BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh GCG dan Manajemen Risiko

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

: Niken Kurniawati NPM :

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Audit, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) audit Lag pada perusahaan

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Ghozali (2006) menyatakan bahwa analitis deskriptif terd iri atas penghitungan rata-rata (mean), jumlah (sum), simpangan baku (standard deviation), varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maksimum dari masing-masing data sampel. Analitis statistik deskriptif ini dapat memberikan gambaran umum mengenai data dan penyebaran data dalam penelitian. Hasil uji statistik deskriptif secara lebih rinci dapat dilihat dari tabel IV.1 berikut. Tabel IV.1 Statistik Deskriptif Variabel Mean Min Max Std.Deviasi Kinerja 0,9158 0,82 0,99 0,03191 Ln_TA 7,7881 6,48 8,99 0,46553 PAD 0,1119 0,03 0,30 0,06181 DAU 0,5180 0,05 0,65 0,8904 Ln_BD 6,9833 6,02 8,08 0,38280 DPRD 45,10 22 63 7,727 Ln_Temuan 0,2943-6,91 4,31 1,68714 Opini 3,29 1 5 0,682 Sumber: data sekunder diolah, 2013 Berdasarkan tabel IV.1 di atas diketahui bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah di Pulau Jawa memiliki rata-rata sebesar 0,9158. Nilai maksimal sebesar 0,996 dimiliki oleh pemerintah Kota Sukabumi dan nilai minimum sebesar 0,8227 d imiliki oleh pemerintah Kota Tangerang. 46

digilib.uns.ac.id 47 Variabel ukuran daerah dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total aset. Rata-rata total aset pemerintah daerah di Pulau Jawa yaitu sebesar 7,7881. Total aset tertinggi dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Bogor sebesar 8,99, sedangkan total aset terendah dimiliki oleh pemerintah Kota Serang sebesar 6,48. Variabel tingkat kekayaan daerah yang diukur dengan rasio pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total realisasi pendapatan memiliki rerata sebesar 11,19% yang berarti secara rata-rata persentase PAD terhadap total realisasi pendapatan daerah masih tergolong sangat kecil. Pemerintah daerah yang memiliki porsi PAD terbesar adalah Kota Cilegon dengan persentase sebesar 0,30. Pemerintah daerah dengan porsi PAD terendah dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sebesar 0,03. Variabel tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat yang diukur dengan rasio dana alokasi umum (DAU) terhadap total realisasi pendapatan memili rerata sebesar 51,80%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat ketergantungan pemerintah daerah pada pemerintah pusat masih sangat tinggi karena nilainya yang berada di atas 50% (Mustikarini dan Fitriasari, 2012). Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat tertinggi dimiliki pemerintah Kabupaten Jombang dengan porsi DAU sebesar 65%, sedangkan tingkat ketergantungan terendah dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Bandung Barat sebesar 5%. Dilihat dari sisi total realisasi belanja daerah, pemerintah daerah se Pulau Jawa memiliki rerata sebesar 6,9833. Nilai maksimal sebesar 8,08

digilib.uns.ac.id 48 dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Bogor, sedangkan nilai minimal sebesar 6,02 dimiliki oleh pemerintah Kota Mojokerto. Variabel ukuran legislatif yang dinilai dari jumlah anggota DPRD. Jumlah anggota DPRD terbanyak sebesar 63 dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Kediri. Jumlah terendah sebesar 22 dimiliki oleh pemerintah Kota Banjar. Untuk variabel temuan audit, nilai rata-rata sebesar 0,2943. Pemerintah daerah dengan nilai temuan audit terbesar dimiliki oleh Kabupaten Indramayu sebesar 4,31, sedangkan nilai temuan terendah dimiliki oleh pemerintah Kota Pekalongan sebesar -6,91. Opini audit BPK memiliki rerata sebesar 3,29 yang mengindikasikan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah se Pulau Jawa rata-rata memiliki opini Wajar dengan pengecualian. Pemerintah daerah dengan tingkat opini tertinggi sebesar 5 atau dengan opini Wajar tanpa pengecualian antara-lain Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Boyolali, Kota Banjar, Kota Tegal, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Surakarta. Tingkat opini terendah sebesar 1 atau dengan opini Tidak menyatakan pendapat dimiliki oleh Kabupaten Mojokerto.

digilib.uns.ac.id 49 B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, yaitu membandingkan nilai value dengan tingkat signifikansi 5%. Jika value > 5% maka data berdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan metode grafik yakni melihat histogram dan scatterplot data. Hasil uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel IV.2. Variabel Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Kesimpulan Unstandardized Residual 0,541 0,932 Distribusi Normal Sumber: data sekunder diolah, 2013 Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai residual persamaan regresi menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov 0,541 dengan 0,932 lebih besar dari 0,05 sehingga data dalam penelitian ini berdistribusi normal. 2. Uji Multikolineritas Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF pada data pengujian. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel IV. 3 berikut ini.

digilib.uns.ac.id 50 Tabel IV.3 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel bebas Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF Ln_TA 0,434 2,305 Non multikolinearitas PAD 0,442 2,264 Non multikolinearitas DAU 0,496 2,016 Non multikolinearitas Ln_BD 0,178 5,613 Non multikolinearitas DPRD 0,249 4,021 Non multikolinearitas Ln_Temuan 0,901 1,110 Non multikolinearitas Opini 0,849 1,178 Non multikolinearitas Sumber: data sekunder diolah, 2013 Hasil perhitungan nilai tolerance dari model regresi menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 (10%). Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Jumlah variabel independen adalah sebanyak 7 variabel dengan total sampel penelitian sebanyak 94 sampel. Dengan demikian, pada k = 7 dan n = 95 adalah sebagai berikut: Nilai d = 1,5117 dan 4 d = 2,4883 L L Nilai d u = 1,8266 dan 4 - d u = 2,1734

digilib.uns.ac.id 51 Hasil perhitungan dengan SPSS 17.0 diperoleh nilai statistik Durbin- Watson seperti yang terlihat pada tabel IV.4 berikut ini. Tabel IV.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson Daerah Uji 1 1,873 d u<d<4-d u Sumber: data sekunder diolah, 2013 Tabel IV.4 menunjukkan nilai uji Durbin-Watson pada model persamaan regresi berada pada daerah d u <d<4-d u (1,8266<1,873<2,1734). Dengan demikian, tidak ada autokorelasi negatif maupun positif pada model regresi penelitian ini. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode glejser, yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak (absolute) dari nilai residual sehingga dihasilkan probability value. Kriteria pengujiannya adalah jika probability value < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas dan jika probability value > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel IV.5 berikut ini.

digilib.uns.ac.id 52 Tabel IV.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Unstandarized Coefficients Standarized Coefficients B Std. Error Beta t Sig (Konstanta) 0,021 0,051 0,408 0,684 Ln_TA 0,002 0,005 0,071 0,468 0,641 PAD 0,090 0,039 0,349 2,313 0,230 DAU 0,021 0,025 0,117 0,822 0,413 Ln_BD -0,005 0,010-0,118-0,497 0,620 DPRD 0,000 0,000-0,086-0,427 0,670 Ln_Temuan 0,000 0,001 0,017 0,159 0,874 Opini 0,001 0,003 0,045 0,411 0,682 Sumber: data sekunder diolah, 2013 Hasil uji heterokedastisitas di atas menunjukkan bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami heterokedastisitas. Hal ini ditunjukkan dalam tabel bahwa probabilitas (sig.) dalam tiap model regresi > 0,05. Dengan demikian, model regresi ini adalah homoskedastisitas. C. Uji Koefisien Determinasi dan Uji F Koefisien determinasi menunjukkan sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen dalam persamaan regresi. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang menggunakan lebih dari dua variabel independen. Oleh karena itu, analisis determinasi dalam penelitian ini menggunakan nilai adjusted R 2 untuk menghindari bias pada variabel independen. Adjusted R 2 merupakan determinasi yang disesuaikan. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel IV. 6.

digilib.uns.ac.id 53 Tabel IV.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,533 a 0,285 0,226 0,02807 Sumber: data sekunder diolah, 2013 Berdasarkan tabel IV.6 di atas nilai Adjusted R 2 adalah 0,226. Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri atas total aset, PAD, DAU, belanja daerah, ukuran legislatif, temuan audit, dan opini audit mampu menjelaskan variabel dependen kinerja keuangan pemerintah daerah sebesar 22,6%. Sementara sisanya 77,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar variabel independen penelitian ini. Uji signifikansi simultan (uji statistik F) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F penelitian ini ditunjukkan pada tabel IV. 7. Tabel IV.7 Hasil Uji F Model Sum of Squares df Mean F Sig. Square 1 Regression 0,027 7 0,004 4,886 0,000 a Residual 0,068 86 0,001 Total 0,095 93 Sumber: data sekunder diolah, 2013 Berdasarkan tabel uji F di atas dapat dilihat nilai F hitung sebesar 4,886 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut <0,05 maka hasil ini mengindikasikan bahwa model regresi layak digunakan untuk

digilib.uns.ac.id 54 memprediksi variabel dependen. Variabel independen yaitu total aset, PAD, DAU, realisasi belanja daerah, ukuran legislatif, temuan audit, dan opini audit secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan pemerintah daerah. D. Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Untuk menguji hipotesis, dilakukan pengujian dengan uji signifikansi parameter individual atau uji t. Uji ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis penelitian. Hasil pengujian hipotesis dengan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) dapat dilihat pada tabel IV.8 sebagai berikut. Tabel IV.8 Hasil Uji t Variabel Koefisien t Signifikansi Kesimpulan Regresi Konstanta 0,798 8,630 0,000 Ln_TA -0,011-1,128 0,262 Tidak signifikan PAD -0,023-0,331 0,742 Tidak signifikan DAU 0,144 3,110 0,003 Signifikan * Ln_BD 0,030 1,687 0,095 Signifikan *** DPRD -0,001-1,755 0,083 Signifikan *** Ln_Temuan -0,004-2,142 0,035 Signifikan ** Opini -0,007-1,465 0,147 Tidak signifikan Sumber: data sekunder diolah, 2013

digilib.uns.ac.id 55 Persamaan regresi yang diperoleh KNJ = 0,798 0,011(TA) 0,023(PAD) + 0,144 (DAU) + 0,030 (BD) 0,001 (DPRD) 0,004 (TEMUAN) 0,007 (OPINI) +. Pengujian hipotesis atas hasil regresi adalah sebagai berikut. a. Hipotesis Pertama Uji hipotesis pertama ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara total aset (TA) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (KNJ). Penelitian ini menunjukkan nilai unstandardized coefficients -0,011 dengan nilai signifikansi 0,262 (sig.>0,05). Berdasarkan hasil dari persamaan regresi dapat dijelaskan bahwa variabel TA terbukti berpengaruh secara negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun hasil tersebut tidak terdukung secara empiris, oleh karena nilai signifikansinya jauh berada di atas kriteria (5%). Dengan demikian hipotesis pertama tidak terdukung. b. Hipotesis Kedua Uji hipotesis kedua ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara pendapatan asli daerah (PAD) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (KNJ). Penelitian ini menunjukkan nilai unstandardized coefficients -0,023 dengan nilai signifikansi 0,742 (sig.>0,05). Berdasarkan hasil dari persamaan regresi dapat dijelaskan bahwa variabel PAD terbukti berpengaruh secara negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun hasil tersebut tidak terdukung secara empiris, oleh karena nilai

digilib.uns.ac.id 56 signifikansinya jauh berada di atas kriteria (5%). Dengan demikian hipotesis kedua tidak terdukung. c. Hipotesis Ketiga Uji hipotesis ketiga ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara dana alokasi umum (DAU) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (KNJ). Penelitian ini menunjukkan nilai unstandardized coefficients 0,144 dengan nilai signifikansi 0,003 (sig.<0,01). Berdasarkan hasil dari persamaan regresi dapat dijelaskan bahwa variabel DAU terbukti berpengaruh secara positif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Hasil tersebut terdukung secara empiris, oleh karena nilai signifikansinya yang berada di bawah kriteria (1%). Dengan demikian hipotesis ketiga terdukung. d. Hipotesis Keempat Uji hipotesis keempat ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara belanja daerah (BD) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (KNJ). Penelitian ini menunjukkan nilai unstandardized coefficients 0,030 dengan nilai signifikansi 0,095 (sig.<0,10). Berdasarkan hasil dari persamaan regresi dapat dijelaskan bahwa variabel BD terbukti berpengaruh secara positif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Hasil tersebut terdukung secara empiris, oleh karena nilai signifikansinya berada di bawah kriteria (10%). Dengan demikian hipotesis keempat terdukung.

digilib.uns.ac.id 57 e. Hipotesis Kelima Uji hipotesis kelima ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara ukuran legislatif (DPRD) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (KNJ). Penelitian ini menunjukkan nilai unstandardized coefficients -0,001 dengan nilai signifikansi 0,083 (sig.<0,10). Berdasarkan hasil dari persamaan regresi dapat dijelaskan bahwa variabel DPRD terbukti berpengaruh secara negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Hasil tersebut terdukung secara empiris, oleh karena nilai signifikansinya berada di bawah kriteria (10%). Dengan demikian hipotesis kelima tidak terdukung. f. Hipotesis Keenam Uji hipotesis keenam ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara temuan audit BPK (TEMUAN) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (KNJ). Penelitian ini menunjukkan nilai unstandardized coefficients -0,004 dengan nilai signifikansi 0,035 (sig.<0,05). Berdasarkan hasil dari persamaan regresi dapat dijelaskan bahwa variabel temuan audit BPK terbukti berpengaruh secara negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Hasil tersebut terdukung secara empiris, oleh karena nilai signifikansinya berada di bawah kriteria (5%). Dengan demikian hipotesis keenam terdukung.

digilib.uns.ac.id 58 g. Hipotesis Ketujuh Uji hipotesis ketujuh ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara opini audit BPK (OPINI) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (KNJ). Penelitian ini menunjukkan nilai unstandardized coefficients -0,007 dengan nilai signifikansi 0,147 (sig.>0,05). Berdasarkan hasil dari persamaan regresi dapat dijelaskan bahwa variabel opini audit BPK terbukti berpengaruh secara negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun hasil tersebut tidak terdukung secara empiris, oleh karena nilai signifikansinya jauh berada di atas kriteria (5%). Dengan demikian hipotesis ketujuh tidak terdukung. E. Pembahasan Kinerja keuangan pemerintah dalam penelitian ini memakai variabel independen karakteristik pemerintah daerah dan hasil pemeriksaan audit BPK. Karakteristik pemerintah daerah dijelaskan dengan ukuran daerah, tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat, belanja daerah, dan ukuran legislatif. Variabel hasil pemeriksaan audit BPK dijelaskan dengan temuan audit dan opini audit. Hasil pengujian dalam penelitian ini berhasil membuktikan bahwa hipotesis ketiga, keempat, dan hipotesis keenam dalam penelitian in i dapat diterima.

digilib.uns.ac.id 59 1. Pengaruh Ukuran Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusumawardani (2012), Sumardjo (2010), Mustikarini dan Fitriasari (2012) yang membuktikan bahwa total aset sebagai ukuran daerah memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun temuan ini sejalan dengan penelitian Raharja (2012) yang menyatakan bahwa total aset tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja. Menurut Darwati, 2004 dalam Raharja (2012) entitas yang besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi di sisi lain, juga dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar karena akan lebih sulit untuk dimonitor. Peneliti menduga bahwa terlalu besarnya jumlah aset daerah menyulitkan peran pemerintah untuk dapat memonitor masing-masing aset tersebut secara langsung. Kesulitan dalam pengawasan ini memungkinkan terjadinya berbagai tindak penyalahgunaan atas aset tersebut, sehingga tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Pulau Jawa. 2. Pengaruh Tingkat Kekayaan daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kekayaan daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah

digilib.uns.ac.id 60 daerah. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Virgasari (2009), Indrarti (2011), Mustikarini dan Fitriasari (2012) yang membuktikan bahwa PAD sebagai kekayaan daerah memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun temuan ini sejalan dengan penelitian Sumarjo (2010) yang menyatakan bahwa tingkat kekayaan daerah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil ini dapat diterima karena mengingat besarnya porsi ketergantungan pemerintah daerah di Indonesia terhadap transfer dana dari pemerintah pusat (Hadi et.al., 2009). Peneliti menduga bahwa terlalu kecilnya tingkat kekayaan daerah membuat pemerintah daerah kesulitan dalam mengalokasikan dana PAD untuk pengeluaran-pengeluaran yang ditujukan untuk publik atau dengan kata lain pemerintah kesulitan dalam mengidentifikasi potensi/ manfaat dari sumber PAD ini. Kesulitan dalam mengidentifikasi potensi PAD inilah yang menyebabkan PAD tidak berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah di Pulau Jawa. 3. Pengaruh Tingkat Ketergantungan pada Pemerintah Pusat terhadap Kinerja Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Virgasari (2009), Sumarjo (2010), Indrarti (2011), Mustikarini dan Fitriasari (2012) yang membuktikan

digilib.uns.ac.id 61 bahwa DAU sebagai tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Temuan ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat maka akan semakin tinggi pula tingkat kinerja keuangan pemerintah daerah. 4. Pengaruh Belanja Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belanja daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mustikarini dan Fitriasari (2012) yang membuktikan bahwa belanja daerah memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun temuan ini sejalan dengan penelitian Purba (2006) yang menyatakan bahwa belanja daerah memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhaan ekonomi di Indonesia. Peneliti menduga bahwa belanja daerah dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yang akan erat kaitannya pula dengan peningkatan kinerja pemerintah daerah. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara tidak langsung berhubungan dengan semakin banyaknya pembangunan infrastruktur dan penyediaan fasilitas publik yang bertujuan untuk kesejahteraan publik. Hal ini mengindikasikan bahwa anggaran belanja daerah pemerintah daerah sudah direalisasikan untuk penggunaan perbaikan kinerja ke arah yang lebih baik. Inilah yang menyebabkan

digilib.uns.ac.id 62 belanja daerah berpengaruh secara positif signifikan dalam meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah di Pulau Jawa. 5. Pengaruh Ukuran Legislatif terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran legislatif berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusumawardani (2012) yang membuktikan bahwa ukuran legislatif memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun temuan ini sejalan dengan penelitian Sumarjo (2010). Hasil ini dapat diterima karena kurangnya peran anggota DPRD dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat yang dapat ditunjukkan dengan semakin maraknya berita buruk mengenai anggota DPRD kabupaten maupun kota yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi (Sumarjo, 2010). Peneliti menduga bahwa banyaknya jumlah anggota DPRD belum tentu dapat meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah, dan bahkan malah semakin menurunkan kinerja keuangan pemerintah daerah tersebut. Peran yang diharapkan pada anggota DPRD dalam kaitannya dengan kinerja yaitu dalam hal pengawasan pelaksanaan kinerja oleh pemerintah daerah kepada masyarakat. Seharusnya DPRD diharapkan dapat lebih aktif dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat mengingat mereka pun terpilih menjadi anggota DPRD karena pilihan masyarakat. Selain itu juga,

digilib.uns.ac.id 63 saat ini banyak temuan bahwa ada anggota DPRD yang menitipkan proyek fiktif ke dalam anggaran daerah yang bertujuan bukan untuk kepentingan publik namun untuk kepentingan pribadi. Inilah yang menyebabkan DPRD berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. 6. Pengaruh Temuan Audit terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa temuan audit berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mustikarini dan Fitriasari (2012) yang membuktikan bahwa temuan audit memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Semakin besar jumlah temuan audit pada suatu laporan keuangan pemerintah daerah maka menunjukkan semakin rendahnya kinerja keuangan pemerintah daerah tersebut (Mustikarini dan Fitriasari, 2012). 7. Pengaruh Opini Audit terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Virgasari (2009) yang membuktikan bahwa opini audit memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun temuan ini sejalan dengan penelitian Indrarti (2011) yang menyatakan bahwa opini audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

digilib.uns.ac.id 64 Peneliti menduga bahwa ketidakterkaitan antara opini audit dengan kinerja keuangan pemerintah daerah dikarenakan pemberian opini audit oleh BPK ini didasarkan pada hasil pemeriksaan atas jenis audit keuangan (financial audit). Pemeriksaan audit keuangan ini lebih ditekankan pada kewajaran posisi keuangan, hasil operasi, arus kas, dan lain sebagainya apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemberian opini audit di sini bukan merupakan hasil pemeriksaan atas audit kinerja. Inilah yang menyebabkan opini audit tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah di Pulau Jawa. F. Pengujian Tambahan Penelitian ini ingin melakukan pengujian tambahan untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antara tipe pemerintah daerah dengan kinerja keuangan pemerintah daerah. Tipe pemerintah daerah yang digunakan dibagi menjadi pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Kabupaten dan kota memiliki beberapa perbedaan karakteristik diantaranya: 1. Dari aspek luas wilayah, wilayah pemerintahan kabupaten relatif lebih luas daripada wilayah pemerintah kota. Wilayah kabupaten banyak terdapat desa-desa tertinggal, sementara untuk menjangkau pemerataan pembangunan di seluruh wilayah dibutuhkan anggaran yang lebih besar. 2. Dari aspek kependudukan, kepadatan penduduk di wilayah pemerintah kabupaten lebih rendah daripada kepadatan penduduk di wilayah

digilib.uns.ac.id 65 pemerintah kota, sehingga akan menjadi suatu permasalahan bagi pemerintah daerah kabupaten dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan penanggulangan masalah-masalah sosial lainnya. 3. Dari aspek perekonomian, rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada pemerintah kabupaten lebih rendah daripada PDRB pemerintah kota (Halim, 2001: 190). Hal ini berimplikasi pada proporsi sumber Pendapatan Asli Daerah yang dapat dipunggut oleh pemerintah daerah. Aktivitas ekonomi dan pendapatan (income) di kota juga lebih besar daripada kabupaten (Prud homme, 1995). Berdasarkan karakteristik tersebut, peneliti menetapkan nilai 0 untuk variabel dummy pemerintah kabupaten, dan nilai 1 untuk variabel dummy pemerintah kota. Setelah dilakukan kembali uji regresi berganda untuk variabel tipe pemerintah daerah ini, maka didapatkan hasil seperti dalam tabel IV.9 berikut ini.

digilib.uns.ac.id 66 Tabel IV.9 Hasil Uji t setelah Pengujian Tambahan Variabel Koefisien t Signifikansi Kesimpulan Regresi Konstanta 0,720 7,311 0,000 Ln_TA -0,014-1,461 0,148 PAD -0,104-1,303 0,196 DAU 0,158 3,431 0,001 * Ln_BD 0,042 2,257 0,027 ** DPRD 0,000-1,165 0,247 Ln_Temuan -0,004-1,959 0,053 *** Opini -0,007-1,634 0,106 Tipe_PemDa 0,025 2.043 0,044 * Signifikan Sumber: data sekunder diolah, 2013 Hasil dalam pengujian tambahan ini hanya digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pemerintah kabupaten dan pemerintah kota mengenai hubungannya dengan kinerja keuangan pemerintah daerah. Dengan mengabaikan keterkaitan antara hasil pengujian tambahan ini dengan penelitian utama mengenai pengaruh karakteristik pemerintah dan hasil pemeriksaan audit terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah, didapatkan hasil bahwa variabel tipe pemerintah daerah berpengaruh positif secara signifikan pada signifikansi 5% dengan p-value sebesar 0,044. Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pemerintah kabupaten dengan kinerja keuangan pemerintah kota memiliki perbedaan yang signifikan.