JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :"

Transkripsi

1 HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO JURNAL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana Keperawatan Oleh MEYKE R. DOMILI NIM : UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2015

2 PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh MEYKE R. DOMILI NIM : Telah diperiksa dan disetujui

3 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

4 ABSTRAK MEYKE R. DOMILI Hubungan Sarapan dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, dr Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes dan Pembimbing II, Andi Mursyidah S.Kep, Ns, M.Kes. Sarapan adalah waktu makan yang sangat penting karena asupan makanan di pagi hari sangat dibutuhkan oleh tubuh dengan sarapan yang rutin dan nutrisi yang tepat akan dapat berkonsentrasi belajar dengan baik. Konsentrasi belajar adalah proses terfokusnya perhatian seseorang dalam suatu objek, dalam hal ini peristiwa proses belajar mengajar dikelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Desain penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Populasi adalah siswa kelas II-V SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berjumlah 143. Teknik pengambilan sampel stratified random sampling, sampel penelitian berjumlah 106. Analisa data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa dengan sarapan baik 58,5% dan sarapan kurang 41,5% dengan siswa konsentrasi belajar baik 50,9% dan konsentrasi belajar kurang 49,1%. Terdapat hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo dengan nilai Pvalue=0,000. Hasil penelitian ini diharapkan agar orang tua dapat memberikan sarapan setiap hari sebelum berangkat sekolah dengan gizi yang seimbang sehingga anak dapat berkonsentrasi dengan baik saat belajar. Kata Kunci : Sarapan, Konsentrasi Belajar, Siswa Daftar Pustaka : 42 ( )

5 ABSTRACT

6 HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Meyke R. Domili¹, dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes², Andi Mursyidah, S.Kep. Ns. M.Kes³ Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo 1. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan UNG 2. Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan UNG 3. Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan UNG ABSTRAK MEYKE R. DOMILI Hubungan Sarapan dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, dr Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes dan Pembimbing II, Andi Mursyidah S.Kep, Ns, M.Kes. Sarapan adalah waktu makan yang sangat penting karena asupan makanan di pagi hari sangat dibutuhkan oleh tubuh dengan sarapan yang rutin dan nutrisi yang tepat akan dapat berkonsentrasi belajar dengan baik. Konsentrasi belajar adalah proses terfokusnya perhatian seseorang dalam suatu objek, dalam hal ini peristiwa proses belajar mengajar dikelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Desain penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Populasi adalah siswa kelas II-V SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berjumlah 143. Teknik pengambilan sampel stratified random sampling, sampel penelitian berjumlah 106. Analisa data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa dengan sarapan baik 58,5% dan sarapan kurang 41,5% dengan siswa konsentrasi belajar baik 50,9% dan konsentrasi belajar kurang 49,1%. Terdapat hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo dengan nilai Pvalue=0,000. Hasil penelitian ini diharapkan agar orang tua dapat memberikan sarapan setiap hari sebelum berangkat sekolah dengan gizi yang seimbang sehingga anak dapat berkonsentrasi dengan baik saat belajar. Kata Kunci : Sarapan, Konsentrasi Belajar, Siswa Daftar Pustaka : 42 ( ) 1 Meyke R. Domili, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes, Andi Mursyidah, S.Kep Ns. M.Kes

7 PENDAHULUAN Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa pertumbuhan tersebut pemberian nutrisi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna (Fanu, 2009) 1. Gizi anak sekolah merupakan hal penting yang harus perhatikan, karena pada dasarnya anak sekolah berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Pada umumnya, anak sekolah tidak hanya sibuk dengan aktifitas sekolahnya tetapi juga dengan kegiatan ektrakurikuler. Oleh karena itu anak sekolah perlu ditunjang dengan pangan dan gizi yang cukup berkualitas untuk menjaga staminanya (Kautsari, 2008) 2. Keadaan kesehatan dan gizi anak sekolah sangat erat kaitannya dengan konsumsi makanan dan zat gizi yang terkandung didalamnya (Aryanti, 2005 ) 3. Konsumsi makanan salah satunya didapat dari sarapan. Sarapan merupakan salah satu pesan dari 13 Pesan Umum Gizi Seimbang (Depkes, 2001) 4. Melewatkan sarapan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak adanya suplai energi (Khomsan, 2002) 5. Anak yang tidak terbiasa sarapan akan mempunyai kadar glukosa yang rendah. Glukosa darah adalah satu-satunya penyalur energi bagi otak untuk bekerja optimal. Glukosa yang rendah hingga mencapai <70mg/dl akan menyebabkan penurunan konsentrasi belajar atau daya ingat (Saidin, 2002) 6. Menurut Petersen, konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk dapat mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Anak dikatakan konsentrasi pada pelajaran jika anak dapat memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Anak yang sulit berkonsentrasi memiliki ciri-ciri: anak sering bosan terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan, anak tampak tidak bisa duduk lama di kursi, tidak dapat tenang menerima pelajaran, tidak mendengarkan ketika diajak berbicara, sering melamun, mudah mengalihkan perhatian, gagal menyelesaikan tugas, memainkan jari-jari tangan dan kaki ketika duduk, sering mengobrol dan mengganggu teman (Dalam Suntari, Widianah, 2012) 7. 1 Fanu, J. L Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologi Anak ; Think ; Yogyakarta 2 Kautsari, I, Hubungan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Negeri kelas IV dan V Tanjung Priok. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi, Jakarata, 3 Aryanti, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan Sarapan Pagi pada Siswa Sekolah Dasar di SDN Limus Nunggal III Cileungsi-Bogor. Skripsi FKM UI Depok. 4 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001, 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang,Direktorat Jenderal Binkesmas. 5 Khomsan Ali, Pangan dan Gizi untuk Kesehatan : PT.Raja Grafindo Persada : Jakarta 6 Saidin, S Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Konsentrasi Belajar. Bogor : Pusat Penelitian Gizi dan Pengembangan Gizi Badan Litbangkes Depkes RI Jakarta. 7 Suntari, N. Y, dan L, Widianah, Hubungan Kalori Sarapan Dengan Kemampuan Konsentrasi Anak Usia Sekolah Di SD Negeri 3 Canggu. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

8 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian (2011) yang membuktikan adanya hubungan antara makan pagi dengan kemampuan konsentrasi belajar anak usia sekolah dasar. Telah terbukti adanya korelasi yang signiftkan antara makan pagi dengan kemampuan konsentrasi belajar (p=0,011). Penelitian lain dilakukan oleh Istianah (2008) 8 bahwa ada 71,4% responden yang menyatakan sarapan membuat selalu lebih berkonsentrasi saat belajar dikelas. Dan 28,6% menyatakan kadang-kadang membuat lebih berkonsentrasi. Dan tidak ada responden yang menyatakan mengkonsumsi sarapan tidak membuat berkonsentrasi. Ini berarti bahwa mayoritas siswa dapat lebih berkonsentrasi setelah mengkonsumsi sarapan di pagi hari. Studi awal yang dilakukan peneliti pada 20 orang siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo, pada tanggal 23 Februari 2015 di dapatkan bahwa siswa yang sarapan sebanyak 7 orang. Dan didapatkan sebanyak 13 orang siswa tidak melakukan sarapan pagi, seluruhnya tidak konsentrasi dalam menerima pelajaran seperti tidak memperhatikan saat proses pembelajaran hanya mengobrol dengan teman, tidak dapat menjelaskan kembali materi yang diajarkan oleh guru. Dan dari hasil wawancara mereka mengatakan bahwa mereka merasa lapar sehingga mereka tidak konsentrasi saat menerima pelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Sarapan Dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II-V SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berjumlah 143 pada tanggal 27 Mei sampai 3 Juni Sampel dari penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian berjumlah 106 dengan menggunakan tehnik Ramdom Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Analisa data menggunakan Chi-Square. Analisa Univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik responden seperti; usia dan jenis kelamin dan mengidentifikasi sarapan pada siswa SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Sedangkan analisis Bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Analisis bivariate dilakukan dengan ujichi-square. 8 Istianah, Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1 Karakteristik Responden No. Karakteristik Responden n % 1 Umur : 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun 2 Jenis kelamin : Perempuan Laki-Laki ,2 53,8 40,6 16,0 2,8 43,4 56,6 Total Sumber: Data Primer 2015 Hasil karakteristik responden berdasarkan umur pada tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang berusia 10 tahun berjumlah 43 orang (40,6%), rensponden yang berusia 9 tahun berjumlah 29 orang (27,4%), responden yang berusia 11 tahun berjumlah 17 orang (16,0%), responden berusia 8 tahun berjumlah 14 orang (13,2%) dan responden yang berusia 12 tahun berjumlah 3 orang (2,8%). Menurut Wong (2009) usia 6 sampai 12 tahun sering disebut usia sekolah. Pada tahap ini terjadi perkembangan fisik, mental dan sosial, disertai dengan perkembangan kompetensi keterampilan. Periode ini merupakan konsep diri dan intelektual. Sedangkan teori menurut Suyatno (2009) bahwa pada masa ini dibutuhkan asupan nutrisi yang adekuat untuk menghindari masalah-masalah yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mereka sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, dan perkembangan otak menjadi optimal. Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 106 responden laki-laki berjumlah 60 (56,6%) dan responden perempuan berjumlah 46 (43,4%). Hal ini dikarenakan siswa yang sekolah di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011) 9 bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama membutuhkan makanan yang bergizi seimbang melalui sarapan agar membatu konsentrasi belajar anak dalam proses belajar di sekolah. 9 Lestari, Y. S, Hubungan Antara Makan Pagi Dengan Kemampuan Konsentrasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar SDN Mangaliawan. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

10 Distribusi Responden Berdasarkan Sarapan Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan sarapan di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Sarapan n % Baik Kurang ,3 42,7 Total Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa dari 106 sampel yang ada di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo yaitu 62 siswa (58,5%) sarapan dengan kategori baik dan 44 siswa (41,5%) dengan sarapan dalam kategori kurang Hasil analisa menunjukkan bahwa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo sebagian besar responden sarapan dengan kategorik baik lebih banyak dari pada yang sarapan dengan kategori kurang. Hal ini dilihat dari hasil penelitian bahwa responden mengatakan mereka sebelum berangkat ke sekolah selalu sarapan, respoden sepakat bahwa sarapan harus dengan makanan yang begizi, responden juga mengatakan pada saat sarapan mereka sarapan dengan nasi, laukpauk, buah-buahan dan responden juga sepakat bahwa sarapan dapat memberi tenaga sehingga tidak lemas saat di sekolah. Menurut peneliti bahwa sarapan di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berada pada kategori baik dikarenakan dari hasil penelitian mereka selalu sarapan dengan makanan yang bergizi seperti makanan empat sehat lima sempurna. Sarapan sangatlah penting bagi anak sekolah karena dapat memberikan energi atau tenaga yang dibutuhkan oleh tubuh. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tandirerung, Mayulu, dan Kawengin (2013) bahwa siswa yang sarapan kategori baik berjumlah 58 responden (69,9%) dan siswa sarapan dengan kategori kurang berjumlah 25 responden (30,1%). Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan tentang sarapan serta kesadaran responden terhadap kebiasaan sarapan sudah cukup baik. Distribusi Responden Berdasarkan Konsentrasi Belajar Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan konsentrasi belajar di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Konsentrasi Belajar n % Baik Kurang ,9 49,1 Total Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa dari 106 sampel yang ada di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo yaitu 54 siswa (50,9%) konsentrasi

11 belajar dengan kategori baik dan 52 siswa (49,1%) dengan konsentrasi belajar dalam kategori kurang. Hasil analisa menunjukkan bahwa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo sebagian besar responden konsentrasi belajar dengan baik. Hal ini dilihat dari hasil observasi dan wawancara di dapatkan bahwa responden dapat menjelaskan kembali tentang materi pelajaran yang diberikan oleh guru, dapat memahami materi yang telah diberikan guru dan anak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Untuk melihat konsentrasi belajar siswa peneliti terlebih dahulu mengurutkan tempat duduk responden agar peneliti lebih mudah untuk mengobservasi responden. Menurut peneliti bahwa konsentrasi belajar di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berada pada kategori baik. Hal ini dikarenakan anak dapat menjelaskan kembali materi yang di ajarkan oleh guru, memahami materi yang di berikan guru dan dapat mengerjakan tugas dengan baik. Konsentrasi belajar juga memegang peranan penting untuk anak sekolah dalam proses belajar karena dengan konsentrasi belajar baik maka anak tersebut dapat memahami materi yang dijelaskan oleh guru dan anak juga dapat mengerjakan tugas dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014) 10 bahwa konsentrasi belajar siswa pada kategori baik berjumlah 82 responden dan konsentrasi belajar siswa pada kategori kurang berjumlah 80 responden. Hal ini berdasarkan analisis data bahwa anak yang konsentrasi baik akan mampu melakukan tugas dengan baik dan teliti saat mengerjakan tugas. Hubungan Sarapan dengan Konsentrasi Belajar Tabel 4 Hubungan Sarapan dengan Konsentrasi Belajar SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Konsentrasi Belajar Total Sarapan Baik Kurang n % n % n % 54 50,3 8 5, ,9 0 7, , ,1 Baik Kurang Total 82 57, , P=0,000 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 106 responden di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo, distribusi responden yang sarapan dalam kategorik baik dengan konsentrasi belajar dalam kategori baik sebanyak Rahmawati, A. R, Perbandingan Tingkat Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar Dilihat Dari Kebiasaan Sarapan. Jurnal. Universitas Negeri Semarang

12 (50,0%) responden, lebih besar presentasinya dibandingkan responden yang sarapan dalam kategori baik dengan konsentrasi belajar dalam kategori kurang sebanyak 8 (7,5%) responden. Adapun responden yang sarapan dalam kategori kurang dengan konsentrasi belajar dalam kategori baik sebanyak 0 (0%) responden sedangkan responden yang sarapan dalam kategori kurang dengan konsentrasi dalam kategori kurang sebanyak 44 (45,5%) responden. Hasil uji stastistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P=0.000 atau < maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Suntari (2012) 11 tentang hubungan kalori sarapan dengan kemampuan konsentrasi anak usia sekolah di SD Negeri 3 Canggu bahwa terdapat hubungan kalori sarapan dengan kemampuan konsentrasi dengan nilai P=0,000. Hasil penelitian menyatakan bahwa anak yang memiliki kebiasaan sarapan yang baik cenderung memiliki konsentrasi belajar yang lebih baik dari pada anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan yang baik. Berdasarkan hasil penelitian responden yang memiliki sarapan yang baik dengan konsentrasi belajar baik berjumlah 53 (50,0%) hal ini dikarenakan bahwa responden selalu sarapan setiap hari dan sarapan dengan makanan yang bergizi seimbang seperti nasi, lauk-pauk dan buah-buahan sehingga berpengaruh terhadap konsentrasi belajar. Menurut peneliti bahwa makanan yang dimakan saat sarapan sangat dibutuhkan untuk mengganti kadar gula yang kurang pada malam hari. Sarapan juga dapat meningkatkan kemampuan otak dalam mengerjakan sesuatu, berpikir dan meningkatkan konsentrasi. Pada hakikatnya otak manusia akan mendapatkan nutrisi yang penuh dari sarapan. Menurut Devi (2012) 12 sarapan merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah, tanpa sarapan yang baik otak akan sulit berkonsentrasi disekolah. Bahkan menurut Mahmud (2010) 13 menyatakan bahwa pelajar yang sarapan dari rumahnya lebih dapat menangkap pelajaran dibanding pelajar yang pergi ke sekolah dalam keadaan perut tanpa isi makanan. Adapun reponden yang sarapan baik namun konsentrasi belajar kurang berjumlah 8 (7,5%). Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan guru. Guru mengatakan tidak memiliki alat peraga yang memadai untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang di ajarkan pada saat itu sehingganya anak tersebut tidak fokus dalam menerima pelajaran meskipun mereka sarapan dengan 11 Suntari, N. Y, dan L, Widianah, Hubungan Kalori Sarapan Dengan Kemampuan Konsentrasi Anak Usia Sekolah Di SD Negeri 3 Canggu. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 12 Devi, N Gizi Anak Sekolah : Kompas : Jakarta 13 Mahmud Psikologi Pendidikan : Pustaka Setia : Bandung

13 baik dan dilihat dari hasil pengamatan peneliti bahwa selama proses pembelajaran berlangsung anak sering menguap dan melalui wawancara dengan anak tersebut bahwa kualitas tidur anak tidak baik sehingga mereka tidak fokus dalam menerima pelajaran tersebut. Menurut Hakim (2003) 14 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar salah satunya adalah faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa seperti lingkungan sekitar harus cukup tenang, bebas dari suara-suara yang terlalu keras yang mengganggu pendengaran dan ketenangan. Sebagai contoh, suara bising. Selain itu udara sekitar harus cukup nyaman, bebas dari polusi dan bau-bauan yang mengganggu rasa nyaman. Disamping itu penerangan di sekitar lingkungan juga harus cukup, tidak lebih dan tidak kurang sehingga tidak menimbulkan kesukaran bagi pandangan mata. Lingkungan belajar akan lebih nyaman jika suhu disekitar lingkungan tidak terlalu ekstrim karena suhu harus menunjang kenyamanan dalam melakukan kegiatan yang memerlukan konsentrasi. Untuk itu, perlu diperhatikan sirkulasi udara, pendingin ruangan, atau setidaknya kipas angin. Selain itu juga harus tersedia fasilitas yang cukup menunjang kegiatan belajar, seperti ruangan yang bersih, kursi, meja, dan perlatan untuk keperluan belajar. Meskipun untuk sarapan kurang namun konsentrasi belajarnya baik tidak ada responden tetapi menurut peneliti bahwa anak yang sarapan kurang namun konsentrasi belajarnya baik didukung oleh faktor internal yaitu ada motivasi untuk belajar, anak berprestasi di kelas sehingga meskipun anak dengan sarapan kurang tetapi konsentrasi belajarnya baik. Menurut teori Hakim (2002) 15 faktor-faktor yang mendukung terjadinya konsentrasi belajar yaitu salah satunya faktor internal seperti motivasi untuk belajar, dimana motivasi untuk belajar adalah fase pertama dalam proses belajar. Menurut Hakim (2003) bahwa konsentrasi pada hakekatnya kemampuan seseorang dalam mengendalikan kemauan, pikiran dan perasaannya. Dengan kemauan tersebut, seseorang akan mampu memfokuskan sebagian besar perhatiannya pada pelajaran. Salah satu penunjang pertama dan utama untuk dapat melakukan konsentrasi efektif adalah adanya kemauan yang kuat dan konsisten. Selain itu responden yang sarapan kurang dengan konsentrasi belajarnya kurang berjumlah 44 (41,5%). Hal ini dikarenakan siswa tidak sarapan di rumah, mereka lebih memiliih makanan jajanan yang dijual di kantin sekolah sehingganya konsentrasi belajar mereka pun kurang. Menurut peneliti bahwa sarapan dengan makanan nutrisi yang baik atau dengan makanan yang bergizi 14 Hakim Belajar Secara Efektif : Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara : Jakarta 15 Hakim, T, Mengatasi Gangguan Konsentrasi Plus Teknik-Teknik Latihan Konsentrasi; Puspa Swara; Jakarta

14 seimbang seperti nasi, lauk-pauk dan buah-buahan akan menyebabkan otak dapat berpikir lebih baik serta penuh konsentrasi. Banyak studi yang telah dilakukan, membuktikkan pentingnya sarapan dan pengaruhnya terhadap kondisi tubuh dan aktivitas seseorang, terutama anak-anak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yussen dan Santrock menunjukkan bahwa anak tidak selalu sarapan akibatnya anak tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Hal ini sejalan dengan Suyatno (2009) 16 yang menyatakan bahwa kebiasaan sarapan yang baik akan meningkatkan status gizi anak sehingga berdampak pada kemampuan anak untuk menangkap materi pelajaran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo sarapan dengan kategori baik lebih banyak yaitu berjumlah 62 siswa (58,5%) 2. Siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo konsentrasi belajar dengan kategori baik lebih banyak yaitu berjumlah 54 siswa (50,9%) 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Hasil uji stastistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P=0.000 atau < SARAN 1. Bagi Pihak Sekolah Diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan kepada pihak sekolah bahwa sarapan dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa 2. Bagi Orang Tua/Masyarakat Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada orang tua/masyarakat agar dapat memberikan sarapan setiap hari sebelum berangkat sekolah dengan gizi yang seimbang sehingga anaknya dapat tumbuh dengan baik, pertumbuhan optimal dan dapat berkonsentrasi dengan baik saat belajar. 3. Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu bagi profesi keperawatan dan dapat dijadikan untuk memberikan penyuluhan tentang manfaatnya sarapan bagi anak Sekolah Dasar 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat meneliti hubungan gizi sarapan dengan konsentrasi belajar siswa. 16 Suyatno Gizi Daur Hidup : Gizi Anak Sekolah.

15 DAFTAR PUSTAKA Devi, N Gizi Anak Sekolah : Kompas : Jakarta Fanu, J. L Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologi Anak ; Think ; Yogyakarta Hakim, T, Mengatasi Gangguan Konsentrasi Plus Teknik-Teknik Latihan Konsentrasi; Puspa Swara; Jakarta Istianah, Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Kautsari, I, Hubungan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Negeri kelas IV dan V Tanjung Priok. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi, Jakarata, Khomsan Ali, Pangan dan Gizi untuk Kesehatan : PT.Raja Grafindo Persada : Jakarta Lestari, Y. S, Hubungan Antara Makan Pagi Dengan Kemampuan Konsentrasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar SDN Mangaliawan. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Rahmawati, A. R, Perbandingan Tingkat Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar Dilihat Dari Kebiasaan Sarapan. Jurnal. Universitas Negeri Semarang. Saidin, S Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Konsentrasi Belajar. Bogor : Pusat Penelitian Gizi dan Pengembangan Gizi Badan Litbangkes Depkes RI Jakarta. Suntari, N. Y, dan L, Widianah, Hubungan Kalori Sarapan Dengan Kemampuan Konsentrasi Anak Usia Sekolah Di SD Negeri 3 Canggu. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Suyatno Gizi Daur Hidup : Gizi Anak Sekolah. Tandirerung, U, E, N, Mayulu dan S, Kawengian, Hubungan Kebiasaan Makan Pagi Dengan Kejadian Anemia Pada Murid SD Negeri 3 Manado. Jurnal. Fakultas Kedokteran Unsrat Manado. Wong, D, L Buku Ajar Keperawatan Pediatrik : EGC : Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa pertumbuhan tersebut pemberian nutrisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana pembangunan kesehatan mengarah pada pembangunan kesehatan sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa kanak-kanak khususnya antara 6-12 tahun atau sering disebut juga sebagai usia sekolah. Pada masa perkembangan ini anak mulaidiarahkan menjauh dari kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarapan pagi adalah waktu makan yang sering diabaikan. Banyak orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak sempat menyiapkan sarapan, terburu-buru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dalam peningkatan kesehatan termasuk gizi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah usaha masing-masing individu untuk memfokuskan perhatian terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah usaha masing-masing individu untuk memfokuskan perhatian terhadap 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian prestasi mahasiswa dalam proses belajar dan mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah konsentrasi. Konsentrasi adalah usaha masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab dan pada usia ini sudah termasuk remaja. Keadaan kesehatan gizi anak sekolah tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset negara yang sangat penting sebagai sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia

Lebih terperinci

ISSN Vol 2, Oktober 2012

ISSN Vol 2, Oktober 2012 ISSN 2 57 Vol 2, Oktober 22 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN JENIS SARAPAN PAGI SERTA TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V SDN PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG SYAFRIANI Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak-anak terutama usia sekolah merupakan tahapan yang penting bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini peran pendidikan penting bagi kemajuan peradaban suatu bangsa. Karena dengan adanya kemajuan peradaban, diharapkan manusia akan hidup lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang maupun gizi lebih pada dasarnya disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarapan didefinisikan mengkonsumsi makanan atau minuman yang menghasilkan energi dan zat gizi lain pada pagi hari, yang dilakukan dirumah sebelum berangkat melakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Diajukan Oleh: SITI NOOR FAIZAH J 3100800021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian yang erat kaitannya dengan memori (ingatan) (Santrock, 2008). Konsentrasi memegang peranan penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan oleh tubuh dalam kehidupan sehari-hari dalam jumlah yang cukup sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Oleh karena

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDN 8 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Oleh DWI NILAM LAKORO NIM. 841 411 132

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Persetujuan Pembimbing Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh PURNAWATI DAI (NIM. 841410148, Jurusan Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan bagi anak sehingga memerlukan gizi yang cukup dan seimbang. Defisiensi gizi pada usia sekolah dapat menyebabkan anak menjadi

Lebih terperinci

MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG

MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG Manuscript Oleh : Khusna Farida G2A212064 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah makan. Makanan sangat penting sebagai penghasil energi, untuk digunakan dalam beraktifitas. Biasanya orang

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL 1 2 ABSTRAK Amelia Enjel Suoth. 2015, Hubungan Jarak Kelahiran dan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan keterbukaan untuk mendapatkan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak dan jajanan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Anak-anak pada umumnya akan membeli aneka jajan terutama saat mereka sedang istirahat di sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI SD N KARANGASEM III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J.300

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan di masa datang. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat Pembangunan Kesehatan adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola* HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH USIA 5 TAHUN DI TK KARTINI DESA TOTO SELATAN KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MELISRIAWATI GANI (NIM.

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo 1 2 3 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA Aswinda Miolo 841411052 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ENERGI SARAPAN PAGI DAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Kelas IV dan V SD Negeri 4 Cikoneng Kabupaten Ciamis)

HUBUNGAN ANTARA ENERGI SARAPAN PAGI DAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Kelas IV dan V SD Negeri 4 Cikoneng Kabupaten Ciamis) HUBUNGAN ANTARA ENERGI SARAPAN PAGI DAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Kelas IV dan V SD Negeri 4 Cikoneng Kabupaten Ciamis) PIPIT KURNIASIH Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KALORI SARAPAN DENGAN KEMAMPUAN KONSENTRASI ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI 3 CANGGU TAHUN 2012

HUBUNGAN KALORI SARAPAN DENGAN KEMAMPUAN KONSENTRASI ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI 3 CANGGU TAHUN 2012 HUBUNGAN KALORI SARAPAN DENGAN KEMAMPUAN KONSENTRASI ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI 3 CANGGU TAHUN 2012 Ns. Ni Luh Putu Yunianti Suntari C, S.Kep., M.Pd., Ns. Lilis Widianah, S.Kep. Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab ghidzdzi dan sekarang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah diadaptasi menjadi bahasa Indonesia. Gizi artinya sesuatu yang berhubungan dengan makanan. Dalam pengertian

Lebih terperinci

HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN ASPEK BIOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH Lamtiur Saragi 1, Oswati Hasanah 2, Nurul Huda 3

HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN ASPEK BIOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH Lamtiur Saragi 1, Oswati Hasanah 2, Nurul Huda 3 HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN ASPEK BIOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH Lamtiur Saragi 1, Oswati Hasanah 2, Nurul Huda 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email: lamtiur.saragi@ymail.com Abstract The

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Univariat. 1. Karakteristik responden. Reponden pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Univariat. 1. Karakteristik responden. Reponden pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden Reponden pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas 4 dan 5 usia minumum yaitu 127 bulan dan maximum yaitu 161 bulan. Jumlah responden

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 Oleh : Tri Alfionita Pontoh Nim: 841410134 Telah di periksa

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU Mika Oktarina Program Studi D III Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu Status gizi adalah ekspresi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR Iis Mega Arianti, Winarni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat indeks kesegaran jasmani merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur secara berkala. Manusia yang sehat

Lebih terperinci

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN SUMBER PROTEIN, LEMAK DAN AKTIFITAS Sedentary DENGAN STATUS GIZI LANSIA ANGGOTA BINAAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TALISE WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALISE ABSTRAK Abd. Farid

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Sri Rahayu Nento 1. Ns. Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Wa Ode Sri Asnaniar 1, Magfira B. Lasini 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG No. Responden: Nama Jenis Kelamin Usia Kelas Tanggal: Identitas Responden

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Oleh ROSTIN GALOMAT (NIM. 841 410 062, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Anak usia sekolah dasar merupakan masa pertumbuhan yang baik sebagai awal perkembangan prestasi dan aset bangsa yang sangat berharga untuk pembangunan bangsa di masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Keperawatan Oleh Ita Dwi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA Mardiana Zakir* Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PENGGUNAAN DIAPER PADA ANAK USIA TODDLER (Suatu Penelitian Di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam kategori penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dimana pengukuran variabel-variabelnya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi masyarakat. Dalam usaha untuk memenuhi peningkatan gizi, maka pertamatama anak sekolah perlu diberi pengetahuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

PERAN PENGETAHUAN GIZI DALAM MENENTUKAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI PONDOK LABU, JAKARTA SELATAN

PERAN PENGETAHUAN GIZI DALAM MENENTUKAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI PONDOK LABU, JAKARTA SELATAN PERAN PENGETAHUAN GIZI DALAM MENENTUKAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI PONDOK LABU, JAKARTA SELATAN (The role of nutrition knowledge in determining the breakfast habits of children

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan di masa mendatang.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan)

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan) dan status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memulai aktifitas sehari-hari dengan sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja, maupun dewasa. Sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Waode sitti asfiah udu *Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Komunitas FK UHO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa remaja mengalami banyak perubahandiantaranya perubahan fisik, menyangkut pertumbuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013 HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013 Eka Mardiana Afrilia Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : eka_afrilia@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja (Titi S, 2004 dalam Qonita, 2010).

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 217 18 HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI Enggar Anggraeni

Lebih terperinci

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012 OVA SATYA Mahasiswi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh INTISARI Berdasarkan data membuktikan ada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( ) ABSTRAK Siti Rohmatul Khusna. 2015. Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 1-3 tahun di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat-klien dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka panjang tahap ke dua ( PJP II) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

Lebih terperinci

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN. Endang Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN. Endang Wahyuningsih ABSTRAK HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN Endang Wahyuningsih ABSTRAK Latar Belakang Penelitian, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 21 MANADO

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 21 MANADO HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 21 MANADO Oktifani Devi Lasidi Adrian Umboh Yudi Ismanto Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Mendapatkan Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan seseorang mengalami masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, pada masa ini seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh VIKA YUNIATI J 300 101

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO HUBUNGAN POLA MAKAN DAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI PUSKESMAS TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO Zuriyati S. Manto, dr. Zuhriana K. Yusuf, M. Kes, Wirda Y. Dulahu, S.Kep,Ns.M.Kep Abstrak

Lebih terperinci

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya Fahrul Rahma fahrulrahma_fr@yahoo.co.id Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi Kecukupan Tingkat Kecukupan Asupan Kebiasaan Protein Pengetahuan Pendidikan energi Perilaku Energi Energi makan BAB dan ibu di dan protein Gizi sekolah pagi II Pengetahuan gizi Ibu Protein ibu Sarapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN Dr. Erli Mutiara, M.Si, Dra. Adikahriani, M.Si dan Elvi Novi Yanti erlimutiara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci