PELUANG PENGEMBANGAN PENANGKAR KEDELAI DI BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

KAPASITAS PENYEDIAAN BENIH KEDELAI OLEH KELEMBAGAAN PRODUKSI BENIH DI PROVINSI BANTEN

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PENGADAAN DAN PENYALURAN BENIH KEDELAI DENGAN SISTEM JABALSIM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

KERAGAAN KINERJA DAN KAPASITAS BALAI BENIH INDUK (BBI) DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BANTEN

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

ADOPSI TEKNOLOGI PTT DAN PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI SULAWESI TENGGARA

PERAN BPTP DALAM MENDUKUNG JABALSIM PERBENIHAN KEDELAI DI SETANGGOR, LOMBOK TENGAH, NTB

Introduksi Varietas Kedelai Mendukung Program Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai di Jawa Tengah

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani.

Pengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

RESPONS PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL BARU DAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT KEDELAI (STUDI KASUS DI TEGALSEMPU YOGYAKARTA)

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI SEBAGAI PENANGKAR BENIH PADI DAN PALAWIJA

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai

PELUANG PEMENUHAN BENIH KEDELAI MELALUI PENANGKARAN BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN INDRAMAYU

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

SISTEM PRODUKSI BENIH KEDELAI DAN PERMASALAHANNYA DI PROVINSI JAMBI

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Kedelai merupakan bahan pangan masyarakat Indonesia sejak lebih

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun

Nurhayati, Ahmad Nirwan, dan Umar

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

Pedoman Umum. PTT Kedelai

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI MELALUI PENDAMPINGAN SLPTT DALAM MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN DI GUNUNGKIDUL

KAPASITAS PRODUKSI BENIH KEDELAI DAN PERMASALAHANNYA DI SULAWESI TENGAH

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN

PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

PERAN PTT DALAM PENINGKATAN ADOPSI TEKNOLOGI PRODUKSI KEDELAI DI NTB

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karakteristik Sistem Usahatani Bawang Merah Dan Potensi Sebagai Penyangga Supplay Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

PELUANG PENGEMBANGAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

PERSEPSI PETANI KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA TERHADAP VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN PENERAPAN PTT

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

ANALISIS USAHATANI KEDELAI LAHAN GAMBUT DESA PASIR PALEMBANG KABUPATEN MEMPAWAH

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

Abstrak

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

SISTEM PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG

Transkripsi:

PELUANG PENGEMBANGAN PENANGKAR KEDELAI DI BANTEN Resmayeti Purba Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jl. Ciptayasa km.01 Ciruas Serang Banten Tlp. 0254 281055; Fax. 0254 282507 email: resmayeti63@yahoo.com ABSTRAK Salah satu komponen teknologi yang menentukan dalam pengembangan kedelai adalah benih. Banyak faktor yang mempengaruhi ketersediaan benih sampai ke tingkat petani di Banten. Produksi dan alur distribusi benih unggul mulai dari benih sumber sampai benih sebar belum optimal. Upaya yang dapat dilakukan untuk penyediaan benih bermutu adalah melalui pemberdayaan penangkar. Kebutuhan benih kedelai mencapai 250.000 kg/tahun yang berarti peluang untuk usaha penangkaran. Petani penangkar benih kedelai banyak mengalami kendala, terutama permodalan, pascapanen, dan sertifikasi karena benih kedelai tidak dapat disimpan lama. Pemberdayaan penangkar dilakukan dengan memperbanyak benih kedelai kelas BS (Breeder Seed) yang berpedoman kepada Standar Operasional prosedur produksi benih sumber. Benih yang dihasilkan penangkar mendapat label kelas FS (Foundation seed) dari BPSB. Untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja penangkar perlu pendampingan teknologi dari BPTP, pembinaan dan dukungan dari BBI dan BPSB di Banten. Penerapan teknologi produksi benih sumber kedelai sesuai anjuran dapat memberikan keuntungan yang lebih baik bagi penangkar. Kata kunci: Peluang, penangkar, benih, kedelai ABSTRACT The opportunity on the development of seed growers for soybean in Banten Regency. Seed system is the most ultimate technological components in soybean development. There are many factors affect the availability of seeds to the farmers in Banten. The production and distribution of improved seeds from Foundation Seeds to Extension Seeds have not been optimal. One necessary effort for the availability of high quality seeds is empowering seed growers. The huge of seed demand by 250,000 kg yearly means business opportunity for seed growers. In the reality, soybean seed growers experienced many constraints: capital, post harvest handling and certification process, given the soybean seeds could not stored longer. Empowering the seed growers was done by increasing the availability of Breeder Seeds as planting materials. The seed growers produced soybean seeds that classified into Foundation Seed and completed by certificate issued by BPSB. To increase the capacity and performance seed growers, the assistance and support from BBI, BPTP and BPSB in Banten is required. The application recommended technology for producing soybean seeds will give better profit to seed growers. Key words. opportunity, seed growers, soybean PENDAHULUAN Pangsa pasar kedelai di Banten cukup besar, diprediksi akan terus bertambah karena peningkatan populasi penduduk, berkembangnya industri pangan tahu dan tempe. Peluang pengembangan kedelai terlihat dari sumberdaya lahan yang cukup luas, teknologi produksi yang sesuai agroekosistem juga tersedia, petani merespon dan mengadopsi 668 Purba: Peluang Pengembangan Penangkar Kedelai di Banten

teknologi budidaya serta meningkatnya kebutuhan kedelai. Ketersediaan teknologi yang sesuai agroekosistem merupakan unsur penunjang dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi kedelai. Untuk peningkatan produksi, Balitkabi telah melepas varietas unggul kedelai yang berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit, potensi hasil 2,16 3,50 t/ha dan umur panen 73 95 hari, antara lain : Grobogan, Anjasmoro, Kaba, Argomulyo (Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian 2009; Anonimous 2009). Percepatan distribusi varietas unggul juga dilakukan BPTP dengan introduksi benih kedelai varietas Grobogan dan Wilis ke kelompok tani (Nursusilawati dkk. 2010). Kedelai merupakan komoditas unggulan Kementan Pertanian setelah padi dan jagung. Program swasembada kedelai tahun 2014 merupakan target Kementan Pertanian yang harus direspon oleh daerah, termasuk Banten. Produksi nasional merupakan refleksi produksi kedelai di daerah termasuk Banten meskipun sumbangan produksi kedelai secara nasional dari Banten hanya 15.888 ton atau 1,63%, sangat jauh jika dibandingkan dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang mencapai 35,75% dan 21,57% (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011). Program swasembada kedelai dapat diwujudkan melalui peningkatan produksi, perluasan areal tanam, perbaikan dan penerapan teknologi serta ketersediaan benih bermutu. Penyediaan benih unggul perlu dengan dukungan dari pelaku perbenihan Balai Benih Provinsi/Kabupaten, Dinas Pertanian, BPSB, PT SHS dan PT Pertani, Penangkar dan BPTP. Salah satu komponen yang paling menentukan dalam pengembangan kedelai adalah benih. Di Banten, perbenihan tanaman pangan untuk padi sudah berkembang, sedangkan untuk kacang-kacangan termasuk kedelai sebagaian besar masih informal dan hasilnya tanpa jaminan mutu/sertifikasi benih (Resmayeti et al. 2011). Kondisi ini salah satu penyebab produktivitas kedelai di Banten masih rendah 1,2 t/ha sementara potensi produksi varietas kedelai unggul nasional mencapai 2,4 2,8 t/ha. Ketersediaan benih sampai pada tingkat petani dipengaruhi oleh alur dan produksi benih sumber. Prosedur dan tatacara produksi dan distribusi benih sudah ada dan telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, namun kenyataannya peran dari lembaga formal pendukung perbenihan dalam penyediaan benih belum optimal sehingga diperlukan pemberdayaan lembaga informal yaitu penangkar. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja penangkar serta mengetahui peluang pengembangan penangkar di Banten. METODOLOGI Kegiatan peningkatan kapasitas dan kinerja penangkar dilakukan dengan mengintroduksi teknologi produksi benih sumber kedelai. Kegiatan perbanyakan benih dilakukan pada pada bulan Juni-Oktober 2010. Untuk menggali potensi, peran, kendala dan peluang yang dihadapi penangkar dalam pengembangan kedelai dilaksanakan survei terhadap petani penangkar dan petani konsumsi kedelai di Kec. Cibaliung, Kab. Pandeglang, Banten pada bulan Juni-September 2011. Jumlah responden 50 orang petani penangkar dan petani konsumsi kedelai. Pengumpulan data dari petani responden dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner terstruktur. Data komponen hasil dari kegiatan perbanyakan benih kedelai digunakan untuk melihat keuntungan dan kelayakan penangkaran (Resmayeti et al. 2011). Data primer dari kegiatan survei dan perbanyakan benih kedelai dianalisis secara deskriptif. Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah dan lembaga lain yang terlibat perbenihan kedelai. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 669

HASIL DAN PEMBAHASAN Peluang Pengembangan Kedelai di Banten Kebutuhan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu di KOPTI Kab. Serang mencapai 60 ton/hari. Kebutuhan kedelai ini dipasok dari kedelai impor. KOPTI merupakan gabungan 5 kelompok pengrajin pembuat tahu dan tempe dengan anggota 500 orang. Setiap anggota menghabiskan kedelai rata-rata 150 sampai 200 kg/hari. Menurut informasi dari pengelola KOPTI mutu kedelai impor kurang bagus untuk pembuatan tahu jenis super dibanding dengan mutu kedelai lokal. Kebutuhan kedelai lokal ini berarti peluang, namun belum dapat dipenuhi petani, baik jumlah maupun kontinuitasnya. Kondisi ini menjadi tantangan yang besar bagi lembaga perbenihan di Banten dan perlu direspon berbagai pihak terkait sehingga penggunaan kedelai impor dapat dikurangi. Menurut Mejaya (2011) lahan potensial yang tersedia untuk pengembangan kedelai mendukung swasembada kedelai secara nasional mencapai 2.839.863 ha, sedang untuk wilayah Banten tercatat 90.429 ha, yang terdiri dari lahan sawah 51.000 ha, tegalan 7.154 dan alang semak 32.265 ha. Lahan potensial ini didukung pula oleh lahan Perhutani yang dapat diusahakan untuk budidaya kedelai seluas 200-300 ha, yang tersebar di empat kecamatan wilayah Kabupaten Pandeglang. Pengembangan kedelai juga perlu didukung oleh perbaikan teknologi di tingkat petani dan penyuluhan penggunaan benih bermutu. Pengembangan kedelai di Banten terlihat dari peningkatan luas panen dari 4.975 ha pada tahun 2008 menjadi 12.198 ha pada tahun 2009 (BPS Banten 2010). Selanjutnya, produksi kedelai juga mengalami peningkatan 146% dibandingkan produksi tahun 2008 (6.452 ton) menjadi 15.888 ton pada tahun 2009. Masalah dan Peluang Pengembangan Penangkar Benih Kedelai Kinerja dan kapasitas penangkar benih kedelai belum optimal karena menemukan kendala dari aspek permodalan, aspek sarana dan prasarana penanganan pascapanen seperti lantai jemur, gudang penyimpanan serta aspek sertifikasi calon benih. Penangkar memiliki keterbatasan modal untuk membiayai proses pascapanen, penjemuran, sortasi, pengemasan dan pengujian benih. Waktu yang cukup lama dalam proses pengujian calon benih juga menghambat penangkar dalam menghasilkan benih berlabel. Kendala penyimpanan dan pemasaran juga dialami penangkar, mengingat benih kedelai tidak dapat bertahan lama. Kendala lain yang membuat berkurangnya minat petani menjadi penangkar karena keuntungan yang diterima sangat kecil dibanding usahatani kedelai konsumsi. Peran BBI dalam penyediaan benih sumber dan pembinaan teknis ke penangkar belum optimal sehingga petani penangkar kesulitan memperoleh benih sumber. Demikian pula peran BPSB dalam pengawasan dan pengujian mutu benih belum berjalan sehingga benih yang dihasilkan penangkar belum berlabel. Penggunaan benih kedelai berlabel masih memiliki peluang yang besar untuk ditingkatkan. Petani yang menggunakan benih berlabel sebanyak 58%, sisanya sebanyak 41% masih menggunakan benih tidak berlabel. Petani pengguna benih berlabel umumnya mendapatkan benih dari bantuan pemerintah atau dari hasil kerjasama dengan lembaga pemerintah/swasta (66,7%) sedangkan sisanya dari hasil panen sendiri/saved seed (33,3%). Bila tidak ada bantuan benih berlabel dari pemerintah maka petani kembali menggunakan benih hasil sendiri. Kondisi ini akan mempengaruhi penyediaan benih bermutu yang mengalami peningkatan dari 36,8 ton (2006) menjadi 304.95 ton (2009). Selanjutnya, berdasarkan inventarisasi data luas panen kedelai pada tahun 2009 men- 670 Purba: Peluang Pengembangan Penangkar Kedelai di Banten

capai 5011 ha. Jika, perkiraan 1 ha lahan tanam dibutuhkan benih 50 kg, maka diperlukan benih sebanyak 250.550 kg atau 250 ton (Resmayeti dan Rozzi 2011). Tercatat produksi benih yang dapat dihasilkan oleh penangkar sebesar 50 ton (BPSB 2009). Kondisi dan adanya kesenjangan antara produksi dengan kebutuhan benih kedelai berlabel berarti peluang bagi penangkar untuk pengembangan usaha. Oleh karena itu, untuk menunjang kinerja dan kapasitas penangkar diperlukan: a) pembinaan dan dukungan dari lembaga perbenihan seperti BBI, BPSB, Dinas Pertanian dan BPTP, b) mengaktifkan kembali peran dan tufoksi BBI Provinsi dan Kabupaten sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam memproduksi dan mendistribusikan benih sumber, c) kemitraan dengan produsen PT SHS dan PT Pertani untuk membeli calon benih dari petani. Kondisi ini akan menumbuhkan minat petani menjadi penangkar kedelai sehingga keberadaan benih tidak terlalu jauh dari pengguna dan petani mudah mendapatkan benih yang bermutu serta memberikan keuntungan bagi penangkar. Teknologi Produksi Benih Sumber untuk Meningkatkan Kinerja Penangkar Balitkabi telah banyak mengeluarkan varietas unggul kedelai, Namun belum banyak yang diadopsi oleh petani. Hal ini antara lain disebabkan distribusi benih ke petani belum optimal, sehingga belum tersedia dalam jumlah, kualitas di tingkat petani pada saat dibutuhkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat distribusi benih sumber dengan memberikan pendampingan ke pada penangkar. Diharapkan dengan memberikan pendampingan terjadi peningkatan kinerja dan kapasitas penangkar. Introduksi Teknologi Produksi Benih Sumber Kedelai (Badan Litbang Pertanian 2007; Marwoto et al. 2009) dilakukan di lahan petani (Resmayeti et al, 2010). Komponen teknologi yang diterapkan dengan menggunakan varietas unggul, pengolahan lahan, jarak tanam, pemupukan, penyiangan, roguing, pengendalian hama, panen dan pascapanen, prosessing calon benih dan sertifikasi. Penanaman dilakukan bulan Oktober 2010 pada lahan seluas 3.000 m 2. Varietas kedelai yang diintroduksikan adalah Kaba dengan kelas benih BS. Benih kedelai ditanam secara tugal dengan kedalaman 2-3 cm, jarak tanam 15 cm x 40 cm, 2 biji/lubang tanam. Pupuk yang diberikan 10 kg Urea, 25 kg SP-36, 75 kg KCl, dan NPK Phonska 100 kg/ha, dan pupuk kandang dari kotoran ayam 2.000 kg/ha. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan berdasarkan pemantauan. Berdasarkan pengamatan selama pemeliharaan tanaman kedelai terserang hama : walang sangit, kepit, ulat grayak disemprot dengan insektisida (Sihalotrin, Landa ) dan bercak daun disemprot dengan fungsida (Antracol). Panen dilakukan cara manual, perontokkan sortasi biji, pengeringan dan pengujian calon benih ke BPSB. Calon benih yang dihasilkan penangkar dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan sebagai benih berlabel/bersertifikasi dengan kandungan: kadar air 10,9%; benih murni 99,9%; kotoran benih 0,1% dan daya tumbuh benih 90%. Hasil analisa usahatani perbanyakan benih kedelai dengan cara BPTP mendapat keuntungan sebesar Rp. 6.660.000 dengan nilai R/C sebesar 2,31, lebih tinggi dibandingkan cara petani penangkar yang hanya menerima sebesar Rp.2.820.000 dengan nilai R/C 1,88.,-. Sementara itu nilai B/C meningkat dari 0,89 menjadi 1,31. Nilai R/C ratio usahatani cara BPTP sebesar 2.31 lebih tinggi dari pada cara petani sebesar 1.88. Produksi benih kedelai ini telah distribusikan ke penangkar di wilayah Kec. Cibaliung, Kab. Pandeglang guna dikembangkan. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 671

KESIMPULAN Permintaan benih kedelai di Banten 250 ton/tahun, berarti peluang bagi pengembangan penangkar benih. Upaya peningkatan peran, kinerja dan kapasitas penangkar diperlukan pendampingan teknologi dari BPTP, pembinaan dan dukungan dari BBI, PT SHS dan BPSB di Banten. Penerapan teknologi produksi benih sumber kedelai sesuai anjuran dapat memberikan keuntungan yang lebih baik bagi penangkar. DAFTAR PUSTAKA Anonimuos. 2009. Pedoman Umum PTT Kedelai. Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian. 20 halaman. Anonimuos. 2010. Lembaga Perbenihan Tanaman Pangan. Ditjentan. Kementan, Jakarta. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 2009. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 175 halaman BPS Banten 2010. Banten Dalam Angka. Statistik Provinsi Banten. 250 halaman Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Banten. 2009. Realisasi Sertifikasi dan Produksi Benih Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Banten. 150 halaman. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2011. Kebijakan Program Pengembangan Kedelai Mendukung Swasembada kedelai tahun 2014. Dalam Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi : 1 10. Puslibangtan, Badan Litbang Pertanian. Bogor. Badan Litbang Pertanian 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian 29 hal. Nursusilawati, P. S. Kurniawati, Z. Yursak. 2009. Perbanyakan Benih/Bibit Padi, Jagung dan Kedelai Untuk Mendukung Program SL-PTT. Laporan Tahunan BPTP Banten. 40 halaman. Mejaya, M.J. 2011. Peningkatan produksi Kedelai Melalui Penyediaan Benih bermutu. Dalam Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi : 29-36. Puslibangtan, Badan Litbang Pertanian. Bogor. Marwoto, D.Harnowo, M.M. Adie, M. Anwari, J.Purnomo, Riwanodja dan Subandi. 2009. Panduan Teknis Produksi Benih Sumber Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 32 hal. Puslitbangtan. 2009. 5 Tahun (2005 2009) Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Puslitbangtan. 54 halaman. Resmayeti, P dan A. Saryoko. 2011. Kajian Pemetaan Kebutuhan Benih Kedelai di Sentra Produksi Kedelai Provinsi Banten. Makalah disampaikan pada Semiloka Penguatan PTT dan Antisipasi Perubahan Iklim. Surakarta, 1 Desember 2011. 12 halaman. Resmayeti, P dan F. Rozzi. 2011. Pemetaan Kapasitas Penyediaan Benih Kedelai oleh Kelembagaan Produksi Benih di Provinsi Banten. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Balitkabi. Malang, 15 Nopember 2011, 10 halaman. Resmayeti, P., M. Ariani., Kardiyono. 2011. Pengkajian Pemetaan Benih Padi, Jagung dan Kedelai (Volume, VUB) dan Effisiensi Penangkar Benih (>10%) di Provinsi Banten. Laporan Akhir Kegiatan Ristek 2010 BPTP Banten. 80 halaman. 672 Purba: Peluang Pengembangan Penangkar Kedelai di Banten