BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENGEMBANGAN. 4.1 Deskripsi Pengembangan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON- ELEKTROLIT

2015 PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/ Semester : X/2 Alokasi Waktu : 3x40 menit

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Metro dengan kelas X yang berjumlah 8

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Metro dengan kelas X yang berjumlah 8

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB KIM ) 3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Boud (Zulharman, 2007) peer assessment merupakan proses

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 1

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tujuan dan prosedur penelitian yaitu untuk menghasilkan bahan ajar LKPD

Laporan Hasil Pengamatan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA YP Unila Bandar Lampung dengan kelas XI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI KELAS X SMA/MA ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Menurut

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lidia Rahmawati, 2013

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang.

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

I. PENDAHULUAN. melalui proses kerja praktikum di laboratorium untuk menghasilkan sikap

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

DAFTAR ISI Sunariyo, 2012 Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis Melalui Modeling Instruction

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kompleksnya tingkat berpikir siswa,

BAB I PENDAHULUAN. serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Agar tujuan tersebut

I. PENDAHULUAN yang mengadopsi langkah-langkah ilmiah dalam memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIA SMA Negeri 3

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

ANALISIS SKL-KI-KD. SKL KI KD Indikator Indikator keterampilan 1. Menghayati Mensyukuri keteraturan struktur dan

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu

I. PENDAHULUAN. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) yang meliputi standar isi, standar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENGEMBANGAN 4.1 Deskripsi Pengembangan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing, (2) penilaian LKS berbasis inkuiri terbimbing oleh ahli materi dan media, dan (3) penilaian siswa dan guru kimia SMA N 10 Kota Jambi terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan. LKS yang dikembangkan ini menggunakan model pengembangan Four-D. Model pengembangan Four-D yang digunakan terdiri atas 4 tahap utama yaitu pendefinisian (Define), perancangan (Design), dan pengembangan (Develop). 4.1.1 Tahap Pendefinisian (Define) 1. Analisis Kurikulum Berdasarkan hasil survei di SMA N 10 Kota jambi sudah menerapkan kurikulum 2013, namun belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 ini siswa dituntut untuk mampu berpikir ilmiah. Kompetensi inti yang harus dicapai adalah: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Dari hasil analisis mata pelajaran kelas X terdapat beberapa pokok bahasan yang membutuhkan praktikum dalam proses pembelajaran. Salah satunya yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit. Dalam kegiatan pembelajarannya perlu dilaksanakan praktikum dilaboratorium agar tujuan pembelajaran tercapai 42

43 sehingga dibutuhkan lembar kegiatan siswa (LKS) eksperimen sebagai pedoman dan mampu mengembangkan keterampilan proses siswa di laboratorium. Kompetensi Dasar Tabel 4.1 Analisis Kurikulum SMA N 10 Kota Jambi Indikator Materi Pokok Pengalaman Belajar Jenis Bahan Ajar 4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya Melakukan percobaan daya hantar listrik pada beberapa larutan Mengamati dan mencatat data hasil percobaan daya hantar listrik pada beberapa larutan. Larutan Elektrolit dan non-elektrolit Melakukan percobaan uji larutan elektrolit dan non-elektrolit untuk membedakan larutan elektrolit dan non-elektrolit, serta dapat menjelaskan hantaran listrik larutan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Menganalisis data hasil percobaan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Berdasarkan tahapan analisis kurikulum di atas, penulis mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis inkuri terbimbing yang merupakan salah satu faktor pendukung dari pembelajaran yang di harapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Dalam analisis kurikulum terdapat lima komponen yang harus analisis yaitu: 1) standar kompetensi, 2) kompetensi dasar, 3) indicator ketercapaian hasil belajar, 4) materi pokok, dan 5) pengalaman belajar. Berdasarkan analisis

44 kurikulum ini maka kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok untuk digunakan. Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari matriks pada tabel diatas, sedangkan jenis bahan ajar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar diuraikan maka semakin mudah bagi kita untuk menentukan jenis bahan ajarnya (Prastowo, 2011). 2. Analisis Siswa Dari hasil survei, siswa-siswi kelas XI IA 3 SMA N 10 Kota Jambi telah memiliki fasilitas pendukung yang baik, seperti buku paket kimia, laptop atau gadget yang didukung oleh fasilitas wifi sehingga memudahkan siswa dalam mengakses internet. Hali ini sangat membantu siswa-siswi dalam mencari informasi tentang materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Menurut Jonnasen dalam Yulia (2014) terkait dengan integrasi TIK dalam pembelajaran ternyata komputer dapat digunakan sebagai alat untuk melibatkan siswa dalam berpikir. Siswa-siswi SMA 10 Kota Jambi kelas XI dengan usia 16-17 tahun memiliki usia, kebiasaan, latar belakang pengetahuan yang rata-rata sama sehingga lebih mudah bagi penulis untuk mengembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing dengan menggunakan siswa tersebut sebagai sampel atau subjek uji coba. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut adalah:

45 Tabel 4.2 Empat Tingkat Perkembangan Kognitif Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan utama Sensorimotor Lahir sampai 2 tahun Terbentuknya konsep kepermanenan objek dan kemajuan gradual dari perilaku reflektif ke perilaku yang mengarah pada tujuan Praoperasional 2-7 tahun Perkembangan kemaman menggunakan symbol-simbol untuk menyatakan objek-objk dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi. Operasi konkret Operasi formal (Slavin, 2008) 7-11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi dan pemecahan masalah tidak begitu di batasi oleh keegosentrisan. 11 tahun sampai dewasa Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat di pecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis. Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget, siswa SMA dengan rentang usia 16-17 tahun berada pada tahap perkembangan operasional formal. Dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi konkrit ke penerapan dalam bernalar. Remaja mulai menyadari keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka, dimana mereka mulai bergelut dengan konsep-konsep yang ada diluar pengalaman mereka (Dahar, 2011). 3. Analisis Materi Materi yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah larutan elektrolit dan non-elektrolit. Dimana materi ini berupa konsep yang membutuhkan pembuktian secara nyata, yaitu melakukan praktikum untuk mengidentifikasi larutan elektrolit dan non-elektrolit berdasarkan daya hantar listrik.

46 LARUTAN Larutan Elektrolit Reaksi Ionisasi Larutan Non- Elektrolit Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Tidak menghantarkan listrik Menghantarkan Listrik Derajat ionisasi Konsentrasi Jumlah Ion Gambar 4.1 Peta konsep larutan elektrolit dan non-elektrolit 4. Spesifikasi Tujuan Dari analisis kurikulum dan materi yang telah dilakukan, ditetapkan tujuan pembelajaran untuk LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Berikut tujuan pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit sebelum dikembangkan, yaitu: 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan 2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya

47 3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 5. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran arus lidtrik dalam berbagai larutan brdasarkan hasil pengamatan 6. Menyebutkan contoh-contoh larutan yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit. Tujuan produk setelah dikembangkan: 1. Mengaplikasikan peranan larutan elektrolit dan non-elektrolit dalam kehidupah sehari-hari 2. Merancang dan melakukan percobaan larutan elektrolit dan non-elektrolit untuk mengidentifikasi larutan elektrolit dan non-elektrolit berdasarkan daya hantar listrik menggunakan alat uji larutan elektrolit. 3. Membedakan larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit berdasarkan hasil percobaan. 4. Menjelaskan hantaran listrik larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan hasil percobaan. 5. Menganalisis daya hantar listrik dari larutan sampel dari data hasil percobaan. 6. Menyimpulkan data hasil percobaan larutan elektrolit dan non-elektrolit. Perumusan tujuan adalah tahap yang sangat penting dalam merencanakan bahan pembelajaran, karena tujuan merupakan arah dan target kompetensi akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran. Perumusan tujuan

48 pembelajaran perlu sejelas mungkin dan spesifik agar mudah ditentukan apakah tercapai atau tidak tujuan pembelajaran yang baik haruslah jelas, bias diukur dan operasional (Asyhar, 2011). 4.1.2 Tahap Perancangan (Design) Tahap desain terdiri dari penentuan jadwal, penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal. Jadwal pembuatan produk LKS berbasis inkuiri terbimbing diperkirakan menghabiskan waktu 3 bulan (Juni- September 2014), hal ini dimulai dari menganalisa produk, pengumpulan bahan, serta pembuatan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing. Untuk validasi dan perbaikan produk dilakukan pada bulan Oktober 2014. Instrumen tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran. Tes yang digunakan adalah soal essay (LKS) sebanyak 8 soal. Media yang akan digunakan dalam pengembangan LKS berbasis inkuiri ini adalah media sederhana yang disesuaikan dengan ketersediaan alat dan bahan di laboratorium SMA N 10 Kota Jambi. Alat dan bahan yang digunakan adalah: Alat Tabel 4.3 Alat dan Bahan Praktikum - 2 buah batang karbon ( bisa menggunakan batang pensil atau kawat tembaga) - 4 buah baterai - Kabel dengan panjang ± 1 meter. Potong dengan panjang 15 cm, 30 cm, dan 15 cm. - Bola lampu, - Gelas kimia Bahan - 10 ml Aquadest - 10 ml Larutan garam dapur - 10 ml Larutan gula - 10 ml Air sumur - 10 ml Larutan NaOH - 10 ml Larutan HCl - 10 ml Larutan CH 3 COOH - 10 ml Larutan H 2 SO 4

49 Struktur LKS terdiri atas 6 komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkahlangkah kerja serta penilaian. Dalam penulisan LKS, keenam komponen ini harus ada karena apabila salah satu komponen tidak ada maka LKS tidak akan pernah terwujud dan itu hanya sebuah kumpulan tulisan saja (Prastowo, 2011). Rancangan awal yang telah disusun untuk pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut: 1. Cover yang memuat judul, nama, kelas/semester, dan sekolah. 2. Petunjuk belajar, berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa ketika akan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing. 3. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi. 4. Uraian singkat materi pengantar Larutan elektrolit dan nonelektrolit. 5. Judul Percobaan 6. Alat dan bahan percobaan 7. Pendahuluan, berisi suatu permasalahan atau pertanyaan yang mengundang rasa ingin tahu siswa. 8. Hipotesis, jawaban sementara terhadap permasalahan. 9. Prosedur Kerja 10. Tabel pengamatan, dimana siswa dapat mencatat hasil pengamatannya didalam tabel. 11. Analisis data, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menekankan keterampilan proses untuk menuntun peserta didik menemukan konsep.

50 4.1.3 Tahap Pengembangan (Develop) 1. Validasi Oleh Tim Ahli Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing yang telah selesai dibuat, divalidasi oleh validator. Validator terdiri dari tim ahli media dan materi yang merupakan dosen Pendidikan Kimia Universitas Jambi dan guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 10 Kota Jambi. Peneliti memilih dosen Universitas Jambi yang berpengalaman yaitu Dr. rer. nat. Muhaimin, S.Pd.,M.Si untuk menilai LKS dikembangkan. Validasi LKS dilakukan dua kali karena pada validasi awal banyak yang perlu di perbaiki. 2. Tanggapan guru bidang studi kimia Pada tahap pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing, pengembang juga meminta tanggapan guru kimia di SMA N 10 Kota Jambi terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan kepada Ibu Indrawati, S.Pd. Guru diberikan angket penilaian terhadap produk yang dikembangkan. 3. Ujicoba Kelompok Kecil Setelah dilakukan penilaian oleh guru kimia tterhadap produk yang dikembangkan berupa LKS berbasis inkuiri terbimbing di uji coba dalam kelompok kecil. Dalam proses uji coba pada kelompok kecil peneliti memperlihatkan LKS Eksperimen, lalu diberikan penjelasan dan dilakukan praktikum materi Larutan Elektrolit dan non-elektrolit. Setelah praktikum selesai dilakukan, siswa diberikan angket yang mereka isi berdasarkan pendapat mereka tentang produk yang dikembangkan. Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket yang telah divalidasi oleh validator berupa angket dengan

51 menggunakan skala likert. Validator untuk angket dalam penelitian ini adalah dosen pendidikan kimia yaitu Drs. Fuldiaratman, M. Pd. Angket terdiri dari butirbutir pertanyaan dengan skala 1-5. Dari hasil angket tersebut maka dapat diketahui kategori respon/tanggapan yang diberikan oleh siswa. 4.2 Analisis Data Data yang di analisis pada penelitian ini ada tiga, yaitu data hasil validasi LKS berbasis inkuiri terbimbing, tanggapan guru kimia dan peserta didik. 4.2.1 Analisis Data Validasi Tim Ahli Berikut analisis data validasi LKS oleh validator: 1. Validasi media dan materi tahap I Untuk memperoleh suatu produk yang lebih baik maka dilakukan validasi madia dan materi yang dilakasanakan pada tanggal 6 Oktober 2014. Data validasi media dan materi tahap I adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Hasil Validasi media dan materi tahap I No. Aspek yang dinilai Komentar dan saran 1 Kesesuaian materi dengan KI Sebagian besar sudah sesuai dengan kompetensi inti. 2 Kesesuaian materi dengan KD Sebagian besar sudah sesuai dengan kompetensi dasar. 3 Kesesuaian materi dengan Indikator Masih ada materi dalam LKS yang kurang lengkap 4 Kesesuaian materi dengan Tujuan Sebagian besar sudah sesuai dengan tujuan percobaan. 5 Kesesuaian judul dengan materi yang Sudah sesuai dipraktikumkan 6 Kesesuaian soal evaluasi LKS dengan Sudah sesuai tujuan percobaan yang diharapkan 7 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan keterampilan mengamati 8 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan keterampilan mengelompokkan 9 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan keterampilan mengkomunikasikan Sebagian besar sudah sesuai tetapi ada perintah dan pertanyaan yang kurang tepat Sudah sesuai Sudah sesuai

52 10 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan keterampilan menganalisis 11 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan keterampilan menyimpulkan 12 Tata urutan materi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa Belum Sudah Sudah sebagian, tetapi perlu kejelasan materi untuk memudahkan siswa memahami isi materi 13 Kejelasan petunjuk kegiatan pembelajaran Belum 14 Kalimat pertanyaan yang diberikan jelas Sangat jelas 15 Menggunakan kalimat yang singkat dan Belum jelas 16 Kesesuaian penggunaan jenis dan ukuran Sudah huruf 17 Kesesuaian kombinasi warna tulisan Sudah 18 Kesesuaian tata letak gambar pada LKS Sudah 19 Gambar dapat menyampaikan pesan/isi dari Belum gambar tersebut secara efektif 20 Penampilan fisik LKS mendorong minat baca peserta didik Kurang menarik Dari data validasi media dan materi tahap I diatas dianalisis bahwa LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan masih banyak terdapat kekurangan sehingga perlu diperbaiki. Beberapa aspek yang perlu diperbaiki menurut ahli media dan materi, yaitu: 1. Kesesuaian materi dengan KI, KD, Indikator dan Tujuan. Saran : Materi yang ada dalam LKS lebih diperjelas dan tambahkan penjelasan mengenai materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Tindak lanjut : Peneliti menambahkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit sesuai dengan KI,KD, Indikator dan Tujuan.

53 2. Kesesuaian perintah pertanyaan dalam LKS dengan keterampilan mengamati. Saran : Tambahkan teori tentang pertanyaan yang mengandung keterampilan mengamati. Tindak lanjut : Peneliti menambahkan teori yang menyangkut pertanyaan. 3. Kesesuaian perintah pertanyaan dalam LKS dengan keterampilan menganalisis. Saran : Tambahkan soal yang sesuai dengan keterampilan menganalisis. Tindak lanjut : Peneliti menambahkan soal yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam keterampilan menganalisis. 4. Kesesuaian tata urutan materi dengan tingkat kemampuan kemampuan siswa. Saran : Memperjelas materi agar siswa lebih mudan memahami isi dari materi. Tindak lanjut : Peneliti menambahkan penjelasan materi agar siswa lebih mudah memahami isi materi. 5. Kejelasan petunjuk praktikum dalam LKS. Saran : Tambahkan penjelasan tentang bagaimana menghubungkan elektroda untuk menguji alat yang dirangkai sudah berfungsi baik. Tindak lanjut : Peneliti menambahkan foto setiap proses rangkaian dengan tujuan memudahkan siswa dalam merangkai alat uji larutan.

54 6. Kejelasan kalimat yang digunakan dalam LKS. Saran : Perjelas kalimat dalam LKS agar mudah dimengerti oleh siswa. Tindak lanjut : Peneliti menperjelas kalimat yang digunakan dengan merubah kata awalnya menggunakan bahasa inggris menjadi bahasa Indonesia. 7. Keefektifan gambar dalam menyampaikan isi/pesan dari gambar tersebut. Saran : Mengganti gambar sebelumnya dengan gambar yang lebih informatif Tindak lanjut : Peneliti mencari gambar yang lebih jelas dan informatif Revisi ini dilakukan agar memperoleh produk yang lebih baik dan berkualitas dan layak digunakan dalam pembelajaran. Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Berkaitan dengan isi atau materi LKS, perlu kita ketahui bahwa materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari (Prastowo, 2011). Gambar juga merupakan hal yang penting. Penggunaan gambar dimanfaatkan agar membuat LKS lebih menarik sehingga siswa lebih tertarik untuk menggunakan LKS tersebut. Dalam LKS komposisi warna merupakan salah satu hal yang penting. Menurut Arsyad (2002) warna harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Misalnya dengan pemilihan kombinasi warna

55 tulisan dengan background, pilihlah warna yang tidak menutup materi yang disampaikan. 2. Validasi media dan materi tahap II Setelah dilakukan revisi dari validasi media dan materi tahap I, maka dilakukan validasi tahap II. Revisi tersebut didasarkan dari saran-saran yang diperoleh dari validator dalam validasi media dan materi tahap I. Validasi kedua dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2014. Hasil valiadasi tahap II adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Hasil Validasi media dan materi tahap II No. Aspek yang dinilai Komentar dan saran 1 Kesesuaian materi dengan KI Materi sudah sesuai dengan KI 2 Kesesuaian materi dengan KD Materi sudah sesuai dengan KD 3 Kesesuaian materi dengan Indikator Materi sudah sesuai dengan indicator 4 Kesesuaian materi dengan Tujuan Materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran 5 Kesesuaian judul dengan materi yang Sesuai dipraktikumkan 6 Kesesuaian soal evaluasi LKS dengan Iya, sudah sesuai tujuan percobaan yang diharapkan 7 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan Sudah sesuai keterampilan mengamati 8 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan Iya keterampilan mengelompokkan 9 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan Sebagian sudah keterampilan mengkomunikasikan 10 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan Sebagian sudah keterampilan menganalisis 11 Kesesuaian perintah dan pertanyaan dengan Sudah keterampilan menyimpulkan 12 Tata urutan materi sesuai dengan tingkat Sudah sesuai kemampuan siswa 13 Kejelasan petunjuk kegiatan pembelajaran Sangat jelas 14 Kalimat pertanyaan yang diberikan jelas Sangat jelas 15 Menggunakan kalimat yang singkat dan Iya jelas 16 Kesesuaian penggunaan jenis dan ukuran Sudah tepat huruf 17 Kesesuaian kombinasi warna tulisan Iya

56 18 Kesesuaian tata letak gambar pada LKS Sudah 19 Gambar dapat menyampaikan pesan/isi dari Dapat gambar tersebut secara efektif 20 Penampilan fisik LKS mendorong minat baca peserta didik Iya Berdasarkan hasil validasi tahap II diatas, dapat dianalisis bahwa LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan telah sehingga produk yang dikembangkan dapat diujicobakan. 4.2.2 Tanggapan guru bidang studi kimia Dari angket tersebut diperoleh hasil penilaian guru kimia sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Penilaian Oleh Guru Mata Pelajaran Kimia SMA Negeri 10 Kota Jambi No Aspek yang di nilai Skor Kriteria 1. Desain tampilan LKS menarik 4 Baik 2. Kejelasan tata bahasa yang digunakan 5 Sangat Baik 3. Kejelasan tulisan yang digunakan 5 Sangat Baik 4. Kejelasan penyusunan kalimat yang digunakan 4 Baik 5. Kejelasan gambar yang digunakan 5 Sangat Baik 6. Kelengkapan informasi 5 Sangat Baik 7. Urutan penyajian pada LKS lebih mudah di pahami 4 Baik 8. Prosedur kerja dalam LKS jelas dan mudah dipahami 5 Sangat Baik 9. Pertanyan dalam LKS membuat siswa lebih mudah memahami materi Larutan Elektrolit dan nonelektrolit 5 Sangat Baik 10 menggunakan LKS mampu 4 Baik mengembangkan imajinasi siswa dalam membangun konsep 11 dengan metode praktikum menggunakan 4 Baik LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi 12 dengan metode praktikum menggunakan 5 Sangat Baik LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memprediksi suatu hal. 13 dengan metode praktikum menggunakan 4 Baik LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan suatu hal 14 dengan metode praktikum menggunakan 5 Sangat Baik LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengamati suatu fenomena 15 dengan metode praktikum menggunakan 5 Sangat Baik LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan suatu hal Jumlah 69

57 Jadi berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa tingkat kelayakan produk LKS berbasis inkuiri terbimbing memiliki angka 69. Dengan skor maksimal 75. Maka persentasenya adalah = =92%. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai persentase hasil tanggapan guru yaitu sebesar 92% dengan kategori sangat baik sehingga produk dapat digunakan dalam pembelajaran kimia. 4.2.3 Ujicoba Kelompok Kecil Berikut data hasil respon/tanggapan siswa terhadap produk yang dikembangkan: Tabel 4.7 Respon/tanggapan siswa kelas XI IA 3 SMA NEGERI 10 Kota Jambi No. Aspek yang di Skor setiap siswa Jumlah ratarata nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Desain tampilan LKS menarik 4 5 1 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4.33 2 Kejelasan tata bahasa yang 4 5 3 4 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4.27 digunakan 3 Kejelasan tulisan yang digunakan 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4.47 4 Kejelasan penyusunan kalimat yang 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 digunakan 5 Kejelasan gambar yang digunakan 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4.13 6 Kejelasan gambar yang digunakan 4 4 4 5 3 3 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4.2 7 Urutan penyajian pada LKS lebih mudah saya 4 4 2 5 5 2 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4.2 pahami 8 Prosedur kerja dalam LKS jelas dan mudah 4 4 2 4 4 2 3 5 3 5 5 4 4 4 4 3.8 dipahami 9 Pertanyan dalam LKS membuat 4 4 2 2 4 1 5 4 4 5 4 4 4 4 2 3.53

58 10 11 12 13 14 saya lebih mudah memahami materi Larutan Elektrolit dan non-elektrolit menggunakan LKS mampu mengembangkan imajinasi saya dalam membangun konsep dengan metode praktikum menggunakan LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan saya dalam berkomunikasi dengan metode praktikum menggunakan LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan saya dalam berkomunikasi dengan metode praktikum menggunakan LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan saya dalam mengklasifikasikan suatu hal. dengan metode praktikum menggunakan LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan saya 4 5 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3.6 5 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 5 4 4 5 4.2 4 5 3 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4.2 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4.07 4 4 4 3 4 2 4 4 5 5 4 4 5 4 3 3.93

59 15 dalam mengamati suatu fenomena. dengan metode praktikum menggunakan LKS eksperimen mampu meningkatkan kemampuan saya dalam menyimpulkan suatu hal. 5 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4.2 Jumlah 61.13 Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai hasil uji coba kelompok kecil tersebut diperoleh skor rata-rata 61,13 dengan skor maksimal 75. Maka persentasenya = = 81.51%. Tabel 4.8 Kriteria Penilaian Kualifikasi Produk No. Skala Nilai Tingkat Validasi (%) Tingkat Validasi 1 81%-100% Sangat baik / sangat menarik 2 61%-80% Baik / menarik 3 41%-60% Sedang / cukup 4 21%-40% Tidak baik / tidak menarik 5 0%-20% Sangat tidak baik / sangat tidak menarik Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh nilai hasil respon siswa yaitu sebesar 81.51% dengan kategori sangat baik/menarik. Sehingga produk yang dikembangkan dapat digunakan dalam pembelajaran kimia.