PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui PEMBIMBING I PEMBIMBING II dr. Vivien Novarina A.Kasim, M. Kes Dr.Hj. Rosmin Ilham,S.Kep,Ns.MM NIP. 19830519 200812 2 002 NIP. 19631126 198703 2 004 Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan dr. Nanang Roswita Paramata, M.Kes NIP. 19771028 200812 2 003
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Skripsi pada : Hari/Tanggal : Kamis, 25 Juni 2015 Waktu : 11.00 WITA Tim Penguji : 1. dr. Vivien Novarina A.Kasim, M. Kes 1.... NIP. 19830519 200812 2 002 2. Dr. Hj. Rosmin Ilham, S. Kep. Ns., MM 2.... NIP. 19631126 198703 2 004 3. dr. Sri A.Ibrahim, M.Kes 3.... NIP. 19710307 200012 2 003 4. Andi Mursyidah, S.Kep, Ns. M.Kes 4.... Gorontalo, Juni 2015 Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo NIP. 19590110 19860 Dr. Lintje Boekoesoe, M.Kes
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Sri Oktavianti Ismail NIM. 841 411 028 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Sri Oktavianti Ismail. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Gorontalo. Skripsi, Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Vivien Novarina A.Kasim, M. Kes dan Pembimbing II Dr. Hj. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns., MM. Kemandirian lansia merupakan perilaku yang dilihat dari perlakuan lanjut usia terhadap diri sendiri dan lingkungan yang berkaitan dengan kemampuannya melakukan aktivitas kesehatan, aktivitas ekonomi, dan aktivitas sosial. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lansia di PSTW Provinsi Gorontalo. Desain penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian berjumlah 47 responden dan sampel berjumah 40 responden dengan teknik Purposive Sampling. Untuk analisisnya menggunakan uji chi-square test dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan dari usia (p value = 0,000), kondisi kesehatan (p value = 0,000), kondisi sosial (p value = 0,005), dan kondisi ekonomi (p value = 0,010) terhadap kemandirian lansia (p < 0,05 ; α = 0,05). Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh usia, kondisi kesehatan, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi terhadap kemandirian lansia di PSTW Provinsi Gorontalo. Diharapkan lansia dan masyarakat dapat meningkatkan kemandiriannya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lansia yaitu usia, kondisi kesehatan, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi. Kata Kunci : Kemandirian, Lansia Daftar Pustaka : 43 referensi (2001-2015)
PENDAHULUAN Kemandirian lansia merupakan perilaku yang dilihat dari perlakuan lanjut usia terhadap diri sendiri dan lingkungan yang berkaitan dengan kemampuannya melakukan aktivitas kesehatan, aktivitas ekonomi, dan aktivitas sosial. Semakin lanjut usia, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat menyebabkan penurunan peran sosial. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidup sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain. 1 Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik, kemampuan kognitif, serta psikologis, artinya lansia mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif. Akibatnya perubahan fisik lansia akan mengalami gangguan mobilitas fisik yang akan membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktifitas sehari-hari (Nugroho, 2002). 2 Menurut penelitian Suhartini (2009), terdapat hubungan antara kondisi kesehatan dengan kemandirian lansia (p<0,05) yakni responden mandiri dengan kondisi sehat lebih banyak dibandingkan responden mandiri dengan kondisi tidak sehat. Sedangkan menurut penelitian Rinajumita 3 (2011) yang dilakukan terhadap 90 orang responden diperoleh bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kemandirian lansia, yakni responden Lanjut Usia (60-69 tahun) yang mandiri lebih banyak (95,3%) dibandingkan dengan responden Lanjut Usia Resiko tinggi (70 tahun keatas) yang mandiri. Selain itu, terdapat hubungan antara kondisi ekonomi dengan kemandirian lansia yakni responden mandiri yang memiliki kondisi ekonomi mampu lebih banyak (97,6%) dibandingkan responden mandiri yang memiliki kondisi ekonomi tidak mampu. 1 2 3 Suhartini, 2009, Pengaruh Faktor-Faktor Kondisi Kesehatan, Kondisi Ekonomi dan Kondisi Sosial terhadap Kemandirian Orang Lanjut Usia. Nugroho, 2002, Keperawatan Gerontik Edisi 2 (Jakarta : EGC). Rinajumita, 2011, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakumbuh Utara.
Faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian lansia. Menurut Nugroho 4 (2008) faktor-faktor tersebut yakni seperti usia, imobilitas, dan mudah jatuh. Untuk dapat hidup secara mandiri lansia harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan yang terjadi. Suhartini (2009) dalam penelitiannya ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kemandirian pada lansia yaitu kondisi kesehatan, kondisi sosial, dan kondisi ekonominya. Lansia dapat mandiri jika kondisi kesehatannya dalam keadaan baik. Secara sosial, lansia yang mandiri itu melakukan aktivitas sosial, memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat. Secara ekonomi memiliki penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 Februari 2015 melalui observasi dan wawancara langsung 5 dengan lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Gorontalo di dapatkan bahwa ada beberapa lansia yang dapat mandi sendiri, namun ada juga yang harus dibantu seluruhnya. Untuk lansia yang tidak dapat mandi tersebut tampak dari penampilannya yang tidak bersih dan bau. Adapula lansia yang mengaku tidak dapat menahan/mengontrol pengeluaran air kemih,sehingga kadang mengompol di tempat tidur atau saat berjalan. Selain itu, juga ditemukan lansia yang masih aktif dalam kegiatan keagamaan, tetapi ada juga yang sudah tidak mampu mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan maupun kegiatan sosial lainnya. Berkaitan dengan beberapa uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Gorontalo. 4 5 Nugroho, 2008, Keperawatan Gerontik dan Geriatrik (Jakarta : EGC). Wawancara dengan lansia di PSTW Beringin Kabupaten Gorontalo dan PSTW Ilomata Kota Gorontalo, tanggal 18 Februari 2015.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo dan Panti Sosial Tresna Werdha Beringin Kabupaten Gorontalo dengan waktu penelitian selama 1 minggu yaitu pada tanggal 18-24 Mei 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini variabel independen adalah usia, kondisi kesehatan, kondisi sosial, kondisi ekonomi sedangkan variabel dependen adalah kemandirian lansia. Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia di PSTW Provinsi Gorontalo berjumlah 47 responden. Dengan teknik purposive sampling diperoleh sampel 40 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square test. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Gorontalo Tabel 1 Karakteristik Lansia No. Karakteristik Lansia n % 1 Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan 2 Orang terdekat : Teman Saudara Cucu Anak Suami/sitri 3 Sumber keuangan: Tidak ada Wiraswasta Tabungan Pensiun 4 Pendapatan perbulan: < Rp. 200.000 Rp. 200.000 - Rp. 500.000 > Rp. 500.000 10 30 13 3 5 12 7 29 6 1 4 30 7 3 25 75 32,5 7,5 12,5 30 17,5 72,5 15 2,5 10 75 17,5 7,5 Total 40 100 Sumber : Data Primer 2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (75%). Menurut peneliti hal ini karena jumlah lansia perempuan yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Gorontalo lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki. Menurut hasil Susenas tahun 2009, didapatkan bahwa jumlah lansia perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, hal ini karena usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Menurut Santrock 6 (2003), secara fisik keadaan dan ketahanan tubuh laki-laki dan perempuan berbeda disebabkan oleh struktur hormon yang berbeda. Hormon estrogen memperkuat sistem kekebalan tubuh, membuat perempuan lebih tahan terhadap infeksi. Hal inilah yang membuat usia harapan hidup perempuan lebih tinggi. Sehingga jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap bahwa teman sebagai orang terdekat (32,5%). Hal ini karena lansia tersebut menganggap bahwa teman sesama lansia dapat menunjangnya dalam hal kemandiriannya. Selain itu juga karena dominasi lansia yang berada di PSTW Provinsi Gorontalo ini sudah tidak mempunyai keluarga, maka orang terdekat dengan lansia tersebut adalah teman sesama lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki sumber keuangan (72,5%). Hal ini karena sebagian besar responden dengan usia terbanyak yakni berada pada rentang usia 60-74 tahun (60%), dengan kemampuan umur tersebut lansia sudah tidak bisa bekerja sehingga tidak dapat menghasilkan pendapatan rutin perbulan lagi. Selain itu, lansia ini juga termasuk dalam kategori lansia risiko tinggi, bukan tenaga kerja, dan lansia tidak potensial sehingga lansia ini sebagian besar tidak memiliki sumber keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendapatan <Rp. 200.000 perbulan (75%). 6 Santrock, 2003. Adolescence (Jakarta : Erlangga).
Menurut peneliti, hal ini wajar bila lansia memiliki pendapatan <Rp. 200.000 perbulan. Hal ini karena lanjut usia yang tinggal di panti werdha, kebanyakan berasal dari kaum miskin yang terlantar tanpa ada sanak saudara yang menanggung kehidupannya, walaupun ada juga yang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Selain itu, mereka juga sudah tidak bekerja. Oleh karena itu, bantuan yang diperoleh mereka dari bantuan pihak panti werdha, keluarga, kerabat maupun orang lain. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Lansia Tabel 2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Lansia No. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lansia N % 1 Usia : 60-74 Tahun > 74 Tahun 24 16 60 40 2 Kondisi Kesehatan : Kurang Baik 21 19 52,5 47,5 3 Kondisi Sosial : Kurang Baik 19 21 47,5 52,5 4 Kondisi Ekonomi : Kurang Cukup 21 19 52,5 47,5 Total 40 100 Sumber : Data Primer 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 60-74 tahun (60%). Hasil ini sesuai dengan data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang masih tinggi. SKRT tahun 2010 menunjukkan angka kesakitan penduduk usia 60 tahun keatas 35,7 %. Selain itu, usia harapan hidup juga meningkat. Pada tahun 2010 rata-rata usia harapan hidup sekitar usia 70 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia paling banyak usia 60-70 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kondisi kesehatan kurang (52,5%). Hal ini karena mereka mengalami penurunan fungsi penglihatan, penurunan fungsi pendengaran, penurunan daya ingat, mudah letih, kegagalan melakukan aktivitas seperti menggosok badan saat mandi, menyisir rambut, membersihkan ruangan, membersihkan daerah bokong dan kemaluan. Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa separuh responden memiliki kondisi sosial baik (52,5%). Hal tersebut karena lansia ini memiliki hubungan sosial yang baik, yaitu saling menolong sesama teman lansia, bertegur sapa antara lansia yang satu dengan yang lain. Selain itu, lansia tersebut juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian, kerja bakti, arisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki kondisi ekonomi kurang (52,5%). Hal ini karena sebagian besar lansia tidak memiliki sumber keuangan. Sebagian besar lansia tersebut sudah tidak bekerja lagi dan bagi lansia yang masih memiliki keluarga hanya menunggu bantuan dari anak-anak atau saudara. Bagi lansia yang sudah tidak memiliki keluarga hanya menunggu bantuan dari pemerintah. Penelitian ini didukung oleh teori dari Nugroho (2000) bahwa kondisi lanjut usia akan menyebabkan kemunduran di bidang ekonomi. Masa pensiun akan berakibat turunnya pendapatan, hilangnya fasilitas-fasilitas, kekuasaan, wewenang dan penghasilan. Kemandirian Lansia Tabel 3 Kemandirian Lansia No. Kemandirian lansia n % 1 2 Mandiri Tergantung 13 27 32,5 67,5 Total 40 100 Sumber : Data Primer 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tergantung/tidak mandiri (67,5%). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, kondisi kesehatan, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.
Menurut Azizah 7 (2011), lanjut usia yaitu suatu unit yang juga menghendaki kemandirian dalam mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraannya. Kemandirian pada lanjut usia tergantung pada kemampuan status fungsionalnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pengaruh Usia, Kondisi Kesehatan, Kondisi Sosial, Kondisi Ekonomi Terhadap Kemandirian Lansia Tabel 4 Pengaruh Usia, Kondisi Kesehatan, Kondisi Sosial, Kondisi Ekonomi Terhadap Kemandirian Lansia Kemandirian Lansia p Total Mandiri Tergantung value n % n % n % Usia 60-74 Tahun 13 32,5 11 27,5 24 60 0,000 > 74 Tahun 0 0 16 40 16 40 Kondisi Kesehatan Kurang 0 0 21 52,5 21 52,5 0,000 Baik 13 32,5 6 15 19 47,5 Kondisi Sosial Kurang 2 5 17 42,5 19 47,5 0,005 Baik 11 27,5 10 25 21 52,5 Kondisi Ekonomi Kurang 3 7,5 18 45 21 52,5 0,010 Cukup 10 25 19 22,5 19 47,5 Total 13 32,5 27 67,5 40 100 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square test, maka diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh usia (p value=0,000), kondisi kesehatan (p value=0,000), kondisi sosial (p value=0,005), kondisi ekonomi (p value=0,010) terhadap kemandirian lansia. Pengaruh usia terhadap kemandirian lansia Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat 13 responden (32,5%) dengan usia 60-74 tahun dan mandiri. Hal tersebut dikarenakan lansia yang berusia 60-74 tahun ini masih mampu mentoleransi aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan sendiri. Sehingga untuk tingkat kemandiriannya lebih tinggi daripada tingkat ketergantungannya. 7 Azizah, 2011, Keperawatan Lanjut Usia (Yogyakarta : Graha Ilmu).
Selain itu juga terdapat 11 responden (27,5%) dengan usia 60-74 tahun dan tergantung/tidak mandiri. Hal ini disebabkan karena lansia tersebut ada yang malas, ada pula yang memiliki sifat pesuruh serta ada yang melakukan kegiatan sembarangan sehingga terkesan tidak mandiri. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada responden dengan usia > 74 tahun dan mandiri, serta terdapat 16 responden (40%) dengan usia > 74 tahun dan tergantung. Hal tersebut karena lansia yang berusia 70 tahun lebih sudah termasuk dalam lansia resiko tinggi sehingga dalam aktivitasnya seharisehari memerlukan bantuan orang lain. Semakin tua maka lansia akan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya. Menurut Papalia 8 (2008) dengan meningkatnya usia maka secara alamiah akan terjadi penurunan kemampuan fungsi untuk merawat diri sendiri maupun berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, dan akan semakin bergantung pada orang lain. Pengaruh kondisi kesehatan terhadap kemandirian lansia Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada responden yang mempunyai kondisi kesehatan kurang dan mandiri. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena lansia dengan kesehatan yang kurang mengalami keterbatasan fisik pada tubuhnya, maka hal itu dapat menurunkan kemampuan lansia dalam melakukan kegiatan ataupun aktivitasnya sehari-hari. Selain itu terdapat 21 responden (52,5%) yang mempunyai kondisi kesehatan kurang dan tergantung. Menurut peneliti bahwa, hal ini disebabkan karena umumnya kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. 8 Papalia, 2008, Psikologi Perkembangan Edisi Sembilan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group).
Dari hasil penelitian terdapat 13 responden (32,5%) yang mempunyai kondisi kesehatan baik dan mandiri. Hal ini karena kondisi kesehatan fisik dan psikis yang prima menyebabkan mereka dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Selain itu, mereka juga mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang. Hal ini sejalan dengan pendapat Gallo (dalam Ediawati 9, 2012), bahwa lansia dapat memenuhi kebutuhan aktivitas kesehariannya secara mandiri tanpa harus tergantung pada orang lain dengan kondisi sehat yang optimal. Kemandirian bagi orang lanjut usia dapat dilihat dari kualitas kesehatan sehingga dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Pengaruh kondisi sosial terhadap kemandirian lansia Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat 2 responden (5%) yang mempunyai kondisi sosial kurang dan mandiri. Hal ini karena lansia tersebut sudah tinggal cukup lama di panti werdha sehingga proses adaptasinya berhasil dan dapat mempertahankan kemandiriannya meskipun mereka memiliki hubungan sosial yang kurang bagus, baik itu hubungan sesama teman lansia maupun dengan keluarga. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat 17 responden (42,5%) yang mempunyai kondisi sosial kurang dan tergantung. Menurut peneliti, lansia dengan kondisi sosial yang kurang tersebut mempunyai masalah dalam hubungan dengan orang lain, baik keluarga maupun teman di panti. Karena hubungan yang bermasalah tersebut mereka enggan untuk mengikuti kegiatan sosial lainnya. 9 Ediawati, 2012, Gambaran Tingkat Kemandirian Dalam Activity Of Daily Living Dan Resiko Jatuh Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Dan 03 Jakarta Timur.
Selanjutnya juga terdapat 11 responden (27,5%) yang mempunyai kondisi sosial baik dan mandiri. Hal ini disebabkan karena lansia dengan kondisi sosial yang baik memiliki hubungan yang baik antara sesama teman di panti ataupun keluarga dan memiliki respon adaptif yang baik dengan lingkungan. Penguasaan lingkungan yang baik membuat seseorang mudah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat 10 responden (25%) yang mempunyai kondisi sosial baik dan tergantung. Menurut peneliti bahwa lansia dengan kondisi sosial baik tersebut memiliki hubungan yang cukup baik dengan keluarga, namun karena jarak rumah keluarganya yang sangat jauh diluar kota maka mereka hanya menunggu untuk dikunjungi. Pengaruh kondisi ekonomi terhadap kemandirian lansia Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat 3 responden (7,5%) yang mempunyai kondisi ekonomi kurang dan mandiri. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena lansia ini dapat beradaptasi dengan baik dengan kondisi ekonominya yang kurang tersebut. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat 18 responden (45%) yang mempunyai kondisi ekonomi kurang dan tergantung. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena lansia dengan ekonomi yang kurang tersebut sudah tidak bekerja lagi dan bagi lansia yang masih memiliki keluarga hanya menunggu bantuan dari anak-anak atau saudara. Dari hasil penelitian terdapat 9 responden (22,5%) yang mempunyai kondisi ekonomi cukup dan tergantung. Menurut peneliti bahwa lansia dengan ekonomi yang cukup tersebut, sebagian ada yang bekerja sebagai wiraswasta dan sebagian pula sudah tidak bekerja. Maka untuk membiayai kebutuhan hidup hanya bergantung pada pemberian keluarga semata. Namun oleh karena keluarga juga dalam kondisi ekonomi lemah, sehingga untuk membiayai lansia tersebut masih belum mencukupi. Selanjutnya juga terdapat 10 responden (25%) yang mempunyai kondisi ekonomi cukup dan mandiri. Hal ini disebabkan karena lansia dengan ekonomi
yang cukup sebagian ada yang mempunyai tabungan dan ada juga yang mempunyai dana pensiun. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya lebih terjamin daripada mereka yang mempunyai kondisi ekonomi kurang. Masalah ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan,perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial. Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan mereka kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif. Jika tidak bekerja berarti bantuan yang diperoleh mereka dari bantuan keluarga, kerabat dan orang lain. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lansia di PSTW Provinsi Gorontalo, maka dapat ditarik kesimpulan berikut : 1. Karakteristik lansia di PSTW Provinsi Gorontalo, yaitu jenis kelamin perempuan 75%, orang terdekat dengan teman 32,5%, lebih banyak tidak memiliki sumber keuangan 72,5%, pendapatan perbulan <Rp. 200.000 75%. 2. Usia, kondisi kesehatan, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Gorontalo yaitu, usia 60-74 tahun 60%, kondisi kesehatan kurang 52,5%, kondisi sosial baik 52,5%, dan kondisi ekonomi kurang 52,5%. 3. Kemandirian lansia di PSTW Provinsi Gorontalo yaitu, kategori mandiri 32,5%, dan kategori tergantung 67,5%. 4. Terdapat pengaruh usia, kondisi kesehatan, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi terhadap kemandirian lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Gorontalo. SARAN Untuk meningkatkan kemandirian lansia di PSTW Provinsi Gorontalo, maka peneliti memberikan saran, yaitu : 1. Diharapkan bagi pengelola panti agar dapat meningkatkan dukungannya dengan membentuk kelompok kecil lansia untuk dapat melakukan usaha kecil mandiri melalui keterampilannya.
2. Diharapkan bagi institusi pendidikan dapat menggunakan penelitian ini sebagai tambahan referensi di perpustakaan. 3. Diharapkan bagi responden agar dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian lansia, dan diharapkan dapat meningkatkan kemandiriannya. 4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian tentang pengaruh usia, kondisi kesehatan, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi terhadap kemandirian lansia. DAFTAR PUSTAKA Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Darmojo. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Balai Penerbit FK UI. Jakarta. Depkes RI. 2003. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia. (Online) http://www.depkes.go.id.. 2004. Situasi Dan Analisis Lanjut Usia. (Online) http://www.depkes.go.id.. 2013. Populasi Lansia Diperkirakan Terus Meningkat Hingga Tahun 2020. (Online) http://www.depkes.go.id. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. 2012. Laporan Kesehatan Usia Lanjut. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Gorontalo. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. 2014. Laporan Kesehatan Usia Lanjut. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Gorontalo. Nugroho. 2002. Keperawatan Gerontik Edisi 2. EGC. Jakarta. Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. EGC. Jakarta. Nugroho. 2014. Keperawatan Gerontik Edisi 3. EGC. Jakarta. Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta. Padila. 2013. Keperawatan Gerontik. Nuha Medika. Yogyakarta. Papalia. 2008. Psikologi Perkembangan Edisi Sembilan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Profil Ilomata. 2015. Profil Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo. Gorontalo. Profil Beringin. 2015. Profil Panti Sosial Tresna Werdha BERINGIN Kabupaten Gorontalo. Gorontalo. Rinajumita. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakumbuh Utara. (Online) http://repository.unand.ac.id. Santrock, J.W. 2003. Adolescence. Erlangga. Jakarta.
Suhartini. 2009. Pengaruh Faktor-Faktor Kondisi Kesehatan, Kondisi Ekonomi Dan Kondisi Sosial Terhadap Kemandirian Orang Lanjut Usia. (Online) http://www.damandiri.or.id. Universitas Negeri Gorontalo. 2014. Panduan Karya Tulis Ilmiah. UNG. Gorontalo.