BAB IV ANALISIS UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURAL MELALUI METODE KARYAWISATA DI RA MUSLIMAT NU MASYITHOH 14 DUWET PEKALONGAN SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURAL MELALUI METODE KARYAWISATA DI RA MUSLIMAT NU MASYITHOH 14 DUWET PEKALONGAN SELATAN"

Transkripsi

1 55 BAB IV ANALISIS UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURAL MELALUI METODE KARYAWISATA DI RA MUSLIMAT NU MASYITHOH 14 DUWET PEKALONGAN SELATAN A. Analisis Pelaksanaan Metode Karyawisata di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet Pekalongan Selatan Pelaksanaan metode karyawisata di RA Muslimat NU Masyithoh Duwet telah memberi kemudahan anak untuk belajar, dapat menjadikan anak lebih mandiri dan mengembangkan potensi anak secara optimal. Proses pembelajaran dengan melihat langsung suatu objek dapat menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Hal ini dibuktikan dengan ketertarikan anak dalam mengikuti suatu pembelajaran. Anak lebih tertarik, fokus, serius dan lebih konsentrasi terhadap objek. Berikut akan dijelaskan mengenai analisis pelaksanaan metode karyawisata di RA Muslimat NU Masyithoh14 Duwet Pekalongan Selatan. Pengadaan administrasi kelas yang ada di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet sangat bermanfaat bagi jalannya proses pembelajaran di kelas. Karena persiapan yang harus dilakukan sebelum mengajar sangat membantu jalannya belajar mengajar, tahap persiapan ini harus dilakukan di luar kelas, sebelum guru mengajar. Seorang guru harus sudah merumuskan sesuatu yang penting yang harus dimiiki oleh peserts didik, untuk itulah 55

2 56 setiap guru di RA Muslimat NU Masyithoh Duwet diwajibkan membuat perencanaan sebelum mengajar yaitu RKM (Rencana Kegiatan Mengajar) dan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang diharapkan akan bisa membantu guru dalam menentukan target yang harus dicapai. Sudah menjadi suatu keharusan bahwa guru harus bisa mempertimbangkan materi apa yang akan diberikan kepada peserta didik sehingga dapat ditentukan juga media yang cocok untuk digunakan. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Demikian halnya dengan yang dikembangkan oleh para guru ataupun sekolah-sekolah pada umumnya. Pembelajaran di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet adalah pembelajaran yang dapat membuat anak senang dan tidak membosankan melihat objeknya adalah anak usia dini. Maka sudah menjadi kewajiban seorang guru RA agar berupaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, yaitu disamping melaksanakan proses pembelajaran di dalam ruangan juga dilaksanakan di luar ruangan atau bisa dikatakan metode pembelajaran karyawisata. Pelaksanaan metode karyawisata di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet tidak dilaksanakan setiap hari karena metode karyawisata memerlukan waktu yang cukup banyak sedangkan waktu pembelajaran di RA hanya sekitar 3 jam. Di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet terdapat 11 tema dalam satu tahun ajaran antara lain: Diri Sendiri, Lingknganku,

3 57 kebutuhanku, Binatang, Tanaman, Rekreasi, Pekerjaan, Alat Komunikasi, Air Udara Api, Tanah Airku dan Alam semesta. Dan pelaksanaan karyawisata hanya pada tema-tema tertentu diantaranya pada tema binatang, tanaman, rekreasi, pekerjaan, dan alam semesta. 1 Kegiatan karyawisata RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet tahun pelajaran 2014/ NO TANGGAL LOKASI 1 25 september 2014 Pantai pasir kencana pekalongan 2 23 oktober 2014 Taman kota sokorejo pekalongan timur 3 4 desember 2014 Pabrik penggilingan padi Duwet pekalongan selatan 4 5 februari 2015 Asrama Brimob karangmalang pekalongan timur 5 19 maret 2015 Studio Batik TV pekalongan 6 12 april 2015 Water park tegal Pada dasarnya kegiatan pembelajaran dengan metode karyawisata di RA M NU Masyithoh 14 Duwet mencakup 3 tahapan : 3 1. Kegiatan Persiapan Karyawisata a. Merumuskan tujuan pembelajaran 1 Irma Hartini, S.Pd.AUD., kepala RA M NU Masyithoh 14 Duwet Pekalongan Selatan, Wawancara tgl 3 april Dokumentasi RA M NU Masyithoh 14 Duwet Pekalongan Selatan, dikutip tanggal 1 April Irma Hartini, S.Pd.AUD., kepala RA M NU Masyithoh 14 Duwet Pekalongan Selatan, Wawancara tgl 3 april 2015

4 58 b. Menyiapakan materi pelajaran sesuai denagn tema pembelajaran yang hendak dicapai c. Menetapkan lamanya karyawisata d. Menyusussn rencana belajar selama karyawisata e. Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan. 2. Kegiatan pelaksanaan karyawisata a. Kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilaksanakan di sekolah sebelum berangkat ke lokasi karyawisata, kegiatan pendahuluan meliputi: 1) Guru mengabsen peserta didik dan memeriksa kembali semua perlengkapan yang akan mendukung pelaksanaan pembelajaran karyawisata. 2) Peserta didik dibimbing oleh guru untuk berdo a sebelum memulai kegiatan. 3) Peserta didik yang sudah diabsen berbaris dengan tertib. 4) Setelah semua peserta didik diabsen, kemudian berangkat menuju lokasi. 5) Setelah tiba di lokasi karyawisata, peserta didik mendapat pengarahan dari guru maupun pengelola. 6) Guru memotivasi siswa dengan membuat kaitan materi pelajaran dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat.

5 59 7) Guru mengemukakan tujuan pelajaran yang akan dipelajari dan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakanuntuk mencapai tujuan pelajaran tersebut selama karyawisata. b. Kegiatan Inti 1) Melakukan observasi terhadap obyek sasaran pelajaran, lalu mendeskripsikannya kedalam bentuk kalimat, mengambil gambaran dan sebagainya. 2) Tanya jawab dengan narasumber tentang sesuatu yang belum dimengerti oleh peserta didik. c. Kegiatan Penutup Kegiatan mengakhiri karyawisata ini dapat dilakukan ketika setelah kembali ke sekolah, kegiatan ini meliputi: 1) Menyuruh pesserta didik bercerita tentang karyawisata yang telah dilaksanakan. 2) Guru memberi pertanyaan tentang seputar materi yang ada kaitannya dengan karyawisata yang telah dilaksanakan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab III, bahwa di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet menerapkan metode karyawisata. Pelaksanaan metode karyawisata yang ada di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet memang sangat mendukung dalam proses pembelajaran. Walaupun pelaksanaanya tidak dilakukan setiap hari namun tingkat penguasaan materi dan keceriaan anak-anak dalam mengikuti proses pembelajaran sangat baik. Penyebab dari

6 60 tidak dilaksanakanya metode karyawisata setiap hari karena waktu yang dibutuhkan cukup lama sehingga alokasi pembelajaran yang hanya 3 jam tidak memungkinkan untuk melaksanakan metode karyawisata setiap hari. Metode karyawisata yang dilaksanakan di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet hanya berkaitan pada tema-tema tertentu. Diantaranya tema pekerjaan, maka anak-anak diajak ke sawah untuk mengamati pekerjaan petani ataupun diajak ke puskesmas untuk mengamati pekerjaan dokter dan perawat. Tetapi terkadang anak-anak juga diajak ke tempat yang agak jauh seperti ke studio Batik TV pada tema alat komunikasi, pantai pasir kencana pada tema rekreasi. Hal ini dapat dijadikan pilihan ketika anak mengalami kejenuhan belajar di dalam ruang kelas yang terus menerus. Apalagi dengan metode mengajar yang monoton. Mereka butuh suasan baru, karena kehidupan diantara ke empat dinding kelas sangat terbatas. Di luar kelas mereka berhadapan dengan kehidupan yang kaya akan hal-hal yang dapat mereka pelajari. Melalui karyawisata siswa dapat mengalami secara langsung, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang dikunjungi. Selanjutnya pengalaman yang diperoleh disusun dalam cerita yang kemudian hasilnya akan diceritakan ketika proses pembelajaran berada di dalam kelas. Langkah-langkah dalam menggunakan metode karyawisata di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet sudah tepat dalam menjadikan tercapainya proses pembelajaran. Langkah-langkah tersebut yang meliputi langkah persiapan dengan guru menentukan tujuan yang hendak dicapai, merencanakan obyek-obyek tertentu yang akan dikunjungi, apakah obyek

7 61 tersebut ada hubungannya dengan materi pembelajaran atau tidak, sehingga memberikan pengertian kepada murid tentang tujuan yang akan dicapai dan menentukan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh murid di tempat yang dituju. Kemudian pelaksanaannya guru menjelaskan kepada murid tujuan yang hendak dicapai dalam karyawisata tersebut, mengajak para murid mengunjungi tempat yang sudah direncanakan, menyuruh para murid untuk mengamati secara langsung, dan selanjutnya guru mengajak berdialog kepada murid tentang hasil pengamatan yang mereka lakukan. Dan langkah penutup, guru menyimpulkan materi-materi pelajaran dari hasil pengamatan para murid agar mereka bisa mempunyai pemahaman yang sebenarnya tentang obyek yang mereka amati. Pelaksanaan metode karyawisata di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet tidak sekedar untuk menyenangkan anak-anak saja, tetapi juga ada manfaatnya. Manfaat dari metode karyawisata ini memang sangat mendukung dalam tercapainya proses belajar mengajar yang ada di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet. Dengan dilaksanakannya metode karyawisata ini RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet ini akan semakin maju, berkualitas dan semakin banyak muridnya. Disamping itu, peserta didik RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet ini menjadi sangat aktif untuk bertanya tentang sesuatu yang mereka belum ketahui. Misalnya kalau anak diajak ke pabrik penggilingan padi, anak akan memperoleh pemahaman penuh tentang proses penggilingan beras yang semula dari padi kemudian menjadi beras. Pemahaman anak terhadap kehidupan pekerja penggilingan padi tersebut

8 62 menimbulkan sikap menghargai pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pabrik penggilingan padi. Pengalaman yang diperoleh ini juga tidak mungkin di peroleh di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka. Manfaat lain dari penerapan metode karyawisata adalah dapat belajar melalui pemecahan masalah. seperti yang diungkapkan oleh ibu Mistiatun, guru kelompok A1. Apa yang dikatakan ibu Mistiatun memang benar. Bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata dapat mengembangkan kemampuan berpikir anak dalam menyelesaikan tugas atau kegiatan yang diberikan guru. Dengan melaksanakan karyawisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati pekerjaan seseorang serta dapat bertanya jawab. Dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapkan dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Mereka juga bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan. Misalnya anak-anak diajak ke taman bunga untuk melihat langsung proses menanam bunga, cara merawat bunga, mengenal macam-macam bunga. Pasti mereka akan melihat, bertanya, dan kemudian pasti akan mencoba menanam sendiri. Dari sinilah peran guru harus memberi penjelasan sedikit dan juga sebagai fasilitator dan motivator. Menurut ibu nur safaatun selaku guru RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet kelompok B mengatakan bahwa manfaat lainnya dari metode

9 63 karyawisata Karyawisata dapat menjadi batu loncatan untuk melakukan kegiatan yang lain Manfaat karyawisata yang diungkapkan oleh ibu nur safaatun memang benar. Proses pembelajaran dengan melihat langsung pada kenyataan yang sebenarnya membuat anak memperoleh informasi-informasi yang digunakan sebagai masukan dalam kegiatan belajar selanjutnya yang akan memperkaya isi kegiatan belajar di kelas. Misalnya dalam kegiatan bercakap-cakap, tanya jawab, bermain peran, menggambar, bercerita. Melalui kegiatan tersebut anak dapat mengaitkanya dengan pengalaman yang diperoleh melalui karyawisata. Misalnya pembelajaran pada tema tanaman. Anak- anak disuruh untuk menggambar bunga kesukaan masing-masing. Mereka langsung bisa berpikir bunga apa yang akan mereka gambar. Karena anak sudah pernah diajak ke taman bunga. Proses pembelajaran yang terus menerus berada di dalam ruangan menjadikan anak jenuh. Seperti yang diungakapkan oleh ibu Mistiatun bahwa Anak-anak sangat senang ketika diajak jalan-jalan oleh gurunya karena mereka sangat jenuh bila setiap hari pembelajaran hanya berada di dalam kelas sehingga mereka butuh pembelajaran yang berbeda. Apa yang dikatakan oleh ibu Mistiatun benar, bahwa sifat anak-anak itu cepat bosan dan cepat jenuh. ketika anak-anak berada di dalam kelas terus menerus mereka akan mengalami kejenuhan dan kebosanan pada proses pembelajaran. Sesekali anak juga diajak keluar tetapi tidak Cuma sekedar untuk hiburan semata. Disamping untuk menghibur anak juga terjadi proses

10 64 pembelajaran. Dengan cara seperti ini akan membangkitkan motivasi anak untuk belajar melalui pengalaman langsung. Memotivasi anak dalam belajar menjadi faktor penting dalam keberhasilan pembelajaran anak. Guru juga mendukung dan memotivasi anak dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga anak akan menjadi percaya diri dengan kemampuannya dan mau bekerja keras untuk menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet maka hasil analisis yang diperoleh adalah metode karyawisata yang dilaksanakan di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet tidak dilaksanakan dengan sia-sia tetapi banyak manfaatnya. Karena kegiatan karyawisata merupakan kegiatan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Anak-anak diajak keluar kelas untuk mengamati dunia sesuai dengan kenyataannya yang ada secara langsung. Manfaatnya terpenuhi peserta didik dalam melengkapi pengetahuan yang diperoleh di kelas dengan melihat, mengamati dan menghayati objek secara langsung, meningkatkan kecerdasan anak dan juga menanamkan nilai moral pada anak. B. Analisis Kecerdasan Natural Anak di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet Pekalongan Selatan Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa kecerdasan natural adalah kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora dan fauna yang terdapat di lingkungan sekitar dan

11 65 juga mengamati fenomena alam dan kepekaan atau kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Kecerdasan natural perlu diajarkan dan ditanamkan sejak dini agar terbentuk karakter anak yang natural dan cinta alam. Karakter Anak bersifat abstrak. Karakter merupakan ciri pribadi yang melekat pada diri setiap manusia. Jika pada diri anak karakter positif sudah terbentuk sejak kecil, nantinya akan terbentuk pribadi yang berkompeten. Pembentukan karakter paling mudah dilakukan pada anak usia dini. Pada saat ini efektifitasnya sangat tinggi, artinya pada saat usia ini internalisasi nilai-nilai naturalis akan sangat efektif diserap dan diterapkan oleh anak-anak. Diatas usia ini efektifitasnya diprediksi berkurang dan semakin kurang efektif sejalan dengan bertambahnya usia anak tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet maka hasil analisis yang penulis peroleh adalah kecerdasan natural anak yang ada di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet sudah berkembang cukup baik setelah melalui pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata. Menurut ibu umul tentang kecerdasan natural anak di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet sebelum diterapkannya metode karyawisata, anak sudah memiliki ketertarikan terhadap hewan-hewan peliharaan, bungabunga, mereka juga telah mengenal dan membedakan siang dan malam, mengenal mendung sebagai pertanda hujan,nama-nama benda langit,seperti bulan dan bintang, namun anak-anak hanya mengerti sebatas mengenal saja,

12 66 anak-anak juga belum mengerti bermacam-macam tanaman, bagaimana proses menanam tanaman atau bunga dan terkadang pada waktu pembelajaran ketika gurunya lagi menerangkan misal tema tanaman anak-anak masih bingung dan kurang paham. Sedangkan menurut ibu irma selaku kepala sekolah dan juga sebagai pengajar kelompok A2 bahwa perkembangan kecerdasan anak RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet dapat dilihat pada indikator dibawah ini: 1. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak misal:menurut warna, bentuk, ukuran dan jenis. Dalam kegiatan ini memadukan antara kecerdasan natural dan kecerdasan matematika berkembang dengan baik, anak telah mengenal macam-macam tanaman dengan cara mengelompokkan dan memilahmilah gambar tanaman yang berukuran besar dan tanaman yang berukuran kecil atau sesuai dengan jenisnya, warnanya, dan jenisnya. 2. Menunjukkan dan menyebutkan sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu. Anak-anak sudah bisa untuk menyebutkan dan menunjukkan sebanyak-banyaknya tanaman misal bunga yang berwarna merah seperti mawar dan warna putih seperti melati, untuk kegiatan ini melakukannya dengan bercakap-cakap dengan anak mengenai tema tanaman dan guru akan bertanya tentang macam-macam bunga.

13 67 3. Mengenal kasar-halus, berat-ringan, panjang-pendek, jauh-dekat, banyaksedikit, sama-tidak sama Dengan anak diajak berkaryawisata ke taman bunga membantu anak-anak pada pembelajaran pengenalan konsep kasar halus, berat ringan, panjang-pendek, jauh-dekat, banyak-sedikit, sama tidak sama. Contohnya seperti anak mampu membedakan antara tanaman bunga mawar yang berduri dan tanaman bunga melati yang tidak berduri karena anak sudah pernah mengamati dan meraba durinya. 4. Peduli lingkungan Kepedulian lingkungan anak di RA Muslimat NU Masyithoh 14 Duwet sudah berkembang, anak-anak sudah terlihat membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Namun masih terlihat satu atau dua anak yang masih membuang sampah sembarangan. Anak-anak juga sudah dapat menjaga dan merawat tanaman dengan ikut menyirami tanaman yang ada didepan sekolah. 5. Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika: warna dicampur, proses pertumbuhan biji-bijian, balon ditiup lalu dilepaskan, benda-benda dimasukkan kedalam air (terapung, tenggelam, melayang), mencoba dan membedakan bermacam-macam rasa, bau, dan suara. Dalam kegiatan ini anak di sekolah didampingi guru mencoba apa yang pernah dilihatnya di taman bunga proses penanaman bunga, tapi di sekolahan diganti dengan menanam biji kacang hijau ditaruh di gelas aqua diberi kapas dan air, setiap hari anak akan mengamati proses

14 68 pertumbuhan biji kacang hijau dengan melihat, mengamati, dan mempraktekkan langsung secara otomatis anak akan dapat menceritakan proses pertumbuhan biji kacang hijau dari awal sampai biji kacang hijau tumbuh. Namun masih ada anak yang belum bisa mengungkapkan dengan kata-kata, padahal sebenarnya paham dan mengerti. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru RA Muslimat NU Masyithoh Duwet Pekalongan Selatan dapat di analisa bahwa kecerdasan natural anak dapat berkembang dan meningkat dengan melihat dan mengamati secara langsung seperti mengamati binatang, mengamati tumbuhan dan juga mengamati perubahan alam. Peningkatan kecerdasan natural anak akan bertahan bila terus menerus diasah atau hidup dalam lingkungan yang menuntut orang untuk menggunakan kecerdasan yang mereka miliki misalnya: petani, nelayan, peternak. Patut untuk dicermati bahwa mengamati alam bukan berarti harus selalu bepergian ke daerah pantai atau pegunungan, namun bisa saja disekitar rumah, misalnya dengan mengamati semut yang berjalan berjajar, tanaman dalam pot, burung-burung, air hujan yang jatuh, ikan dalam akuarium, dan masih banyak lagi.

15 69 C. Analisis Upaya Meningkatkan kecerdasan Natural Anak Melalui Metode Karyawisata di RA M NU Masyithoh 14 Duwet Pekalongan Selatan Pelaksanaan metode karyawisata di RA M NU Masyithoh 14 Duwet telah memberi kemudahan anak untuk belajar, dapat meningkatkan kecerdasan anak terutama kecerdasan natural anak serta dapat mengembangkan potensi anak secara optimal. Proses pembelajaran dengan melihat langsung suatu objek dapat menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Hal ini dibuktikan dengan ketertarikan anak dalam mengikuti suatu pembelajaran. Anak lebih tertarik, fokus, serius dan lebih konsentrasi terhadap objek.proses belajar dengan menggunakan metode karyawisata di RA M NU Masyithoh 14 Duwet ternyata menunjukkan hasil belajar kearah yang lebih baik. Upaya guru RA M NU Masyithoh 14 Duwet Pekalongan Selatan dalam meningkatkan kecerdasan natural melalui metode karyawisata sudah tepat karena telah memberi kemudahan dalam belajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa upaya untuk meningkatkan kecerdasan anak di RA M NU Masyithoh 14 Duwet Pekalongan Selatan yang dilakukan dengan menggunakan metode karyawisata cukup berhasil. Hal ini terbukti anak-anak RA M NU Masyithoh 14 Duwet mampu menjalankan tugas-tugas mengelompokkan benda-benda berdasarkan ciri-ciri tertentu, mereka juga dapat mengelompokkan daun-daun berbeda jenis berdasarkan kelompoknya masing-masing. Anak-anak juga sudah terbiasa membuang

16 70 sampah pada tempatnya, merawat dan menyirami tanaman yang ada di linkungan sekolah itu artinya anak-anak dapat menjaga lingkungan sekitar.

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang 9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Kecerdasan Naturalis A. Hakekat Kecerdasan Naturalis Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi sukses seseorang harus memiliki kecerdasan lainnya seperti kecerdasan sosial, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual dll. Salah satu kecerdasan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Kecerdasan Naturalis

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Kecerdasan Naturalis 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kecerdasan Naturalis a. Pengertian Kecerdasan Naturalis Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengatagorikan spesies yaitu flora dan fauna di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Permasalahan mengenai sampah akhir-akhir ini menjadi hal yang perlu disoroti, apalagi ketika musim penghujan tiba. Pengolahan sampah yang tidak sesuai menimbulkan

Lebih terperinci

lingkungannya secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi kecerdasan

lingkungannya secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi kecerdasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anakusia dini merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang dikembangkan. Mereka memiliki karakteristik tertentu yang khas dan unik selalu aktif dinamis memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam KELAS / SEMESTER : I (Satu) / 1 (satu) Standar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH A. Analisis Strategi Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat NU Pakisputih Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam mata pelajaran IPA di sekolah-sekolah, tujuan dari pengajaran IPA tidak akan tercapai apabila siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru di dalam

Lebih terperinci

tumbuhan di sekitar pelajaran 8

tumbuhan di sekitar pelajaran 8 pelajaran 8 tumbuhan di sekitar tuhan ciptakan aneka tumbuhan ada sayuran buah dan bunga semua berguna bagi manusia manusia wajib menjaga dan merawat tumbuhan yang tuhan beri sukakah kamu merawat tumbuhan

Lebih terperinci

Heny Djoehaeni, Juli 09

Heny Djoehaeni, Juli 09 KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Oleh: Heny Djoehaeni, S.Pd.,M.Si. Komponen Tujuan Materi Kegiatan/Strategi/metode Media Evaluasi Tujuan merupakan harapan/arah yang ingin dicapai dalam satu kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini berisi tentang penyajian data penelitian tentang pengelolaan Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Karakter di PAUD Nurul Wathon Semarang. Data yang akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG Data yang telah tersusun dari Bab III tentang model pembelajaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD/MI : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Tema : Keluargaku dan Sekolahku Kelas/Semester : 2 (dua)/1 (satu) Standar Kompetensi : Membiasakan hidup bergotong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Untuk pelajaran IPA sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Untuk pelajaran IPA sebagai BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi 3 : langkah penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : 1. Tempat penelitian Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Deskripsi Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menulis merupakan keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Data penelitian perbaikan hasil pembelajaran ini, peneliti bertindak sebagai pelaku sedangkan yang sebagai observer dan pengamat adalah guru pamong serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Pendidikan adalah suatu usaha

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas : III (tiga) Tema : Keragaman Semester : I (satu) Standar Kompetensi 1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mencari informasi, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang suatu hal yang tidak diketahui oleh manusia. Pada dasarnya manusia

Lebih terperinci

1.2 Mengidentifikasi. 4. Menuliskan dan mengelompokkan kegunaan makanan bagi. 3. Menyebutkan bagian tubuh. 5. Menyusun menu makanan

1.2 Mengidentifikasi. 4. Menuliskan dan mengelompokkan kegunaan makanan bagi. 3. Menyebutkan bagian tubuh. 5. Menyusun menu makanan IPA Kelas I SD/MI 1 SILABUS Sekolah :... Kelas : I Mata Pelajaran : IPA Semester : I (satu) Tema : Diri sendiri Standar : 1. Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya. Contoh 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi

Lebih terperinci

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Mengapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 86 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian di RA Al-Hidayah Gombang dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, dapat didiskripsikan data dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, komponen yang. pendidik dengan peserta didik yang didukung oleh proses.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, komponen yang. pendidik dengan peserta didik yang didukung oleh proses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan sebuah bangsa, karena dengan adanya pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan, baik dalam pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah : SD Kristen Petra 5 Kelas / Semester : III / 1 Tema : Lingkungan Mata Pelajaran : PKN, Matematika, IPA Alokasi Waktu : 4x @35 menit Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, keluarga bahkan negara. Maka seorang anak sudah seharusnya di jaga dan di asuh dengan baik. Pengasuhan

Lebih terperinci

: Sehat Itu Penting : Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... KURIKULUM 2013

: Sehat Itu Penting : Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... KURIKULUM 2013 PERANGKAT PEMBELAJARAN RPP KURIKULUM 2013 Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Tema Subtema :TEMATIK : SD/MI : V / 1 (SATU) : Sehat Itu Penting : Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan Nama

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH Oleh YULIA SARI NIM :2007/88541 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID

LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID L1 LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID Hari/ Tanggal : Nama : 1. Apakah kamu memiliki komputer atau laptop? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang sering kamu lakukan saat menggunakan komputer? a. Bermain game c. Menonton

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH 2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Tema : Lingkngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPS merupakan suatu bidang kajian tentang masalah-masalah sosial dimana siswa dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia

Lebih terperinci

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh: Ni Putu Parmini Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Saraswati Tabanan Abstrak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: LILIS SUHARYANI A.520085055

Lebih terperinci

KISI - KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KISI - KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KISI - KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN WAKTU JUMLAH SOAL : TIARA : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) : 60 Menit : 30 butir PG = 15 butir Isian = 10 butir UT= 5 butir

Lebih terperinci

lingkungan bunga kalimat lingkungan mendeskripsikan pesan pendek puisi taman intonasi membaca dalam hati

lingkungan bunga kalimat lingkungan mendeskripsikan pesan pendek puisi taman intonasi membaca dalam hati pelajaran 8 lingkungan peta konsep lingkungan mendengarkan berbicara membaca menulis menceritakan pesan pendek yang didengar mendeskripsikan tumbuhan atau binatang sesuai ciri cirinya membaca nyaring menyalin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS I

SILABUS TEMATIK KELAS I SILABUS TEMATIK KELAS I Tema 6 Subtema 1 Mata PPKN Bahasa Indonesia : Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri : Lingkungan Rumahku 3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun sering menjadi momok bagi peserta didik, bahkan banyak yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan dibutuhkan dalam masa pembangunan yang sedang berlangsung. Melalui pendidikan sekolah berbagai

Lebih terperinci

BAB IV. PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR untuk MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI RA MUSLIMAT NU BAHRURROHMAH WONOKERTO WETAN

BAB IV. PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR untuk MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI RA MUSLIMAT NU BAHRURROHMAH WONOKERTO WETAN BAB IV PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR untuk MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI RA MUSLIMAT NU BAHRURROHMAH WONOKERTO WETAN Untuk meningkatkan kemampuan kualitas dan efektifitas belajar membaca

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu : BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu : 1. Simpulan Umum Pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA di kelas 4 SD Laboratorium UPI sudah diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0 6 tahun yang sering

Lebih terperinci

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. membilang 1 sampai 10 siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. membilang 1 sampai 10 siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Penyajian data prasiklus Observasi penelitian pada prasiklus untuk mengetahui kemampuan membilang 1 sampai 10 siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan indvidu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan indvidu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar Menurut Slameto (2010:2) Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan indvidu untuk memperoleh perubahan tingkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kolaboratif oleh peneliti dan pendidik sebagai praktisi dengan mengambil. 1. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kolaboratif oleh peneliti dan pendidik sebagai praktisi dengan mengambil. 1. Lokasi penelitian dan waktu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam tiga siklus dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit saja? Pertanyaan inilah yang menjadi dasar bagi judul proyek penulis.

BAB I PENDAHULUAN. sedikit saja? Pertanyaan inilah yang menjadi dasar bagi judul proyek penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua orang yang telah lulus sekolah pasti pernah berpikir apakah pelajaranpelajaran yang telah diterima sesungguhnya bermanfaat di kehidupan nyata, walau sedikit saja?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tempat ibadah merupakan salah satu wadah dimana orang-orang berkumpul dengan teman-teman seiman, memuji, dan menyembah Tuhan yang mereka percayai. Di Indonesia

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4 1. Yang termasuk sumber daya adalah SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4 Segala barang/jasa yang dibayar dengan uang Faktor-faktor produksi yang digunakan

Lebih terperinci

Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu

Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu Bab 1 Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu M e n u U t a m a Peta Konsep Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu dibahas Memahami petunjuk dan cerita anak Bercerita dan menanggapi Memahami teks Menulis

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1

OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1 1 OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1 Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Saat ini PPR (Paradigma Pedagogi Refleksif) sudah banyak dipraktekkan di banyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa menduduki posisi dan peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan manusia. Siswa mampu membaca bukan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas

Lebih terperinci

Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan

Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan . Sesi Kedua Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan Handout Akatiftas 1 : MENDENGARKAN dan BERBICARA: SANDIWARA (1 jam) Topik Yang Mungkin: Bercerita tentang pengalaman memancing yang paling berkesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan wahana untuk mengembangkan potensi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan, bakat,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) TEMATIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) TEMATIK Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) TEMATIK Nama Sekolah : SD Negeri Kalibeluk 02 Kelas / Semester : II / II Tema : Lingkungan Waktu : (3 x 35 menit) / ( 1 pertemuan ) Pelaksanaan : 24

Lebih terperinci

Main engklek Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari anak dan teman-temannya cara bermain engklek.

Main engklek Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari anak dan teman-temannya cara bermain engklek. PERKEMBANGAN DAN STIMULUS ANAK USIA 48-60 BULAN Ketika si buah hati memasuki rentang usia 48-60 bulan, umumnya perkembangan dan stimulasi yang ada akan dangat pesat sekali. Jika asupan gizi dan nutrisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran mengenal konsep pengurangan bagi anak usia dini sangat penting diajarkan. Kemampuan mengenal konsep pengurangan merupakan dasar bagi anak untuk

Lebih terperinci

bab 1 bilangan aku dan keluargaku lingkunganku tema

bab 1 bilangan aku dan keluargaku lingkunganku tema bab 1 tema aku dan keluargaku lingkunganku bilangan namaku bayu rumahku di jalan pemuda nomor 1 aku sangat sayang kepada ayah dan ibu saudaraku 2 orang kakakku bernama salfa adikku bernama gagah aku juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN HARIAN

RENCANA KEGIATAN HARIAN 120 RENCANA KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B I / B2 SEMESTER/MINGGU : I/3 TEMA/SUB TEMA : Tanaman/Bunga, Buah dan Daun HARI, TANGGAL : Senin, 11 Oktober 2010 PERTEMUAN KE : Siklus I (pertemuan I ) WAKTU :

Lebih terperinci

Di sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area

Di sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Banyaknya sarana rekreasi saat ini sangat bermanfaat bagi manusia untuk beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Namun sarana rekreasi tersebut tidak memungkinkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 3 Tanjungsari dalam rangka meningkatkan sikap peduli lingkungan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal Burung merpati dapat dibudidayakan di mana saja dan kapan saja.

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal Burung merpati dapat dibudidayakan di mana saja dan kapan saja. SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.13 1. Burung merpati adalah salah satu hewan dalam kelas aves yang paling banyak tersebar di dunia. Hal ini dikarenakan kemampuan adaptasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan Tema : Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan Tanggal : (24/7/17-28/7/17) Rangkuman materi : Sosial PKN : Hak dan Kewajiban Setiap anggota keluarga memiliki

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan mengidentifikasi unsur cerita seperti tokoh, tema, latar dan amanat dari cerita anak yang dibaca merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN VISUAL GAME THE LEGEND OF PRAMBANAN"/Permana Adi Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN VISUAL GAME THE LEGEND OF PRAMBANAN/Permana Adi Wijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki ratusan peninggalan benda bersejarah yang berbedabeda. Masing masing daerah memiliki benda yang bersejarah tersendiri yang dapat diangkat

Lebih terperinci

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A24080164 3. LANSKAP Dari Gambar lanskap di atas dapat di jelaskan keadaan lereng gunung yang di kelilingi dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentuknya dari segi

Lebih terperinci

Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata

Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata 1 Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata yang konkret (dengan ukuran, arah, batas yang jelas)

Lebih terperinci

Oleh : NANING PUAN ROHANI NPM :

Oleh : NANING PUAN ROHANI NPM : 1 PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PERTUMBUHAN TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B TK PGRI PURWOREJO KABUPATEN TULUNGAGUNG ARTIKEL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN GELEMBUNG WARNA PADA ANAK PAUD "TUNAS HARAPAN BANGSA"TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN GELEMBUNG WARNA PADA ANAK PAUD TUNAS HARAPAN BANGSATAHUN PELAJARAN 2014/2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN GELEMBUNG WARNA PADA ANAK PAUD "TUNAS HARAPAN BANGSA"TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut. SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PEDOMAN PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN Pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa : 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah aset yang sangat berharga, tidak hanya bagi orang tua, keluarga, masyarakatnya tetapi juga bagi keberlangsungan sebuah peradaban, sehingga anak juga disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, karena selama rentang perkembangan usia dini anak melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa, karena melalui pendidikan dapat tercipta sumber daya

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EKSPERIMEN SAINS SEDERHANA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B5 TK AISYIYAH 1 PALU

PENGARUH METODE EKSPERIMEN SAINS SEDERHANA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B5 TK AISYIYAH 1 PALU PENGARUH METODE EKSPERIMEN SAINS SEDERHANA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B5 TK AISYIYAH 1 PALU Juwita Nur Afriani¹ ABSTRAK Rumusan masalah pada artikel ini adalah tentang kurangnya minat belajar

Lebih terperinci

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak Di bab awal kamu telah mendapat penjelasan tentang lingkungan alam dan buatan. Lalu bagaimanakah cara memelihara lingkungan alam dan buatan? Bagaimana dampak jika tidak memelihara lingkungan dengan baik?

Lebih terperinci