6. Proses Pendekatan Saintifik

dokumen-dokumen yang mirip
CARA AUD BELAJAR R.U.S.M.A.N.T.O

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. OLEH Imam Subqi

SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah Alokasi Sumber.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

hidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN UNTUK PENANAMAN KOMPETENSI INTI

(a) Kelinci perlu makanan untuk hidup. (b) Boneka tidak memerlukan makanan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS TEMATIK KELAS I

1.2 Mengidentifikasi. 4. Menuliskan dan mengelompokkan kegunaan makanan bagi. 3. Menyebutkan bagian tubuh. 5. Menyusun menu makanan

ISSN :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikn : SD N Percobaan 2. Kelas/ Semester : III/ I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN UNTUK KELOMPOK USIA 4-5

tumbuhan di sekitar pelajaran 8

bab 1 bilangan aku dan keluargaku lingkunganku tema

KD yang dicapai : 1.1, 2.2, 2.8, , , , , ,

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

PEMBELAJARAN TEMATIK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI GURU & KEPALA TK Kec.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Di unduh dari : Bukupaket.com

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

SILABUS KELAS: I (satu)

Contoh RKH RPPH PAUD Tema Diri Sendiri (Tubuhku) K13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MILIK NEGARA Tidak perjualbelikan PEDOMAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

benda di sekitar pelajaran 5

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 17 Kota

Bermainku adalah Belajar

PENGEMBANGAN KURIKULUM TK. IKA BUDI MARYATUN, M.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada saat pembelajaran IPA tentang sikap

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB IV ANALISIS UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURAL MELALUI METODE KARYAWISATA DI RA MUSLIMAT NU MASYITHOH 14 DUWET PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia lahir sampai 6 tahun. Pada masa anak-anak khususnya pada usia

Gambar 1.1 Kuda dengan anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga

DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1. Makhluk Hidup NAMA :

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

SILABUS TEMATIK KELAS II -1 -

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kebanyakan siswa tidak diajarkan bagaimana untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap program/kegiatan memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. kuantitas dalam menghubungkan ide-ide yang sudah ada sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

SILABUS TEMATIK KELAS IV : Peduli Terhadap Makhluk Hidup : Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(c) PP-PAUD & DIKMAS JABAR

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I

BAB II KAJIAN TEORI 2.I

Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto

Transkripsi:

6. Proses Pendekatan Saintifik Proses Pendekatan Saintifik merupakan rangkaian mencari tahu dengan cara menjelajah melalui tahapan: 6.1. Mengamati Mengamati berarti kegiatan menggu nakan semua indera (penglihatan, pen dengaran, penghiduan, peraba, dan pengecap) untuk mengenali suatu benda yang diamatinya. Semakin banyak indera yang digunakan dalam proses mengamati maka semakin banyak informasi yang diterima dan diproses dalam otak anak. Guru berperan sebagai pengamat dan pendukung/fasilitator bukan sebagai instruktur. BelajarKegiatan: mengamati dapat dilakukan bersama-sama di dalam atau di luar kelas. Media untuk diamati dapat apapun.media yang disiapkan sesuai dengan tema yang sedang dipilih. Proses mengamati penting untuk membangun pengetahuan awal anak tentang suatu benda atau kejadian. Guru dapat menuliskan disertai gambar sederhana tentang pengetahuan yang sudah disebutkan anak tadi. Proses mengamati juga untuk membangun minat anak mengetahui lebih banyak tentang sesuatu yang diamatinya. Saat pembelajaran dengan tema tumbuhan dengan sub tema tumbuhan sayursayuran Ibu Ratih menjelaskan pada anak mengenai tomat dan wortel. Ibu Ratih membawa sayur tomat dan wortel kedalam kelas dan meminta anak bercerita mengenai sayur tersebut, beliau menanyakan apakah anak pernah memakan sayur tersebut pada saat Ibu mereka memasak di rumah dan apakah mereka pernah melihat tanaman sayur tersebut. Setelah itu, Ibu Ratih menuliskan huruf T,O, M, A, T pada papan tulis dan memberikan anak gambar tomat untuk diwarnai. 6.2. Menanya Menanya merupakan proses berfi kir yang didorong oleh minat keingintahuan anak tentang suatu benda atau kejadian. Pada dasarnya anak senang bertanya. Anak

akan terus bertanya sampai rasa penasarannya terjawab. Seringkali orang tua dan guru mematahkan rasa keingintahuan anak dengan menganggap anak. Menanya sebagai proses menggali pengetahuan baru. Guru dapat membantu anak untuk menyusun pertanyaan yang ingin mereka ketahui. Ardi memperhatikan es batu yang dikeluarkan dari lemari pendingin oleh guru. Setelah beberapa lama, es batu yang berada diluar lemari pendingin perlahan-lahan mencair. Ardi juga melihat guru yang memanaskan air pada kompor kecil dan melihat asap yang keluar dari panci kecil. Ardi menunjukkan rasa penasarannya dan rasa ingin tahunya dalam satu kalimat, misalnya es batunya menjadi air kemudian guru menegaskan dengan menjelaskan secara tepat mengapa es batu mencair. Hal ini mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Saat guru menuliskan semua pertanyaan anak, guru tidak perlu menjawabnya, tetapi ajaklah anak untuk mencari jawabannya ke berbagai sumber. Beberapa tipe pertanyaan ini dapat digunakan untuk merangsang berpikir anak:

Bentuk pertanyaan: Tujuannya dan contoh Mengingat: Mengulang kembali, menyatakan apa yang telah diobservasi Apa yang kamu ketahui tentang buah jambu? Tadi bermain apa saja? Apa yang kamu kerjakan tiap pagi? Memahami: Menjelaskan, Menguraikan, Memperkirakan Berapa banyak? Apa saja isi tasmu? Lihat di atas sana awannya terlihat gelap, kira-kira apa yang akan terjadi? Menerapkan: Menggunakan pengetahuan dengan situasi baru Apa yang kita perlukan agar air ini menjadi manis? Alat apa yang kita pakai untuk mencetak pasir ini? Analisa: Membandingkan, Mengelompokkan, Membedakan, Mengatasi masalah Mana yang lebih berat? Dapatkah dikelompokkan roncean sesuai warna? Bagaimana agar timbangan ini menjadi sejajar? Apa yang harus kita lakukan agar tidak kehujanan? Evaluasi: Mengkritisi, Menilai pernyataan, Memutuskan, untuk menolak atau menyetujui sesuatu Apa yang terjadi bila ikan tidak memiliki sirip? Ibu lihat hari ini kamu sangat senang.apa yang membuatmu senang? Bagaimana pendapat kamu kalau tiangnya memakai balok yang kecil? Apa yang akan kamu buat dengan playdough ini? Apa yang akan kamu tanyakan pada pak petani bayam?

Dapat kamu ceritakan, apa saja yang sudah dibuat? Mencipta: Merancang Merencanakan Membuat Menghasilkan Mengapa kamu membuang sampah pada tempatnya? Apa gambar yang sudah kamu buat? Apa bangunan yang kamu buat dengan balok dan lego ini? Mengapa kamu mendorong Althaf ke pintu? Mengapa warna sayur yang diwarnai pada gambarmu berwarna biru? Apa yang terjadi apabila burung tidak memiliki sayap? 6.3. Mengumpulkan informasi Mengumpulkan informasi/ data merupakan proses mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan anak pada tahap menanya. Mengumpulkan data dapat dilakukan berulang-ulang di pijakan awal sebelum bermain (pembukaan) setiap hari dengan cara yang berbeda. Mengumpulkan data dapat berasal dari berbagai sumber: manusia, buku, film, mengunjungi tempat atau internet. Hari ini bu Mega mengajak anak membaca buku tentang kelinci.anak dikenalkan bahwa buku sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan.sejak dini anak dibiasakan untuk mencintai buku. Tiba-tiba Aldi berseru, Ada kelinci coklat. Bu Mega, Ini warna abu-abu. Jadi Aldi sekarang tahu kalau kelinci ada warna abuabu juga ya. Hari lainnya bu Mega mengajak anak-anak mengunjungi kandang kelinci pak Suherman. Kunjungan langsung sebagai salah satu cara mengumpulkan informasi. Anak-anak bertanya tentang kelinci kepada pak Suherman. Jadilah pak Suherman sebagai nara sumber. Alifa berkata, Bu guru, kata pak Suherman kelincinya pintar melompat tapi tidak dapat memanjat. Bu Mega mengajak diskusi, Kelinci senang makan daun-daunan. Dafa menimpali, Kelinci suka kangkung tidak ya.? Ulat juga makan daun kata Alifa

Ibu Ratih pada hari ini menampilkan video tentang ayam. Video tersebut berisi evolusi ayam dari telur hingga dewasa, kehidupan anak ayam dan ayam dewasa serta kegunaan ayam serta telurnya. Fathir yang melihat video tersebut terlihat antusias dan bercerita mengenai ayam yang pernah ia lihat di peternakan saudaranya. Mella juga berseru di dapur rumahku banyak telur Surya memotong Mella dan berteriak Ibu sering memasak ayam Jadi, anak mengumpulkan data melalui apa yang mereka lihat sebelumnya. 6.4. Menalar (mengasosiasi) Proses menalar untuk anak usia dini adalah menghubungkan atau mencocokkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengalaman baru yang didapatkannya. Sepertinya pernyataan anak-anak di atas tidak nyambung, tetapi sesungguhnya Dafa menghubungkan kangkung termasuk tumbuhan daun dan Alifa menghubungkan binatang yang suka makan daun. Proses asosiasi dapat terlihat saat anak mampu: Menyebutkan persamaan: Telinga kelinci panjang seperti telinga kambing Menyebutkan perbedaan: Tapi telinga kelinci ujungnya ke atas, kalau telinga kambing ujungnya ke bawah. Mengelompokkan: Kelinci itu kakinya empat, seperti kodok, kambing, kucing, dan anjing Membandingkan: yang lompatnya paling cepat pastilah kanguru Sebagian besar anak mengalami kesulitan untuk membuat hubungan satu benda dengan benda lain atau satu kejadian dengan kejadian lain. Guru dapat membantu membangun pemahaman anak dengan mengajukan pertanyaan. Daun ini pinggirnya bergerigi seperti apa ya..?

Apabila anak menghubungkan dengan sesuatu, maka guru harus menguatkan dan bertanya yang lebih luas lagi, misalnya: Bu guru, daunnya warna coklat seperti warna pintu itu. Guru dapat menguatkan: Oh iya benar...,terus apa lagi yang berwarna coklat..? Proses asosiasi dapat terlihat saat anak mampu: Menyebutkan persamaan: Buah apel berwarna merah, sama seperti buah ceri Menyebutkan perbedaan: Namun buah apel lebih besar, buah ceri lebih kecil Mengelompokkan: Apel adalah buah, seperti jeruk dan pisang Membandingkan: buah yang asam adalah jeruk Sebagian besar anak mengalami kesulitan untuk membuat hubungan satu benda dengan benda lain atau satu kejadian dengan kejadian lain. Guru dapat membantu membangun pemahaman anak dengan mengajukan pertanyaan. Kerang ini berwarna hijau, seperti warna buncis atau wortel? Apabila anak menghubungkan dengan hal yang lain, guru dapat bertanya lebih luas, contohnya ibu, kulit buahnya kasar seperti nanas Kemudian guru menanyakan kembali, benar, lalu rambutan kulitnya kasar atau halus? 6.5. Mengomunikasikan Mengomunikasikan adalah proses penguatan pengetahuan/ keterampilan baru yang didapatkan anak. Mengomunikasikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: bahasa lisan, gerakan, hasil karya.

Kalimat yang sering dilontarkan anak, misalnya: Bu guru, aku tahu, kalau. Biasanya anak menyampaikannya dengan cara menunjukkan karyanya. Bu guru aku sudah membuat. Itu kalimat yang sering disampaikan anak. Dukungan guru yang tepat akan menguatkan pemahaman anak terhadap konsep atau pengetahuannya, proses berpikir kritis dan kreatifnya terus tumbuh. Anak seringkali mengucapkan kalimat dikelas, contohnya Ibu, aku pernah melihat ikan di Seaworld, ucapnya setelah menunjukkan karya seninya yaitu membuat ikan dari cap tangan dan cat air. Dukungan guru dan apresiasi guru terhadap pengetahuan dan karya anak akan meningkatkan komunikasi dan menguatkan pemahaman anak terhadap pengetahuan, proses berpikir dan kreatif. Mengacu pada Permendikbud No. 81A Tahun 2013 dimana proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapat pengalaman belajar melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik dalam PAUD tidak diartikan sebagai belajar sains (IPA) tetapi adanya proses saintifik(yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan) dalam kegiatan belajar anak.

Mengamati (Observing) Mengkomunikasikan Menanya Pendekatan Saintifik Menalar Mengumpulkan informasi Berikut ini akan dipaparkan berbagai pendangan ahli tentang saintifik. Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru, tentu saja, dapat menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, ia harus menemukan sendiri (Jean Piaget,1972, p. 27). Piaget menyatakan bahwa hendaknya dalam proses pembelajaran anak didorong untuk bereksplorasi dengan dampingan guru sebagai fasilitator, agar pembelajaran menjadi aktif dan bermakna bagi anak.pembelajaran saintifik pada anak usia dini merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan aspek perkembangan anak (aspek bahasa, moral agama, sosial emosional, seni, motorik, dan kognitif). Para peneliti menganjurkan pembelajaran saintifik mulai dikenalkan sebelum anak memasuki sekolah, bahkan anak sejak lahir (Eshach & Fried, 2005; Watters, Diezmann, Grieshaber, & Davis, 2000).Hal ini penting untuk membantu anak memahami dunia, mengumpulkan dan mengolah informasi sebagai kunci dasar anak belajar berpikir saintis.berpikir saintifik adalah kemampuan berpikir dalam memahami masalah, menganalisa, mencari pemecahannya, dan menghasilkan

sesuatu yang inovatif dan kreatif (Kuhn & Pearsall, 2000; Kuhn & Schauble, & Garcia- Milla, 1992). Mengembangkan berpikir saintifik sejak usia dini akan menghasilkan anak yang berpikir kreatif dan kritis. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Anak harus didorong melakukan percobaan dan penelitian sendiri, agar anak mudah memahami pembelajaran karena anak membangun dan menemukannya sendiri. (2) Peran guru sebagai fasilitator yang menuntun anak dengan menyediakan bahan dan lingkungan pembelajaran yang tepat. (3) Berpikir saintifik adalah kemampuan berpikir dalam memahami masalah, menganalisa, mencari pemecahannya, dan menghasilkan sesuatu yang inovatif dan kreatif.