Robinson (2007) menjelaskan bahwa orang-orang yang lebih optimis cenderung dapat bekerja dalam waktu yang relatif lebih lama, dapat mengantisipasi karir dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta berpikir bahwa tidak akan merasa lelah sama sekali. Hal ini dikarenakan dengan sikap optimis, maka seorang mahasiswa akan mampu menetapkan tujuan dalam proses mengerjakan tugas akhir dan juga akan mengupayakan usaha menjadi lebih maksimal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Srivastava dan Angelo (2009) mengungkapkan bahwa
2 39 optimisme membawa hasil yang positif dalam sebuah hubungan dengan menganjurkan ekspektasi yang disenangi, yang mana ekspektasi tersebut menyebabkan seseorang terbujuk untuk membuat sebuah tujuan dalam suatu hubungan menjadi lebih fleksibel dan lebih gigih dalam mencapai tujuan tersebut. Selain itu bersikap optimis dapat memberikan dampak baik terhadap mood yang bersifat situasional (Segestorm, C. S., Taylor, S. E., Kemeny, M. E., dan Fahey, J. L., 1998) Tugas akhir atau biasa juga lebih dikenal dengan sebutan skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk mendapatkan derajat kesarjanaan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi dapat diartikan sebagai karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir dalam pendidikan akademis. Skripsi pada umumnya akan dapat selesai dalam kurun waktu yang singkat ataupun untuk waktu yang lama. Hal ini disebabkan tiap mahasiswa akan menghadapi tantangan dan proses yang berbeda dalam pengerjaan, entah itu rasa malas, menunda pengerjaan, mood, godaan lingkungan, dan lainlain. Tentu saja hal-hal tersebut dapat menghambat dan mempengaruhi pengerjaan skripsi. Banyak sekali jenis permasalahan yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Seperti yang telah dilansir dalam situs Okezone.com (2013), dalam pengerjaan skripsi tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa akan menghadapi beberapa kendala, seperti perasaan malas, waktu, dan terkendala permasalahan administrasi. Bagi sebagian mahasiswa mungkin
3 40 memiliki permasalahan yang berbeda. Namun, bukan berarti jika mengalami kendala membuat seorang mahasiswa menjadi bersikap negatif dalam mengerjakan skripsi. Justru dengan bersikap optimis yang mana berarti bersikap positif dapat membuat segala kendala yang dihadapi mahasiswa menjadi terasa lebih ringan. Mengerjakan skripsi merupakan hal yang pasti akan dilalui oleh mahasiswa sebagai salah satu rangkaian program studi. Proses mengerjakan skripsi itu sendiri juga dipengaruhi oleh cara mahasiswa dalam memandang tugas akhir itu sendiri. Jika mahasiswa memandang skripsi dengan pesimis atau negatif, sesuatu yang bersifat menghambat atau menyusahkan, maka hal tersebut akan membuat proses pengerjaan skripsipun menjadi kurang mantap. Namun, apabila mahasiswa memandang optimis dan positif bahwa skripsi adalah suatu hal yang baik dan merupakan kewajiban sebagai seorang mahasiswa, maka pengerjaan skripsipun akan dapat berjalan dengan optimal. Hal ini dikarenakan bagaimana seseorang memandang suatu masalah akan memiliki imbas dalam usaha mencapai tujuan. Bersikap optimis dalam mengerjakan skripsi atau tugas akhir dapat membuat mahasiswa membangun sebuah tujuan dan dapat memperkirakan hal-hal yang diperlukan guna mencapai tujuan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Cohen dan McKay (dalam Rochmatika dan Darminto, 2013) menguatkan asumsi bahwa orang terdekat mahasiswa, yakni teman sebaya akan menguatkan sikap optimis dalam mengerjakan tugas akhir.
4 41 Hasil penelitian tersebut adalah ditemukan bahwa ketika individu meyakini akan adanya bantuan yang diberikan oleh orang terdekatnya, maka perhatian mereka yang semula tercurahkan pada tuntutan-tuntutan yang muncul akan teralihkan pada upaya penyelesaian masalah. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Segerstorm, S. C., Taylor, S. E., Kemeny, M. E., dan Fahey, J. L., (1998) dalam jurnal psikologi sosial dan kepribadian yang menjelaskan bahwa optimisme telah dikaitkan dengan keadaan fisik dan psikologis yang lebih baik terkait kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan stres. Sama seperti halnya dalam mengerjakan skripsi, mahasiswa membutuhkan sikap optimis untuk menghadapi tuntutan-tuntutan yang ada dalam pengerjaan skripsi. Sikap optimis ini juga dapat dipengaruhi oleh kehadiran teman-teman terdekat sesama mahasiswa ataupun yang bukan. Santosa (1999) menjelaskan bahwa teman-teman sebaya dapat memberi beberapa pengaruh positif terhadap individu. Dengan adanya teman-teman sebaya, individu akan lebih siap untuk menghadapi kehidupan yang akan datang, individu akan mampu mengembangkan rasa solidaritas, setelah masuk kelompok teman sebaya individu dapat membentuk masyarakat dengan kebudayaan yang dianggap baik, dan juga individu tentu akan mendapatkan pengetahuan, kecakapan, serta melatih bakat, selain itu individu juga dapat melatih diri untuk bersikap mandiri, menyalurkan perasaan dan juga pendapat yang dimiliki.
5 42 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan dari teman sebaya sangat berpengaruh besar bagi mahasiswa dalam menghadapi suatu permasalahan, termasuk dalam keberhasilan mahasiswa menghadapi dan mengerjakan tugas akhir yang menjadi suatu syarat menyelesaikan studi. Dengan adanya teman, seseorang akan lebih bersemangat karena mengetahui akan ada teman yang menemani, saling berbagi, dan menerima segala kesulitan yang dialami, bahkan bersedia untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang bersifat psikologis ataupun materiil. Selain itu, teman sebaya memiliki kontribusi dalam mengembangkan kemampuan, dapat menjadi wadah untuk menyalurkan dan berbagi pengalaman yg bersifat emosionil, melatih kemandirian, serta menjadi tempat untuk menyalurkan aspirasi dari pikiran individu. Sama halnya dengan mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir, dengan adanya teman sebaya, maka mahasiswa dapat menumbuhkan dan membangun sikap optimis dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang didapat selama mengerjakan skripsi. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan teman sebaya dan optimisme mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan tugas akhir.
6 43 C. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sedikit sumbangan informasi bagi dunia psikologi sosial tentang bagaimana pengaruh dukungan dari teman sebaya kepada seorang mahasiswa untuk bersikap optimis dalam menghadapi kendala-kendala ketika mengerjakan tugas akhir. b. Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat untuk semua jenjang pendidikan dimana seseorang membutuhkan sikap optimis yang ditimbulkan dari lingkungan pertemanan berupa dukungan dari teman sebaya untuk melewati segala kendala dalam permasalahan akademis. Dengan adanya dukungan dari teman sebaya maka sikap optimis seseorang dapat muncul sehingga membuat seseorang akan lebih bersemangat untuk mencapai target akademis yang diharapkan. Selain itu, dengan penelitian ini diharapkan bagi mahasiswa dapat membangun kelompok teman-teman sebaya yang positif agar dalam menghadapi segala permasalahan menjadi lebih ringan. D. Keaslian Penelitian Optimisme merupakan salah satu variabel psikologi yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan, seperti halnya mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir. Segerstorm, S. C., Taylor, S. E., Kemeny, M. E., dan Fahey, J. L., (1998) dalam jurnal
7 44 psikologi sosial dan kepribadian yang berjudul Optimism Is Associated With Mood, Coping, and Immune Change in Response to Stress menjelaskan bahwa optimisme telah dikaitkan dengan keadaan fisik dan psikologis yang lebih baik terkait kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan stres. Dalam penelitian tersebut, optimisme dikaitkan dengan beberapa variabel lain seperti mood, coping, perubahan sistem imun, dan stres. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa optimisme mungkin juga berhubungan dengan perubahan dalam sistem imun selama masa-masa stres. Penelitian lain juga dilakukan oleh Nurtjahjanti dan Ratnaningsih (2011) dengan judul Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Optimisme Pada Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) Wanita di BLKLN DISNAKERTRANS Jawa Tengah. Penelitian tersebut meneliti tentang bagaimana kepribadian hardiness mempengaruhi optimisme calon tenaga kerja wanita Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian hardiness merupakan faktor yang menentukan munculnya optimisme pada calon tenaga kerja wanita Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi kepribadian hardiness seseorang maka semakin tinggi pula optimisme yang dimiliki calon tenaga kerja wanita Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Adilia (2010) dalam skripsi yang berjudul Self-Esteem Dengan Optimisme Meraih Kesuksesan Karir Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8 45 mencoba mengaitkan self-esteem dengan optimisme terhadap kesuksesan karir pada mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah di Jakarta. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang positif antara self-esteem dengan optimisme terhadap kesuksesan karir. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai optimisme belum ada penelitian yang mengaitkan variabel dukungan sosial teman sebaya dengan optimisme pada mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir. 1. Keaslian topik Topik pada penelitian ini adalah Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Optimisme Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Mengerjakan Tugas Akhir. 2. Keaslian Teori Teori yang digunakan sebagai acuan variabel optimisme adalah teori yang diungkapkan oleh Seligman (2005). Sedangkan untuk variabel dukungan sosial teman sebaya menggunakan teori yang diungkapkan oleh Sarafino (2012). 3. Keaslian alat ukur Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur disesuaikan dengan variabel optimisme yang diungkapkan oleh Seligman (2005) dan Sarafino (2012) untuk variabel dukungan sosial teman sebaya.
9 46 4. Keaslian subjek penelitian Subjek pada peneitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan beberapa mahasiswa dari jurusan lain dengan spesifikasi telah memasuki semester delapan hingga seterusnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Optimisme
RELATIONSHIP BETWEEN PEER SUPPORTS AND UNIVERSITY FINAL YEAR STUDENT S OPTIMISM IN COMPLETING THE THESIS. Novindra Setyawan Qurotul Uyun ABSTRACT
4 RELATIONSHIP BETWEEN PEER SUPPORTS AND UNIVERSITY FINAL YEAR STUDENT S OPTIMISM IN COMPLETING THE THESIS Novindra Setyawan Qurotul Uyun ABSTRACT The goal of this study is to examine the correlation between
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Jenjang pendidikan tertinggi
1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Seiring dengan hal globalisasi yang tidak dapat diprediksi, peningkatan sumber daya mansia sangat dibutuhkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
Lebih terperincijuga kelebihan yang dimiliki
47 1. Pengertian Optimisme Seligman (2005) menjelaskan bahwa optimisme adalah suatu keadaan yang selalu berpengharapan baik. Optimisme merupakan hasil berpikir seseorang dalam menghadapi suatu kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencapaian beban studi, praktikum, PKLI dan skripsi. Namun, dalam proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar di jenjang lembaga perguruan tinggi, dimana tugas mereka yang paling utama yaitu dituntut untuk memiliki kemandirian dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi
68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. heran bila kesadaran masyarakat awam tentang pentingnya pendidikan berangsurangsur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan tentang pendidikan memang tidak ada habisnya. Tidaklah heran bila kesadaran masyarakat awam tentang pentingnya pendidikan berangsurangsur menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu dihadapkan pada pemikiran-pemikiran tentang seberapa besar pencapaian yang akan diraih selama
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI Ushfuriyah_11410073 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan atau biasa disebut dengan stres, stres bisa hadir dalam keluarga, lingkungan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keahlian dalam kerja akademis yang dinilai oleh para pengajar melalui tes, ujian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman semakin dibutuhkan pula individu yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi individu tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN LOTTE GROSIR SOLO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh: AMANDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kepribadian yang kuat serta dapat diandalkan. Terdapat tipe kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa sebagai penerus bangsa sekaligus sebagai cendikia diharapkan memiliki kepribadian yang kuat serta dapat diandalkan. Terdapat tipe kepribadian tertentu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada abad ke-21 berupaya menerapkan pendidikan yang positif
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada abad ke-21 berupaya menerapkan pendidikan yang positif dengan menerapkan psikologi positif dalam pendidikan. Psikologi positif yang dikontribusikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang begitu pesat. baik dari segi kurikulum maupun program penunjang yang dirasa mampu untuk mendukung peningkatan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN OPTIMISME PADA CALON TENAGA KERJA INDONESIA (CTKI) WANITA di BLKLN DISNAKERTRANS JAWA TENGAH
HUBUNGAN KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN OPTIMISME PADA CALON TENAGA KERJA INDONESIA (CTKI) WANITA di BLKLN DISNAKERTRANS JAWA TENGAH Harlina Nurtjahjanti, Ika Zenita Ratnaningsih Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir semua bidang kehidupan berkembang sangat pesat. Berkembangnya berbagai bidang kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami berbagai hal yang kurang menyenangkan dan ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalani kehidupan seseorang tidak luput dari kemungkinankemungkinan untuk mengalami berbagai hal yang kurang menyenangkan dan ada saja hambatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba membekali diri dengan berbagai keterampilan dan pendidikan yang lebih tinggi agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi dan globalisasi, manusia dituntut untuk menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting (Husetiya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks menempati terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi penyebab kanker terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Universitas merupakan salah satu institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah pendidikan tinggi yang merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk mempersiapkan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai perubahan besar, diantaranya perubahan fisik, kognitif, dan psikososial.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. pada diri seseorang terkadang membuat hilangnya semangat untuk berusaha, akan
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Optimisme 2.1.1 Definisi Optimisme Optimisme merupakan bagaimana seseorang bereaksi terhadap kegagalan sosial dalam kehidupannya (Myers, 2008). Dalam keadaan yang memicu stress
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan yang merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk mempersiapkan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan orang yang sedang dalam proses pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut maupun akademi. Mahasiswa adalah generasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dukungan Sosial Orang Tua Definisi dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa sebagai remaja perlu dipersiapkan untuk menjadi orang dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa sebagai remaja perlu dipersiapkan untuk menjadi orang dewasa yang mandiri, karena kehidupan dewasa berbeda dengan remaja. Salah satunya adalah kesiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode saat ini merupakan zaman modern, Negara Indonesia dituntut untuk mampu menjadi sebuah negara yang hebat dan mampu bersaing di era globalisasi dan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian meningkat. Pertumbuhan pesat ini menciptakan persaingan yang ketat antara berbagai pihak. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perguruan tinggi tahun pertama harus bersiap menghadapi dunia baru yaitu dunia perkuliahan yang tentu saja berbeda jauh dengan kultur dan sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dan perlu mendapatkan perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self-Efficacy. berhubungan dengan keyakinan bahwa dirinya mampu atau tidak mampu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self-Efficacy 1. Definisi Self-Efficacy Seseorang bertingkah laku dalam situasi tertentu pada umumnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kognitif, khususnya faktor kognitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tingggi (KBBI, 1991). Tujuan seseorang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir terjadi perubahan yang semakin pesat dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari kemajuan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pekerjaan merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan stress. Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan stress. Banyak pekerjaan yang dapat menimbulkan stress diantaranya adalah profesi sebagai guru SLB. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan dan merupakan kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat memotivasi terciptanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan dalam hidup. Tuntutan-tuntuan itu tidak hanya pada satu aspek atau bidang kehidupan
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. yang tidak diketahui atau dikenal (Laraia & Stuart, 1998). Sedangkan (Corey. tegang yang memaksa individu untuk berbuat sesuatu.
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan kepribadian, rasa gelisah, ketidaktentuan, takut dari kenyataan, atau persepsi ancaman dari sumber aktual yang tidak diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wellbeing merupakan kondisi saat individu bisa mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, dan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar peserta didik terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik dalam proses belajar mengajar di sekolah. Prestasi tersebut diperoleh setelah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah adalah wadah pendidikan formal mempunyai tanggung jawab besar untuk mewujudkan cita-cita bangsa, sebagaimana yang diamanahkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan atau wawasan, mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju kesuksesan
Lebih terperinciRizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis, dan sosial. Secara sosial, perkembangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembahasan mengenai rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Universitas merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berfungsi menghadapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu negara ialah faktor pendidikan di dalam negara itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan seorang individu dengan ciri khusus yang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan seorang individu dengan ciri khusus yang dalam perkembangan pribadi dan sosialnya memerlukan bimbingan dan tuntunan. Untuk itu masa sekolah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan individu yang menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yaitu :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia menginginkan apa yang disebut dengan kebahagiaan dan berusaha menghindari penderitaan dalam hidupnya. Aristoteles (dalam Seligman, 2011: 27) berpendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Semakin banyaknya orang yang ingin menjaga kondisi tubuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin maju. Melalui perkembangan teknologi ini maka semakin banyak bidang lain yang berpengaruh dalam kehidupan kita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang semakin meningkat. Individu dituntut untuk semakin maju agar dapat mengikuti persaingan
Lebih terperinciBAB. II LANDASAN TEORITIS. 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia,
BAB. II LANDASAN TEORITIS A. Mahasiswi Yang Menggunakan Jilbab Syar i 1.Pengertian Mahasiswa Pengertian mahasiswa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya sebagai pilar menigkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fase perkembangannya memiliki keunikan tersendiri. Papalia (2008) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas suatu hal tentang remaja adalah suatu yang menarik karena dalam setiap fase perkembangannya memiliki keunikan tersendiri. Papalia (2008) menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas X. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan di berbagai bidang kehidupan menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas yang nantinya berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami atau usaha-usaha lain seperti kuliah lapangan,penelitian,dan lainlain.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh berapa banyak kehadiran di bangku kuliah, namun juga tuntutan memperkaya literatur untuk dipahami atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan yang merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah atas. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan
68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian Proses pengambilan data penelitian ini dimulai pada hari Selasa, 5 April 2016 hingga 13 April
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang disusun di bawah bimbingan seorang dosen yang memenuhi kualifikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi merupakan karya tulis dan penelitian mandiri mahasiswa, yang disusun di bawah bimbingan seorang dosen yang memenuhi kualifikasi akademik untuk menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang bahagia. Kebahagiaan menjadi harapan dan cita-cita terbesar bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, Manusia selalu menginginkan kehidupan yang bahagia. Kebahagiaan menjadi harapan dan cita-cita terbesar bagi setiap individu dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dan modernisasi, banyak terjadi perubahanperubahan dalam berbagai sisi kehidupan yang mengharuskan setiap manusia tanpa terkecuali
Lebih terperinciEFIKASI DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA PADA SAAT PENYUSUNAN SKRIPSI SKRIPSI
EFIKASI DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA PADA SAAT PENYUSUNAN SKRIPSI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S-1 yang membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampai pada hari ini masyarakat Indonesia belum terlepas dari krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampai pada hari ini masyarakat Indonesia belum terlepas dari krisis multidimensional, khususnya krisis ekonomi. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang berkualitas dan merupakan makhluk seutuhnya. Makhluk yang seutuhnya adalah mereka yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002) mengungkapkan kisaran usia 18-40 tahun, pada usia tersebut mahasiswa telah memiliki tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perusahaan yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin maju dan berkembang, banyak industri dan perusahaan yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, sehingga tercipta banyak
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA OPTIMISME MASA DEPAN DAN KONFORMITAS TEMAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI SMK
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME MASA DEPAN DAN KONFORMITAS TEMAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI SMK SKRIPSI Disusun Oleh : PRATIWI HANDAYANI F 100 040 280 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk kemajuan pembangunan bangsa dan negara, karena anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan bagi individu yang belajar atau mengikuti pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)
HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto
Lebih terperinci