BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KOMPENSASI, STATUS/PENGAKUAN, DAN KESEMPATAN BERKEMBANG TERHADAP TINGKAT EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

BAB I PENDAHULUAN. segala kegiatan bisnis dan perekonomian, hal ini menyebabkan terjadinya

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para

BAB II LANDASAN TEORI. memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) adalah pelaksanaan job analysis, perencanaan SDM,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).

BAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain adalah

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, dengan keadaan yang selalu berkembang maka setiap perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi memaksa setiap organisasi berupaya menciptakan keunggulankeunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Iklim organisasi (atau disebut juga suasana organisasi) adalah. serangkaian lingkungan kerja di sekitar tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. juga harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang handal pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia saat ini sudah mengarah pada human capital, dimana sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. aset perusahaan yang bernapas atau hidup disamping aset aset lain

HUBUNGAN ANTARA JOB CRAFTING DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI Y DI KANTOR PUSAT PT. BANK BUKOPIN, TBK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN OUTSOURCING DIVISI KARTU KREDIT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

N. AMBARDHI P

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

2015 HUBUNGAN FAMILY SUPPORTIVE SUPERVISORY BEHAVIORS DAN TRUST IN SUPERVISOR DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. peralatan, standar profesi dan peningkatan manajemen rumah sakit. Manajemen sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota

BAB I PENDAHULUAN. Komitmen telah menunjukkan pengaruh yang kuat pada keinginan karyawan

MEMBANGUN EMPLOYEE ENGAGEMENT EMPLOYEE ENGAGEMENT. Dian Yanuar Roffanna, S.Psi., M.Psi. Bagian Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat. tersebut sudah memiliki financial yang kuat, bahan baku yang terpenuhi, dan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak pada bidang jasa penyedia paket perjalanan wisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti menginginkan kesuksesan. Hal itu berlaku pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tingkat persaingan menyebabkan perusahaan. dalam menghadapi persaingan. Strategi yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan organisasi dan masyarakat disebut sebagai integrasi dalam. manajemen sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job. Perusahaan tidak lagi hanya mencari calon karyawan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

I. PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh pelaku bisnis dan perusahaan yang paling mampu. sanggup memberikan apa yang siap dibeli masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. antara sebuah organisasi atau perusahaan dengan masyarakat. karena PR-lah yang merupakan salah satu front liner penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu mengenai bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kahn (dalam May dkk, 2004) work engagement dalam. pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. menemukan kebutuhan dan harapan karyawan. Dengan demikian, ada permintaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi barang maupun jasa. Cascio (1998) menegaskan bahwa manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti saat ini, perguruan tinggi negeri, swasta asing maupun swasta dalam negeri berkembang pesat di Indonesia. Perguruan tinggi negeri telah berdiri hampir semua propinsi di Indonesia bahkan ada perguruan tinggi negeri yang membuka cabang di kota lain. Perguruan tinggi swasta asing bermunculan di kota-kota besar di Indonesia. Perguruan tinggi swasta nasional pun tidak kalah ketinggalan. Persaingan antar perguruan tinggi semakin meningkat untuk dapat mempertahankan eksistensinya. Untuk dapat bertahan bahkan memenangkan dalam persaingan merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan sekarang juga dan perhatian terhadap karyawan merupakan salah satu tugas manajemen sehingga karyawan merasa mendapatkan perlakuan yang layak. Peran sumber daya manusia dalam suatu perusahaan atau institusi sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kemampuan dan kemauan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan menjadi kontribusi paling besar bagi keberhasilan suatu perusahaan (Munandar, 2001). Dalam mengembangkan strategi bisnis saat ini, bidang teknologi lebih mendominasi dibandingkan bidang sumber daya manusia. Meskipun teknologi berperan penting dalam mendukung berjalannya proses input data, pengolahan data, dan penyajian output dalam 1

2 bentuk informasi, tetapi teknologi tidak dapat menggantikan peran manusia dalam berpikir kreatif dan melakukan inovasi di dalam bekerja (Purnawanto, 2010). Pfeffer (1996) mengemukakan bahwa untuk mencapai keunggulan yang terus menerus, sejumlah perusahaan besar tidak lagi bergantung pada teknologi dan hak paten, tetapi lebih menekankan pada bagaimana perusahaan dapat mengelola tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan mereka. Perusahaan perlu memperhatikan keberadaan mereka dan membangun suatu hubungan yang kuat antar individu yang ada di dalamnya. Perusahaan hendaknya bukan hanya sebatas merekrut dan menerima karyawan saja, tetapi lebih pada mempertahankan karyawan untuk tetap berada di perusahaan. Institusi pendidikan juga membutuhkan dukungan karyawan dan karyawati handal yang dapat membantu tercapainya visi dan misi yang telah ditargetkan. Karyawan diharapkan memiliki keterikatan atau engaged dengan institusi. Dengan demikian, karyawan dapat memiliki rasa untuk terlibat, berkomitmen, keinginan untuk berkontribusi, serta adanya rasa memiliki terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat ia bekerja (Suryandari, 2012). Muncul opini yang mempermasalahkan gaji (kompensasi) sebagai penyebab pindahnya seorang karyawan ke perusahaan lain yang dapat memberikan pendapatan lebih (Berry, 2010). Alasan ini sudah menjadi isu klasik yang memang tidak dapat dipungkiri. Akan tetapi faktanya tidak hanya masalah gaji saja, Hamdani (2003) menyatakan bahwa gaji tidak terlalu menarik dibandingkan dengan penghargaan atas kontribusi yang diberikan.

3 Karyawan merasa lebih nyaman dan berharga ketika mendapat pengakuan yang tulus dari sesamanya. Di sisi lain, karyawan administrasi juga membutuhkan kesempatan berkembang atau peluang belajar untuk meningkatkan kompetensi di bidangnya masing-masing. Para pakar di bidang kompensasi yakin bahwa kompensasi mempengaruhi motivasi pekerja bertahan di perusahaannya (Ivancevich, 2004). Kompensasi menjadi salah satu faktor pendorong utama engagement pekerja di sebuah institusi. Meskipu n sala h sa tu alasan terbesar bagi pekerja untuk pindah ke institusi lain adalah tawaran paket kompensasi yang lebih baik, namun hasil survei menunjukkan bahwa kesempatan karir yang lebih baik merupakan alasan tertinggi (PotralHR, 2007). Hal ini didukung oleh Milkovich & Newman (2002) yang menyatakan bahwa kompensasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam bekerja tetapi selain itu pengakuan dan peluang untuk maju juga turut berpengaruh. Di dalam hubungan antara kompensasi, status/pengakuan, kesempatan berkembang, dan employee engagement, diketahui adanya keterlibatan beberapa faktor demografi di antaranya usia dan lamanya bekerja (Saks, 2006). Fenomena di atas menuntun variabel kompensasi, status/berkembang dan kesempatan berkembang menjadi variabel-variabel yang penting untuk mempertahankan karyawan agar tetap mengabdi di perusahaan (engagement). Menurut Catteeuw et al. (2007), engagement adalah tingkatan dimana pekerja puas dengan pekerjaannya dan merasa berharga. Selain puas terhadap

4 pekerjaan, karyawan juga diharapkan memiliki keterikatan atau engaged dengan perusahaan. Employee engagement dilihat sebagai suatu kekuatan yang dimiliki karyawan yang dapat memberikan motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Kekuatan tersebut dapat berupa komitmen, baik kepada perusahaan maupun pada pekerjaan yang dilakukan, rasa memiliki terhadap pekerjaan, perasaan bangga, usaha yang lebih dari biasanya, dan semangat dalam menyelesaikan pekerjaan (Endres & Smoak, 2008). Karyawan yang memiliki engagement tinggi adalah karyawan yang bekerja dengan keinginan dan perasaan yang besar untuk terlibat dengan perusahaan tempat mereka bekerja (Dicke, Holwerda, & Kontakos, 2007). Employee engagement memberikan kontribusi yang signifikan pada produktivitas kerja karyawan dan produktivitas perusahaan. Karyawan dengan engagement yang tinggi akan memberikan usaha terbaiknya dalam menyelesaikan tugasnya, bahkan lebih dari yang diharapkan. Karyawan merasa kehadiran atau keberadaaannya di dalam perusahaan bermakna bagi kehidupannya, sehingga ia dengan usaha terbaiknya mendukung perusahaan untuk mencapai tujuan dan kesuksesan (Agustian, 2012). Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan hasil yang positif dengan usaha yang telah dilakukan oleh karyawan yang memiliki tingkat engagement tinggi. Sedangkan karyawan dengan engagement yang rendah justru akan menunjukkan berbagai perilaku negatif, seperti mogok kerja atau demonstrasi,

5 turnover, dan burnout, sehingga kerugian yang akan dirasakan tidak hanya bagi karyawan tetapi juga bagi perusahaan (May et al., 2004; Macey & Schneider, dalam Zyl, Deacon, & Rothmann (2010); Schaufeli & Bakker, 2004). Mujiasih dan Ratnaningsih (2004) berpendapat, jika perusahaan dapat mempertahankan tingkat engagement karyawannya, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan, di antaranya : 1) dapat mempertahankan karyawannya, karena karyawan merasa senang bekerja di perusahaan, 2) membantu perusahaan untuk mempertahankan karyawan terbaik agar mereka tidak mudah tertarik dengan perusahaan lain, 3) membantu mencapai target perusahaan. Pada kenyataannya, pentingnya employee engagement tidak disertai dengan perhatian dari kalangan manajemen perusahaan untuk lebih meningkatkannya pada karyawan. Dengan kata lain, saat ini perusahaan menjadi kurang memperhatikan aspek sumber daya manusia yang ada di perusahaan mereka. Perusahaan terlalu fokus pada bagaimana meminimalisir kerugian, tetapi produktivitas perusahaan tetap meningkat, dibandingkan memikirkan bagaimana membuat karyawan menjadi lebih engaged agar produktivitas perusahaan meningkat dan mereka tetap memiliki karyawan yang bertalenta demi pertumbuhan dan kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini dianggap kurang tepat karena suatu perusahaan tidak hanya dibentuk untuk memiliki strategi bisnis saja, tetapi juga untuk

6 mengelola SDM dan meningkatkan level dari engagement karyawannya (Right Management, 2009). Berdasarkan literatur-literatur yang peneliti temukan sejauh ini penelitian mengenai employee engagement di Indonesia masih jarang dilakukan. Penelitian-penelitian yang sudah ada lebih banyak mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan, semangat kerja, motivasi kerja, dan sebagainya. Meskipun demikian, sebenarnya konsep employee engagement justru memiliki makna yang lebih mendalam dibandingkan karyawan hanya sebatas puas, memiliki semangat, dan motivasi dalam bekerja (Maslach, Schaufeli, & Leiter dalam Storm & Rothman, 2003). Sejauh ini peneliti baru menemukan beberapa judul penelitian mengenai employee engagement di Indonesia, diataranya adalah hubungan antara employee engagement dan kesiapan karyawan untuk berubah (Megani, 2012), serta analisis komitmen organisasi dan employee engagement pada PT. Semen Gresik (PERSERO) TBK (Fahrani, Wessiani, & Santosa, 2010). Dalam penelitian-penelitian sebelumnya topik employee engagement banyak dilakukan di institusi non pendidikan. Peneliti ingin melakukan penelitian di salah satu institusi di Indonesia. Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tingkat employee engagement diantaranya ialah budaya organisasi, gaya kepemimpinan, perhatian senior manajer terhadap keberadaan karyawan, kompensasi dan kesempatan berkembang. Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh peneliti dari Asisten Wakil Rektor IV bidang PSDM, banyaknya karyawan yang bekerja di

7 Universitas Sanata Dharma memungkinkan terjadinya konflik di dalamnya. Adapun beberapa permasalahan yang muncul terkait dengan faktor-faktor eksternal yang diduga mempengaruhi tingkat employee engagement karyawan Universitas Sanata Dharma, yaitu kurangnya perhatian oleh pemimpin terhadap karyawan. Selain itu, karyawan juga belum seluruhnya menunjukkan performansi kerja yang optimal karena masih minimnya sumber daya yang dibutuhkan karyawan untuk mendukung performansi kerja mereka. Sejauh ini pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan, misalnya dalam menggunakan komputer belum mencakup seluruh karyawan pada setiap unit kerja yang ada. Jenjang karir karyawan yang belum terarah dan belum adanya penilaian hasil kerja karyawan turut mempengaruhi tingkat employee engagement karyawan Universitas Sanata Dharma. (Lockwood dalam Smith dan Markwick, 2009) Berdasarkan data dari biro personalia kurun waktu sepuluh tahun terakhir 3 karyawan Universitas Sanata Dharma resign dan pindah kerja ke tempat lain. Muncul opini yang mempermasalahkan gaji (kompensasi) sebagai penyebabnya (Berry, 2010). Rencana Strategis USD 2014-2018 (Anonim, 2013) menyatakan bahwa bidang sumber daya manusia merupakan bidang pendukung yang penting sehingga USD perlu memperhatikan tingkat engagement para karyawannya. Selain permasalahan-permasalahan yang terjadi pada karyawan tersebut, pengambilan Universitas Sanata Dharma sebagai populasi penelitian juga didasarkan pada belum adanya penelitian mengenai employee

8 engagement pada institusi tersebut. Beberapa variabel yang mempengaruhi employee engagement antara lain kompensasi, status/pengakuan dan kesempatan berkembang. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh kompensasi, status/pengakuan dan kesempatan berkembang terhadap employee engagement pada karyawan Universitas Sanata Dharma. B. Rumusan Masalah Melihat latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh kompensasi, status/pengakuan, dan kesempatan berkembang terhadap employee engagement karyawan USD? C. Batasan Masalah Agar tidak meluas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karyawan tetap tenaga administrasi Universitas sanata Dharma. 2. Kompensasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh bentuk pengembalian dalam bentuk keuangan, layanan, dan benefits (tunjangan uang tidak langsung) yang diterima oleh pekerja sebagai bagian dari hubungan kerja (Milkovich dan Newman, 2002).

9 3. Status/pengakuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghargaan yang sangat efektif terhadap perilaku seseorang terkait kontribusi dan perfomansinya (Dubois dan Rothwell, 2004). 4. Kesempatan berkembang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terkait dengan pelatihan formal dan informal untuk mempelajari pengetahuan/keahlian/kemampuan baru (Milkovich & Newman, 2002). 5. Employee Engagement yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu keadaan karyawan yang terlibat langsung secara psikologis dengan pekerjaannya. Karyawan akan terlibat secara fisik, kognitif, maupun secara emosional selama menunjukkan performanya di dalam bekerja (Kahn dalam Albrecht, 2010; Perrin, 2003). D. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji pengaruh kompensasi terhadap tingkat engagement karyawan USD. 2. Untuk menguji pengaruh status/pengakuan terhadap tingkat engagement karyawan USD. 3. Untuk menguji pengaruh kesempatan berkembang terhadap tingkat engagement karyawan USD.

10 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi Menjadi salah satu referensi untuk akademisi dalam pengembangan ilmu & menjadi inspirasi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan sampel data yang berbeda. 2. Bagi Praktisi Diharapkan mampu memberikan tambahan informasi sebagai pertimbangan untuk meningkatkan employee engagement di sebuah organisasi. F. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran singkat mengenai materi yang dibahas dalam penelitian ini, penulis menyusun kerangka pembahasan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penyusunan penelitian sebagai gambaran yang menyeluruh dari materi penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis akan menguraikan teori yang berhubungan dengan materi penelitian. Teori berasal dari penelitian

11 perpustakaan yang berisi mengenai uraian dasar teori dan pengertian-pengertian yang mendasari penelitian ini. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai data yang diperlukan, objek penelitian, populasi dan sampel, pengambilan sampel, teknik pengembangan instrument, uji instrument penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN Bab ini membahas tentang penjabaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Penjabaran ini menggunakan alatalat analisis yang sesuai dengan bukti hipotesis yang telah dikemukakan penulis. BAB V : PENUTUP Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan bab sebelumnya, dari data-data dan informasi yang berhasil dikumpulkan dan dianalisa. Disini penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin berguna untuk menjadi bahan pemikiran dan sumbangan bagi pihak yang berkepentingan.